“Aaahhh.”. Bintang terjaga saat merasakan satu sentuhan lembut diwajahnya dan wajah Bintang seketika berubah saat melihat sosok Ratu Neraka Api tampak ada dihadapannya. Bintang baru menyadari kalau tadi dirinya sempat tertidur.
“Nona Je...”. belum lagi Bintang menyelesaikan ucapannya, Ratu Neraka Api yang ada dihadapannya itu telah menahan gerakan bibir Bintang dengan jari jemarinya yang halus. Dan belum lagi Bintang menyadari keadaan dirinya, Ratu Neraka Api sudah menundukkan wajahnya, dan ;
Ufffhhh......
Bibir Bintang dilumatnya dengan hangat dan lembut, lumatan bibir Ratu Neraka Api tidak bertepuk sebelah tangan, terbukti Bintang membalas lumatannya dengan lembut, saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, keduanya mulai saling menghisap lidah dan ciumanpun semakin bertambah panas dan bergairah.
Dalam kejap berikutnya, kini tubuh keduanya sudah berganti posisi,
Dagghhh !Dengan sekali hantam saja, kunci sel penjara itu sudah hancur hingga pintu sel penjara itu langsung terbuka dengan sendirinya. Adriana segera ingin keluar dari sel penjara yang telah mengurungnya selama ini, tapi ;“Tunggu! nona Adriana!” ucap Bintang hingga membuat langkah Adriana terhenti. Adriana tampak bingung menatap kearah rahib yang ada dihadapannya. Bintang sendiri tampak melepaskan pakaian bagian atasnya, dan ;“Pakai ini!” ucap Bintang seraya memberikan pakaiannya kepada Adriana, Adriana seakan baru menyadari kalau saat ini tubuhnya masih mengenakan pakaiannya yang telah robek disana sini, sehingga beberapa bagian ditubuhnya terlihat jelas, bahkan bagian tubuhnya yang sensitifpun ikut sedikit terlihat. Wajah Adriana langsung memerah menyadari hal itu, dengan cepat diterimanya pakaian yang diberikan oleh rahib itu padanya, Adriana segera mengenakannya. Setelah itu Adriana segera keluar dari sel penjaranya.Puluha
“Ayo nona..” ucap Bintang kepada Adriana yang langsung menyadarkan Adriana dari keterpakuannya, rupanya Bintang mengajaknya untuk maju kedepan.Adriana maju kedepan, dan terbentanglah pemandangan lautan yang luas yang ada didepan matanya, terlihat hari masih gelap, tapi bias subuh hari sudah mulai terlihat. Rupanya penjara bawah tanah itu berada diatas sebuah tebing batu dimana dibawahnya adalah deburan ombak lautan yang luas, jarak ketinggiannya hingga mencapai air laut mungkin berjarak sekitar 20-25 tombak. Satu demi satu para tahanan ikut maju kedepan dan memandang lautan luas yang ada dihadapan mereka, hanya kegelapan yang terlihat walau samar-samar bias subuh hari mulai terlihat.“Kita harus cepat, sebentar lagi subuh akan datang.” ucap Bintang menyadari waktu sempit yang mereka miliki.Para tahanan terlihat ragu untuk melompat kedasar laut, karena lautan yang ada dihadapan mereka masih hitam karena gelapnya malam. Rupanya mereka cuk
Sejenak keduanya yang sudah mengapung diair terlihat menatap kearah atas, dimana didinding penjara yang jebol tampak para tahanan yang tengah menatap kearah mereka, sementara Bintang masih meneruskan pemandangannya keatas tebing.Wuuuttt !!! Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!“Tung..!!” tiba-tiba saja Bintang ingin berteriak tapi tertahan saat delapan orang tahanan sudah melompat bersamaan kebawah.Byuurrr..!!! Byuurrr..!!! Byuurrr..!!!Ke-8 tahanan itupun segera tercebur kedalam laut, tapi Bintang tak terlihat begitu perhatian kearah para tahanan yang sudah tercebur kedalam laut tersebut, pandangan Bintang masih mengarah kearah atas tebing dan wajah Bintang seketika berubah.“ADA TAHANAN KABUR! ADA TAHANAN KABUR!” teriakan para prajurit terdengar dari atas tebing dan inilah yang sebenarnya ditakutkan oleh Bintang. Bintang lupa memberitahukan kepada para tahanan agar melompat kebawah satu persatu agar tidak menimbulkan riak suara air y
Bintang kembali menyelam kedalam laut, meninggalkan Adriana dan para tahanan yang pucat melihat jaring laut yang dipakai untuk menghalangi mereka meninggalkan wilayah Kesultanan Bijapur.Di bawah air, dengan mata dewanya, Bintang mencoba melihat lebih jelas seberapa besar dan dalam jaring laut yang digunakan oleh prajurit bijapur untuk mengurung mereka, ternyata jaring laut itu sangat lebar dan sangat dalam hingga tak terlihat dasarnya.Byur..Bintang kembali kepermukaan. Adriana kembali memalingkan pandangannya kearah Bintang, Adriana seakan baru saja tersadar kalau rahib yang ada disebelahnya baru saja menyelam kembali kedalam laut dan sekarang sudah muncul kembali.“Jaring laut itu sangat dalam sekali” ucap Bintang kepada Adriana sehingga kembali membuat wajah Adriana berubah pucat mendengar hal itu.“Aa-apa.. apa yang harus kita lakukan tt..tuan?” tanya Adriana dengan suara bergetar, entah karena keding
Blubb!Betapa terkejutnya Adriana saat tiba-tiba saja Bintang menarik lepas telapak tangannya yang menutupi mulutnya hingga otomatis air langsung masuk kedalam mulutnya, tapi hal itu tak berlangsung lama, karena tiba-tiba saja Bintang menarik leher belakang Adriana untuk mendekati wajahnya, dan Bintang menempelkan mulutnya kemulut Adriana. Awalnya Adriana sangat terkejut dengan apa yang Bintang lakukan padanya, tapi kemudian Adriana dapat merasakan bagaimana Bintang telah memberikan oksigen kepadanya, kini Adriana baru mengerti kenapa Bintang melakukan hal itu.Mendapatkan oksigen yang memang sangat Adriana butuhkan saat ini membuat Adriana dengan cepat membalas ciuman Bintang dan menyedot oksigen yang diberikan Bintang padanya, kedua tangannya langsung melingkar dileher Bintang dan menekannya dengan erat. Sesaat keduanya saling melumat satu sama lain dan mata kedua-duanya saling beradu pandang, Adriana yang baru menyadari hal itu, seketika wajahnya langsun
Adriana kembali memekik tertahan saat satu lengannya tersambar hingga robek besar hampir putus ! Kembali Adriana menjerit kesakitan, namun yang keluar justru suara seperti orang tercekik disertai gelembung-gelembung udara keluar dari mulut.Pertahanannya jebol sudah!Adriana jatuh pingsan di dalam air!Bintang yang sedang sibuk dan mendengar ‘jerit kesakitan’ dari Adriana segera bergerak menghindar cepat."Kalian memang tidak bisa diberi hati!" bentaknya sambil mengerahkan ‘Cakra Petir’ kekedua tangannya, sehingga tangan kiri dan kanan Bintang langsung memancarkan ‘Cakra Petir’ yang bersinar cemerlang.Lalu dengan sigap tangan kanan-kiri mengibas ke belakang dan kedepan !Wutt! Wutt ... !Dua bentuk pukulan berkekuatan petir dahsyat menerjang ke arah kawanan Ikan Gajah Pembunuh yang ada di belakang dan didepan yang menyerang Adriana.Blamm! Blamm ... !!Tapak Guntur
Ditempatnya Bintang hanya tersenyum sinis.“Siapa aku, tak perlu kau tau jenderal. Tujuanku kemari hanya untuk membebaskan gadis ini” ucap Bintang dengan tegas. ”Mulai saat ini anggaplah aku dan gadis ini sudah mati” sambung Bintang lagi. Jenderal Gandhi terlihat terdiam mendengar hal itu.“Apa kau dari Wijayanagara?” tanya Jenderal Gandhi tiba-tiba. Kali ini wajah Bintang berubah mendengar ucapan Jenderal Gandhi.“Tak perlu kau tau, jenderal” ucap Bintang lagi. Kali ini justru Jenderal Gandhi yang terlihat tersenyum sinis kearah Bintang.“Kau takkan bisa lolos dari sini rahib. Menyerahlah! atau kau takkan bisa melihat matahari terbit esok hari !” ancam Jenderal Gandhi lagi. Bintang yang kali ini tersenyum sinis mendengar hal itu.“Apa kau ingin kukalahkan sekali lagi jenderal ?” bentak Bintang dengan keras hingga membuat semua yang ada ditempat itu bisa mendengarnya, kontan sa
"Uhhh ... dimana aku ini?" desis seorang gadis saat terbangun dari pingsannya.Tiba-tiba saja ...“Aaaahhh.. tanganku! tanganku..!"Tanpa sebab yang jelas, gadis itu berteriak-teriak seperti orang gila. Atau dia memang benar-benar gila"Namun, saat melihat tangannya masih utuh, dia justru menghela napas lega.Tiba-tiba ia meraba dada kirinya.“Heran, tidak sakit," gumamnya.Disibaknya baju di bagian dada kiri.Srett!Yang terlihat hanya dada putih kencang membusung tanpa luka alias mulus total. Sesaat terlihat rona kebingungan di wajah cantik itu.“Aku masih ingat, dada kiriku robek besar tersambar sirip ikan gajah dan.. lengan kananku juga hampir putus," gumamnya. “Tapi kenapa sekarang pulih seperti sedia kala" Seperti tidak pernah terjadi apa-apa padaku! Aneh!"Saat memandang berkeliling, ia mendapati dirinya berada di atas kasur kapas empuk. Di kiri kanannya hanya ada papan panjang