“Bagaimana dengan laki-laki?” tanya Bintang penasaran.
“Bila seorang dewa menikah dengan wanita dari kalangan manusia, tidak akan ada pengaruh apa-apa, bahkan jika perempuan itu melahirkan dari hasil pernikahan tersebut, anak yang dilahirkan bisa dikatakan sebagai manusia setengah dewa” ucap Dewi Awatara lagi. Kini Bintang mengerti semuanya.
“Jadi bagaimana?” tanya Dewi Awatara
“Bagaimana apanya?” tanya Bintang balik.
“Mengenai kesepakatan kita?”
“Kesepakatan kita yang mana?”
“Mengenai tawaranku untuk membantu tuan, tapi sebagai balasannya, tuan harus...” Dewi Awatara menghentikan kalimatnya.
“Tapi berada dipihakku akan sangat berbahaya, kau bisa saja kehilangan nyawamu dalam perjuangan” ucap Bintang lagi.
“Tuan tak perlu khawatir, aku bisa mengurus diriku sendiri” ucap Dewi Awatara lagi.
Kali ini Bintang yang kemb
DEWI AWATARA atau yang kemudian kita ketahui namanya sebagai Shorouq. Meskipun sudah berumur ribuan tahun, namun Dewi Awatara masih kelihatan seperti baru berumur 40 tahunan saja. Kulitnya putih, bersih dan segar, bodinya langsing, pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, tapi cukup lebat, yang kontras dengan kulitnya yang putih. Sebagaimana dikisahkan dalam chapter sebelumnya, Dewi Awatara mengajukan penawaran yang sangat sulit untuk Bintang tolak, Dewi Awatara menawarkan bantuannya untuk membantu Bintang menghadapi Iblis Langit, Pangeran Iblis dan para sekutunya, tapi sebagai balasannya, Dewi Awatara meminta Bintang untuk melayani hasratnya, karena sudah begitu lama Dewi Awatara tidak merasakan kehangatan seorang laki-laki.Saat ini Dewi Awatara dan Bintang sudah saling duduk berhadapan dan saling pandang satu sama lain, Dewi Awatara terlihat melap peluh di dahi Bintang dengan lembut bahkan dengan lembut pula ia mendekatkan wajahnya ke wajah Bint
Dengan lembut Dewi Awatara kemudian mengulum area bawah Bintang, maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf area bawah Bintang pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otak area bawahnya. Area bawah Bintang serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur. Dewi Awatara terus mempermainkan lonjoran daging kenyal area bawah Bintang dengan kelembutan yang menerbangkan area bawahnya ke awang-awang. Caranya mempermainkan area bawah Bintang sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ. Cukup lama Dewi Awatara melakukan ituKetika perjalanan Bintang ke awang-awang Bintang rasakan cukup, Bintang tarik area bawahnya dari dekapan mulut lembutnya. Giliran Bintang yang ingin membuat Dewi Awatara terbang ke awang awang. Maka Bintang buka bra yang menutupi gunung surga indahnya, semakin terperangahlah Bintang dengan keindahan yang ada di depan matanya.Di depan Bintang bediri dengan tegak bukit kembar yang indah sekaligus men
“Malam ini tuan?” tanya Dewi Awatara“Benar, malam ini. Aku ingin kau membantuku” ucap Bintang lagi.“Siap” ucap Dewi Awatara dengan mantap. Bintang tersenyum saja melihat hal itu.“Berarti kita masih punya banyak waktu sampai malam datang” ucap Dewi Awatara lagi. Bintang tersenyum dan mengerti maksud Dewi Awatara. Sebelum Bintang menjawab.“Biar kuambilkan kopi dulu sebelum persiapan bertempur lagi” ucap Dewi Awatara tersenyum seraya bangkit dari tempat tidur. Hebatnya, begitu kedua kaki Dewi Awatara menjejak lantai, tubuhnya yang polos telanjang tiba-tiba saja sudah diselimuti oleh pakaian sutra tipis membayang. Bintang yang melihat hal itu, hanya geleng-geleng kepala saja melihat kemampuan Dewi Awatara.Kesempatan itu Bintang gunakan untuk meraih kembali pakaiannya dan mengenakannya kembali, lalu Bintang ikut bangkit dari peraduan dan berjalan menuju kearah kursi sofa yang ada dikamar i
Serrrr... !Bintang kembali berkelebat cepat dari atap satu bangunan ke atap bangunan yang lain, sementara Dewi Awatara hanya mengikuti kemana Bintang bergerak dengan merubah dirinya menjadi kabut hitam yang terbang bergerombol mengikuti kemana saja Bintang bergerak. Bahkan sesekali kabut hitam tampak menutupi kelebatan sosok Bintang dikegelapan malam saat berpapasan dengan para prajurit yang ada dijalanan kotaraja.Taapp !Bintang kembali berhenti ditempat dimana malam sebelumnya dia berada, kabut hitam ikut berhenti dan kembali menjelma menjadi sosok Dewi Awatara. Kini dihadapan keduanya terpampang istana megah Ahmadnagar. Tapi saat ini bukan istana megah itu yang menjadi perhatian Bintang, melainkan pilar menara besar yang ada disebelah kanan istana. Dewi Awatara yang ada disebelah Bintang ikut-ikutan memandang kearah pilar menara besar itu.“Jadi ke puncak menara itu yang ingin tuan tuju!” ucap Dewi Awatara lagi. Bintang tak menjawab
Menyadari ada yang datang, para Dementor langsung berpaling kearah Dewi Awatara. Dan terdengar cericit suara yang bergaung dari para Dementor. Dewi Awatara sendiri secara perlahan mulai merubah dirinya menjadi Dementor sehingga suara cericit keras semakin membahana ditempat itu, tentu saja hal ini tidak terdengar didunia nyata, kecuali orang-orang yang bisa menggunakan mata batinnya yang dapat melihat dan mendengar hal itu. Dementor jelmaan Dewi Awatara terlihat langsung terbang melesat menjauh dari istana Ahmadnagar, anehnya rombongan Dementor yang berada disekitar istana Ahmadnagar langsung terbang bergerak mengikuti Dementor jelmaan Dewi Awatara. Semakin lama mereka semakin menjauh. Bintang yang melihat hal itu segera bertindak cepat, mengambil sikap meditasi, sukma Bintang langsung keluar dari raga, rupanya Bintang kembali menggunakan ajian kelana sukmanya. Dengan sukmanya, Bintangpun segera t
“Maaf.. apa benar saat ini saya sedang berhadapan dengan Putri Jodhaa Rai?” tanya Bintang lagi. Wanita bersari kerudung merah tampak terdiam cukup lama. “Benar.. Saya Jodhaa Rai” ucap wanita bersari kerudung merah menyebutkan dirinya tanpa embel-embel putri. Mengetahui siapa wanita anggun yang ada dihadapannya, Bintang langsung menjura hormat. “Jika diizinkan, saya ingin berbicara dengan tuan putri.. Di dalam” ucap Bintang lembut. Putri Jodhaa Rai terlihat kembali terdiam mendengar hal itu, dan ; “Silahkan masuk” ucap Putri Jodhaa Rai tak kalah lembut. Maka sukma Bintang yang sejak tadi berdiri diudara, didepan jendela segera masuk. Tiba-tiba saja Putri Jodhaa Rai yang tadinya masih duduk ditempatnya, langsung bangkit berdiri dan dengan setengah berlari kearah jendela. Di tepi jendela, Putri Jodhaa Rai terlihat celingak celinguk menatap bingung kearah luar jendela. Sosok sukma Bintang yang baru saja dilewati oleh Putri Jodhaa Rai tentu saja bi
“Siapa nama wanita itu tuan?” tanya Putri Jodhaa Rai cepat. “Namanya Jodhaa Bai” jawab Bintang singkat. Seketika saja wajah yang ada dibalik sari kerudung Putri Jodhaa Rai berubah. “Di mana? Di mana tuan bertemu dengan wanita itu?” tanya Putri Jodhaa Rai cepat. “Cukup jauh dari sini tuan putri” “Kapan? Kapan tuan bertemu dengannya?” “Itu sudah lama sekali tuan putri” ucap Bintang. Putri Jodhaa Rai terlihat terdiam sejenak mendengar hal itu. “Baiklah tuan putri, sudah saatnya saya pergi” ucap Bintang lagi seraya menjura hormat dihadapan Putri Jodhaa Rai, lalu Bintang berbalik ingin melangkah pergi, tapi ; “Tunggu tuan!” Langkah Bintang tertahan saat mendengar suara Putri Jodhaa Rai yang menahannya. Bintang kembali berbalik dan menatap kearah Putri Jodhaa Rai yang masih ada ditempatnya. Perlahan terlihat sosok Putri Jodhaa Rai bangkit berdiri, dan secara perlahan tapi pasti, kedua tangan Putri Jodhaa Rai terlihat terangka
MATAHARI sudah menampakkan dirinya sejak tadi, sinarnya yang tadi terasa hangat kini mulai terasa panas dikulit. Sementara itu dikamar penginapan tempat Bintang berada, terlihat sosok Bintang masih terkapar lelap diatas peraduan dengan tubuh menelungkup, terlihat sosok Bintang hanya mengenakan celananya saja. Kreaattt...!!! Terdengar suara jendela kamar itu terbuka hingga sinar mentari langsung menyeruak masuk kedalamnya. Hal ini membuat Bintang langsung terbangun dari tidurnya. Bintang mencoba membuka kedua matanya, tapi kembali dipejamkannya karena silau akan sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar tersebut, beberapa saat kemudian, Bintang kembali membuka kedua matanya, kini dapat dilihatnya sesosok tubuh yang tengah duduk diatas sofa dihadapannya dengan tersenyum. Awalnya masih samar-samar Bintang melihatnya, tapi lama kelamaan sosok itu semakin jelas terlihat. Sosok seorang wanita yang mengenakan pakaian serba hijau, lengkap dengan kerudung dikepalanya, dis