Dihadapan keduanya tampak pula duduk seorang laki-laki berpakaian pendekar yang membelakangi pandangan Putri Aurellya dan permaisuri, sosok ini pula yang kini menjadi perhatian Putri Aurellya. Dengan sangat perlahan, Putri Aurellya tampak melangkahkan kakinya kedepan, keringat dingin tampak memancar keluar dari wajah jelita Putri Aurellya.
“K..A..NDA..” terdengar suara bergetar Putri Aurellya menyebutkan satu nama. Ucapan Putri Aurellya cukup menyita perhatian, gusti prabu Antapura dan sosok yang membelakanginya terlihat berpaling kearahnya. Sosok itu kemudian bangkit berdiri dan membalikkan tubuhnya menghadap kearah Putri Aurellya.
“Kanda” kembali Putri Aurellya mengucapkan nama itu dengan suara bergetar. Bahkan kedua mata indah Putri Aurellya terlihat langsung berkaca-kaca, sementara sosok yang ada dihadapannya yang memang tak lain adalah Bintang, terlihat tersenyum kearahnya dengan mengangkat kedua tangannya.
Tanpa menunggu la
SETYO KENCANA. Kerajaan yang selalu menjadi buah bibir setelah mencapai kemenangan gemilang atau pertempuran hebat yang telah lalu. Kerajaannya makmur, rakyatnya juga sejahtera. Inilah gambaran kerajaan Setyo Kencana saat ini, dibawah kepemimpinan Bintang dan atas bantuan Mahapatih Suryo Barata yang menjalankan roda pemerintahan bila Bintang tidak ada. Setyo Kencana benar-benar menjadi kerajaan yang gemah ripah loh jinawi.Gerbang kotaraja Setyo Kencana terlihat begitu ramai dengan lalu lalang orang-orang, baik yang keluar maupun yang masuk kedalam kotaraja, begitu ramainya, sampai-sampai setiap orang yang menggunakan kuda tunggangan, harus turun dan membawa kudanya berjalan bersamanya.Hal ini pula yang dilakukan sepasang muda mudi yang tampak mengenakan caping dikepala mereka. Keduanya tampak menuntun kuda mereka beriringan melewati pintu gerbang kotaraja. Bila menilik pakaian keduanya, dapat dipastikan kalau sosok lelaki bercaping adalah s
Tapi walaupun begitu, Mahapatih Suryo Barata tetap mempersiapkan pesta atas kembalinya Bintang ke Setyo Kencana dan pesta kemeriahan itu akan dihadiri oleh seluruh masyarakat kotaraja.Malam itu, semua masyarakat kotaraja tampak bergembira, hiasan disepanjang jalan ibukota dan istana Setyo Kencana tampak penuh gemerlap. Berita kembalinya raja mereka sudah tersebar dan masyarakat kotaraja menyambutnya dengan suka cita.Hiburan jaipong dan ronggengpun ikut memeriahkan suasana, para penari yang cantik-cantik terlihat mempersembahkan tarian mereka diatas sebuah panggung yang dipersiapkan, tentu saja yang menarik perhatian pada malam itu adalah bintang utamanya, sosok cantik dan jelita Melati juga sosok anggun dan jelita Pudjasari, kedua wanita inilah yang menjadi perhatian dan Bintang utama malam itu, sehingga sorak sorai tepuk tangan bergemuruh terdengar begitu membahana dikotaraja Setyo Kencana menyambut penampilan keduanya yang memikat perhati
Malam masih berlangsung larut, tapi pesta masih berlanjut. Sementara di panggung kehormatan, tidak terlihat lagi sosok Bintang dan yang lainnya yang rupanya sudah meninggalkan tempat itu.Melati, gadis cantik yang menjadi pesona terindah malam itu baru saja menyelesaikan aksi pentas yang memukau orang-orang yang melihat pertunjukannya, selanjutnya giliran Pudjasari yang memperlihatkan kemampuan ronggengnya yang sudah pasti juga akan sangat memukau pandangan orang-orang yang melihatnya.Melati sendiri segera kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Begitu berada dikamarnya.“Aowwwhh...!!” Melati menjerit kaget saat tiba-tiba saja sepasang tangan kekar sudah memeluk erat tubuhnya dari belakang. Saat Melati menoleh kebelakang, wajahnya yang tadi terkejut berubah tersenyum.“Kanda prabu.” ucap Melati tersenyum melihat Bintang yang ada dibelakangnya dan kini sedang memeluk tubuhnya dari belakang.“Bagus sekali penampilanmu t
PULAU ULAR, demikian orang menyebutnya, karena mungkin pulau ini hanya dihuni oleh sekelompok ular-ular yang jumlahnya tidak terhitung. Menurut salah satu cerita legenda yang berkembang dimasyarakat, ular-ular yang ada di Pulau Ular dulunya adalah manusia, tapi kemudian terkutuk menjadi hewan melata (ular). Ada versi cerita lainnya yang menyebutkan jika ular-ular tersebut adalah jelmaan, maka dari itu dipercaya jika seseorang membawa pulang ular tersebut bisa menjadi petaka untuknya. Entah fiktif atau fakta, sebaiknya kita selalu menghormati dan tetap berperilaku baik dimanapun kita berada.Sosok Bintang tampak berdiri terpaku diatas perahu yang dinaikinya, tatapan Bintang tertuju lurus pada Pulau Ular yang ada dihadapannya. Setelah berada beberapa hari di istana Setyo Kencana, Bintang pergi ke Pulau Ular untuk segera memboyong Wika Putri, si Bidadari Pulau Ular ke Setyo Kencana. Begitu perahunya menyentuh pantai, Bintangp
Bintang yang bingung, hanya bergerak mengikuti langkah nenek ular yang menuju kedalam goa. Sementara itu belang dan hitam si anaconda raksasa terlihat mengiringi langkah Bintang dengan sesekali mendesis-desis tajam.Nenek ular terus mengajak Bintang memasuki goa ular lebih dalam. Hingga akhirnya langkah nenek ular berhenti. Bintang yang mengiringi dibelakangnya ikut berhenti. Bintang terlihat mengikuti pandangan nenek ular yang tampak menatap tajam kearah depan. Dan seketika itu juga kedua mata Bintang membesar.Di ujung pandangannya, tepatnya diatas sebuah gundukan besar yang Bintang ketahui sebagai kuburan ana, siular anaconda yang menjadi ibu angkat Wika Putri, terlihat sesosok tubuh yang tengah duduk termenung, menatap kosong kearah depan. Tapi bukan pemandangan itu yang mengejutkan Bintang, melainkan sosok yang tengah duduk termenung tersebut bukanlah berwujud manusia sempurna, melainkan berwujud setengah manusia setengah ular, dimana dari kepala sampai ke pinggan
Sssstttt !!Tiba-tiba saja wujud ular Wika mendesis seperti suara ular, dan ;Wuussshhh !!!Sosok wujud ular Wika melata dengan cepat kearah Bintang. Anehnya Bintang masih berdiri dengan tenang ditempatnya.“Menyingkir Bintang!” teriak nenek ular memperingatkan, tapi ;BUGGHHH !!!Tubuh Bintang yang tetap berdiri ditempatnya terhantam dengan keras oleh serudukan tubuh ular Wika, hingga tubuh Bintang terpental dengan keras kebelakang.Dagghhh !!!Tubuh Bintang menghantam dinding-dinding goa yang ada dibelakang Bintang."Huaghh!!" Darah kental hitam kemerahan tersembur keluar dari dalam mulut Bintang.BUGGHHH !!!Belum lagi Bintang bangkit dari jatuhnya, kembali satu hantaman keras menghantam tubuhnya, rupanya wujud ular Wika menyerang Bintang dengan ekor panjangnya. Lagi-lagi sosok Bintang terpental dengan keras.Buuurrkkhhh !!!Sebongkah batu besar hancur dihantam tubuh Bintang yan
Terlihat Bintang yang tengah memegang erat ekornya sehingga gerakan wujud ular Wika yang tadi ingin mencaplok kepala nenek ular terhenti.Sssstttt !!Wujud ular Wika mendesis sangar dan langsung berbalik melesat kearah Bintang yang memegangi ekornya, nenek ular yang baru saja selamat dari terkaman wujud ular Wika dapat menarik nafas lega. Hampir saja nyawanya melayang.Huaaagghh!!!Terdengar teriakan keras dan tertahan diujung sana, menyadarkan nenek ular dari keadaannya. Begitu nenek ular melihat kedepan, wajahnya seketika berubah pucat. Seputih kain kafan. Di sana terlihat sosok Bintang yang terangkat keudara dengan lilitan ekor ular ditubuhnya. Bintang berteriak tertahan karena kuatnya lilitan ekor wujud ular Wika pada tubuhnya, wujud ular Wika seakan ingin meremukkan tubuh Bintang dengan kekuatan lilitannya.Huaaagghh!!!Kembali Bintang meringis tertahan saat wujud ular Wika mengencangkan lilitannya pada tubuh Bintang. Dan kini wujud ula
PULAU ULAR. Di sepanjang mata memandang, di pulau itu memang begitu banyak ular yang menjadi penghuninya, bahkan dipantaipun terlihat ratusan ekor ular laut tampak tengah berjemur sinar matahari, mungkin mau menggelapkan kulit atau apa. Semakin masuk kedalam pulau, semakin banyak ular-ular yang bergelantungan diberbagai tempat, melata diberbagai tempat dan banyak lagi. Bila ada orang yang memasuki pulau itu tanpa mengenal seluk beluk pulau tersebut, dapat dipastikan orang itu pasti akan menjadi korban keganasan ular-ular yang ada di pulau ular tersebut. Berbeda lagi bagi orang yang sudah terbiasa ketempat itu, ataupun sudah mengenal seluk beluk pulau itu, akan dapat dengan mudah memasuki pulau itu hingga sampai yang terjauh dari pulau ular tersebut.Keadaan didalam pulau tersebut tidaklah begitu seseram yang dibayangkan oleh orang-orang, ada banyak keindahan didalamnya. Di sebelah tenggara pulau itu, terdapat sebuah air terjun bertingkat 9 yang sangat indah dipandang mata, an
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig