Cahaya petir yang ada ditubuh Bintang lenyap dan seketika itu juga sosok Bintang telah kembali seperti semula, tapi ditempatnya, sosok nenek pertapa dan Gadys masih terperangah.
Plok! Plok! Plok! Plok!
Tiba-tiba saja Gadys bertepuk tangan, hingga menyadarkan nenek pertapa yang ada disebelahnya.
“Hebat kakang! hebat sekali!” puji Gadys kepada Bintang, Bintang sendiri hanya tersenyum dan kini sudah kembali berjalan kearah nenek pertapa dan Gadys. Begitu berada dihadapan nenek pertapa, Bintang kembali menjura hormat.
“Ksatria Pengembara, apa nama kesaktian terakhir yang kau gunakan tadi?” tanya nenek pertapa penasaran
“Itu adalah ajian terakhir dari ilmu ‘cakra petir’ yang saya miliki nek, namanya DEWA PETIR”
“DEWA PETIR.” ulang nenek pertapa lagi kagum, sejujurnya, nenek pertapa sendiri tak mampu melakukan hal itu, karena menyalurkan kekuatan tuah petir<
“Guru memasukkan tuah petir itu kedalam kendi kecil berisi air, lalu guru menyuruh saya untuk meminumnya!” ucap Bintang menjelaskan, tapi seketika itu pula wajah nenek pertapa dan Gadys berubah dan kini keduanya terlihat saling pandang.“Bukankah nenek guru bilang, siapapun akan tewas jika tuah petir dimasukkan kedalam tubuh dengan cara seperti itu” ucap Gadys setengah berbisik, nenek pertapa tampak mengangguk dan kembali keduanya mengalihkan pandangan mereka kearah Bintang dengan tatapan heran.“Kakang tidak bercandakan?!” tanya Gadys ikut-ikutan tak percaya dengan apa yang didengarnya.“Tidak Gadys, begitu caranya hingga tuah petir itu kini ada didalam tubuh kakang, memangnya kenapa?”“Tidak apa-apa kakang, hanya saja nenek guru pernah bilang, tuah petir hanya bisa ditanam pada tubuh seseorang, itupun dibagian tertentu saja, bila dimasukkan secara langsung kedalam
“Sudahlah! kalau kau tidak mau menjawabnya” ucap nenek pertapa akhirnya menyerah.“Kudengar dari Gadys, kau bisa mengalahkan ilmu ‘dewa dewi’... Apakah itu benar?”“Itu hanya kebetulan saja nek... Kalau Gadys dan Aryasuta memang berniat membunuh saya, pasti saya sudah terbunuh oleh mereka” ucap bintng tersenyum lembut. Jawaban Bintang membuat nenek pertapa memandang kearah Gadys dengan tatapan melotot.“Gadys tidak bohong nek, kang Bintang memang mampu mengalahkan ilmu ‘dewa dewi’ yang Gadys dan kakang Aryasuta pergunakan” ucap Gadys dengan wajah takut melihat lototan kedua mata neneknya.Gadys kemudian mengalihkan pandangannya kearah Bintang. “Kakang...!” ucap Gadys dengan memelas kearah Bintang seakan ingin meminta Bintang membantu dengan berkata jujur, Bintang yang melihat hal itu hanya tersenyum.“Apa yang dikatakan oleh Gadys benar nek..
Wesshhh...!wesshhh...!Hampir bersamaan sosok Bintang dan Nenek Pertapa sama-sama melesat dengan kecepatan yang super tinggi, hingga tak terlihat oleh pandangan mata.Dhuarrr ! Dhuarrr ! Dhuarrr !Ledakan beruntun terjadi saat keduanya sudah saling beradu tenaga dalam. Walaupun terjadi ledakan beruntun, tapi sosok keduanya masih bertahan satu sama lain dengan kedua tangan yang saling bertemu. Saling mengukur kedua tenaga dalam masing-masing.Bllaarrrr..!Satu ledakan dahsyat membuat sosok keduanya sama-sama terhuyung kebelakang, tapi begitu keduanya berhenti terhuyung dengan kecepatan yang super tinggi, baik Bintang maupun Nenek Pertapa kembali sama-sama kembali menyerang kedepan.Dhuarrr ! Dhuarrr ! Dhuarrr !Kembali ledakan beruntun terjadi, tapi kali ini bukan karena adu tenaga dalam, tapi melainkan adu jurus kesaktian. Bintang dan Nenek Pertapa bertarung dengan dahsyat.Pertarungan tingkat tinggi yang dilakukan kedu
Telak, bayangan tinju raksasa itu menghantam sosok Nenek Pertapa sehingga sosok Nenek Pertapa semakin cepat terhempas kebawah.Bbbuummmm!Sosok Nenek Pertapa jatuh dengan sangat keras ketanah, rupanya tadi Bintang yang melepaskan jurus Tinju Jalan Penguasa, salah satu dari jurus leluhur yang dimiliki oleh Bintang.Seiring dengan itu, sosok Bintangpun turun dengan cepat kebawah menyusul sosok Nenek Pertapa yang terhempas kebawah.Perlahan sosok Nenek Pertapa terlihat bangkit dengan sendirinya menatap kearah sosok Bintang yang sudah berada diatas.Nenek Pertapa melangkahkan satu kakinya kedepan, dan ;Wesshhh!Tiba-tiba saja sosok Nenek Pertapa sudah berada tepat dihadapan Bintang. Bintang cukup terkejut melihat kecepatan Nenek Pertapa yang tiba-tiba. Nenek Pertapa memang tengah menggunakan ilmu ‘dewa dewi’nya.Wesshhh!Untung saja Bintang memiliki gerak kilat yang mampu meng
Bintangpun mengeluarkan jurus telapak bayangannya, hingga ;Duuarrr..! Duuarrr..! Duuarrr..!Ledakan kembali terjadi. Wajah Nenek Pertapa cukup terkejut melihat lawannyapun mampu melakukan jurus yang sama. Maka ;”Gempuran Geledek, heaa!” kali ini sosok Nenek Pertapa yang menjelma menjadi belasan banyak dan langsung menyerang kearah Bintang.“Seribu Bayangan Siluman!,”Lagi-lagi wajah Nenek Pertapa berubah melihat lawannyapun mampu melakukan hal yang sama.Duuarrr..! Duuarrr..! Duuarrr..!Kali ini ledakan yang terjadi semakin banyak. Hingga membuat tempat itu semakin luluh lantah dibuatnya.Nenek Pertapa tampak termenung sejenak, sementara Bintang sendiri kini tampak merapatkan kedua tangannya membentuk mudra.Blep! Blep! Blep! Blep! Blep! Blep!Disekeliling tubuh Bintang muncul 9 bola hitam, jurus Selaksa Matahari Rembulan sudah dikerahkan oleh Bintang. Lagi-lagi
Deggg..!Deggg..!!Deggg !Nenek Pertapa terus mengerahkan tinjunya untuk mementalkan serangan 9 bola hitam Bintang. Melihat Nenek Pertapa yang mampu mementalkan bola-bola hitamnya, Bintang mengerahkan serangan ke-9 bola hitamnya dengan lebih cepat dan kuat.Wuuuttt..! Wuuuttt..!!wuuutttt !Serangan ke-9 bola hitam semakin cepat dan semakin cepat.Deggg..! Deggg..!! Deggg !Tapi gerakan Nenek Pertapapun semakin cepat menangkal setiap serangan yang datang kepadanya. Lama kelamaan Nenek Pertapa kewalahan juga dengan serangan Bintang.Deggg..! Deggg..!! Deggg !Serangan beruntun 9 bola hitam datang dari berbagai arah sehingga membuat Nenek Pertapa semakin kewalahan.“‘Cakra petir Halilintar’, heaaa!”Zzzgghh! Zzzgghh!Tiba-tiba saja Bintang mengerahkan serangan dahsyat ‘Cakra petir Halilintar’ kearah Nenek Pertapa. Segelombang cakra petir dahsyat langsung m
Dengan mata emasnya, Bintang dapat melihat dengan jelas sosok Nenek Pertapa yang berada dibalik kabut tampak masih berdiri dengan gagah.“Khhhaaaaa!” tiba-tiba saja Nenek Pertapa berteriak dengan keras hingga membuyarkan kabut tebal yang menutupi tempat itu.Kini terlihatlah sosok Nenek Pertapa yang tampak diliputi aura hitam kelam yang semakin terang, semakin lama aura hitam kelam itu semakin kuat menyelimuti sosok Nenek Pertapa. Ditempatnya Bintang tampak melihat dengan jelas kalau kekuatan didalam diri Nenek Pertapa meningkat dengan pesat.“Ilmu dewa dewi puncak kelam!” ucap Gadys tanpa sadar mengenali kesaktian yang saat ini dikerahkan oleh nenek gurunya. Gadys terkejut melihat nenek gurunya mengerahkan jurus tingkat puncak dari ilmu ‘dewa dewi’ yang selama ini belum pernah Gadys melihatnya. Bahkan Gadys dan Aryasuta yang menguasai ilmu ‘dewa dewi’ belum mencapai tahap puncak dari
“Hyyaaaa !!” Bintang melepaskan pusaran matahari yang telah terkandung gelombang badai angin itu kembali kearah Nenek Pertapa. Wajah Nenek Pertapa berubah melihat serangan badai pusaran angin raksasa yang mengarah kepadanya.Nenek Pertapa kembali terlihat mengambil udara dengan membusungkan dadanya, mengempiskan perutnya, dan ;“Ggrraauuu!” tiba-tiba saja Nenek Pertapa berteriak dengan dahsyatnya, dari teriakan itu melesat gelombang badai angin dahsyat yang langsung menyapu padam badai pusaran angin yang mengarah kearahnya, tapi bukan cuma sampai disitu, gelombang badai angin itu terus menerjang kedepan, diiringi terpaan bebatuan dan pepohonan dan apapun yang dilewatinya ikut terbang menyatu dalam badai angin yang mengarah ke arah Bintang.Bintang tentu saja terkejut melihat dahsyatnya gelombang badai angin yang menerjang.“Jalan Agung.” ucap Bintang menyongsong kedepan.Plassshhhh ! Tubuh Bintang tiba-t
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig