“Syukurlah ajian ‘mawar semu’ ku masih bisa menipunya” batin sosok yang tengah bersembunyi itu terus memperhatikan gerak gerik yang dilakukan Bintang. Ajian ‘mawar semu’ adalah sebuah ajian yang mampu menghilangkan keberadaan hawa kehidupan pemiliknya, karena itu Bintang tak dapat merasakan sosok yang tengah bersembunyi tersebut. Kedua mata yang tengah bersembunyi itu tampak membesar saat melihat Bintang mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya.
Bintang sendiri memang mulai menanggalkan seluruh pakaiannya, dan ;
Byuurrr..!
Bintang menceburkan dirinya kedalam air danau tersebut. Sementara itu sosok yang terus mengintip dibalik rimbunnya semak-semak belukar tampak terdiam mematung dengan kedua mata membesar, keringat sebesar jagung tampak keluar dari wajahnya. Entah apa yang menyebabkan hal itu terjadi.
“Edan! Ini benar-benar edan” batin sosok tersembunyi itu yang bila kita lihat lebi
Semakin dekat, semakin jelas tembang nyanyian itu terdengar, Bintang kemudian turun dari punggung Sembrani, Bintang lalu membiarkan Sembrani untuk pergi meninggalkan tempat itu, karena kini Bintang sudah mengetahui darimana tembang nyanyian itu berasal. Sembrani kemudian pergi meninggalkan tempat itu, sementara Bintang sendiri berjalan menuju kearah rerimbunan dedaunan lebat yang ada dihadapannya.Srrrttt..Bintang menyibak dedaunan yang tumbuh lebat dihadapannya. Tapi baru saja menyibak dedaunan lebat itu, tiba-tiba saja Bintang berhenti menyibak dan mematung. Kedua mata Bintang tampak membesar. Beberapa langkah dihadapan Bintang, tampak sosok seorang perempuan yang tengah membersihkan tubuhnya disebuah pancuran air, perempuan itu tampak tak mengenakan apapun ditubuhnya alias bugil, sehingga tubuhnya yang putih dan mulus terlihat dengan jelas dimata Bintang, apalagi tubuhnya yang begitu montok semakin membuat Bintang panas dingin. Keringat dingin tampak mengalir diwaj
“Ya aku tau.. dan aku menyesali apa yang telah kulakukan itu” ucap Dewi Mawar Hitam hingga membuat Bintang terkejut mendengarnya. “Jika memang ingin menangkapku, tangkaplah! aku takkan melawan” ucap Dewi Mawar Hitam seraya menyorongkan kedua tangannya kepada Bintang. Sikap Dewi Mawar Hitam tentu saja mengherankan dan mengejutkan Bintang.“Datuk Tuak sudah menceritakan semuanya, percuma saja jika aku melawanmu. Lagipula aku sudah berniat untuk bertobat, aku ingin memulai hidup baru” ucap Dewi Mawar Hitam lagi. Bintang terdiam mendengar hal itu, sulit bagi Bintang untuk mempercayainya.“Karena itu aku bersedia ditangkap olehmu, aku akan mempertanggung jawabkan perbuatanku pada penduduk desa Jati Wangi” sambung Dewi Mawar Hitam seraya kembali menyorongkan kedua tangannya kepada Bintang. Bintang masih tetap terdiam ditempatnya. Bintang masih meragukan ucapan Dewi Mawar Hitam, tapi Dewi Mawar Hitam tetap menyorongkan
“Bagaimana sekarang kakang?” tanya sosok wanita tua yang berjalan disebelahnya.“Kita cari warung makan dulu nyi, disana pasti banyak informasi yang bisa kita dapatkan” ucap sosok lelaki tua itu lagi.Sebuah warung makan yang tampak begitu ramai pengunjungnya, baik dari masyarakat desa Jati Wangi sendiri, maupun dari para pedagang ataupun para pendekar yang sekedar lewat didesa Jati Wangi.Sosok lelaki tua dan wanita tua berpakaian merah itupun singgah diwarung tersebut, si empunya warungpun segera menyambut mereka.“Mari.. mari silahkan masuk tuan pendekar.. nyonya” ucap si empunya warung mengarahkan keduanya kearah sebuah kursi yang baru saja ditinggalkan pemiliknya.“Tuan dan nyonya pendekar mau pesan apa?”“Siapkan saja yang paling enak diwarung ini ki” ucap siwanita tua.“Baik..baik”Tak lama, si empunya warung sudah kembali dengan du
Siang itu, disebuah jalan setapak disebuah kaki lembah, tampak sepasang mudi mudi yang tengah berjalan beriringan, tapi tak ada yang berbicara diantara keduanya yang lebih banyak diam, sementara sosok yang wanita tampak terus memperhatikan sosok lelaki muda tampan yang berjalan disebelahnya."Boleh aku memanggilmu.. Kakang?"“Silahkan saja." sahut seorang pemuda berjubah biru, “Mau disebut kakang, mau kakek, mau paman aku juga tidak bakalan protes. Asal jangan nenek saja!""Hi-hi-hik," gadis cantik berbaju hijau tertawa sambil menutup mulut,“Kakang ternyata lucu juga." Ucap si gadis tertawa ringan, lelaki muda tampan yang ada disebelahnya hanya mengeluarkan senyum datar.Kedua orang berbeda jenis itu adalah Bintang dan gadis yang ada disebelahnya tak lain tak bukan adalah Dewi Mawar Hitam adanya. Sudah tiga hari lamanya mereka menempuh perjalanan bersama dan dengan tujuan yang sama pula, Yaitu .. ke Desa Jati Wangi.
“Jadi beneran istri kakang banyak, ada berapa?” tanya Dewi Mawar Hitam penasaran. Bintang hanya diam.“Dua.” ucap Dewi Mawar Hitam mengacungkan dua jarinya, Bintang menggeleng.“Tiga.” ucap Dewi Mawar Hitam lagi mengacungkan tiga jarinya, tapi Bintang kembali menggeleng.“Empat.” ucap Dewi Mawar Hitam lagi dengna penasaran mengacungkan empat jarinya, lagi-lagi Bintang menggeleng.“Lima.” ucap Dewi Mawar Hitam dengan wajah berubah, lagi-lagi Bintang menggeleng.“Enam”“Tujuh”“Delapan”“Sembilan”“Sepuluh”Sampai disini Dewi Mawar Hitam menghentikan ucapannya dan wajah Dewi Mawar Hitam semakin berubah melihat gelengan dikepala Bintang.“Jadi berapa kang?” tanya Dewi Mawar Hitam semakin penasaran.“Dua puluh” jawab Bintang enteng, tapi sudah cukup membuat wajah
"Ha-ha-ha! Pucuk di cinta ulam tiba! Tidak di cari justru orang yang kita cari ada di depan mata, sobat Golok Ringkik Kuda!""Benar, kawan! Cuma sayang, Serabut Mautmu gagal mengenai Dewi Mawar Hitam!" seru yang sebelah kiri yang pada pundaknya memanggul sebuah benda berbentuk kotak mengkilat. “Andai kena, pasti dia mengemis-ngemis pada kita berdua untuk memuaskan hasratnya, hua-ha-ha!""Hua-ha-ha!"Begitu mendengar suara itu, Bintang segera melepas pelukan pada Dewi Mawar Hitam dan keduanya bangkit berdiri.Di saat melihat dua orang yang menyerang dengan senjata rahasia, selebar wajah ayu Dewi Mawar Hitam langsung mengkelap membesi, apa lagi ia mengenal dua orang pembokong itu."Rupanya kalian!" seru Dewi Mawar Hitam dengan suara tertahan di leher."Benar! Memang kami!" sahut yang mempunyai lilitan cambuk di pinggangnya.“Kenapa? Kangen, ya?"Keduanya adalah Golok Ringkik Kuda dan Cambuk Pemutus Jiwa! Keduanya mema
Wutt!Meski terlihat sederhana, tapi justru sanggup memasuki celah-celah dari bayangan golok lawan. Bahkan kini Bintang melayangkan tendangannya kearah ulu hati lawan."Edan!" maki Golok Ringkik Kuda saat serangan goloknya selalu meleset dari tubuh lawan. Tapi sebagai tokoh kawakan, ia tidak malu menyandang gelar Golok Ringkik Kuda. Laki-laki berbadan pendek kekar itu segera menarik jurus dan dalam sekejap mata, badan golok super lebar sudah menghadang di depan dada.Dagg!Benturan antara ujung kaki Bintang dengan badan golok lebar terdengar keras. Golok Ringkik Kuda terjajar ke belakang beberapa tindak. Terlihat sekali kedua tangannya gemetar waktu memegang golok.“Sinting! Ilmu apa yang digunakan pendekar itu untuk menghindar tadi.., tenaga dalamnya juga hebat. Golokku hampir saja terlepas dari tangan. Siapa sebenarnya pendekar ini?" pikir si laki-laki pendek kekar. "Golok dan tanganku seperti dirambati semut api.""Bagaimana?
Dewi Mawar Hitam yang tidak menyangka lawan begitu lihai memainkan cambuk, langsung membuang tubuh ke kiri sambil tangkai besi bunga mawar hitamnya berusaha membabat ke ujung cambuk lawan yang tengah mengancam pinggangnya.Criing! Triing!"Cambuk ini terbuat dari besi," desis Dewi Mawar Hitam setelah tangkis besi bunga mawar hitamnya sedikit gompal."Ha-ha-ha! Senjata rongsokanmu mana sanggup merontokkan jalinan besi yang membungkus cambuk kesayanganku ini," kata Cambuk Pemutus Jiwa dengan angkuh. Tanpa menjawab sepatah kata pun, kembali Dewi Mawar Hitam menyerang. Tak pelak lagi, pertarungan terpecah di dua tempat.Lama kelamaan Dewi Mawar Hitam keteteran atau tepatnya dibawah angin, karena yang dihadapinya saat ini adalah salah satu tokoh silat aliran hitam yang bergelar Cambuk Pemutus Jiwa, seorang jago silat kawasan selatan, tentu saja tidak memiliki ilmu pasaran. Ilmu cambuknya yang bernama "Cambuk Langit Berarak" merupakan jurus simpanan ya