Hiaaa...! Buhgg.. !
Sebagai serangan penutup, Bintang melakukan tendangan berputar dan melayangkan tendangannya ke dada Harimau Utara hingga tubuh Harimau Utara terlempar dengan keras kebelakang.
Wusss...!
Prass...! Bras...! Plak, trakk...! Brett...!
Tubuh Harimau Utara bagaikan sehelai daun yang dihempaskan dengan sangat kuat, terpelanting jauh. Membentur dan menggores apa saja yang dilewatinya.
Prakk...!
Tubuh itu baru berhenti saat menghantam sebuah gugusan batu besar hingga retak.
"Huaghh!!"
Darah kental hitam kemerahan tersembur keluar dari dalam mulut Harimau Utara yang langsung diseka oleh Harimau Utara. Dengan susah payah Harimau Utara kembali bangkit berdiri dan menatap tajam kearah Bintang.
“Siapa kau?!”
“Aku ksatria dari Setyo Kencana” ucap Bintang tersenyum melihat Harimau Utara akhirnya terkejut juga terhadap dirinya. Jawaban ringan Bintang kembali membuat wajah Harima
“Aku tak perduli.. Aku akan mencobanya, akan kutundukkan para pendekar yang sudah bergabung di Setyo Kencana, agar gusti prabu mau menerimaku” jawab Harimau Utara.“Kemampuanmu pun masih belum cukup untuk bergabung di Setyo Kencana.. masih terlalu dangkal!” jawab Bintang seenaknya hingga lagi-lagi membuat wajah Harimau Utara memerah.“Jangan meremehkanku pendekar!” ucap Harimau Utara dengan gusar.“Kalau begitu, ayo kita buktikan!” tantang Bintang.“Buktikan bagaimana?!!” tanya Harimau Utara lagi.“Terima satu pukulanku, jika kau mampu bertahan, maka kau memang pantas untuk bergabung di setyo kencana dan juga kau tak perlu minta maaf pada calon istriku itu” ucap Bintang seraya menoleh kearah Tania, Harimau Utara terlihat ikut menoleh. Setelah menimbang hal itu cukup lama, akhirnya ;“Baik.. ayo kita lakukan!” ucap Harimau Utara berd
“Lakukan!” ucap Harimau Utara dengan lantang dengan penuh percaya diri. Bintang tampak tersenyum melihat kepercayaan diri Harimau Utara, ‘Pukulan Pemecah Karang’ siap dikerahkan, Harimau Utara tak mengetahui kalau ‘Pukulan Pemecah Karang’ yang dikerahkan oleh Bintang akan semakin berdampak besar bila lawan yang dihadapi memiliki tenaga yang besar. Bukan hanya Harimau Utara, Taniapun ikut heran dan penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Bintang.Dagh!Bintang memukul dengan sangat pelan telapak tangannya yang sudah menempel diperut Harimau Utara. Tak ada yang terjadi, bahkan Harimau Utara sampai menatap kearah Bintang dengan tatapan heran, hingga ;“ARRRKHHHHH!!!”Tiba-tiba saja dari mulut Harimau Utara terdengar teriakan yang sangat keras seperti orang yang tengah mengalami rasa sakit yang amat sangat. Bahkan seiring dengan itu ;Wusss...!!!Tubuh Harimau Utara bagaikan
“Apakah gadis itu hebat?” tanya Bintang pura-pura tidak tau.“Gadys kakang, bukan gadis”“Iya Gadys” ulang Bintang tersenyum“Sangat hebat kakang, Gadys adalah murid Pertapa Suci Dari Lembah Kutukan” jelas Gadys dan lagi-lagi wajah Bintang berubah dengan berpura-pura terkejut. “Gadys memiliki ‘ilmu geledek’ yang berasal dari tuah petir yang ada didalam tubuhnya” sambung Gadys lagi, wajah Bintang kembali berubah, tapi kali ini Bintang benar-benar terkejut mendengar hal itu, Bintang baru tahu kalau Gadys memiliki tuah petir seperti dirinya.“Selain itu, saat ini .. Gadys dan Aryasuta tengah melatih sebuah ilmu dahsyat yang mereka sebut ilmu ‘dewa dewi’ kakang” sambung Tania lagi, kali ini wajah Bintang kembali berubah terkejut.“Ilmu ‘dewa dewi’” ulang Bintang“Benar kakang,
“Kemana kita setelah ini kakang?”“Kakang akan mengantar Tania pulang, sekaligus melayani tantangan Gadys dan Aryasuta” ucap Bintang dengan enteng. Sejenak Tania tampak menatap kearah luar, terlihat hari sudah semakin sore.“Hari sebentar lagi malam kakang, bagaimana kita menginap dulu didesa ini untuk malam ini” ucap Tania. Bintang terdiam mendengar hal itu, sejenak Bintang menolehkan pandangannya kearah luar, benar saja, mega-mega merah terlihat sudah berada diufuk barat, pertanda malam akan segera tiba.“Menginap ya kang, Tania masih lelah bila harus melanjutkan perjalanan sekarang” bujuk Tania dengan memelas. Bintang yang memang pantang dibegitukan oleh perempuan terpaksa akhirnya mengangguk, walaupun sebenarnya Bintang sangat ingin cepat sampai ke kadipaten gelagah ireng.“Aki!”Baru saja Bintang mengangguk, Tania sudah berteriak dengan lantang memanggil pemilik kedai. Seoran
“Tapi den ayu dan tuan ini adalah...”“Oh.. kami sudah menikah ki, jangan khawatir” ucap Tania cepat mengerti arti ucapan sipemilik kedai. Hingga membuat sipemilik kedai tersenyum mengangguk. Tania sendiri tampak mengeluarkan sekantong uang dari balik pakaiannya, lalu mengambil beberapa kepeng uang dan menyerahkannya kepada sipemilik kedai.Mata sipemilik kedai tampak berbinar-binar melihat kepingan uang perak yang cukup banyak ditelapak tangannya.“Apakah masih kurang, ki?”“Oh tidak den ayu, ini lebih dari cukup, kebanyakan malah” ucap sipemilik kedai cepat. “Baiklah kalau begitu saya akan memerintahkan anak buah saya untuk membersihkan dan merapikan gubuk itu dulu” ucap sipemilik kedai mohon diri dari hadapan Bintang dan Tania.“Kenapa kau mengatakan kalau kita sudah menikah Tania?” tanya Bintang. Tania hanya tersenyum mendengar hal itu, lalu mengangkat tubuhnya dan menggese
“Yuk ah kang, temani Tania berbelanja dulu” ucap Tania seraya bangkit berdiri dan menggandeng tangan Bintang.“Loh.. mau belanja apa lagi?“Ada deh.. keperluan perempuan.. pokoknya kakang pasti senang” ucap Tania tersenyum sumringah seraya menggandeng tangan Bintang meninggalkan kedai makan itu diiringi tatapan orang-orang yang meneguk ludah membayangkan betapa beruntungnya orang yang digandeng mesra seperti itu oleh seorang gadis cantik jelita.-o0o-Rembulan tak menampakkan dirinya malam itu, karena awan hitam besar yang menutupi langit, ditambah deru angin kencang yang menyertainya, sepertinya malam itu akan turun hujan. Benar saja, tak seberapa lama kemudian, rintik hujan mulai turun membasahi tanah.Sementara itu di sebuah gubuk kecil yang ada dibelakang sebuah kedai makan yang menjadi tempat peristirahatan Bintang dan Tania. Gubuk itu memang tidak terlalu besar, didalamnya ada ada ranjang besar, juga sebuah meja
Gleekk!!!Kembali Bintang meneguk ludahnya, sementara Tania tampak tersenyum sumringah melihat sosok Bintang yang berdiri mematung, menatap dengan penuh terkesima kearahnya, Tania yakin Bintang sangat terkejut dengan kecantikan dan keanggunannya, karena Tania memang dengan sepenuh hati merias dirinya juga berpenampilan sangat anggun malam itu.Dengan langkah gemulai, Tania mulai melangkah kearah Bintang.Tania yang masih berusia muda belia, memang sangat cantik jelita, kulitnya putih, bersih dan segar. Bodinya langsing, meskipun tidak terlalu tinggi Pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, yang kontras dengan kulitnya yang putih itu.Sesaat kemudian sosok jelita Tania sudah berada dihadapan Bintang. Tiba-tiba tanpa Bintang sangka, Tania melap peluh di dahi Bintang dengan lembut. Padahal cuaca sangat dingin malam itu, tapi tearsa panas bagi Bintang yang memang sudah terpancing gairahnya melihat sosok indah Tania.“Panas kang?”,
PAGI ITU“Wedangnya tambah lagi, kang?” tanya Tania kepada Bintang. Bintang mengiyakan saja, saat Tania meraih cangkir wedang di meja, Bintang menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya, gaun merah yang sama yang ia kenakan malam tadi, Tania tidak memakai bra-nya, sehingga buah dadanya dapat Bintang nikmati, tampak dengan jelas. Pagi itu Bintang dapat melihat lebih jelas sosok Tania dengan gaun merahnya karena sedikit lebih terang keadaannya dibanding malam tadi. Mulus dan indah Pemandangan itu membuat aliran darah Bintang berdesir kembali. Apalagi saat Bintang mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan. Beda dengan aroma yang Tania pakai saat berhubungan seks malam tadi. Bintang hanya memperhatikan Tania yang tengah meramukan wedang untuknya, sungguh perhatian sekali Tania padanya, seperti perhatian seorang istri pada suaminya. Sesekali Tania mengangkat wajahnya yang tersenyum menatap kearah Bintang yang juga tersenyum kearahnya.Ses