Share

155. Jari Malaikat

SIANG ITU suasana di Gunung Gulgulan yang menjadi tempat berdirinya Kuil Mega Merah tampak sepi-sepi saja, mataharipun tampak bersinar tak cukup terang hari itu, karena sebagian langit tampak sudah tertutup gerombolan awan hitam yang berarak secara perlahan kearah barat.

Duer!

Guntur menggelegar dengan keras di puncak Gunung Gulgulan, seakan ingin menghancurkan Gunung Gulgulan. Sementara itu didalam Kuil Mega Merah, tampak sosok seorang laki-laki yang tengah memandang kearah halaman kuil, tatapannya tampak kosong seperti tengah melamunkan sesuatu. Hingga akhirnya rintik-rintik hujan menyadarkan lamunannya. Seketika lelaki muda ini memperhatikan keadaan langit yang sudah mulai gelap seluruhnya hingga menurunkan hujan yang sangat deras ditempat itu.

“Kakang... Ayo makan! masakannya sudah siap nih!” sebuah suara menyadarkan lelaki muda itu yang segera berbalik badan. Tampak beberapa langkah dihadapannya, terd

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status