"Huaghh!!"
Darah kental hitam kemerahan tersembur keluar dari dalam mulutnya. Matanya yang tadi selalu garang, kini tampak sayu seperti menahan sakit yang amat sangat. Pukulan ‘pemecah karang’, memang sangat cocok digunakan untuk melawan mahluk sejenis lelembut, karena memang pukulan ini sangat ditakuti oleh bangsa lelembut.
“SSII...SIAPA KAU... SEBENARNYA ?!”
Kali ini Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu. Ada suatu keanehan yang mungkin belum kita sadari semua, seharusnya setiap bangsa lelembut bisa melihat tanda Bintang sebagai gusti prabu Yudha Manggala, penguasa alam ghaib dan alam lelembut, tapi kenapa Harimau setengah manusia ini tidak mampu melihatnya.
“Bawa aku menemui rajamu!” ucap Bintang dengan tegas dan penuh wibawa. Sosok tinggi tegap Harimau setengah manusia itu tampak kemudian tampak berjongkok, dan ;
Blubb... bluubb...!
Kembali dari sosok Harimau setengah manusia itu harimau b
Sebuah auman keras terdengar dari dalam bangunan tersebut, begitu kerasnya sampai-sampai getarannya sampai keluar. Bila kita tengok kedalam. Disebuah ruangan yang biasa kita sebuah aula, tampak belasan ekor harimau yang duduk berjejer rapi menghadap kearah sebuah singgasana yang juga berbentuk kepala harimau, diatas singgasana tampak duduk sesosok Harimau setengah manusia berwana putih keemasan, mengenakan pakaian mewah layaknya seorang manusia tapi berkepala harimau, sebuah mahkota juga tampak dikepalanya, juga sebilah pedang besar juga tampak tersampir dipinggangnya, ukurannyapun jauh lebih besar dari harimau-harimau yang ada diruangan itu, mungkin 2x lebih besar. Dialah Raja Macan Putih, penguasa bangsa siluman harimau.Di bawah singgasananya juga tampak bertengger dua sosok harimau, harimau berwarna putih tampak memiliki selempang biru dilehernya, sedangkan harimau yang berwarna kuning keemasan memiliki selempang merah dilehernya, sepertinya kedua harimau itu merupakan pa
Tangan Raja Macan Putih tampak terangkat diatas wajah sang gadis.Werrr...Dari telapak tangan Raja Macan Putih keluar sinar putih yang secara perlahan turun kewajah Tania, tak lama Raja Macan Putih kembali menggengam telapak tangannya hingga sinar itupun lenyap.“Ughh..” seiring dengan hal itu, Tania tampak melenguh, tersadar dari keadaannya. Raja Macan Putih tampak tersenyum melihat hal itu, tak lama kemudian Taniapun sudah membuka kedua matanya. Sosok pertama yang dilihat Tania, tentu saja sosok sang raja harimau yang sudah menjelma menjadi manusia dan tersenyum kearahnya. Tania mencoba tersenyum dan mengangkat dirinya, tapi baru sebentar, senyum Tania sudah hilang dari wajahnya. Bagaimana tidak, wajah cantik Tania tampak berubah pucat saat melihat disekelilingnya, tempat itu dipenuhi oleh para harimau dengan berbagai ukuran.“Jangan takut nona, mereka semua adalah anak buahku” ucap Raja Macan Putih hingga semakin mengejutkan Ta
“Lalu, dimana dia sekarang ?!” tanya Raja Macan Putih.“Tadi dia masih dibelakang saya raja”Raja Macan Putih kemudian tampak mengangkat tangan kanannya tegak lurus didepan dada dan memejamkan mata. Cukup lama Raja Macan Putih melakukan hal itu hingga kedua mata Raja Macan Putih kembali terbuka.“Dia bukan orang sembarangan, aku tak dapat merasakan keberadaannya” ucap Raja Macan Putih lagi seolah berkata pada dirinya sendiri. Lalu Raja Macan Putih berbalik memandang kearah singgasananya, dimana harimau putih dan kuning masih ada disana.“Patih putih... segera perintahkan semua bangsa harimau untuk mencari pendekar itu!” ucap Raja Macan Putih“Patih oren... bawa calon istriku ini ke kamarnya dan segera perintahkan tabib untuk mengobati lukanya” ucap Raja Macan Putih kepada kedua patih kepercayaannya tersebut.Kedua harimau yang sejak tadi hanya berbaring malas-malasan dibawah singgas
“Kita harus segera meninggalkan negeri lelembut ini” ucap lelaki muda tampan berpakaian merah dan berjubah biru itu yang tak lain adalah Bintang.Dengan menggunakan salah satu kemampuan dari jurus ‘Cermin Agung Matahari Rembulan’ miliknya yang bernama ‘Jalan Agung’, Bintang mampu merubah dirinya menjadi seberkas cahaya. Dengan wujud cahayanya Bintang menyelinap masuk ke bangunan kerajaan bangsa harimau untuk mencari keberadaan Tania, begitu bertemu Bintang kembali menggunakan ‘‘Jalan Agung’’ nya untuk membawa Tania keluar dari tempat itu.“Ss..siapa tuan?” tanya Tania dengan suara bergetar.“Panggil aku Bintang” jawab Bintang tersenyum seraya terus memeriksa keadaan kaki Tania yang terluka parah.“Tuan Bintang.” ulang Tania lagi. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu.“Kita harus menyembuhkan kaki nona dulu, baru kita
Kadipaten Gelagah Ireng...Pagi itu, Adipati Sutapati tampak sedang termenung di singgasana kebesarannya, sementara itu didekatnya tampak sosok laki-laki tua bertubuh pendek bulat, memegang tongkat ditangan kanannya sebagai penumpu dirinya, didekat lelaki tua ini juga ada seorang wanita tua berpakaian merah dengan angkin merah dipinggangnya, kedua orang ini tak lain adalah pengawal pribadi Adipati Sutapati yang tak lain adalah Mpu Bajil dan Nini Rampah.Melihat junjungan mereka sedang tenggelam dalam lamunannya, Mpu Bajil dan Nini Rampah hanya saling pandang, Nini Rampah tampak hanya mengangkat kedua bahunya sebagai tanda menyerahkan semuanya kepada suaminya, Mpu Bajil.“Gusti Adipati” Mpu Bajil memberanikan diri menegur Adipati Sutapati. Adipati Sutapati tampak tersadar dari lamunannya seraya menoleh kearah Mpu Bajil.“Sudah satu bulan lebih Tania pergi meninggalkanku Mpu Bajil” ucap Adipati Sutapati dengan sedih.“Iya Gusti Adipati... Hamba sangat memahami dan mengerti bagaimana per
“Ajian ‘macan putih’ yang kumiliki..” Adipati Sutapati menghentikan sejenak ucapannya hingga membuat Mpu Bajil dan Nini Rampah semakin penasaran untuk mendengar kelanjutanya, Mpu Bajil dan Nini Rampah memang mengetahui kalau Gusti Adipati Sutapati memiliki ajian pamungkas yang disebut ajian ‘macan putih’ yang sangat dahsyat. Mpu Bajil dan Nini Rampah pernah melihat langsung bagaimana Adipati Sutapati mampu membuat gerombolan begal yang jumlahnya puluhan orang hanya dengan satu bentakan keras saja dari Adipati Sutapati. Itupun sudah membuat puluhan orang begal rampok tersebut langsung lari ketakutan, bahkan ketua begal rampok yang berhadapan langsung dengan Adipati Sutapati sampai terkencing-kencing dicelana karena ketakutannya terhadap Adipati Sutapati.Ajian ‘macan putih’ memang merupakan aji kewibawaan yang sangat tinggi. Bila aji ini diwatek (di rapal), suaranya bisa membuat lawan gemetar dan nyali lawan menjadi kecil. Dan inilah kenapa Adipati Sutapati sangat disegani baik kawan m
“Sejak kalian menemukan kuda tunggangan Tania yang tewas dimakan binatang buas, hati kecilku mengatakan kalau semua ini ada hubungannya dengan Raja Macan Putih” sambung Adipati Sutapati lagi menarik nafas panjang.Di saat semuanya terdiam dan hening, tiba-tiba saja seorang prajurit penjaga pintu gerbang datang dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya terlihat pucat seperti habis melihat hantu. Nafasnya juga terlihat tersengal-sengal seperti baru saja lari dari tempat yang jauh dengan terburu-buru, padahal jarak pintu gerbang kedalam bangunan tempat kediaman Adipati Sutapati tidaklah seberapa jauh.“Aaa...ampun, Gusti Adipati” prajurit itu tampak menjura hormat dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya.“Ada apa?!” tanya Adipati Sutapati dengan cepat dan tegas penuh wibawa.“Di...pint...pintu.. gerbang... dipintu..gerbang” ucap prajurit itu dengan terbata-bata tak jelas.“Iya, ada apa dipintu gerbang prajurit?!” tanya Mpu Bajil tak sabar.“Dipintu gerbang... ada den ayu... Tania,, Gusti Ad
“Bopo” terdengar isak tangis Tania dipelukan Adipati Sutapati yang terlihat juga menahan tangis, suasana terasa begitu haru hingga membuat beberapa orang prajurit yang ada ditempat itu ikut meneteskan air mata.“Darimana saja kau putriku, Bopo kira tidak akan bisa bertemu lagi denganmu” ucap Adipati Sutapati dengan penuh haru memeluk hangat putri kesayangannya itu. Tania tampak merenggangkan pelukannya dan menatap sosok gagah penuh wibawa yang ada dihadapannya.“Tania terjatuh kedalam jurang di Lembah Ireng, Bopo”“Ya, Bopo sudah duga hal itu, Mpu Bajil dan Nini Rampah menemukan kuda tungganganmu sudah tewas menggenaskan di Lembah Ireng... tapi Bopo juga sudah memerintahkan ratusan orang prajurit yang dipimpin kakangmu untuk mencarimu di dasar jurang selama berminggu-minggu bahkan sampai sekarang mereka masih mencari, tapi mereka tidak dapat menemukanmu didasar jurang” ucap Adipati Sutapati lagi, kali ini wajah Tania tampak berubah mendengar ucapan Adipati Sutapati.“Berminggu-minggu