“Tidak.. Aku tidak mungkin salah, saat aku menyentuh tuan tadi, aku dapat merasakan nadi dewa didalam diri tuan” ucap Dewi Awatara lagi. Kali ini Bintang terdiam karena memang tak bisa menyangkal lagi. “Dan nadi dewa didalam diri tuan bukan nadi dewa sembarangan, ini adalah nadi dewa tingkat atas dijajaran para dewa” sambung Dewi Awatara lagi sehingga semakin membuat Bintang terdiam.
“Saat ini umurku sudah ribuan tahun, tapi nadi dewa milik tuan berasal dari jutaan tahun yang lalu... ini berarti umur tuan jauh berada diatasku” ucap Awatara lagi. Walau sebenarnya Bintang bisa saja membantah mengenai hal itu, tapi Bintang tetap diam saja mendengarkannya.
“Siapa sebenarnya tuan ini?” tanya Dewi Awatara.
“Siapa sebenarnya aku, itu tidak penting, aku disini karena aku memiliki tugas untuk menjaga perdamaian dunia”
“Menjaga dari siapa?” tanya Dew
“Benar.. Iblis Langit telah hidup kembali dan sudah tugasku untuk melenyapkan Iblis Langit untuk selama-lamanya” ucap Bintang.Dewi Awatara terdiam mendengar hal itu, dan ;“Lalu Pangeran Iblis, itu siapa?” tanya Dewi AwataraKali ini Bintang yang terlihat menarik nafas panjang dan mulai menceritakan tentang Pangeran Iblis kepada Dewi Awatara, sepanjang cerita Bintang, Dewi Awatara terlihat terkejut dan terkejut setelah mengetahui siapa Pangeran Iblis.“Tak kusangka ada sosok seperti itu didunia ini selain Iblis Langit.” ucap Dewi Awatara setelah mendengar cerita Bintang. “Apa tuan pernah bertemu dan berhadapan langsung dengan Pangeran Iblis?” tanya Dewi Awatara lagi.“Pernah..” jawab Bintang singkat“Terus?”“Aku menang, Pangeran Iblis kabur dan mengatakan akan menantangku kembali di pu
“Bagaimana dengan laki-laki?” tanya Bintang penasaran.“Bila seorang dewa menikah dengan wanita dari kalangan manusia, tidak akan ada pengaruh apa-apa, bahkan jika perempuan itu melahirkan dari hasil pernikahan tersebut, anak yang dilahirkan bisa dikatakan sebagai manusia setengah dewa” ucap Dewi Awatara lagi. Kini Bintang mengerti semuanya.“Jadi bagaimana?” tanya Dewi Awatara“Bagaimana apanya?” tanya Bintang balik.“Mengenai kesepakatan kita?”“Kesepakatan kita yang mana?”“Mengenai tawaranku untuk membantu tuan, tapi sebagai balasannya, tuan harus...” Dewi Awatara menghentikan kalimatnya.“Tapi berada dipihakku akan sangat berbahaya, kau bisa saja kehilangan nyawamu dalam perjuangan” ucap Bintang lagi.“Tuan tak perlu khawatir, aku bisa mengurus diriku sendiri” ucap Dewi Awatara lagi.Kali ini Bintang yang kemb
DEWI AWATARA atau yang kemudian kita ketahui namanya sebagai Shorouq. Meskipun sudah berumur ribuan tahun, namun Dewi Awatara masih kelihatan seperti baru berumur 40 tahunan saja. Kulitnya putih, bersih dan segar, bodinya langsing, pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, tapi cukup lebat, yang kontras dengan kulitnya yang putih. Sebagaimana dikisahkan dalam chapter sebelumnya, Dewi Awatara mengajukan penawaran yang sangat sulit untuk Bintang tolak, Dewi Awatara menawarkan bantuannya untuk membantu Bintang menghadapi Iblis Langit, Pangeran Iblis dan para sekutunya, tapi sebagai balasannya, Dewi Awatara meminta Bintang untuk melayani hasratnya, karena sudah begitu lama Dewi Awatara tidak merasakan kehangatan seorang laki-laki.Saat ini Dewi Awatara dan Bintang sudah saling duduk berhadapan dan saling pandang satu sama lain, Dewi Awatara terlihat melap peluh di dahi Bintang dengan lembut bahkan dengan lembut pula ia mendekatkan wajahnya ke wajah Bint
Dengan lembut Dewi Awatara kemudian mengulum area bawah Bintang, maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf area bawah Bintang pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otak area bawahnya. Area bawah Bintang serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur. Dewi Awatara terus mempermainkan lonjoran daging kenyal area bawah Bintang dengan kelembutan yang menerbangkan area bawahnya ke awang-awang. Caranya mempermainkan area bawah Bintang sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ. Cukup lama Dewi Awatara melakukan ituKetika perjalanan Bintang ke awang-awang Bintang rasakan cukup, Bintang tarik area bawahnya dari dekapan mulut lembutnya. Giliran Bintang yang ingin membuat Dewi Awatara terbang ke awang awang. Maka Bintang buka bra yang menutupi gunung surga indahnya, semakin terperangahlah Bintang dengan keindahan yang ada di depan matanya.Di depan Bintang bediri dengan tegak bukit kembar yang indah sekaligus men
“Malam ini tuan?” tanya Dewi Awatara“Benar, malam ini. Aku ingin kau membantuku” ucap Bintang lagi.“Siap” ucap Dewi Awatara dengan mantap. Bintang tersenyum saja melihat hal itu.“Berarti kita masih punya banyak waktu sampai malam datang” ucap Dewi Awatara lagi. Bintang tersenyum dan mengerti maksud Dewi Awatara. Sebelum Bintang menjawab.“Biar kuambilkan kopi dulu sebelum persiapan bertempur lagi” ucap Dewi Awatara tersenyum seraya bangkit dari tempat tidur. Hebatnya, begitu kedua kaki Dewi Awatara menjejak lantai, tubuhnya yang polos telanjang tiba-tiba saja sudah diselimuti oleh pakaian sutra tipis membayang. Bintang yang melihat hal itu, hanya geleng-geleng kepala saja melihat kemampuan Dewi Awatara.Kesempatan itu Bintang gunakan untuk meraih kembali pakaiannya dan mengenakannya kembali, lalu Bintang ikut bangkit dari peraduan dan berjalan menuju kearah kursi sofa yang ada dikamar i
Serrrr... !Bintang kembali berkelebat cepat dari atap satu bangunan ke atap bangunan yang lain, sementara Dewi Awatara hanya mengikuti kemana Bintang bergerak dengan merubah dirinya menjadi kabut hitam yang terbang bergerombol mengikuti kemana saja Bintang bergerak. Bahkan sesekali kabut hitam tampak menutupi kelebatan sosok Bintang dikegelapan malam saat berpapasan dengan para prajurit yang ada dijalanan kotaraja.Taapp !Bintang kembali berhenti ditempat dimana malam sebelumnya dia berada, kabut hitam ikut berhenti dan kembali menjelma menjadi sosok Dewi Awatara. Kini dihadapan keduanya terpampang istana megah Ahmadnagar. Tapi saat ini bukan istana megah itu yang menjadi perhatian Bintang, melainkan pilar menara besar yang ada disebelah kanan istana. Dewi Awatara yang ada disebelah Bintang ikut-ikutan memandang kearah pilar menara besar itu.“Jadi ke puncak menara itu yang ingin tuan tuju!” ucap Dewi Awatara lagi. Bintang tak menjawab
Menyadari ada yang datang, para Dementor langsung berpaling kearah Dewi Awatara. Dan terdengar cericit suara yang bergaung dari para Dementor. Dewi Awatara sendiri secara perlahan mulai merubah dirinya menjadi Dementor sehingga suara cericit keras semakin membahana ditempat itu, tentu saja hal ini tidak terdengar didunia nyata, kecuali orang-orang yang bisa menggunakan mata batinnya yang dapat melihat dan mendengar hal itu. Dementor jelmaan Dewi Awatara terlihat langsung terbang melesat menjauh dari istana Ahmadnagar, anehnya rombongan Dementor yang berada disekitar istana Ahmadnagar langsung terbang bergerak mengikuti Dementor jelmaan Dewi Awatara. Semakin lama mereka semakin menjauh. Bintang yang melihat hal itu segera bertindak cepat, mengambil sikap meditasi, sukma Bintang langsung keluar dari raga, rupanya Bintang kembali menggunakan ajian kelana sukmanya. Dengan sukmanya, Bintangpun segera t
“Maaf.. apa benar saat ini saya sedang berhadapan dengan Putri Jodhaa Rai?” tanya Bintang lagi. Wanita bersari kerudung merah tampak terdiam cukup lama. “Benar.. Saya Jodhaa Rai” ucap wanita bersari kerudung merah menyebutkan dirinya tanpa embel-embel putri. Mengetahui siapa wanita anggun yang ada dihadapannya, Bintang langsung menjura hormat. “Jika diizinkan, saya ingin berbicara dengan tuan putri.. Di dalam” ucap Bintang lembut. Putri Jodhaa Rai terlihat kembali terdiam mendengar hal itu, dan ; “Silahkan masuk” ucap Putri Jodhaa Rai tak kalah lembut. Maka sukma Bintang yang sejak tadi berdiri diudara, didepan jendela segera masuk. Tiba-tiba saja Putri Jodhaa Rai yang tadinya masih duduk ditempatnya, langsung bangkit berdiri dan dengan setengah berlari kearah jendela. Di tepi jendela, Putri Jodhaa Rai terlihat celingak celinguk menatap bingung kearah luar jendela. Sosok sukma Bintang yang baru saja dilewati oleh Putri Jodhaa Rai tentu saja bi
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig