”Jauh sekali perjalananmu sampai ke sini. Dan agaknya barusan kau menunggangi kuda hitam berkaki enam. Tidak aku sangka kau punya hubungan dengan pemilik kuda ini. Hai! mata-mataku. Kau mengkhianati diriku! Kau tahu Maithatarun adalah salah seorang yang masuk dalam daftar kematian yang telah kutentukan!"
Tangan kanan Jin Muka Seribu menjambak rambut basah Ruhtinti. Demikian kerasnya jambakan itu hingga banyak rambut yang tercabut. Ruhtinti terpekik kesakitan.
"Hai! Jin Muka Seribu. Tidak ada niat mengkhianatimu. Sewaktu terjadi bencana di Telaga La- situhitam saya sempat jatuh pingsan. Ketika siuman ternyata saya dan empat gadismu telah diselamatkan oleh Maithatarun. Kalau lelaki itu tidak menolong niscaya kami semua bakal menemui kematian. Kami tidak tahu di mana kau berada. Karena Maithatarun menjadi tuan penolong maka kami hanya bisa menyerahkan diri padanya.”
"Bagus betul perbuatanmu Ruhtinti!" kata Jin Muka Seribu dengan suara keras menghardik.
Di satu ruangan Jin Muka Seribu hentikan langkahnya. Telinganya menangkap suara berdesir di atas kepalanya. Ketika dia mendongak, wajahnya yang saat itu masih berujud muka empat raksasa berkerenyit. Empat buah matanya membersitkan sinar hijau. Di atasnya, langit-langit ruangan membuka lalu muncul sebuah tonggak batu yang perlahan-lahan bergerak turun. Lalu dia melihat bola-bola batu itu. Tampang Jin Muka Seribu depan belakang kiri dan kanan mendadak sontak jadi beringas. Dia melangkah mundur. Tepat pada saat punggungnya menyentuh dinding, batu empat persegi panjang mencapai lantai ruangan dan berhenti. Maithatarun yang berada di atas batu itu terkejut ketika mengetahui dia tidak seorang diri ditempat itu. Ruhjelita yang dicarinya tetapi makhluk bermuka empat itu yang ditemuinya."Manusia memiliki empat muka. Satu di depan satu di belakang, satu di kiri dan satu di kanan. Dia pasti Jin Muka Seribu yang punya niat hendak membunuhku!" ujar Maithatarun dalam hati."Sebelum
Dalam keadaan tak mampu menggerakkan kaki kanan, Maithatarun pergunakan kaki kiri untuk menangkis serangan batu runcing yang mengarah ke kepalanya.'Traaakkkk!"Batu runcing hancur berantakan begitu beradu dengan bola batu yang membungkus kaki kiri Maithatarun.Walau selamat namun seperti yang terjadi dengan kaki kanannya, kembali Maithatarun merasakan kaki itu menjadi berat dan kaku hingga tak bisa digerakkan. Kini Maithatarun benar-benar jadi tidak berdaya. Ketika Jin Muka Seribu melangkah mendekatinya, dia tidak mampu berdiri! Dengan cepat dia kerahkan tenaga dalam ke tangan kiri kanan, menjaga segala kemungkinan, mempersiapkan pukulan Kutuk Api Dari Langit. Akan tetapi, Jin Muka Seribu bertindak lebih cepat. Dari dua matanya di sebelah depan melesat dua larik sinar hijau berbentuk segitiga panjang! Inilah serangan maut yang disebut Jin Hijau Penjungkir Roh!. Konon ilmu kesaktian ini dulunya dimiliki oleh seorang dedengkot Jin di Neger
"Untuk memberi pelajaran padamu, ilmu kepandaian yang sudah kumiliki rasa-rasanya bisa membuatmu kapok seumur jaman!" Jin Muka Seribu sentakkan kepalanya hingga rambutnya yang gondrong acak- acakan tersibak dan kini empat wajahnya yang seram kelihatan jelas."Kutuk dan hukum para Dewa dan para Dewi akan jatuh atas dirimu! Sekarang menyingkir dari hadapanku!" Ruhrinjani melangkah ke pintu lorong yang menuju mulut goa. Tapi Jin Muka Seribu segera menghadang."Kau boleh pergi. Tapi tinggalkan laki-laki itu disini"“Heh. Begitu?" Ruhrinjani tersenyum lalu tertawa perlahan. ”Baik, kupenuhi permintaanmu Hai! Jin Muka Seribu. Maithatarun akan kutinggalkan di dalam goa ini. Aku akan pergi. Tapi sebelum pergi aku minta nyawamu lebih dulu!""Makhluk jejadian jahanam!" teriak Jin Muka Seribu. Dua larik sinar hijau berbentuk segi tiga yang ujungnya runcing menyambar ke arah sosok Ruhrinjani.Ruhrinjani berseru keras! Tubuh Maithatarun yang berada d
KEMBALI ke puncak bukit berumput biru. Bintang, Bayu dan Arya menunggu dengan hati berdebar. Mereka memandang ke langit tinggi di mana mereka melihat ada satu titik merah bergerak turun dari langit di arah timur."Aku ingin sekali cepat-cepat melihat bagaimana rupanya Ratu Dewi yang mau menolong kita itu..." bisik Bayu."Pasti sangat cantik dan paling cantik di antara semua Dewi yang pernah kita lihat. Kita sudah menyaksikan cantiknya Dewi Awan Putih, sudah melihat wajah Bunda Dewi. Ratu Dewi yang jadi pimpinan segala Dewi pasti cantiknya selangit tembus!" kata Arya pula.Titik merah yang turun dari langit makin lama semakin besar. Jin Tangan Seribu menatap dengan mata dibesarkan dan tak pernah berkesip. Ketika titik itu membentuk besarnya telur ayam, Jin Tangan Seribu pergunakan dua tangannya mengusap mukanya. Saat itu juga mukanya yang tadi rata berubah menjadi satu wajah amat mengerikan. Rambutnya yang sebelumnya putih kini menjadi merah darah, tegak kaku. Dari sela-sela rambut ke
"Dari mana kau tahu?!" ujar Arya. ”Memangnya kau pernah mengintip perempuan di sini mandi...?!"Bayu terus menimpali. ”Bintang, tadi waktu kita menunggu lama kau bilang mungkin Dewi itu sedang kencing di sungai. Mungkin benar. Selesai kencing celananya ketinggalan di sungai! Hik... hik... hik!"Bintang usap matanya yang basah karena tertawa terus-terusan kemudian melirik pada Dewi Awan Putih. Lalu berbisik pada teman-temannya. ”Lihat Dewi Awan Putih. Dia tidak berani memandang ke depan. Mukanya bersemu merah. Berarti dia sudah melihat dan tahu kalau Dewi gembrot itu tidak pakai celana!""Sssstttt. Coba kalian lihat Jin Tangan Seribu," bisik Bayu pula. Bintang dan Arya berpaling.Saat itu Jin Tangan Seribu sudah tak kedengaran lagi suara racauannya. Tenggorokannya seperti tercekik. Beberapa kali dia batuk-batuk. Sedang dua matanya yang memberojol keluar tampak bertambah besar dan seperti mau melompat. Memandang lurus-lurus ke arah Ratu Dewi yang duduk di kursi batu hanya empat langkah
Bintang, Bayu dan Arya tertawa cekikikan.”Jin itu rupanya terpesona melihat pemandangan ajaib yang dibuat Ratu Dewi!" kata Bintang."Jin Tangan Seribu!" Ratu Dewi tiba-tiba berkata karena menunggu tidak sabaran. ”Sebentar lagi matahari akan sampai di titik tertingginya. Aku tidak punya waktu banyak menunggu. Kau akan mulai dengan upacara permohonan ini atau bagaimana?!"Mendapat teguran itu Jin Tangan Seribu memohon maaf berulang kali. ”Maafkan saya Hai! Ratu Dewi. Saya sudah siap.”"Kalau begitu segera mulai!" ujar Ratu Dewi seraya menggeser duduknya. Celakanya gerakan ini membuat keadaannya tambah tersingkap. Dua mata Jin Tangan Seribu jadi tambah mendelik."Kek! Mulailah! Kau tunggu apa lagi?!" Dewi Awan Putih mulai jengkel dan tidak sabaran. Dia khawatir Ratu Dewi jadi marah dan meninggalkan tempat itu kembali ke langit.Jin Tangan Seribu berkomat kamit. Suaranya terdengar seperti tercekik dan sebentar-sebe
"Maafkan saya Hai! Ratu Dewi..." kata Jin Tangan Seribu sambil membungkuk. Ketika Ratu Dewi mencapai ketinggian sepuluh tombak di udara Jin Tangan Seribu segera berdiri."Kek! Apa yang terjadi dengan dirimu?! Sekarang kau mau kemana?!" tanya Dewi Awan Putih lalu cepat berdiri.“Tak ada yang bisa aku lakukan lagi, Hai! cucuku. Aku akan pergi ke air terjun. Bersepi diri di sana barang beberapa lama.”"Saat ini mungkin kau sudah ingat lanjutan mantera itu. Bagaimana kalau kau mengulangi agar tiga orang itu bisa mencapai besar seperti kita?"Jin Tangan Seribu menggeleng. “Tidak mungkin untuk saat ini Hai! Dewi Awan Putih. Selama Ratu Dewi tidak hadir menyaksikan hal itu tidak mungkin dilakukan”"Kalau begitu panggil Dewi itu kembali. Ulangi lagi besok sebelum tengah hari!" teriak Bintang."Aku khawatir!" berkata Bayu.”Kalau Jin Tangan Seribu membaca mantera yang salah atau terbalik-balik, kita bukannya tamba
"Menurutmu, apakah kita benar-benar bisa mencari dan menemui makhluk bernama Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab Itu?" tanya Bintang."Betul," ucap Arya. "Laut seluas ini, kita harus mencari satu pulau yang kita tidak tahu dimana letaknya, tak tahu apa namanya. Hanya ada petunjuk samar!""Turut cerita Jin Muka Seribu adalah makhluk Jahat luar biasa. Kalau dia seperti itu, gurunya tentu lebih jahat lagi. Dan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab ini adalah guru Jin Muka Seribu! Kita semua pasti celaka!""Coba kalian timbang-timbang," kata Arya menyambung ucapan Bayu tadi. "Dewi Awan Putih tahu cerita itu dari kakeknya si Jin Tangan Seribu. Menurutku Jin Tangan Seribu tidak begitu suka pada kita bertiga. Jangan-jangan dia sengaja mengarang cerita untuk mencelakai kita semua!"Apa yang dikatakan teman-temannya itu mungkin betul adanya. Dia berpaling memandang ke arah Maithatarun. Lalu kembali terdengar si Arya berkata. "Maithatarun, selagi belum terlambat ada baiknya kau
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig