Plllasshhh ! Wuuuttt !
Tiba-tiba saja mata ke-3 Sultan Fathullah memancarkan sinar putih lembayung dan menyerang lurus kearah Pusaka Bintangmas.
Buuursshhhhh !
Tapi lagi-lagi Sultan Fathullah dibuat terkejut karena sinar putih lembayung yang keluar dari mata Sultan Fathullah terpapas putus oleh putaran Pusaka Bintangmas.
Huuppp !
Hal ini membuat Sultan Fathullah mengakhiri serangan dari mata ke-3nya, Sultan Fathullah melompat menjauh seraya mendorong tangan kirinya kedepan, sementara tangan kanannya yang memegang tongkat tampak dibiarkan bersiaga.
Wuusshhh !
Ular yang ada dileher Sultan Fathullah tiba-tiba melesat menjalar melalui tangan kiri Sultan Fathullah kedepan.
Weerrrr !
Sosok ular itu membesar menjelma menjadi seekor king cobra dan terus bergerak kedepan.
Bleppp !
Pusaka Bintangmas ditelan begitu saja oleh king cobra yang sudah menjelma menjadi besar dan tinggi, setinggi b
Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Ledakan-ledakan diberbagai tempat terjadi saat serangan Putri Yuan menghantam sasarannya, sungguh sangat luar biasa sekali.Sementara di sisi yang lain, sosok jelita dewi Venus tampak dengan kemampuan tongkat kristalnya, terus menjatuhkan lawan-lawannya yang berusaha untuk menyerangnya, Venus masih berdiri ditempatnya karena masih melindungi sosok Putri Ahisma Raya yang masih memulihkan tenaganya, kemampuan yang diperlihatkan oleh Venus benar-benar mengerikan. Pernah pada suatu ketika, ratusan orang prajurit persekutuan menyerangnya secara bersamaan. Venus tiba-tiba saja melompat tinggi keudara, diudara Venus tampak mengembangkan kedua tangannya, kedua mata Venus terlihat berubah putih dan seketika saja suasana ditempat itu tiba-tiba saja berubah mencekam, bagaimana tidak, langit yang awalnya panas menyengat, tiba-tiba saja berubah menghitam.Dhuer !Kilat dan guntur terdengar saling sahut menyahut, angin ya
SERANG ! SERANG ! SERANG ! SERANG ! Serangan gelombang kedua dari pasukan persekutuan datang bagaikan ombak besar yang bergulung-gulung, kepulan-kepulan asap yang sangat banyak tampak mengambang diudara, berasal dari kereta kuda yang telah dimodifikasi. Para prajurit Wijayanagara tampak terdiam mematung melihat pasukan yang jumlahnya sangat banyak itu. Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Beberapa orang prajurit yang berada diatas kereta kuda yang sudah dimodifkasi terlihat terjungkal dari atas kereta kudanya saat anak-anak panah datang menembus dada mereka. Hal ini tentu saja mengejutkan orang-orang dari pihak persekutuan, terutama Sultan Malik Shah, Sultan Amir Qasim dan Sultan Adilshahi. Settt ! Settt ! Settt ! Settt ! Settt ! Belum lagi hilang keterkejutan para sultan persekutuan. Hujan anak panah datang dari arah barat. Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Akhh ! Banyak prajurit persekutuan yang tewas. Semua pandangan segera tertuju kearah barat. Seketika saja semua raut
Pasukan persekutuan terlihat membelah menjadi dua, satu menghadap Wijayanagara, satu lagi menghadap rombongan Perompak 5 Samudra. Maka ;SERANGGG ! SERANGGG ! SERANGGG !Gelombang teriakan terdengar dari kedua belah pihak dengan disusul dari kedua belah pihak yang saling maju menyerang. Pertempuran dahsyatpun tak terhindarkan lagi.Ketiga Sultan persekutuanpun tak ingin ketinggalan, dengan kereta kencana yang mereka miliki, ketiganya ikut terjun ke kancah peperangan. Demikian pula dari pihak Wijayanagara, Putri Ahisma Raya dan istri-istri Bintang yang lain ikut maju ke medan peperangan. Sehingga kini pertempuran dari kedua belah pihak semakin sengit.Sultan Malik Shah sendiri yang terlihat geram, tidak lagi menggunakan busur panah gandiwanya, melainkan menggunakan dua bilah golok besarnya untuk membabat lawan-lawan yang menghalanginya.Setttt ! Setttt ! Setttt ! Setttt ! Setttt ! Setttt !Kembali hujan panah datang.Arkh ! Arkh ! Arkh ! Arkh ! Arkh ! Arkh ! Arkh !Sasarannya adalah pa
“Berani kau membunuh keponakanku. Ku bunuh kau!” ucap Sultan Malik Shah dengan geram seraya mengangkat tangan kirinya keatas. Rupanya yang menjadi sais Sultan Malik Shah adalah keponakannya sendiri, tentu saja Sultan Malik Shah geram melihat keponakannya yang tewas tercabik-cabik ditangan harimau benggala tersebut.Clabbb !Sebuah anak panah muncul diatas telapak tangan Sultan Malik Shah, dan wajah harimau benggala jelas terlihat berubah melihat anak panah yang ada ditangan Sultan Malik Shah.Tiba-tiba saja sosok harimau benggala putar badan dan langsung berlari dengan sangat kencangnya kearah yang berlawanan, entah apa yang terjadi pada harimau benggala jelmaan Dewi Awatara tersebut sehingga terlihat sangat ketakutan dengan senjata anak panah yang ada ditangan Sultan Malik Shah.“Kau takkan bisa lari dari kematian!” ucap Sultan Malik Shah dengan keras seraya memasang anak panah yang baru saja muncul ditangannya itu kebusu
Wwerrrrrr...!Putri Ahisma Raya dengan cepat menggerakkan tangannya keatas, sebuah lubang hitam terbentuk. Dewi Awatara yang saat itu ada dibelakang Putri Ahisma Raya ikut terkejut melihat kemampuan Putri Ahisma Raya dalam membuat lubang hitam. Dengan lubang hitamnya, Putri Ahisma Raya bermaksud untuk menyerap anak panah Konta Wijaya itu.Bleeppp !Lubang hitam kembali lenyap saat anak panah Konta Wijaya sudah masuk kedalamnya, baik Putri Ahisma Raya maupun Dewi Awatara terlihat menarik nafas lega melihat hal itu, ini berarti bahaya telah lewat.Arghhh !Dewi Awatara memekik tertahan dan hampir saja terjerambab kedepan, kearah punggung Putri Ahisma Raya, Putri Ahisma Raya yang berada didepan tentu saja terkejut mendengar erangan tertahan dibelakangnya, dengan cepat Putri Ahisma Raya berbalik dan seketika itu pula wajah Putri Ahisma Raya berubah. Dihadapannya kini terlihat sosok Dewi Awatara yang
Ting... ting... ting!Sebuah suara kecapi terdengar membahana ditempat itu, sementara itu dari arah depan, terlihat ribuan prajurit persekutuan tengah menuju kearahnya, datang bagaikan badai gelombang yang siap menyapu siapapun yang ada dihadapannya.Ting... ting... ting! Ting... ting... ting!Alunan suara kecapi terdengar semakin cepat dan lantang. Sementara Kim si hyang sibuk dengan permainan kecapinya, para wanita-wanita cantik yang ada disekitarnya tampak hanya diam dan bersiap siaga untuk menyambut serangan para prajurit persekutuan.Serangan bagai air bah yang datang menerjang semakin dekat, dan ;Ting...! Ting...! Ting...! Ting...! Ting...!Wuuuttt ! Wuuuttt ! Wuuuttt ! Wuuuttt ! Wuuuttt !Dari senar kecapi yang dimainkan oleh Kim si hyang tiba-tiba saja melesat sinar-sinar biru keemasan, dan ;Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Ledakan beruntun terjadi dari arah depan.Akhhh ! Akhhh ! Akhhh !
Bintang sendiri yang baru saja muncul ditempat itu sangat terkejut melihat apa yang terjadi, bagaimana Kim si hyang seorang diri dengan Kecapi Dewa menghadapi ribuan orang prajurit yang berusaha melewati dan menahan serangannya.“Kanda!” terdengar suara Putri Ahisma Raya yang sedikit keras hingga menyadarkan Bintang yang segera berpaling kearah Putri Ahisma Raya. Wajah Bintang berubah saat melihat siapa yang ada dipangkuan Ahisma. Bintangpun segera mendekat.“Apa yang terjadi dinda?!” tanya Bintang cepat seraya memeriksa keadaan Dewi Awatara yang mulai dingin, dan wajah Bintang langsung berubah saat tidak merasakan tanda-tanda kehidupan lagi ditubuh Dewi Awatara.Tanpa menunggu jawaban Putri Ahisma Raya, Bintang segera meminta Putri Ahisma Raya untuk mendudukkan sosok Dewi Awatara yang sudah mulai dingin. Bintang sendiri segera mengambil tempat dibelakang punggung Dewi Awatara.Tappp ! B
Tubuh Bintang terkulai dipangkuan Putri Ahisma Raya. Semua yang ada ditempat itu terpaku, semua wajah-wajah terlihat pucat, seperti baru saja melihat sambaran petir tepat didepan wajah mereka. Bintang tewas dengan senjata dewa Cakra Sudarsana yang masih menancap diperutnya.Semua terlihat geleng-geleng kepala seakan tak percaya kalau hal ini terjadi. Beberapa orang terlihat mengucurkan air mata tanpa isak, sementara beberapa yang terlihat menjerit histeris mengiringi kepergian Bintang untuk selama-lamanya. Beberapa wanita tampak mendekati sosok Bintang yang masih berada dipangkuan Putri Ahisma Raya.“Kkk..anda” terdengar suara berat dan bergetar Putri Sheeva Akhtar.“Kkkaannn..” Gye malah tak sanggup mengucapkan kata-katanya.Sementara Yuan dan Gye tampak terduduk lemas didekat Bintang. Hingga akhirnya keduanya saling berpelukan dengan Putri Ahisma Raya dan menangis penuh isak.“Ini mimpikan dinda. Katakan kal