“Maaf Tuan Bintang, saya tadi kurang memperhatikan Tuan karena terlalu gembira dengan kembalnya putri saya ini” ucap Adipati Sutapati lagi.“Tidak apa-apa Gusti Adipati, saya maklum”Bintang berfikir, inilah saat dirinya untuk melepaskan caping bambu yang dikenakannya, maka caping itupun dilepaskan oleh Bintang. Mpu Bajil dan Nini Rampah tampak dengan kening berkerut menatap kearah Bintang, karena saat pertempuran mereka pertama dengan Bintang sudah sedemikian lama, apalagi Bintang sekarang berbeda penampilan dari sosok yang mengenakan Blangkon Koncir/Kliwir dikepalanya. Kini Bintang sudah kembali mengenakan pakaian kependekarannya, Mpu Bajil dan Nini Rampah cukup pangling melihatnya, hingga ;“KAU!!” Mpu Bajil terlebih dulu mengenali sosok Bintang, sehingga Mpu Bajil langsung memutar tongkat ditangannya untuk segera bersiap menyerang Bintang. Nini Rampah yang terlambat mengenali sosok Bintang, tapi begitu melihat reaksi Mpu B
“Kedatangan saya kemari untuk menemui Gusti Adipati dan menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya” ucap Bintang kepada Adipati Sutapati dengan menjura hormat. Adipati Sutapati yang sejak tadi hanya terdiam membuat Bintang meneruskan ucapannya.“Kematian Juragan Suta, sepenuhnya bukan karena kesalahan saya, Juragan Suta mati karena terkena serangannya sendiri yang berasal dari cambuk kilat, saya sudah berusaha untuk memperingatkan Juragan Suta, tapi peringatan saya tak didengarkan oleh Juragan Suta. Selain itu, sebenarnya kedatangan saya ke tempat kediaman Juragan Suta hanya untuk menyelamatkan istri saya yang ditawan oleh Juragan Suta.” ucap Bintang berhenti sejenak dari ceritanya. Wajah jelita Tania tampak berubah mendengar kata istri yang baru saja disebutkan oleh Bintang. Ditatapnya Bintang dengan tatapan penuh arti.“Tapi istri Tuan telah membuat raden Aryasuta lumpuh seumur hidupnya!” tegas Mpu Bajil seakan tak ter
SESOSOK tubuh terbaring tak bergerak diatas sebuah tempat peraduan besar, bila melihat sosoknya, sosok itu tak lain adalah raden Aryasuta, sidurjana, putra Juragan Suta, lurah Gelagah Ireng. Disekitar peraduan besar itu tampak beberapa orang tengah berdiri menatap sosok Bintang yang saat ini tengah memeriksa keadaan Aryasuta.“Bagaimana Tuan Bintang?” tanya Adipati Sutapati setelah Bintang selesai memeriksa.“Sepertinya raden Aryasuta masih bisa saya tolong, Gusti Adipati” ucap Bintang hingga membuat wajah Adipati Sutapati berubah ceria.“Kalau begitu tolong ya Tuan Bintang, Aryasuta satu-satunya keponakan yang saya miliki”“Baik Tuan Gusti Adipati.”“Tapi saya memiliki satu permintaan, Gusti Adipati”“Katakan saja Tuan Bintang, pasti akan kupenuhi”“Setelah saya selesai mengobati raden Aryasuta, kemungkinan saya memerlukan waktu hingga beberapa har
Beberapa hari kemudian, Aryasuta benar-benar telah pulih dari keadaannya, hal ini tentu disambut gembira oleh Adipati Sutapati, Adipati Sutapati juga menjelaskan tentang siapa yang telah menolong dirinya, awalnya Aryasuta sangat tidak menerima kenyataan kalau orang yang menolong dirinya adalah orang yang telah membunuh ayahnya. Tapi dengan tegas Adipati Sutapati justru menyalahkan Aryasuta atas sikap dan perbuatannya yang telah menyebabkan kematian ayahnya, tindakan bejat durjana yang dilakukan Aryasuta benar-benar membuat Adipati Sutapati benar-benar marah dan kemarahan Adipati Sutapati membuat Aryasuta gentar dan ciut nyalinya, apalagi wibawa dari ajian ‘macan putih’ ikut keluar dari ketegasan dan kewibawaan Adipati Sutapati. Makanya Aryasuta akhirnya hanya bisa tertunduk takut menerima nasib.“Tak kuizinkan seorangpun menganggu Tuan Bintang dikamarnya, kalau kutahu ada orang yang melakukan itu, aku sendiri yang akan menghukumnya!” ucap Adip
“Sudah paman, ilmu ‘perjaka murni’ memang dahsyat” jawab Aryasuta.“Sejak nenekmu membawa adikmu itu, sampai sekarang sudah tidak ada kabar lagi” ucap Adipati Sutapati seraya terus menceritakan tentang hal itu kepada Aryasuta. Aryasuta terlihat menarik nafas panjang mendengar hal itu.“Maaf paman, jika diizinkan.. saya ingin membantu Tania untuk melewati masalah ini.” ucap Aryasuta setelah Adipati Sutapati selesai menceritakan tentang kisah masa lalu adiknya.“Membantu bagaimana maksudmu?”“Saya ingin menikahi Tania, paman” ucap Aryasuta hingga membuat Adipati Sutapati terdiam. “Itupun jika paman mengizinkan” sambung Aryasuta lagi.“Paman tak bisa menjawabnya Aryasuta, hal ini harus paman tanyakan terlebih dahulu dengan Tania, apakah dia menerimanya atau tidak?”“Baik paman, saya akan menunggu jawaban Tania”
Deggg...Baru saja berucap seperti itu, tiba-tiba saja dada Tania berdebar dengan kencang saat tiba-tiba saja Bintang mendekatkan wajahnya kearahnya. Tapi rupanya Bintang membelokkan wajahnya saat sudah dekat dan Bintang membisikkan sesuatu ditelinga Tania. Wajah Tania seketika berubah saat mendengar bisikan tersebut.“Bercinta.! masa seperti sih kakang!”“Benar... Nahkan apa tadi kakang bilang, pasti Tania mengejek”“Hi hi hi... Enggak kok kakang, Tania kira itu cuma akal-akalan kakang aja” ucap Tania tertawa renyah. Bintang sangat senang bila melihat Tania tertawa seperti itu, selain giginya yang putih dan tersusun rapi, apalagi lesung pipitnya yang terlihat semakin menambah manis dalam pandangan Bintang, apalagi dalam jarak sedekat ini, sungguh menggoda sekali.Tiba-tiba saja Tania memejamkan kedua matanya dan mengadahkan wajahnya kearah Bintang, bibirnya yang indah merekah terlihat seakan begitu menggoda Bint
“Apakah Bopo menganggu?” tanya Adipati Sutapati tersenyum.“Ah Bopo... tentu saja tidak, mari masuk Bopo” ucap Tania seraya menggandeng tangan ayahnya. Bintang segera menjura hormat yang langsung dibalas oleh Adipati Sutapati.“Mari, silahkan duduk, Gusti Adipati” ucap Bintang dengan ramah.“Bagaimana keadaan Tuan Bintang sekarang?”“Sudah mendingan Gusti Adipati... Mudah-mudahan dalam 3-4 hari ini sudah pulih sepenuhnya”“Syukurlah kalau begitu”“Saya mengucapkan terima kasih atas semua pelayanan yang Gusti Adipati berikan”“Tidak perlu berterima kasih Tuan Bintang... lagipula kalau Tuan Bintang mau berterima kasih, berterima kasihlah pada putri cantikku ini, karena dia yang selalu menjaga dan melayani Tuan” ucap Adipati Sutapati tersenyum kearah Tania yang juga tersenyum sumringah.“Sudah pasti Gusti Adipati, mendapatka
Rumah kediaman Adipati Sutapati tampak berbeda malam itu, dibeberapa tempat tampak hiasan-hiasan menggantung, karena memang malam ini, putri Adipati Sutapati akan melangsungkan pernikahan.Di kamar Tania sendiri, tampak sosok Tania yang tengah didandani oleh beberapa orang emban pembantu, Tania sendiri tampak begitu cantik malam itu, mengenakan pakaian kebaya putih pengantin, dengan mahkota putih dikepalanya, ditambah hiasan-hiasan bunga-bunga dirambutnya sehingga menambah cantiknya sosok Tania. Terlihat senyum sumringah selalu menghias diwajah Tania, kebahagiaan jelas terpancar dari raut wajah cantik jelita Tania.“Selamat ya den ayu, akhirnya den ayu menikah”“Iya, terima kasih emban”“Den ayu benar-benar cantik sekali, pasti calon suami den ayu terpesona dengan kecantikan den ayu malam ini... benar-benar cantik“ ucap beberapa emban memuji kecantikan dan kejelitaan Tania.Tok... Tok... Tok...Terdengar k