Share

187. Bagian 15

last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-13 01:01:14

Melihat serangan yang sangat berbahaya itu Tringgiling Liang Batu berseru keras. Tubuhnya melesat ke udara. Sambil melesat tubuh itu bergulung melingkar lalu menggelinding ke arah Dewi Awan Putih. Seluruh Sisik yang ada di kepala dan tubuhnya berdiri tegak seolah ratusan pisau yang siap membantai.

Sadar ganasnya serangan Tringgiling Liang Batu, Dewi Awan Putih terpaksa melompat sebelum serangan dua larik sinar birunya sempat menghantam lawan. tak urung sisik-sisik di punggung Tringgiling Liang Batu masih sempat merobek ujung pakaiannya. Ketika dia menjejakkan kaki di tanah kembali dilihatnya makhluk bersisik itu telah tegak sambil mendukung bayi berduri di tangan kirinya!

"Kau inginkan orok ini Hai Dewi Awan Putih! Silahkan ambil dari tanganku kalau kau mampu! Tapi jika kau berpikir tidak mampu melakukannya sebaiknya lekas tinggalkan pulau ini!"

Merasa ditantang dan dianggap enteng Dewi Awan Putih kerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Dari dua matanya kemb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   187. Bagian 16

    DIATAS PULAU, di dalam rimba Pahitamkelam, makhluk bersisik seatos baja Tringgiling Liang Batu, baru saja meletakkan bayi berduri di atas punggung Paelancip si landak betina. Tiba-tiba dia berdiri tegak lalu arahkan mukanya ke sebelah barat."Ada lagi tamu tak diundang tengah menuju ke sini. Paeruncing dan Paelancip, lekas kalian bawa cucuku meninggalkan tempat ini!"Baru saja makhluk bersisik itu selesai bicara, belum sempat dua ekor landak raksasa bergerak pergi tiba-tiba berkelebat satu bayangan disertai mengumandangnya teriakan keras. Dari ucapannya jelas dia sempat mendengar kata-kata Tringgiling Liang Batu tadi. Padahal Tringgiling bicara tidak terlalu keras. Satu pertanda bahwa orang yang datang, siapapun dia adanya pastilah memiliki kepandaian tinggi."Diundang atau tidak, aku sudah menentukan bahwa hari ini aku harus menjejakkan kaki di tempat ini! Dan itu sudah kurencanakan sejak tiga puluh tahun silam!""Wuuuuttt!"Suara lenyap dan tahu-

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Ksatria Pengembara Season 2   187. Bagian 17

    Empat mulut Jin Muka Seribu tertawa bergelak mendengar kata-kata Tringgiling Liang Batu. "Kau boleh mengatur seribu Dewi seribu Dewa. Tapi jangan berani bicara sombong terhadap Jin Muka Seribu!""Kau boleh menganggap diri lebih hebat dari pada Dewi dan Dewa Hai Jin Muka Seribu! Tapi karena kau membawa maksud jahat datang kemari, aku sarankan agar kau cepat-cepat angkat kaki dari pulauku. Terhadap Dewi Awan Putih aku masih berbaik hati. Tapi terhadap makhluk sepertimu mungkin sikapku bisa sebaliknya! Lekas menyingkir dari hadapanku!"Jin Muka Seribu menjadi marah sekali. Dari tenggorokannya keluar suara menggembor. Bersamaan dengan itu mukanya depan belakang berubah menjadi muka-muka raksasa mengerikan berwarna merah.Empat matanya memandang menyorot pada Tringgiling Liang Batu. Walau gentar melihat perubahan empat muka makhluk di hadapannya namun Tringgiling Liang Batu tidak bergerak dari tempatnya berdiri. Dia sudah siap menghadapi segala kemungkinan. Dua ekor

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Ksatria Pengembara Season 2   187. Bagian 18

    Kaget Jin Muka Seribu bukan kepalang. Dia sampai mundur dua langkah ketika menyaksikan bagaimana ilmu kesaktian yang sangat diandalkan dan selama ini tidak satu lawanpun sanggup menghadapinya, ternyata tidak mampu merobohkan apalagi melumat makhluk bersisik itu menjadi lumpur! "Jin Muka Seribu!" Tringgiling Liang Batu menegur sambil bertolak pinggang. "Apa kau masih belum mau angkat kaki dari tempat ini?! Apa kau mau pergi setelah dua ekor landak peliharaanku mengupas kulit dan daging sekujur tubuhmu?!"Wajah Jin Muka Seribu sebelah depan pentang wajah beringas sementara muka sebelah belakang nampak berkomat-kamit mengeluarkan suara menggereng panjang."Tringgiling Liang Batu! Jangan bicara pongah dan sudah merasa menang! Kalau kau dan dua binatang keparat peliharaanmu itu tidak mau tunduk dan takluk padaku. Lihat! Apa yang ada di dalam kantong ini! Kalian bisa kubikin sengsara seumur-umur!"Habis berkata begitu Jin Muka Seribu keluarkan satu kantong kain yang a

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   187. Bagian 19

    Jin Muka Seribu menggereng beringas. Tiba-tiba mulut sebelah belakang berseru. "Kurang ajar! Duri landak itu ternyata kini mengandung racun!"Mulut sebelah depan ikut berseru kaget. Jin Muka Seribu cepat cabut bulu-bulu landak yang menancap di lengannya. Lengan itu tampak membengkak kebiruan pertanda memang ada racun yang kini memasuki aliran darah! Tanpa membuang waktu Jin Muka Seribu cepat pijat urat besar di lengan kirinya. Darah menyembur merah kehitaman. Lalu dengan cepat dia keluarkan sebuah benda hampir menyerupai daun dari balik pinggangnya. Benda ini dikunyahnya lalu curannya disemburkan ke cidera luka di lengan kiri."Tringgiling Liang Batu!" teriak Jin Muka Seribu. "Hai! Jadi begini caramu menyambut kedatanganku setelah kau masih kubiarkan hidup selama tujuh puluh tahun! Jangan menyesal kalau hari ini aku datang dan mengirim rohmu minggat ke langit terkembang!"Habis berkata begitu Jin Muka Seribu segera berkelebat ke arah deretan pohon-pohon jati yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   187. Bagian 20

    Puluhan duri coklat yang sebelumnya menancap di mukanya, laksana paku-paku panjang terbuat dari besi melesat ke arah Jin Muka Seribu. Kaget Jin Muka Seribu bukan olah-olah! Secepat kilat dia hantamkan dua tangannya ke depan lalu melompat ke kiri cari selamat. Puluhan duri landak yang tadinya siap menyambar dan menancap di tubuh Jin Muka Seribu mental ke udara. Namun secara aneh duri-duri ini berbalik ke arah pemiliknya dan kembali menancap di tempatnya semula yaitu kepala dan wajahnya!Apa yang barusan disaksikan Jin Muka Seribu membuat makhluk bermuka empat ini diam-diam menjadi terkesiap namun jauh dari rasa jerih."Hai! Tujuh puluh tahun ternyata telah cukup waktu bagimu untuk menguasai ilmu gila itu! Ha... ha... ha! Jin Patilandak aku punya satu ilmu yang disebut ‘Mengelupas puncak langit mengeruk kerak bumi’. Sebelum kuarahkan padamu biar kuperlihatkan dulu kehebatan ilmu itu!" Sambil tertawa mengekeh Jin Muka Seribu putar tubuhnya. Dia mengha

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   187. Bagian 21

    "Menurut Kakek antara kau dan Jin Muka Seribu tidak ada permusuhan! Mengapa dia berlaku jahat seperti itu! Ada apa sebenarnya dibalik semua kekejian yang dilakukannya itu Kek?!""Aku tidak tahu cucuku! Namun begitu dia muncul di sini, semua akan segera terjawab!" kata Tringgiling Liang Batu pula.Baru saja kata-kata itu diucapkan si kakek, tiba-tiba mengumandang tawa bergelak. Disusul seruan. Dan berkelebatnya satu bayangan. Jin Patilandak seolah mencium bahaya segera gulung tubuhnya lalu melesat ke atas pohon jati terdekat. Di pohon ini dia buka gulungan tubuhnya dan berjuntai di salah satu cabang, kaki ke atas kepala ke bawah seperti seekor kelelawar."Tringgiling Liang Batu! Kau benar! Rahasia selama tujuh puluh tahun hari ini akan segera tersingkap!"Belum habis gema teriakan lantang itu sosok Jin Muka Seribu dengan segala keangkerannya, karena saat itu dia masih menampakkan diri dengan empat muka seperti raksasa tahu-tahu telah berdiri tiga langkah d

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   187. Bagian 22

    Jin Patilandak merasa bahunya seolah kejatuhan batu besar. Kalau dia tidak kerahkan tenaga dan kepandaiannya pasti saat itu dia sudah roboh terhenyak di atas batu. Sebaliknya Jin Muka Seribu diam-diam merasa terkejut menyaksikan bagaimana tepukan tangannya yang sama dengan jatuhan batu seberat seratus kati hanya membuat tubuh Jin Patilandak bergoyang-goyang saja, tidak sampai roboh! Dalam hati Jin Muka Seribu berkata. "Selama puluhan tahun pasti Tringgiling Liang Batu dan dua ekor landak sakti Ku telah menggembleng makhluk ini. Tergantung perkembangan keadaan. Jika dia kelak membahayakan diriku, makin cepat kubunuh makin baik." Begitulah kekejian Jin Muka Seribu. Meski dia butuh bantuan orang namun niatnya untuk berbuat jahat bisa saja dilaksanakannya tanpa menimbang budi!"Jin Patilandak, aku tahu dua malam lalu kau telah kedatangan satu mimpi. Coba kau ingat baik-baik. Katakan padaku apa yang kau lihat dalam mimpi. Jangan ada bagian yang terlupa dan tidak akan kau ceritakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   187. Bagian 23

    "Sekarang dengar baik-baik Hai Jin Patilandak dan Tringgiling Liang Batui Seperti yang kau lihat dalam mimpimu! Keris ini akan menjadi senjata sakti bertuah jika direndam selama tiga purnama dalam darah salah seorang dari ketiga manusia katai itu! Dengar Jin Patilandak! Tiga manusia katai yang ada dalam mimpimu itu akan benar-benar muncul di tempat ini! Aku pernah melihatnya di daratan sana! Mereka berasal dari negeri manusia yang lebih tua dari negeri kita! Aku punya firasat dalam waktu beberapa hari ini mereka akan datang ke pulau ini! Mungkin ada seseorang yang mengantar mereka. Orang ini tidak lain bekas Kepala Negeri Kota Jin yang kini dikenal dengan julukan Jin Kaki Batu. Begitu mereka muncul kalian berdua harus menangkap dan menjagal leher mereka! Lalu tuangkan darah mereka ke dalam satu tempat! Aku akan membantu membuat jebakan agar mereka tidak berdaya. Pada purnama pertama yang akan muncul tujuh hari dari sekarang aku akan datang ke sini untuk merendam keris ini! Jika Jin

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status