Share

163. Bagian 17

last update Last Updated: 2022-10-28 01:02:34

Semakin dekat, semakin jelas tembang nyanyian itu terdengar, Bintang kemudian turun dari punggung Sembrani, Bintang lalu membiarkan Sembrani untuk pergi meninggalkan tempat itu, karena kini Bintang sudah mengetahui darimana tembang nyanyian itu berasal. Sembrani kemudian pergi meninggalkan tempat itu, sementara Bintang sendiri berjalan menuju kearah rerimbunan dedaunan lebat yang ada dihadapannya.

Srrrttt..

Bintang menyibak dedaunan yang tumbuh lebat dihadapannya. Tapi baru saja menyibak dedaunan lebat itu, tiba-tiba saja Bintang berhenti menyibak dan mematung. Kedua mata Bintang tampak membesar. Beberapa langkah dihadapan Bintang, tampak sosok seorang perempuan yang tengah membersihkan tubuhnya disebuah pancuran air, perempuan itu tampak tak mengenakan apapun ditubuhnya alias bugil, sehingga tubuhnya yang putih dan mulus terlihat dengan jelas dimata Bintang, apalagi tubuhnya yang begitu montok semakin membuat Bintang panas dingin. Keringat dingin tampak mengalir diwaj

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 2   163. Bagian 18

    “Ya aku tau.. dan aku menyesali apa yang telah kulakukan itu” ucap Dewi Mawar Hitam hingga membuat Bintang terkejut mendengarnya. “Jika memang ingin menangkapku, tangkaplah! aku takkan melawan” ucap Dewi Mawar Hitam seraya menyorongkan kedua tangannya kepada Bintang. Sikap Dewi Mawar Hitam tentu saja mengherankan dan mengejutkan Bintang.“Datuk Tuak sudah menceritakan semuanya, percuma saja jika aku melawanmu. Lagipula aku sudah berniat untuk bertobat, aku ingin memulai hidup baru” ucap Dewi Mawar Hitam lagi. Bintang terdiam mendengar hal itu, sulit bagi Bintang untuk mempercayainya.“Karena itu aku bersedia ditangkap olehmu, aku akan mempertanggung jawabkan perbuatanku pada penduduk desa Jati Wangi” sambung Dewi Mawar Hitam seraya kembali menyorongkan kedua tangannya kepada Bintang. Bintang masih tetap terdiam ditempatnya. Bintang masih meragukan ucapan Dewi Mawar Hitam, tapi Dewi Mawar Hitam tetap menyorongkan

    Last Updated : 2022-10-28
  • Ksatria Pengembara Season 2   163. Bagian 19

    “Bagaimana sekarang kakang?” tanya sosok wanita tua yang berjalan disebelahnya.“Kita cari warung makan dulu nyi, disana pasti banyak informasi yang bisa kita dapatkan” ucap sosok lelaki tua itu lagi.Sebuah warung makan yang tampak begitu ramai pengunjungnya, baik dari masyarakat desa Jati Wangi sendiri, maupun dari para pedagang ataupun para pendekar yang sekedar lewat didesa Jati Wangi.Sosok lelaki tua dan wanita tua berpakaian merah itupun singgah diwarung tersebut, si empunya warungpun segera menyambut mereka.“Mari.. mari silahkan masuk tuan pendekar.. nyonya” ucap si empunya warung mengarahkan keduanya kearah sebuah kursi yang baru saja ditinggalkan pemiliknya.“Tuan dan nyonya pendekar mau pesan apa?”“Siapkan saja yang paling enak diwarung ini ki” ucap siwanita tua.“Baik..baik”Tak lama, si empunya warung sudah kembali dengan du

    Last Updated : 2022-10-28
  • Ksatria Pengembara Season 2   163. Bagian 20

    Siang itu, disebuah jalan setapak disebuah kaki lembah, tampak sepasang mudi mudi yang tengah berjalan beriringan, tapi tak ada yang berbicara diantara keduanya yang lebih banyak diam, sementara sosok yang wanita tampak terus memperhatikan sosok lelaki muda tampan yang berjalan disebelahnya."Boleh aku memanggilmu.. Kakang?"“Silahkan saja." sahut seorang pemuda berjubah biru, “Mau disebut kakang, mau kakek, mau paman aku juga tidak bakalan protes. Asal jangan nenek saja!""Hi-hi-hik," gadis cantik berbaju hijau tertawa sambil menutup mulut,“Kakang ternyata lucu juga." Ucap si gadis tertawa ringan, lelaki muda tampan yang ada disebelahnya hanya mengeluarkan senyum datar.Kedua orang berbeda jenis itu adalah Bintang dan gadis yang ada disebelahnya tak lain tak bukan adalah Dewi Mawar Hitam adanya. Sudah tiga hari lamanya mereka menempuh perjalanan bersama dan dengan tujuan yang sama pula, Yaitu .. ke Desa Jati Wangi.

    Last Updated : 2022-10-28
  • Ksatria Pengembara Season 2   163. Bagian 21

    “Jadi beneran istri kakang banyak, ada berapa?” tanya Dewi Mawar Hitam penasaran. Bintang hanya diam.“Dua.” ucap Dewi Mawar Hitam mengacungkan dua jarinya, Bintang menggeleng.“Tiga.” ucap Dewi Mawar Hitam lagi mengacungkan tiga jarinya, tapi Bintang kembali menggeleng.“Empat.” ucap Dewi Mawar Hitam lagi dengna penasaran mengacungkan empat jarinya, lagi-lagi Bintang menggeleng.“Lima.” ucap Dewi Mawar Hitam dengan wajah berubah, lagi-lagi Bintang menggeleng.“Enam”“Tujuh”“Delapan”“Sembilan”“Sepuluh”Sampai disini Dewi Mawar Hitam menghentikan ucapannya dan wajah Dewi Mawar Hitam semakin berubah melihat gelengan dikepala Bintang.“Jadi berapa kang?” tanya Dewi Mawar Hitam semakin penasaran.“Dua puluh” jawab Bintang enteng, tapi sudah cukup membuat wajah

    Last Updated : 2022-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   163. Bagian 22

    "Ha-ha-ha! Pucuk di cinta ulam tiba! Tidak di cari justru orang yang kita cari ada di depan mata, sobat Golok Ringkik Kuda!""Benar, kawan! Cuma sayang, Serabut Mautmu gagal mengenai Dewi Mawar Hitam!" seru yang sebelah kiri yang pada pundaknya memanggul sebuah benda berbentuk kotak mengkilat. “Andai kena, pasti dia mengemis-ngemis pada kita berdua untuk memuaskan hasratnya, hua-ha-ha!""Hua-ha-ha!"Begitu mendengar suara itu, Bintang segera melepas pelukan pada Dewi Mawar Hitam dan keduanya bangkit berdiri.Di saat melihat dua orang yang menyerang dengan senjata rahasia, selebar wajah ayu Dewi Mawar Hitam langsung mengkelap membesi, apa lagi ia mengenal dua orang pembokong itu."Rupanya kalian!" seru Dewi Mawar Hitam dengan suara tertahan di leher."Benar! Memang kami!" sahut yang mempunyai lilitan cambuk di pinggangnya.“Kenapa? Kangen, ya?"Keduanya adalah Golok Ringkik Kuda dan Cambuk Pemutus Jiwa! Keduanya mema

    Last Updated : 2022-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   163. Bagian 23

    Wutt!Meski terlihat sederhana, tapi justru sanggup memasuki celah-celah dari bayangan golok lawan. Bahkan kini Bintang melayangkan tendangannya kearah ulu hati lawan."Edan!" maki Golok Ringkik Kuda saat serangan goloknya selalu meleset dari tubuh lawan. Tapi sebagai tokoh kawakan, ia tidak malu menyandang gelar Golok Ringkik Kuda. Laki-laki berbadan pendek kekar itu segera menarik jurus dan dalam sekejap mata, badan golok super lebar sudah menghadang di depan dada.Dagg!Benturan antara ujung kaki Bintang dengan badan golok lebar terdengar keras. Golok Ringkik Kuda terjajar ke belakang beberapa tindak. Terlihat sekali kedua tangannya gemetar waktu memegang golok.“Sinting! Ilmu apa yang digunakan pendekar itu untuk menghindar tadi.., tenaga dalamnya juga hebat. Golokku hampir saja terlepas dari tangan. Siapa sebenarnya pendekar ini?" pikir si laki-laki pendek kekar. "Golok dan tanganku seperti dirambati semut api.""Bagaimana?

    Last Updated : 2022-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   163. Bagian 24

    Dewi Mawar Hitam yang tidak menyangka lawan begitu lihai memainkan cambuk, langsung membuang tubuh ke kiri sambil tangkai besi bunga mawar hitamnya berusaha membabat ke ujung cambuk lawan yang tengah mengancam pinggangnya.Criing! Triing!"Cambuk ini terbuat dari besi," desis Dewi Mawar Hitam setelah tangkis besi bunga mawar hitamnya sedikit gompal."Ha-ha-ha! Senjata rongsokanmu mana sanggup merontokkan jalinan besi yang membungkus cambuk kesayanganku ini," kata Cambuk Pemutus Jiwa dengan angkuh. Tanpa menjawab sepatah kata pun, kembali Dewi Mawar Hitam menyerang. Tak pelak lagi, pertarungan terpecah di dua tempat.Lama kelamaan Dewi Mawar Hitam keteteran atau tepatnya dibawah angin, karena yang dihadapinya saat ini adalah salah satu tokoh silat aliran hitam yang bergelar Cambuk Pemutus Jiwa, seorang jago silat kawasan selatan, tentu saja tidak memiliki ilmu pasaran. Ilmu cambuknya yang bernama "Cambuk Langit Berarak" merupakan jurus simpanan ya

    Last Updated : 2022-10-29
  • Ksatria Pengembara Season 2   163. Bagian 25

    Dewi Mawar Hitam yang saat itu masih melayang di udara, tersentak kaget, "Celaka tigabelas!" Tidak ada waktu untuk menghindar, bahkan untuk menghimpun kekuatan juga tidak sempat. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah memperhebat serangan hawa angin tajam ke lawan, siapa tahu saja sanggup menahan pukulan sakti yang dilancarkan lawan.Wutt! Wutt!! Dhuarr! Buaghh! Crasss! Crasss!!Cambuk di tangan lawan kontan terputus-putus menjadi puluhan potong, termasuk pula kepala Cambuk Pemutus Jiwa menggelinding ke tanah dalam kondisiterbelah kecil-kecil. Orang tanpa kepala tentu nyawanya tidak bakalan mau lama-lama berada di dalam raga, apalagi jika berdiri lama-lama!Bruggh!Bersamaan dengan rubuhnya Cambuk Pemutus Jiwa yang tanpa nyawa lagi, Dewi Mawar Hitam ikut melayang jatuh di tanah.Bruggh!Dewi Mawar Hitam segera berusaha bangkit dari keterpurukan, namun baru saja mengangkat kepala, darah kental kehitaman tersembur keluar da

    Last Updated : 2022-10-29

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status