Share

176. Bagian 21

last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-02 01:01:26

Jlegg!

Bintang turun dengan sangat sempurna, berjarak 6 tombak dari sosok Raja Siluman Buaya. Dengan Pedang Kristal Langit Yudha Manggala masih ditangan, Bintang tampak memperhatikan sosok Raja Siluman Buaya yang terus berteriak-teriak dengan keras dengan bersimpuh dibawah, Raja Siluman Buaya seakan tak mempercayai kalau pusaka Tongkat Pilar Ghaib miliknya kini telah sirna.

Bintang sendiri kini menatap Pedang Kristal Langit Yudha Manggala yang ada ditangannya, ini pertama kalinya Bintang menggunakan Pedang Kristal Langit Yudha Manggala dalam pertarungan, hasilnya sungguh sangat mengejutkan bagi Bintang.

“YUDHA MANGGALA!” Sebuah pekik keras membuat perhatian langsung teralihkan kearah asal suara yang rupanya berasal dari Raja Siluman Buaya. Terlihat bagaimana tubuh Raja Siluman Buaya bergetar dengan hebat, menatap kearah Bintang dengan tatapan yang sangat mengerikan, kedua matanya terlihat memerah.

“KAU HANCURKAN PUSAKA DEWA

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   176. Bagian 22

    WUUUTTT!Raja Siluman Buaya mengibaskan cengkraman tangannya yang besar kearah Bintang.“Hup!”Bintang melenting cepat ke udara, untuk menghindari kibasan cengkraman tangan Raja Siluman Buaya.WUUUTTT!Serangan cengkraman luput, Raja Siluman Buaya kembali memburu sosok Bintang dengan mengibaskan ekor dibokongnya yang besar.“Hup!”Begitu sempurna ilmu meringankan tubuh Bintang, hingga dengan menjejak udara, kembali Bintang melenting tinggi ke udara, untuk menghindari kibasan cengkraman tangan Raja Siluman Buaya.WUUUTTT! WUUUTTT! WUUUTTT!Raja Siluman Buaya terus memburu Bintang dengan dua cakar dan ekornya, hingga tempat itu benar-benar menjadi porak poranda karena ulah Raja Siluman Buaya dengan sosoknya yang besar.Batu-batu berukuran besar berterbangan, pohon-pohon yang tumbuh disekitar tempat itu tercabut dari akarnya dan jatuh kesana kemari, Raja Siluman Buaya benar-benar mengamuk deng

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Ksatria Pengembara Season 2   176. Bagian 23

    Sementara itu, dengan mata melotot besar, Raja Siluman Buaya tampak menatapi bokongnya yang sudah buntung ekornya, berkali-kali Raja Siluman Buaya berpaling memandang kearah ekornya yang tergeletak tak jauh darinya, masih terlihat ekornya tampak bergerak-gerak sendiri ditanah. Hingga akhirnya ekor itu diam tak bergerak-gerak lagi, tapi ketika angin berhembus, ekor itu berhamburan menjadi debu-debu lembut yang tak bisa dikumpulkan lagi. Semakin terbelalaklah kedua mata Raja Siluman Buaya yang melihat ekornya sirna tepat didepan matanya.“Hentikan Raja Siluman Buaya! atau aku terpaksa membunuhmu!” terdengar pekik Bintang keras menggelegar hingga menyadarkan Raja Siluman Buaya yang masih terpaku ditempatnya, kepala Raja Siluman Buaya menoleh kearah Bintang yang tampak sudah berdiri dengan ukurannya yang kecil didepan sosok raksasa Raja Siluman Buaya, tampak Bintang masih menyilangkan Pedang Kristal Langit Yudha Manggala ditangannya.Raja Siluman Buaya menatap

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Ksatria Pengembara Season 2   176. Bagian 24

    Malam kembali menyelimuti alam. Di tepian sebuah hutan yang cukup lebat belantara, terlihat nyala terang seonggok api unggun terlihat disalah satu tempat dihutan tersebut. Kita coba melihat lebih dekat, ternyata disekitar api unggun itu tampak 4 sosok tubuh yang tengah mengelilinginya. 3 sosok dara jelita dan 1 sosok lelaki muda tampan yang sepertinya tengah bercerita kepada ketiga sosok dara jelita yang ada dihadapannya. Dua diantaranya terlihat begitu antusias mendengar ceritanya, sementara satu sosok lagi tampak tak begitu perduli dengan semua itu.Bila kita menilik sosok ke-4nya, mereka tak lain adalah Bintang, Blorong, Rara Jingga dan Ayu Mayrissa. Sesekali terdengar tawa Blorong dan Rara Jingga mendengar cerita Bintang yang tengah menceritakan apa yang telah terjadi di alam lelembut siluman buaya, terutama tentang pertarungannya menghadapi Raja Siluman Buaya.“Ini benar-benar memalukan bagi Raja Siluman Buaya gusti, bagaimana mungkin seorang raja bangsa sil

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Ksatria Pengembara Season 2   176. Bagian 25

    Kukuruyuk...Terdengar suara kokok ayam hutan ditengah malam yang mulai terasa dingin itu. Ini sungguh aneh, ayam kok berkokok ditengah malam, kata orang bila ada binatang yang bersuara ditengah malam itu pertanda tengah melihat sesuatu. Tapi entahlah, antara mitos dengan kenyataan sulit untuk membedakannya.Blorong tampak lebih dulu membuka kedua matanya, ditatapnya sosok adiknya, Rara Jingga. Dapat dilihatnya dari kedua belahan mata yang tertutup Rara Jingga mengalir air bening. Blorong mengangkat tangannya dan dengan lembut mengusap air mata yang mengalir tersebut. Rara Jingga terlihat membuka kedua matanya. Rupanya Rara Jingga tidaklah tidur.“Sepertinya kau sangat mencintainya Rara Jingga” ucap Blorong mengirimkan suara batinnya kepada Rara Jingga. Bukannya jawaban yang didapat oleh Blorong, tapi justru terlihat Rara Jingga semakin deras mencurahkan air matanya.“Apa kau sudah memikirkan tentang semua ini, Rara Jingga?”

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Ksatria Pengembara Season 2   176. Bagian 26

    Bintang tersenyum dan dengan lembut Bintang mengangkat tangan kanannya meraih dagu Rara Jingga yang indah membelah itu, dan Bintang mengangkat wajah jelita itu hingga menatap kearahnya.“Ada apa Rara Jingga?” tanya Bintang dengan lembut.“Hamba.... hamba... hamba..” Rara Jingga benar-benar tak mampu mengeluarkan kata-katanya, lidahnya terasa kelu.“Katakan saja apa yang ada didalam hatimu Rara Jingga, jangan takut... Malam ini adalah malam terakhir kita bersama” ucap Bintang mencoba menenangkan hati Rara Jingga, wajah Rara Jingga langsung berubah mendengar perkataan Bintang.“Kenapa gusti berkata seperti itu? apakah gusti tahu apa yang ada didalam hatiku saat ini, ahh...” batin Rara Jingga semakin bingung. Rara Jingga berusaha meneguhkan hatinya.“Bolehkan hamba ikut menemani gusti?”“Jangan Rara Jingga, istriku lebih membutuhkanmu daripada aku” jawab Bintang hingga memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Ksatria Pengembara Season 2   176. Bagian 27

    “Rara Jingga...”“Iya gusti”“Apakah kau belum punya kekasih?” tanya Bintang tiba-tiba, seketika wajah Rara Jingga tampak berubah mendengar pertanyaan itu.“Sudah, ini kekasih Rara Jingga” ucap Rara Jingga seraya mencium lembut telapak tangan Bintang dengan mesranya.“Aku serius Rara Jingga, katakanlah dengan jujur, aku takkan marah” ucap Bintang lagi. Rara Jingga terlihat terdiam sejenak seperti tengah mempertimbangkan sesuatu.“Punya gusti”“Tapi kenapa?” tanya Bintang tanpa meneruskan ucapannya, Rara Jingga mengerti arti pertanyaan Bintang padanya.“Ratu melarangnya gusti”“Istriku melarangmu, tidak mungkin” ucap Bintang tak percaya.“Kekasihku itu adalah salah satu senopati dari Istana Laut Utara gusti” ucap Rara Jingga. Kali ini wajah Bintang yang berubah.“Istana Laut Uta

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Ksatria Pengembara Season 2   176. Bagian 28

    Bukan saja keadaan Rara Jingga yang berubah, tapi Bintangpun mulai merasakan perubahan didirinya, nafasnya juga ikut-ikutan memburu. Bintang mencoba menahan dirinya dari nafsunya.“Cumbu aku, Gusti... ” Rara Jingga berbisik, hampir tak terdengar.Bintang tersenyum dalam keremangan.“Ada-ada saja permintaan Rara Jingga. Tetapi ... mengapa tidak?” pikir Bintangnya. Dengan tangannya, perlahan Bintang mengangkat wajah Rara Jingga yang masih berada didadanya, kini terlihat wajah jelita Rara Jingga yang masih memerah, pandangannya sayu menatap kearah Bintang Bintang mendekatkan bibirnya menyentuh bibir Rara Jingga dengan bibirnya. Nafas Rara Jingga menyerbu wajahnya, terasa semakin panas. Lalu, bibir Rara Jingga terbuka sedikit.Bintang mengecupnya ringan, membiarkan masih ada jarak di antara kedua mulut mereka.Rara Jingga terdengar mendesah Gelisah.Terasa Rara Jingga menggeser tubuh sintalnya semakin rapat ke tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Ksatria Pengembara Season 2   177. Kutuk Asmara Dendam

    SORE ITU, disebuah jalan setapak yang berada dipintu keluar sebuah desa, tampak sepasang muda mudi yang berjalan tak beriringan, maksudnya keduanya berjalan dengan menjaga jarak satu sama lain. Sosok yang berada didepan adalah sosok lelaki muda tampan dengan mengenakan jubah biru ditubuhnya. Sebilah pedang tampak tersampir dipunggungnya, rambutnya diikatnya kuncir seperti ekor kuda. Yang menarik dari wajah lelaki muda tampan ini adalah sebuah mutiara merah seukur batu cincin tampak menghias dikening diantara kedua alisnya, dikedua telinganya juga tampak mengenakan sepasang anting berwarna hitam berbentuk bulat. Sedangkan dibelakangnya, berjarak beberapa langkah tampak berjalan gontai sosok wanita, mengenakan pakaian serba merah dengan cadar yang juga berwarna merah, tubuhnya tidak terlalu tinggi seperti sosok rekannya, tapi tubuhnya sangat langsing bak gitar spanyol dengan bentuk tubuh yang sangat indah, rambutnya yang panjang hampir sepinggang juga dibiarkannya tergerai indah dihia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status