“Kita harus segera meninggalkan negeri lelembut ini” ucap lelaki muda tampan berpakaian merah dan berjubah biru itu yang tak lain adalah Bintang.
Dengan menggunakan salah satu kemampuan dari jurus ‘Cermin Agung Matahari Rembulan’ miliknya yang bernama ‘Jalan Agung’, Bintang mampu merubah dirinya menjadi seberkas cahaya. Dengan wujud cahayanya Bintang menyelinap masuk ke bangunan kerajaan bangsa harimau untuk mencari keberadaan Tania, begitu bertemu Bintang kembali menggunakan ‘‘Jalan Agung’’ nya untuk membawa Tania keluar dari tempat itu.
“Ss..siapa tuan?” tanya Tania dengan suara bergetar.
“Panggil aku Bintang” jawab Bintang tersenyum seraya terus memeriksa keadaan kaki Tania yang terluka parah.
“Tuan Bintang.” ulang Tania lagi. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu.
“Kita harus menyembuhkan kaki nona dulu, baru kita
Kadipaten Gelagah Ireng...Pagi itu, Adipati Sutapati tampak sedang termenung di singgasana kebesarannya, sementara itu didekatnya tampak sosok laki-laki tua bertubuh pendek bulat, memegang tongkat ditangan kanannya sebagai penumpu dirinya, didekat lelaki tua ini juga ada seorang wanita tua berpakaian merah dengan angkin merah dipinggangnya, kedua orang ini tak lain adalah pengawal pribadi Adipati Sutapati yang tak lain adalah Mpu Bajil dan Nini Rampah.Melihat junjungan mereka sedang tenggelam dalam lamunannya, Mpu Bajil dan Nini Rampah hanya saling pandang, Nini Rampah tampak hanya mengangkat kedua bahunya sebagai tanda menyerahkan semuanya kepada suaminya, Mpu Bajil.“Gusti Adipati” Mpu Bajil memberanikan diri menegur Adipati Sutapati. Adipati Sutapati tampak tersadar dari lamunannya seraya menoleh kearah Mpu Bajil.“Sudah satu bulan lebih Tania pergi meninggalkanku Mpu Bajil” ucap Adipati Sutapati dengan sedih.“Iya Gusti Adipati... Hamba sangat memahami dan mengerti bagaimana per
“Ajian ‘macan putih’ yang kumiliki..” Adipati Sutapati menghentikan sejenak ucapannya hingga membuat Mpu Bajil dan Nini Rampah semakin penasaran untuk mendengar kelanjutanya, Mpu Bajil dan Nini Rampah memang mengetahui kalau Gusti Adipati Sutapati memiliki ajian pamungkas yang disebut ajian ‘macan putih’ yang sangat dahsyat. Mpu Bajil dan Nini Rampah pernah melihat langsung bagaimana Adipati Sutapati mampu membuat gerombolan begal yang jumlahnya puluhan orang hanya dengan satu bentakan keras saja dari Adipati Sutapati. Itupun sudah membuat puluhan orang begal rampok tersebut langsung lari ketakutan, bahkan ketua begal rampok yang berhadapan langsung dengan Adipati Sutapati sampai terkencing-kencing dicelana karena ketakutannya terhadap Adipati Sutapati.Ajian ‘macan putih’ memang merupakan aji kewibawaan yang sangat tinggi. Bila aji ini diwatek (di rapal), suaranya bisa membuat lawan gemetar dan nyali lawan menjadi kecil. Dan inilah kenapa Adipati Sutapati sangat disegani baik kawan m
“Sejak kalian menemukan kuda tunggangan Tania yang tewas dimakan binatang buas, hati kecilku mengatakan kalau semua ini ada hubungannya dengan Raja Macan Putih” sambung Adipati Sutapati lagi menarik nafas panjang.Di saat semuanya terdiam dan hening, tiba-tiba saja seorang prajurit penjaga pintu gerbang datang dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya terlihat pucat seperti habis melihat hantu. Nafasnya juga terlihat tersengal-sengal seperti baru saja lari dari tempat yang jauh dengan terburu-buru, padahal jarak pintu gerbang kedalam bangunan tempat kediaman Adipati Sutapati tidaklah seberapa jauh.“Aaa...ampun, Gusti Adipati” prajurit itu tampak menjura hormat dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya.“Ada apa?!” tanya Adipati Sutapati dengan cepat dan tegas penuh wibawa.“Di...pint...pintu.. gerbang... dipintu..gerbang” ucap prajurit itu dengan terbata-bata tak jelas.“Iya, ada apa dipintu gerbang prajurit?!” tanya Mpu Bajil tak sabar.“Dipintu gerbang... ada den ayu... Tania,, Gusti Ad
“Bopo” terdengar isak tangis Tania dipelukan Adipati Sutapati yang terlihat juga menahan tangis, suasana terasa begitu haru hingga membuat beberapa orang prajurit yang ada ditempat itu ikut meneteskan air mata.“Darimana saja kau putriku, Bopo kira tidak akan bisa bertemu lagi denganmu” ucap Adipati Sutapati dengan penuh haru memeluk hangat putri kesayangannya itu. Tania tampak merenggangkan pelukannya dan menatap sosok gagah penuh wibawa yang ada dihadapannya.“Tania terjatuh kedalam jurang di Lembah Ireng, Bopo”“Ya, Bopo sudah duga hal itu, Mpu Bajil dan Nini Rampah menemukan kuda tungganganmu sudah tewas menggenaskan di Lembah Ireng... tapi Bopo juga sudah memerintahkan ratusan orang prajurit yang dipimpin kakangmu untuk mencarimu di dasar jurang selama berminggu-minggu bahkan sampai sekarang mereka masih mencari, tapi mereka tidak dapat menemukanmu didasar jurang” ucap Adipati Sutapati lagi, kali ini wajah Tania tampak berubah mendengar ucapan Adipati Sutapati.“Berminggu-minggu
Bintang sendiri setelah menyembuhkan luka di kaki Tania, segera membawa Tania keluar dari negeri lelembut bangsa harimau. Dengan mengendarai Sembrani, Bintang berniat mengantarkan Tania kembali kerumahnya dan betapa terkejutnya Bintang saat menanyakan dimana Tania tinggal, ternyata Tania adalah putri Adipati Sutapati, adipati Gelagah Ireng, karena memang secara kebetulan Bintang memang ingin ke kadipaten Gelagah Ireng untuk menemui Adipati Sutapati dan menyelesaikan permasalahan diantara mereka.Sebelumnya Bintang memang tengah menuju ke kadipaten Gelagah Ireng, membuka penyamarannya dan mengenakan kembali pakaian khas kependekarannya, Bintang terbang dengan menggunakan Sembrani untuk menuju kadipaten Gelagah Ireng. Tapi ditengah perjalanan, Bintang mendengar suara teriakan keras dari sebuah lembah, karena itu dengan cepat Bintang memerintahkan Sembrani untuk turun ke lembah itu untuk melihat apa yang terjadi.Di puncak lembah Bintang dikejutkan saat melihat seekor harim
“Maaf Tuan Bintang, saya tadi kurang memperhatikan Tuan karena terlalu gembira dengan kembalnya putri saya ini” ucap Adipati Sutapati lagi.“Tidak apa-apa Gusti Adipati, saya maklum”Bintang berfikir, inilah saat dirinya untuk melepaskan caping bambu yang dikenakannya, maka caping itupun dilepaskan oleh Bintang. Mpu Bajil dan Nini Rampah tampak dengan kening berkerut menatap kearah Bintang, karena saat pertempuran mereka pertama dengan Bintang sudah sedemikian lama, apalagi Bintang sekarang berbeda penampilan dari sosok yang mengenakan Blangkon Koncir/Kliwir dikepalanya. Kini Bintang sudah kembali mengenakan pakaian kependekarannya, Mpu Bajil dan Nini Rampah cukup pangling melihatnya, hingga ;“KAU!!” Mpu Bajil terlebih dulu mengenali sosok Bintang, sehingga Mpu Bajil langsung memutar tongkat ditangannya untuk segera bersiap menyerang Bintang. Nini Rampah yang terlambat mengenali sosok Bintang, tapi begitu melihat reaksi Mpu B
“Kedatangan saya kemari untuk menemui Gusti Adipati dan menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya” ucap Bintang kepada Adipati Sutapati dengan menjura hormat. Adipati Sutapati yang sejak tadi hanya terdiam membuat Bintang meneruskan ucapannya.“Kematian Juragan Suta, sepenuhnya bukan karena kesalahan saya, Juragan Suta mati karena terkena serangannya sendiri yang berasal dari cambuk kilat, saya sudah berusaha untuk memperingatkan Juragan Suta, tapi peringatan saya tak didengarkan oleh Juragan Suta. Selain itu, sebenarnya kedatangan saya ke tempat kediaman Juragan Suta hanya untuk menyelamatkan istri saya yang ditawan oleh Juragan Suta.” ucap Bintang berhenti sejenak dari ceritanya. Wajah jelita Tania tampak berubah mendengar kata istri yang baru saja disebutkan oleh Bintang. Ditatapnya Bintang dengan tatapan penuh arti.“Tapi istri Tuan telah membuat raden Aryasuta lumpuh seumur hidupnya!” tegas Mpu Bajil seakan tak ter
SESOSOK tubuh terbaring tak bergerak diatas sebuah tempat peraduan besar, bila melihat sosoknya, sosok itu tak lain adalah raden Aryasuta, sidurjana, putra Juragan Suta, lurah Gelagah Ireng. Disekitar peraduan besar itu tampak beberapa orang tengah berdiri menatap sosok Bintang yang saat ini tengah memeriksa keadaan Aryasuta.“Bagaimana Tuan Bintang?” tanya Adipati Sutapati setelah Bintang selesai memeriksa.“Sepertinya raden Aryasuta masih bisa saya tolong, Gusti Adipati” ucap Bintang hingga membuat wajah Adipati Sutapati berubah ceria.“Kalau begitu tolong ya Tuan Bintang, Aryasuta satu-satunya keponakan yang saya miliki”“Baik Tuan Gusti Adipati.”“Tapi saya memiliki satu permintaan, Gusti Adipati”“Katakan saja Tuan Bintang, pasti akan kupenuhi”“Setelah saya selesai mengobati raden Aryasuta, kemungkinan saya memerlukan waktu hingga beberapa har