“Huupp!” Dengan cepat Jaya Sampoerna melompat keudara, tapi Dewa Pedang sepertinya sudah menduga hal itu akan dilakukan oleh lawannya, maka begitu serangan sabetan pedangnya hanya mengenai angin, Dewa Pedang langsung mengalihkan serangannya kearah atas, mengejar sosok Jaya Sampoerna yang lebih dulu melompat tinggi keudara. Jaya Sampoerna yang melihat serangan Dewa Pedang yang mengejar dirinya, juga tak tinggal diam begitu saja. Jaya Sampoerna tiba-tiba saja berbalik dan menukik kearah bawah.
Jurus ‘Pedang Menembus Bumi’ dikerahkan.
Trangg! Trangg! Trangg...!
Kedua pedang bertemu ditengah-tengah hingga kembali menimbulkan pijaran bunga api yang berpijar, tubuh Dewa Pedang yang melesat keatas rupanya lebih diuntungkan dengan bertempu ditanah lalu kemudian melesat keatas, sehingga kini dari benturan pedang tersebut, sosok Jaya Sampoerna terbawa keatas oleh tenaga benturan pedang, dan keduanya masih terus bertarung dengan sengit, dim
Di tempatnya berada, Bintang juga tampak mengagumi pertarungan yang terjadi. Sejenak Bintang mengedarkan pandangannya kearah sekitarnya, tampak semuanya juga ikut terpana melihat pertarungan yang terjadi, hingga pandangan Bintang pada satu sosok yang ternyata saat itu juga tengah menatap kearahnya. Cukup lama keduanya saling berpandangan satu sama lain. Hingga akhirnya melemparkan senyumnya kearah sosok tersebut yang masih terdiam menatap kearahnya.Slasshhh...!Kedua badai pusaran yang berbeda hawa itu bertemu ditengah-tengah.DAAAASSSSSTTTT….!Dua ujung pedang saling bertemu ditengah-tengah. Benturan maha dahsyat tercipta diiringi gemuruh yang menerbangkan benda apapun dalam radius depa. Sungguh maha dahsyat dampak yang terjadi disekitar tempat itu, kekuatan gempuran keduanya membuat tempat itu menjadi luluh lantah.Ke-6 Dewa Dari Barat yang melihat hal itu segera bertindak cepat dengan, ke-enamnya segera menyalurkan tenaga dalam mereka da
“Bila tidak bisa bergabung, bagaimana kalau ber-aliansi saja!” sebuah suara terdengar membahana ditempat itu dan mengejutkan semua orang yang ada ditempat itu. Semua orang yang ada di arena tampak menolehkan pandangan saat satu sosok tubuh tampak melayang dengan sangat ringannya kearah mereka.“Tuan Bintang...” ucap mereka melihat kemunculan Bintang diarena pertarungan.“Ber-aliansi bagaimana maksud Tuan Bintang?” tanya Dewa Pedang lagi.“Padepokan Raja akan membuka cabang diwilayah barat ini dengan para ketua sebagai pemimpinnya” jelas Bintang hingga membuat semua orang yang ada ditempat itu terdiam. Ke-7 Dewa Dari Barat sendiri terlihat saling pandang satu sama lain, satu demi satu tampak menganggukkan kepalanya.“Bagaimana Jaya Sampoerna?” tanya Bintang kepada Jaya Sampoerna.Jaya Sampoerna sendiri tampak menatap kearah Sabdo Siji, Sabdo Siji tampak mengangguk dengan mantap. Sabdo Siji
“Heaa!”Bintangpun kemudian menjalankan kuda itu secara perlahan, melewati gerbang perbatasan Padepokan Dharma Semesta, untung saja yang menjaga pintu gerbang perbatasan hanyalah murid-murid kelas bawah Padepokan Dharma Semesta, sehingga mereka hanya menjura hormat saat Bintang melewati mereka, kalaU saja salah satu dari limo ayu yang menjaganya, tentu Bintang menjadi tak enak.Bintang terus membawa Veninur dengan kudanya menjauhi Padepokan Dharma Semesta, melewati pasar dadakan yang ada dikaki bukit ayu, kemudian mengarah kehutan yang berada disebelah tenggara bukit ayu. Di belakangnya, Veninur semakin bertanya-tanya, kemana Bintang akan membawanya, dan janji apa yang Bintang maksud tadi.“Sebenarnya mau kemana dia membawaku, bagaimana kalau dia berniat jahat padaku, ah, aku tak mungkin menang menghadapinya, astaga... apa yang harus aku lakukan...” pikiran Veninur terus dirasuki oleh pikiran-pikiran jahat yang mungkin Bintang lakukan kep
“I...itu, kuda kakang?!” ujar Veninur seakan tak percaya. Bintang tersenyum dan mengangguk.“Jangan takut, sentuhlah...” ucap Bintang lembutDengan memberanikan dirinya, Veninur keluar dari persembunyiannya dibelakang sosok Bintang. Tapi Veninur tetap tak berani melangkah kedepan, kecuali masih berdiri ditempatnya saja memandang kearah Sembrani.Hieek...Terdengar Sembrani meringkik pelan. Bintang sendiri segera menoleh kearah Veninur begitu mendengar ringkikan pelan.“Ayo!” tiba-tiba saja Bintang kembali menggenggam tangan Veninur dan menariknya kedepan. Veninur yang sempat terkejut akhirnya bersikap pasrah saja membiarkan dirinya dibawah oleh Bintang kehadapan Sembrani.Bintang mengangkat tangan Veninur yang ada dicengkramannya, lalu kemudian menempelkannya di kening Sembrani. Kemudian Bintang melepaskannya.Kini tinggallah telapak tangan Veninur yang menempel dikening Sembrani.Hieek...
Setelah merasa mendapat ketinggian yang cukup, Bintang kemudian melepaskan kedua tangannya yang sejak tadi menggenggam kedua tangan Veninur ditali kekang. Kini Bintang menyerahkan sepenuhnya kendali Sembrani kepada Veninur.“Silahkan...” bisik Bintang lagi pelan. Lagi-lagi Veninur tersenyum mendengarnya.Berikutnya, Veninur yang memegang kendali. Dengan penuh ketakjuban melihat keadaan dari atas sana, Veninur benar-benar merasa seperti mimpi bisa menaiki seekor kuda terbang.“Hei...!” Bintang tiba-tiba terperanjat kaget saat Veninur melakukan satu manuver dengan berputar-putar diudara, kontan saja kedua tangan Bintang yang tadinya bebas langsung bergerak memeluk erat pinggang Veninur.Seerrr... Lagi-lagi Veninur merasakan desiran dan getaran aneh ditubuhnya saat Bintang memeluk dirinya dari belakang, ada perasaan hangat meringkupi sekujur tubuhnya yang kemudian berubah menjadi suatu perasaan yang sangat nyaman yang belum pernah dir
Malam terus berjalan mengiringi lebatnya hujan yang membasahi bumi. Sesekali terdengar guntur menggelegar diiringi kilat yang menerangi langit.Disebuah gudang kecil yang tak terpakai, terlihat sepasang muda mudi yang tengah berlari memasukinya. Bila kita lihat lebih dekat, mereka adalah Bintang dan Veninur. Di tangan Veninur terlihat sebuah busur panah yang rupanya sudah berhasil mereka temukan. Sesaat keduanya terlihat menatap kearah luar dimana malam yang semakin gelap, hujan yang semakin lebat semakin menambah lengkapnya suasana malam itu.“Ayo kita masuk Veninur” ucap Bintang. Veninur hanya diam, tapi tetap mengikuti langkah Bintang yang terlebih dulu memasuki gudang tersebut.“Aowww..!” hampir saja Veninur melompat sangking kagetnya, ternyata gudang kecil yang sudah tak terpakai itu begitu banyak tikusnya. Bahkan didekat kakinya berseliweran tikus-tikus yang bagi Veninur sangat menjijikkan. Veninur langsung bersembunyi dibelakang Bi
Bintang dapat merasakan nafas Veninur agak cepat.“Astaga! jangan-jangan dia ... “ pikir Bintang.“Peluk aku, Kang ... ” Veninur berbisik, hampir tak terdengar.Bintang renggangkan pelukan Veninur pada tubuhnya, terlihat Veninur masih menundukkan wajahnya. Dengan tangannya Bintang angkat lembut dagu halus Veninur. Kini kedua-duanya saling menatap satu sama lain, tatapan yang begitu penuh makna.Dalam jarak sedekat ini, Bintang dapat melihat dengan jelas kecantikan wajah Veninur yang begitu memikat dan mempesona. Terasa nafas harum Veninur menampar-nampar wajahnya, semakin membuat nafsu Bintang tergugah.Akhirnya, Bintang kuat juga menahan dirinya, ditundukkan wajahnya, Veninur justru memejamkan kedua matanya dengan bibir merekah, seakan menanti lumatan bibir Bintang pada bibir indahnya, dan ;“Uuffhhh....”.Perlahan Bintang menyentuh bibir Veninur dengan bibirnya. Nafas Veninur itu menyerbu wajahnya
PAGI ITU, saat fajar baru saja menyingsing di ufuk timur, terlihat empat dari limo ayu tengah bergegas berjalan saling beriringan. Mereka adalah Ayu Valensia, Ayu Hanny, Ayu Qilla dan Ayu Mayrissa. Dari wajah ke-4nya yang tidak mengenakan cadar, tampak jelas ke-4nya sat ini sedang panik, gelisah.Ke-4nya berhenti tempat didepan pintu sebuah kamar. Ke-4nya terlihat saling pandang satu sama lain dan saling memberikan kode agar salah satu dari mereka mengetuk pintu itu. Ayu Hanny akhirnya maju kedepan.Kreaakk...Belum lagi Ayu Hanny mengetuk, pintu kamar itu sudah terbuka, seraut wajah cantik dan segar menyeruak dari balik pintu tersebut. Sosok yang tak lain adalah kakak tertua mereka, Ayu Rhenata.“Ada apa?” tanya Ayu Rhenata tampak heran melihat wajah adik-adik seperguruannya yang tampak panik.“Ada kejadian kak...” sahut Ayu Valensia cepat.“Kejadian? kejadian apa?”Ke-4 adik seperguruannya kembali