Serrrr... !
Bintang kembali berkelebat cepat dari atap satu bangunan ke atap bangunan yang lain, sementara Dewi Awatara hanya mengikuti kemana Bintang bergerak dengan merubah dirinya menjadi kabut hitam yang terbang bergerombol mengikuti kemana saja Bintang bergerak. Bahkan sesekali kabut hitam tampak menutupi kelebatan sosok Bintang dikegelapan malam saat berpapasan dengan para prajurit yang ada dijalanan kotaraja.
Taapp !
Bintang kembali berhenti ditempat dimana malam sebelumnya dia berada, kabut hitam ikut berhenti dan kembali menjelma menjadi sosok Dewi Awatara. Kini dihadapan keduanya terpampang istana megah Ahmadnagar. Tapi saat ini bukan istana megah itu yang menjadi perhatian Bintang, melainkan pilar menara besar yang ada disebelah kanan istana. Dewi Awatara yang ada disebelah Bintang ikut-ikutan memandang kearah pilar menara besar itu.
“Jadi ke puncak menara itu yang ingin tuan tuju!” ucap Dewi Awatara lagi. Bintang tak menjawab
Menyadari ada yang datang, para Dementor langsung berpaling kearah Dewi Awatara. Dan terdengar cericit suara yang bergaung dari para Dementor. Dewi Awatara sendiri secara perlahan mulai merubah dirinya menjadi Dementor sehingga suara cericit keras semakin membahana ditempat itu, tentu saja hal ini tidak terdengar didunia nyata, kecuali orang-orang yang bisa menggunakan mata batinnya yang dapat melihat dan mendengar hal itu. Dementor jelmaan Dewi Awatara terlihat langsung terbang melesat menjauh dari istana Ahmadnagar, anehnya rombongan Dementor yang berada disekitar istana Ahmadnagar langsung terbang bergerak mengikuti Dementor jelmaan Dewi Awatara. Semakin lama mereka semakin menjauh. Bintang yang melihat hal itu segera bertindak cepat, mengambil sikap meditasi, sukma Bintang langsung keluar dari raga, rupanya Bintang kembali menggunakan ajian kelana sukmanya. Dengan sukmanya, Bintangpun segera t
“Maaf.. apa benar saat ini saya sedang berhadapan dengan Putri Jodhaa Rai?” tanya Bintang lagi. Wanita bersari kerudung merah tampak terdiam cukup lama. “Benar.. Saya Jodhaa Rai” ucap wanita bersari kerudung merah menyebutkan dirinya tanpa embel-embel putri. Mengetahui siapa wanita anggun yang ada dihadapannya, Bintang langsung menjura hormat. “Jika diizinkan, saya ingin berbicara dengan tuan putri.. Di dalam” ucap Bintang lembut. Putri Jodhaa Rai terlihat kembali terdiam mendengar hal itu, dan ; “Silahkan masuk” ucap Putri Jodhaa Rai tak kalah lembut. Maka sukma Bintang yang sejak tadi berdiri diudara, didepan jendela segera masuk. Tiba-tiba saja Putri Jodhaa Rai yang tadinya masih duduk ditempatnya, langsung bangkit berdiri dan dengan setengah berlari kearah jendela. Di tepi jendela, Putri Jodhaa Rai terlihat celingak celinguk menatap bingung kearah luar jendela. Sosok sukma Bintang yang baru saja dilewati oleh Putri Jodhaa Rai tentu saja bi
“Siapa nama wanita itu tuan?” tanya Putri Jodhaa Rai cepat. “Namanya Jodhaa Bai” jawab Bintang singkat. Seketika saja wajah yang ada dibalik sari kerudung Putri Jodhaa Rai berubah. “Di mana? Di mana tuan bertemu dengan wanita itu?” tanya Putri Jodhaa Rai cepat. “Cukup jauh dari sini tuan putri” “Kapan? Kapan tuan bertemu dengannya?” “Itu sudah lama sekali tuan putri” ucap Bintang. Putri Jodhaa Rai terlihat terdiam sejenak mendengar hal itu. “Baiklah tuan putri, sudah saatnya saya pergi” ucap Bintang lagi seraya menjura hormat dihadapan Putri Jodhaa Rai, lalu Bintang berbalik ingin melangkah pergi, tapi ; “Tunggu tuan!” Langkah Bintang tertahan saat mendengar suara Putri Jodhaa Rai yang menahannya. Bintang kembali berbalik dan menatap kearah Putri Jodhaa Rai yang masih ada ditempatnya. Perlahan terlihat sosok Putri Jodhaa Rai bangkit berdiri, dan secara perlahan tapi pasti, kedua tangan Putri Jodhaa Rai terlihat terangka
MATAHARI sudah menampakkan dirinya sejak tadi, sinarnya yang tadi terasa hangat kini mulai terasa panas dikulit. Sementara itu dikamar penginapan tempat Bintang berada, terlihat sosok Bintang masih terkapar lelap diatas peraduan dengan tubuh menelungkup, terlihat sosok Bintang hanya mengenakan celananya saja. Kreaattt...!!! Terdengar suara jendela kamar itu terbuka hingga sinar mentari langsung menyeruak masuk kedalamnya. Hal ini membuat Bintang langsung terbangun dari tidurnya. Bintang mencoba membuka kedua matanya, tapi kembali dipejamkannya karena silau akan sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar tersebut, beberapa saat kemudian, Bintang kembali membuka kedua matanya, kini dapat dilihatnya sesosok tubuh yang tengah duduk diatas sofa dihadapannya dengan tersenyum. Awalnya masih samar-samar Bintang melihatnya, tapi lama kelamaan sosok itu semakin jelas terlihat. Sosok seorang wanita yang mengenakan pakaian serba hijau, lengkap dengan kerudung dikepalanya, dis
“Biar penampilanku tak kalah dari putri raja yang kita lihat malam tadi. Ku lihat tuan begitu terpesona dengan sosok tuan putri itu” ucap Dewi Awatara lagi yang rupanya berpenampilan mewah bak seorang putri bangsawan karena melihat keanggunan sosok Putri Jodhaa Rai tadi malam.“Mau pakai apapun, kau tetap cantik, Shorouq” puji Bintang.“Kalau tidak pakai apapun?” tanya Dewi Awatara dengan menggoda. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu.“Oh ya Shorouq. Besok, aku akan mengikuti uji kemampuan di istana Ahmadnagar” ucap Bintang. “Bolehkah aku meminta bantuanmu?” sambung Bintang lagi.“Tentu saja boleh tuan, katakan saja!” ucap Dewi Awatara tanpa ragu.“Aku ingin meminta bantuanmu untuk mencari seseorang”“Seseorang siapa tuan?”“Namanya Jodhaa Bai” ucap Bintang“Jodhaa Bai, tuan” ulang Dewi Awatara lagi.
Glek..Dewi Awatara sampai harus meneguk ludahnya sendiri begitu kerasnya suara tegukan itu sampai perhatian Bintang langsung mengarah kearah Dewi Awatara yang terpergok tengah menatap takjub kearah area bawah dibalik celananya. Kali ini balik Bintang yang menatap sosok Dewi Awatara yang ada dihadapannya. Sosok Dewi Awatara memang sangat anggun menggoda, apalagi gunung kembarnya yang begitu besar membelah indah.Glek !Balik Bintang yang harus menelan ludah memperhatikan sosok menggoda Dewi Awatara dihadapannya. Apalagi pakaian yang dikenakan oleh Dewi Awatara begitu menggoda hasrat Bintang yang melihatnya, pakaian yang begitu terbuka disana sini, sehingga seluk lekuk tubuh Dewi Awatara yang begitu montok dan seksi terlihat jelas dipandangan Bintang.Dengan jarak sedekat ini semakin Bintang mengagumi sosok Dewi Awatara yang begitu luar biasa menggoda hasratnya, tak tahan Bintang mengangkat kedua tangannya menyentuh lembut pipi Dewi Awatara. Bintang mendek
PAGI beru saja datang, tapi kotaraja Ahmadnagar sudah terlihat ramai, semua tampak berduyun-duyun menuju alun-alun istana, karena hari ini akan diadakan uji kemampuan para pendekar yang akan mengabdikan dirinya. Hal inilah yang memancing masyarakat kotaraja berbondong-bondong menuju ke alun-alun istana Ahmadnagar.Di alun-alun istana Ahmadnagar sendiri terlihat panggung besar telah dibuat, tempat yang akan menjadi saksi ajang tanding para pendekar, ukurannya cukup besar sekitar 25x25 m persegi empat, sementara itu tingginya dari atas tanah mungkin ada 1 meter.Alun-alun istana Ahmadnagar dalam waktu sebentar saja tampak sudah dipenuhi sesak oleh orang-orang, baik itu dari masyarakat awam yang sekedar ingin melihat ajang uji kemampuan itu, ataupun para pendekar yang akan menjadi peserta dalam uji kemampuan. Dari arah sebelah kiri panggung arena adalah tempat para pendekar yang akan mengikuti uji kemampuan, semua kursi sudah tampak mulai dipenuhi oleh para pendekar, seme
Sosok yang menjadi perhatian adalah sosok Sultan Malik Shah sendiri yang kini sudah tampak duduk disinggasana emasnya. Sosok seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap, kekar dan perkasa. Kumis besarnya tampak melintang diatas bibirnya. Mengenakan mahkota dan perhiasan emas yang begitu gemerlap disekujur tubuhnya, tatapan matanya tajam kearah orang-orang yang kini masih menjura hormat kepadanya. Sultan Malik Shah terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat orang-orang padanya. Setelah itu, semuanya kembali duduk ditempatnya masing-masing.Jubir istana Ahmadnagar terlihat kembali maju kedepan panggung kehormatan disebelah kiri.“Selamat datang untuk semua pendekar yang akan mengikuti uji kemampuan” ucap jubir istana. “Saat ini yang sudah mendaftar ada 18 orang pendekar. Mari kita berikan sambutan yang meriah untuk mereka semua” sambung jubir istana lagi. Seketika saja tempat itu langsung disambut dengan tepuk tangan gemuruh yang memb