“Kemana kita setelah ini kakang?”
“Kakang akan mengantar Tania pulang, sekaligus melayani tantangan Gadys dan Aryasuta” ucap Bintang dengan enteng. Sejenak Tania tampak menatap kearah luar, terlihat hari sudah semakin sore.
“Hari sebentar lagi malam kakang, bagaimana kita menginap dulu didesa ini untuk malam ini” ucap Tania. Bintang terdiam mendengar hal itu, sejenak Bintang menolehkan pandangannya kearah luar, benar saja, mega-mega merah terlihat sudah berada diufuk barat, pertanda malam akan segera tiba.
“Menginap ya kang, Tania masih lelah bila harus melanjutkan perjalanan sekarang” bujuk Tania dengan memelas. Bintang yang memang pantang dibegitukan oleh perempuan terpaksa akhirnya mengangguk, walaupun sebenarnya Bintang sangat ingin cepat sampai ke kadipaten gelagah ireng.
“Aki!”
Baru saja Bintang mengangguk, Tania sudah berteriak dengan lantang memanggil pemilik kedai. Seoran
“Tapi den ayu dan tuan ini adalah...”“Oh.. kami sudah menikah ki, jangan khawatir” ucap Tania cepat mengerti arti ucapan sipemilik kedai. Hingga membuat sipemilik kedai tersenyum mengangguk. Tania sendiri tampak mengeluarkan sekantong uang dari balik pakaiannya, lalu mengambil beberapa kepeng uang dan menyerahkannya kepada sipemilik kedai.Mata sipemilik kedai tampak berbinar-binar melihat kepingan uang perak yang cukup banyak ditelapak tangannya.“Apakah masih kurang, ki?”“Oh tidak den ayu, ini lebih dari cukup, kebanyakan malah” ucap sipemilik kedai cepat. “Baiklah kalau begitu saya akan memerintahkan anak buah saya untuk membersihkan dan merapikan gubuk itu dulu” ucap sipemilik kedai mohon diri dari hadapan Bintang dan Tania.“Kenapa kau mengatakan kalau kita sudah menikah Tania?” tanya Bintang. Tania hanya tersenyum mendengar hal itu, lalu mengangkat tubuhnya dan menggese
“Yuk ah kang, temani Tania berbelanja dulu” ucap Tania seraya bangkit berdiri dan menggandeng tangan Bintang.“Loh.. mau belanja apa lagi?“Ada deh.. keperluan perempuan.. pokoknya kakang pasti senang” ucap Tania tersenyum sumringah seraya menggandeng tangan Bintang meninggalkan kedai makan itu diiringi tatapan orang-orang yang meneguk ludah membayangkan betapa beruntungnya orang yang digandeng mesra seperti itu oleh seorang gadis cantik jelita.-o0o-Rembulan tak menampakkan dirinya malam itu, karena awan hitam besar yang menutupi langit, ditambah deru angin kencang yang menyertainya, sepertinya malam itu akan turun hujan. Benar saja, tak seberapa lama kemudian, rintik hujan mulai turun membasahi tanah.Sementara itu di sebuah gubuk kecil yang ada dibelakang sebuah kedai makan yang menjadi tempat peristirahatan Bintang dan Tania. Gubuk itu memang tidak terlalu besar, didalamnya ada ada ranjang besar, juga sebuah meja
Gleekk!!!Kembali Bintang meneguk ludahnya, sementara Tania tampak tersenyum sumringah melihat sosok Bintang yang berdiri mematung, menatap dengan penuh terkesima kearahnya, Tania yakin Bintang sangat terkejut dengan kecantikan dan keanggunannya, karena Tania memang dengan sepenuh hati merias dirinya juga berpenampilan sangat anggun malam itu.Dengan langkah gemulai, Tania mulai melangkah kearah Bintang.Tania yang masih berusia muda belia, memang sangat cantik jelita, kulitnya putih, bersih dan segar. Bodinya langsing, meskipun tidak terlalu tinggi Pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, yang kontras dengan kulitnya yang putih itu.Sesaat kemudian sosok jelita Tania sudah berada dihadapan Bintang. Tiba-tiba tanpa Bintang sangka, Tania melap peluh di dahi Bintang dengan lembut. Padahal cuaca sangat dingin malam itu, tapi tearsa panas bagi Bintang yang memang sudah terpancing gairahnya melihat sosok indah Tania.“Panas kang?”,
PAGI ITU“Wedangnya tambah lagi, kang?” tanya Tania kepada Bintang. Bintang mengiyakan saja, saat Tania meraih cangkir wedang di meja, Bintang menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya, gaun merah yang sama yang ia kenakan malam tadi, Tania tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya dapat Bintang nikmati, tampak dengan jelas. Pagi itu Bintang dapat melihat lebih jelas sosok Tania dengan gaun merahnya karena sedikit lebih terang keadaannya dibanding malam tadi. Mulus dan indah Pemandangan itu membuat aliran darah Bintang berdesir kembali. Apalagi saat Bintang mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan. Beda dengan aroma yang Tania pakai saat berhubungan seks malam tadi. Bintang hanya memperhatikan Tania yang tengah meramukan wedang untuknya, sungguh perhatian sekali Tania padanya, seperti perhatian seorang istri pada suaminya. Sesekali Tania mengangkat wajahnya yang tersenyum menatap kearah Bintang yang juga tersenyum kearahnya.Ses
Tiba-tiba saja Tania bangkit berdiri dan berjalan mendekati Bintang, lalu dengan manja, Tania kemudian duduk dipangkuan Bintang seraya menyandarkan dirinya ditubuh Bintang, lalu mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang.“Gadys dan Aryasuta masih lama latihannya kang” ucap Tania tersenyum.“Terus..?”“Mungkin sebaiknya kita menginap beberapa hari lagi disini” Tania menghentikan sejenak ucapannya seraya terus menatap kearah Bintang dengan tatapan penuh harap. Bintang terdiam mendengar ucapan Tania yang terhenti, Bintang tahu apa arti ucapan Tania padanya.“Tania ingin lebih lama bersama-sama kakang” ucap Tania lagi memelas. Sementara Bintang masih terdiam. Tania yang melihat hal itu segera merangkul leher Bintang dan sesaat kemudian ia telah melumat bibir Bintang dengan lembut. Tak lama, Bintangpun akhirnya membalas lumatan itu dengan tak kalah lembut pula, bahkan tangan Bintang segera meraba buah dada di ba
Terlihat ledakan beruntun dan keras terjadi didalam goa tersebut, ledakan yang rupanya berasal dari dua kilatan yang terlihat saling sambar menyambar satu sama lain, sepertinya dua kilatan yang berbeda warna itu adalah dua sosok yang tengah bertarung, gerakannya yang begitu sangat cepat, hingga yang terlihat hanyalah kilatan cahaya yang menyambar cepat. Kedua kilatan itu terlihat berterbangan kesana kemari, sementara itu dibawah, terlihat seorang laki-laki berperawakan gagah dan penuh wibawa yang tengah memperhatikan kearah kedua kilat yang saling menyambar cepat itu.“Benar-benar luar biasa ilmu ‘dewa dewi’” ucap lelaki penuh wibawa itu pelan. “Apakah ini yang dinamakan kecepatan cahaya itu” sambungnya lagi pelan.Dhuar! Dhuar! Dhuar!Kembali ledakan keras dan beruntun terjadi, lelaki gagah penuh wibawa itu tampak menggeleng-gelengkan kepalnya. Seiring dengan itu ;Weeshh! Weeshh!Dua sosok muncul dihad
“Ilmu Pemecah Suaranya sangat sempurna dan suara itu di kirim dari jarak yang sangat jauh. Hmmmm, siapa sebenarnya yang mengirimkan suara itu. Ilmu tenaga dalamnya luar biasa sempurna” ucap Adipati Sutapati dalam hati.Serrr...!!!Satu sosok tubuh melesat cepat masuk kedalam goa dan dalam sekejap saja kini sudah berhenti dihadapan Adipati Sutapati, Gadys dan Aryasuta, hanya berjarak 6 tombak saja dari ketiganya.“Ksatria pengembara” ucap Aryasuta mengenali sosok yang baru saja muncul dihadapannya tersebut“Gusti prabu” ucap Adipati Sutapati yang juga mengenali sosok tersebut yang memang tak lain adalah Bintang adanya. Hanya Gadys yang tetap diam seraya menatap sosok Bintang dengan tatapan penuh arti.Bagaimana Bintang bisa sampai berada ditempat itu? saat tiba dikadipaten gelagah ireng, Bintang segera mengantarkan Tania kembali ke tempat kediamannya, dan berdasarkan petunjuk yang Tania berikan,
Maka Bintangpun segera bertindak ;Tappp !!!Bintang merapatkan kedua tangannya membentuk mudra seraya menutup kedua matanya.Blesshhh....!!!Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menjalar dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Simbol bulan muncul ditangan kanan, simbol matahari muncul di tangan kiri dan terlihat bersinar cukup terang untuk sesaat. Kedua mata Bintang tampak masih tertutup dan begitu terbuka, kedua bola mata Bintang terlihat sudah berubah menjadi keemasan. Inilah wujud sempurna dari jurus Cermin Agung Matahari Rembulannya.Kali ini Aryasuta yang dibuat terhenyak melihat apa yang terjadi pada sosok Bintang, bukan hanya Aryasuta, Adipati Sutapati dan Gadyspun ikut terkejut dan terkagum-kagum melihatnya.Dalam satu tarikan nafas, tiba-tiba tubuh Aryasuta yang mengambang di udara menyeruak turun memburu, dalam kecepatan laksana kilat tubuh Aryasuta bergerak penuh tenaga. Kedua