“Bisa. Kami memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi ditempat ini” ucap salah satu tahanan.
“Baik. Kalau begitu sampaikan pesanku ini kepada seluruh tahanan yang ada dipenjara bawah tanah ini” ucap Bintang lagi hingga membuat para tahanan yang ada dihadapannya terlihat saling pandang. Semua tetap diam menantikan apa yang akan dikatakan Bintang.
“Juga untuk tahanan wanita yang ada disel penjara diujung sana” ucap Bintang lagi hingga membuat para tahanan kembali saling pandang dengan bingung.
“Malam ini, kita akan kabur bersama dari penjara terkutuk ini!” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah-wajah yang ada dihadapan Bintang berubah. Sebelum ada yang berkomentar, Bintang melanjutkan ucapannya.
“Hamba akan segera menghilangkan pengaruh racun pisau semut api itu, suruh mereka mengambil sikap meditasi, kosongkan pikiran. Bergantian, setengah bermeditasi, setengahnya lagi mengawasi” ucap
BENAR SAJA. Malam itu, 2 orang prajurit datang menjemput Bintang dari dalam penjara, seisi penjara tampak memperhatikan saat Bintang dijemput, tak lupa kedua prajurit terlihat mengikat kedua tangan Bintang seperti layaknya seorang tahanan. Sebelum meninggalkan sel penjaranya, Bintang tampak menatap sosok-sosok yang ada didalam tahanannya dan kepala mereka tampak mengangguk mantap sebagai suatu tanda bagi Bintang bahwa mereka siap melarikan diri dari penjara malam ini.Bintang dibawa menuju kesebuah paviliun besar dan megah yang tampak dijaga beberapa orang prajurit dipintu gerbangnya. Setelah memberitahukan maksudnya, dua orang prajurit yang membawa sosok Bintang segera menyerahkan sosok Bintang kepada prajurit-prajurit penjaga pintu gerbang paviliun.Dua orang prajurit penjaga pintu gerbang segera membawa sosok Bintang masih terikat kedua tangannya kearah pintu paviliun, dipintu paviliun kedua prajurit itu kembali menyerahkan sosok Bintang kepada dua orang prajurit ya
Glek....Bintang kembali meneguk ludahnya yang mulai terasa kering melihat sosok indah Ratu Neraka Api yang tengah berjalan kearahnya. Terlihat jelas pemandangan BH kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Dan kini tepat berdiri dihadapan Bintang.“Jangan bohong rahib, Aku tahu sejak siang tadi di pintu gerbang, rahib tak pernah lepas dari buah dadaku” Ucap Ratu Neraka Api seraya semakin merapatkan tubuhnya ke Bintang. Tangan kiri Ratu Neraka Api turun kearah selangkangan Bintang, dengan lembut Ratu Neraka Api meremas Area bawah Bintang yang masih berada dibalik celana. Terasa digenggamannya Area bawah itu mulai membesar.“Masih mau bohong?” katanya tersenyum nakal.Bintang tidak bisa menyangkal bahwa dia memang terangsang merasakan dan melihat apa yang dilakukan Ratu Neraka Api padanya.“Gak usah nyangkal,” desis Ratu Neraka Api seraya mulai membelai-belai
“Aaahhh.”. Bintang terjaga saat merasakan satu sentuhan lembut diwajahnya dan wajah Bintang seketika berubah saat melihat sosok Ratu Neraka Api tampak ada dihadapannya. Bintang baru menyadari kalau tadi dirinya sempat tertidur.“Nona Je...”. belum lagi Bintang menyelesaikan ucapannya, Ratu Neraka Api yang ada dihadapannya itu telah menahan gerakan bibir Bintang dengan jari jemarinya yang halus. Dan belum lagi Bintang menyadari keadaan dirinya, Ratu Neraka Api sudah menundukkan wajahnya, dan ;Ufffhhh......Bibir Bintang dilumatnya dengan hangat dan lembut, lumatan bibir Ratu Neraka Api tidak bertepuk sebelah tangan, terbukti Bintang membalas lumatannya dengan lembut, saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, keduanya mulai saling menghisap lidah dan ciumanpun semakin bertambah panas dan bergairah.Dalam kejap berikutnya, kini tubuh keduanya sudah berganti posisi,
Dagghhh !Dengan sekali hantam saja, kunci sel penjara itu sudah hancur hingga pintu sel penjara itu langsung terbuka dengan sendirinya. Adriana segera ingin keluar dari sel penjara yang telah mengurungnya selama ini, tapi ;“Tunggu! nona Adriana!” ucap Bintang hingga membuat langkah Adriana terhenti. Adriana tampak bingung menatap kearah rahib yang ada dihadapannya. Bintang sendiri tampak melepaskan pakaian bagian atasnya, dan ;“Pakai ini!” ucap Bintang seraya memberikan pakaiannya kepada Adriana, Adriana seakan baru menyadari kalau saat ini tubuhnya masih mengenakan pakaiannya yang telah robek disana sini, sehingga beberapa bagian ditubuhnya terlihat jelas, bahkan bagian tubuhnya yang sensitifpun ikut sedikit terlihat. Wajah Adriana langsung memerah menyadari hal itu, dengan cepat diterimanya pakaian yang diberikan oleh rahib itu padanya, Adriana segera mengenakannya. Setelah itu Adriana segera keluar dari sel penjaranya.Puluha
“Ayo nona..” ucap Bintang kepada Adriana yang langsung menyadarkan Adriana dari keterpakuannya, rupanya Bintang mengajaknya untuk maju kedepan.Adriana maju kedepan, dan terbentanglah pemandangan lautan yang luas yang ada didepan matanya, terlihat hari masih gelap, tapi bias subuh hari sudah mulai terlihat. Rupanya penjara bawah tanah itu berada diatas sebuah tebing batu dimana dibawahnya adalah deburan ombak lautan yang luas, jarak ketinggiannya hingga mencapai air laut mungkin berjarak sekitar 20-25 tombak. Satu demi satu para tahanan ikut maju kedepan dan memandang lautan luas yang ada dihadapan mereka, hanya kegelapan yang terlihat walau samar-samar bias subuh hari mulai terlihat.“Kita harus cepat, sebentar lagi subuh akan datang.” ucap Bintang menyadari waktu sempit yang mereka miliki.Para tahanan terlihat ragu untuk melompat kedasar laut, karena lautan yang ada dihadapan mereka masih hitam karena gelapnya malam. Rupanya mereka cuk
Sejenak keduanya yang sudah mengapung diair terlihat menatap kearah atas, dimana didinding penjara yang jebol tampak para tahanan yang tengah menatap kearah mereka, sementara Bintang masih meneruskan pemandangannya keatas tebing.Wuuuttt !!! Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!“Tung..!!” tiba-tiba saja Bintang ingin berteriak tapi tertahan saat delapan orang tahanan sudah melompat bersamaan kebawah.Byuurrr..!!! Byuurrr..!!! Byuurrr..!!!Ke-8 tahanan itupun segera tercebur kedalam laut, tapi Bintang tak terlihat begitu perhatian kearah para tahanan yang sudah tercebur kedalam laut tersebut, pandangan Bintang masih mengarah kearah atas tebing dan wajah Bintang seketika berubah.“ADA TAHANAN KABUR! ADA TAHANAN KABUR!” teriakan para prajurit terdengar dari atas tebing dan inilah yang sebenarnya ditakutkan oleh Bintang. Bintang lupa memberitahukan kepada para tahanan agar melompat kebawah satu persatu agar tidak menimbulkan riak suara air y
Bintang kembali menyelam kedalam laut, meninggalkan Adriana dan para tahanan yang pucat melihat jaring laut yang dipakai untuk menghalangi mereka meninggalkan wilayah Kesultanan Bijapur.Di bawah air, dengan mata dewanya, Bintang mencoba melihat lebih jelas seberapa besar dan dalam jaring laut yang digunakan oleh prajurit bijapur untuk mengurung mereka, ternyata jaring laut itu sangat lebar dan sangat dalam hingga tak terlihat dasarnya.Byur..Bintang kembali kepermukaan. Adriana kembali memalingkan pandangannya kearah Bintang, Adriana seakan baru saja tersadar kalau rahib yang ada disebelahnya baru saja menyelam kembali kedalam laut dan sekarang sudah muncul kembali.“Jaring laut itu sangat dalam sekali” ucap Bintang kepada Adriana sehingga kembali membuat wajah Adriana berubah pucat mendengar hal itu.“Aa-apa.. apa yang harus kita lakukan tt..tuan?” tanya Adriana dengan suara bergetar, entah karena keding
Blubb!Betapa terkejutnya Adriana saat tiba-tiba saja Bintang menarik lepas telapak tangannya yang menutupi mulutnya hingga otomatis air langsung masuk kedalam mulutnya, tapi hal itu tak berlangsung lama, karena tiba-tiba saja Bintang menarik leher belakang Adriana untuk mendekati wajahnya, dan Bintang menempelkan mulutnya kemulut Adriana. Awalnya Adriana sangat terkejut dengan apa yang Bintang lakukan padanya, tapi kemudian Adriana dapat merasakan bagaimana Bintang telah memberikan oksigen kepadanya, kini Adriana baru mengerti kenapa Bintang melakukan hal itu.Mendapatkan oksigen yang memang sangat Adriana butuhkan saat ini membuat Adriana dengan cepat membalas ciuman Bintang dan menyedot oksigen yang diberikan Bintang padanya, kedua tangannya langsung melingkar dileher Bintang dan menekannya dengan erat. Sesaat keduanya saling melumat satu sama lain dan mata kedua-duanya saling beradu pandang, Adriana yang baru menyadari hal itu, seketika wajahnya langsun