Terlihat Bintang yang tengah memegang erat ekornya sehingga gerakan wujud ular Wika yang tadi ingin mencaplok kepala nenek ular terhenti.
Sssstttt !!
Wujud ular Wika mendesis sangar dan langsung berbalik melesat kearah Bintang yang memegangi ekornya, nenek ular yang baru saja selamat dari terkaman wujud ular Wika dapat menarik nafas lega. Hampir saja nyawanya melayang.
Huaaagghh!!!
Terdengar teriakan keras dan tertahan diujung sana, menyadarkan nenek ular dari keadaannya. Begitu nenek ular melihat kedepan, wajahnya seketika berubah pucat. Seputih kain kafan. Di sana terlihat sosok Bintang yang terangkat keudara dengan lilitan ekor ular ditubuhnya. Bintang berteriak tertahan karena kuatnya lilitan ekor wujud ular Wika pada tubuhnya, wujud ular Wika seakan ingin meremukkan tubuh Bintang dengan kekuatan lilitannya.
Huaaagghh!!!
Kembali Bintang meringis tertahan saat wujud ular Wika mengencangkan lilitannya pada tubuh Bintang. Dan kini wujud ula
PULAU ULAR. Di sepanjang mata memandang, di pulau itu memang begitu banyak ular yang menjadi penghuninya, bahkan dipantaipun terlihat ratusan ekor ular laut tampak tengah berjemur sinar matahari, mungkin mau menggelapkan kulit atau apa. Semakin masuk kedalam pulau, semakin banyak ular-ular yang bergelantungan diberbagai tempat, melata diberbagai tempat dan banyak lagi. Bila ada orang yang memasuki pulau itu tanpa mengenal seluk beluk pulau tersebut, dapat dipastikan orang itu pasti akan menjadi korban keganasan ular-ular yang ada di pulau ular tersebut. Berbeda lagi bagi orang yang sudah terbiasa ketempat itu, ataupun sudah mengenal seluk beluk pulau itu, akan dapat dengan mudah memasuki pulau itu hingga sampai yang terjauh dari pulau ular tersebut.Keadaan didalam pulau tersebut tidaklah begitu seseram yang dibayangkan oleh orang-orang, ada banyak keindahan didalamnya. Di sebelah tenggara pulau itu, terdapat sebuah air terjun bertingkat 9 yang sangat indah dipandang mata, an
“Pendek, kang ?”“Iya sayang.. Wika cocok dengan rambut pendek seperti ini... Cantik sekali” ucap Bintang tersenyum.“Benar Wika cantik dengan rambut seperti ini, kang ?” tanya Wika seakan tak percaya.“Pasti cantik sayang. Istri kakak-kan emang cantik” ucap Bintang tersenyum dengan wajah lucu. Kali ini Wika ikut tersenyum. Wika merapatkan dirinya kepada Bintang dan memeluk tubuh Bintang yang ada dihadapannya.“Wika bahagia sekali hari ini kang, terima kasih kakang sudah datang kembali kedalam hidup Wika”. ucap Wika dipelukan Bintang.“Tak perlu berterima kasih sayang, kakanglah yang seharusnya minta maaf karena telah membuat Wika seperti ini. Maafkan kakang karena terlalu lama pergi” ucap Bintang seraya membelai lembut rambut Wika yang kini pendek. Wika merenggangkan pelukannya, mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang.“Jangan pernah tinggalkan Wika lagi selama
Bersama Wika, Bidadari Pulau Ular, Bintang kembali ke Setyo Kencana. Kedatangan Bintang segera disambut oleh Mahapatih Suryo Barata dan para pejabat dan petinggi istana Setyo Kencana yang lain, tapi kedatangan Bintang bersama Wika, Bidadari Pulau Ular ini yang sangat mengejutkan, terutama bagi Patih Ranggalawu Dan Patih Sahdewa, karena keduanya memang pernah berurusan dengan Bidadari Pulau Ular, bahkan hampir mati, tapi untunglah Bintang dengan cepat menjelaskan semuanya. Sehingga permasalahan diantara ketiganya bisa diselesaikan tanpa harus tegang-tegangan urat leher. Hari itu juga Bintang memperkenalkan Wika dengan istri-istrinya yang lain yang berada di istana Setyo Kencana. “Wika.. Ini Melati istri kakang. Melati adalah seorang penari jaipong di Setyo Kencana” ucap Bintang memperkenalkan keduanya. Melati dan Wika terlihat sama-sama tersenyum dan mengangguk. Untuk sesaat keduanya saling pandang d
PADEPOKAN CAKRA BUANA, tampak sebuah papan nama disebuah bangunan yang berdiri kokoh dipinggiran sebuah hutan. Terlihat aktifitas murid-murid Padepokan Cakra Buana yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sebagian ada yang berlatih jurus tangan kosong, sebagian yang lain berlatih senjata, sebagian yang lain juga terlihat tengah Melatih ilmu meringankan tubuh dan sebagian yang lain juga terlhat sibuk dengan urusannya masing-masing. Di dunia persilatan nama Padepokan Cakra Buana memang sudah amat terkenal, muridnya dari berbagai daerah datang ke Padepokan Cakra Buana untuk berguru pada Begawan Cakra Buana. Kemasyuran dan kesaktian Begawan Cakra Buana ternyata sudah membuat nama perguruan ini begitu amat disegani didunia persilatan.Di antara desau angin yang berhembus lembut ditempat itu, tiba-tiba saja samar-samar satu sosok tubuh muncul dari balik angin yang berhembus, sosok ini muncul dari bawah keatas, dari ujung kaki terus m
Keriuhan di Padepokan Cakra Buana pagi itu terasa seperti pasar pagi, kedatangan Bintang langsung disambut oleh ratusan murid Padepokan Cakra Buana yang terlihat berebutan untuk melihat sosok Bintang. Sebagian sudah pernah melihat, tapi sebagian lagi belum.Di antara semua murid Padepokan Cakra Buana, tampak tiga orang lelaki yang paling senior dan dituakan di Padepokan Cakra Buana, mereka juga ikut menyambut kedatangan Bintang.“Selamat datang di Padepokan Cakra Buana gusti prabu.” ucap ketiganya menjura hormat kepada Bintang dengan mengatupkan kedua tangan didepan dada. Bintang segera membalasnya dan berkata ;“Kakang Samani, kakang Rajata dan kakang Samingi-kan ?!” tebak Bintang yang masih mengingat ketiga senior di Padepokan Cakra Buana tersebut. Ketiganya terlihat saling pandang dan tersenyum.“Syukurlah gusti prabu masih mengingat kami”“Mari gusti
“Apapun yang tersentuh pedang merah, semua akan menjadi gosong bahkan bisa menjadi abu karena panas yang terkandung dipedang merah tersebut, yang kukhawatirkan, bila orang-orang persilatan mengetahui tentang kematian Begawan Mega Merah. Aku khawatir, Pusaka Pedang Merah akan menjadi incaran orang-orang yang tidak bertanggung jawab" jelas Begawan Cakra Buana.“Yang paling kukhawatirkan adalah murid kesayangan Begawan Mega Merah yang bernama Aria Amante yang kini harus menjaga Pusaka Pedang Merah itu. Aku takut dia takkan sanggup menghadapi tokoh-tokoh persilatan yang berusaha untuk mendapatkan Pusaka Pedang Merah itu”“Apakah Begawan Mega Merah hanya memiliki seorang murid begawan ?” tanya Bintang.“Tidak... Dulunya Begawan Mega Merah memiliki banyak murid, tapi semua tewas saat Kuil Mega Merah diserang oleh pasukan gerombolan Tapak Beracun. Semua murid habis binasa kecuali Aria Aman
“Sekarang pun larangan itu tetap berlaku, Jagal Bawoh! Sebelum Guru wafat, beliau pernah berpesan agar akulah orang yang harus menjadi penjaga kuil ini, dan melarangmu menginjakkan kaki di kuil ini! Jadi kusarankan padamu, Jagal Bawoh, sebaiknya cepatlah angkat kakimu dari tanah Kuil Mega Merah ini, supaya arwah Guru tidak murka kepadamu!"Mata lebar berwajah angker dengan badan yang besar itu cepat menggeramkan suaranya pertanda menahan kemarahan. Rambut ikalnya yang dibungkus kain merah sebagian itu dibiarkan terhempas angin pegunungan yang semilir. Perutnya yang buncit dengan baju tidak dikancingkan sengaja dipamerkan sebagai umpan pukulan nantinya.Jagal Bawoh punya keyakinan, bahwa hari itu ia harus bertarung dengan Aria Amante. Agaknya Aria tak bisa diajak damai untuk urusan ini. Jagal Bawoh merasa diremehkan oleh larangan Aria itu.Maka, segera ia lontarkan kata yang lebih bernada bermusuhan lagi kepada Aria, “Aku tak bermaksud bermus
Aria Amante cepat menjauhkan diri dengan satu lompatan ringan ke arah samping. Senyumnya semakin mekar melecehkan jatuhnya Jagal Bawoh. Yang merasa dilecehkan cepat berdiri dan menggeram dengan nafsu ingin membunuh.“Kuakui kau sekarang sudah banyak berubah, Aria ! Kau lebih tangkas dan lebih cepat bergerak daripada tiga tahun yang lalu. Tetapi jangan dulu kau merasa bangga dengan kemajuanmu itu! Aku akan merampungkan janjiku yang tadi kuucapkan padamu! Hiaaa!"Jagal Bawoh sentakkan kakinya dari jarak lima langkah. Sentakan itu mempunyai gelombang tenaga dalam yang melesat cepat menghantam perut Aria Amante.Wusss! Begggh!“Ahhg!" Aria Amante tak sempat menangkis karena begitu cepatnya gelombang tenaga dalam dari tendangan kaki Jagal Bawoh, sehingga akibatnya ia terpental ke belakang dan jatuh di semak-semak.Grusakkk!"Hup!" Aria Amante sentakkan kedua tangannya ke tanah dan tubuhnya melentik bagai kaki jangkrik. Lalu,