BENAR SAJA. Malam itu, 2 orang prajurit datang menjemput Bintang dari dalam penjara, seisi penjara tampak memperhatikan saat Bintang dijemput, tak lupa kedua prajurit terlihat mengikat kedua tangan Bintang seperti layaknya seorang tahanan. Sebelum meninggalkan sel penjaranya, Bintang tampak menatap sosok-sosok yang ada didalam tahanannya dan kepala mereka tampak mengangguk mantap sebagai suatu tanda bagi Bintang bahwa mereka siap melarikan diri dari penjara malam ini.
Bintang dibawa menuju kesebuah paviliun besar dan megah yang tampak dijaga beberapa orang prajurit dipintu gerbangnya. Setelah memberitahukan maksudnya, dua orang prajurit yang membawa sosok Bintang segera menyerahkan sosok Bintang kepada prajurit-prajurit penjaga pintu gerbang paviliun.
Dua orang prajurit penjaga pintu gerbang segera membawa sosok Bintang masih terikat kedua tangannya kearah pintu paviliun, dipintu paviliun kedua prajurit itu kembali menyerahkan sosok Bintang kepada dua orang prajurit ya
Glek....Bintang kembali meneguk ludahnya yang mulai terasa kering melihat sosok indah Ratu Neraka Api yang tengah berjalan kearahnya. Terlihat jelas pemandangan BH kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Dan kini tepat berdiri dihadapan Bintang.“Jangan bohong rahib, Aku tahu sejak siang tadi di pintu gerbang, rahib tak pernah lepas dari buah dadaku” Ucap Ratu Neraka Api seraya semakin merapatkan tubuhnya ke Bintang. Tangan kiri Ratu Neraka Api turun kearah selangkangan Bintang, dengan lembut Ratu Neraka Api meremas Area bawah Bintang yang masih berada dibalik celana. Terasa digenggamannya Area bawah itu mulai membesar.“Masih mau bohong?” katanya tersenyum nakal.Bintang tidak bisa menyangkal bahwa dia memang terangsang merasakan dan melihat apa yang dilakukan Ratu Neraka Api padanya.“Gak usah nyangkal,” desis Ratu Neraka Api seraya mulai membelai-belai
“Aaahhh.”. Bintang terjaga saat merasakan satu sentuhan lembut diwajahnya dan wajah Bintang seketika berubah saat melihat sosok Ratu Neraka Api tampak ada dihadapannya. Bintang baru menyadari kalau tadi dirinya sempat tertidur.“Nona Je...”. belum lagi Bintang menyelesaikan ucapannya, Ratu Neraka Api yang ada dihadapannya itu telah menahan gerakan bibir Bintang dengan jari jemarinya yang halus. Dan belum lagi Bintang menyadari keadaan dirinya, Ratu Neraka Api sudah menundukkan wajahnya, dan ;Ufffhhh......Bibir Bintang dilumatnya dengan hangat dan lembut, lumatan bibir Ratu Neraka Api tidak bertepuk sebelah tangan, terbukti Bintang membalas lumatannya dengan lembut, saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, keduanya mulai saling menghisap lidah dan ciumanpun semakin bertambah panas dan bergairah.Dalam kejap berikutnya, kini tubuh keduanya sudah berganti posisi,
Dagghhh !Dengan sekali hantam saja, kunci sel penjara itu sudah hancur hingga pintu sel penjara itu langsung terbuka dengan sendirinya. Adriana segera ingin keluar dari sel penjara yang telah mengurungnya selama ini, tapi ;“Tunggu! nona Adriana!” ucap Bintang hingga membuat langkah Adriana terhenti. Adriana tampak bingung menatap kearah rahib yang ada dihadapannya. Bintang sendiri tampak melepaskan pakaian bagian atasnya, dan ;“Pakai ini!” ucap Bintang seraya memberikan pakaiannya kepada Adriana, Adriana seakan baru menyadari kalau saat ini tubuhnya masih mengenakan pakaiannya yang telah robek disana sini, sehingga beberapa bagian ditubuhnya terlihat jelas, bahkan bagian tubuhnya yang sensitifpun ikut sedikit terlihat. Wajah Adriana langsung memerah menyadari hal itu, dengan cepat diterimanya pakaian yang diberikan oleh rahib itu padanya, Adriana segera mengenakannya. Setelah itu Adriana segera keluar dari sel penjaranya.Puluha
“Ayo nona..” ucap Bintang kepada Adriana yang langsung menyadarkan Adriana dari keterpakuannya, rupanya Bintang mengajaknya untuk maju kedepan.Adriana maju kedepan, dan terbentanglah pemandangan lautan yang luas yang ada didepan matanya, terlihat hari masih gelap, tapi bias subuh hari sudah mulai terlihat. Rupanya penjara bawah tanah itu berada diatas sebuah tebing batu dimana dibawahnya adalah deburan ombak lautan yang luas, jarak ketinggiannya hingga mencapai air laut mungkin berjarak sekitar 20-25 tombak. Satu demi satu para tahanan ikut maju kedepan dan memandang lautan luas yang ada dihadapan mereka, hanya kegelapan yang terlihat walau samar-samar bias subuh hari mulai terlihat.“Kita harus cepat, sebentar lagi subuh akan datang.” ucap Bintang menyadari waktu sempit yang mereka miliki.Para tahanan terlihat ragu untuk melompat kedasar laut, karena lautan yang ada dihadapan mereka masih hitam karena gelapnya malam. Rupanya mereka cuk
Sejenak keduanya yang sudah mengapung diair terlihat menatap kearah atas, dimana didinding penjara yang jebol tampak para tahanan yang tengah menatap kearah mereka, sementara Bintang masih meneruskan pemandangannya keatas tebing.Wuuuttt !!! Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!“Tung..!!” tiba-tiba saja Bintang ingin berteriak tapi tertahan saat delapan orang tahanan sudah melompat bersamaan kebawah.Byuurrr..!!! Byuurrr..!!! Byuurrr..!!!Ke-8 tahanan itupun segera tercebur kedalam laut, tapi Bintang tak terlihat begitu perhatian kearah para tahanan yang sudah tercebur kedalam laut tersebut, pandangan Bintang masih mengarah kearah atas tebing dan wajah Bintang seketika berubah.“ADA TAHANAN KABUR! ADA TAHANAN KABUR!” teriakan para prajurit terdengar dari atas tebing dan inilah yang sebenarnya ditakutkan oleh Bintang. Bintang lupa memberitahukan kepada para tahanan agar melompat kebawah satu persatu agar tidak menimbulkan riak suara air y
Bintang kembali menyelam kedalam laut, meninggalkan Adriana dan para tahanan yang pucat melihat jaring laut yang dipakai untuk menghalangi mereka meninggalkan wilayah Kesultanan Bijapur.Di bawah air, dengan mata dewanya, Bintang mencoba melihat lebih jelas seberapa besar dan dalam jaring laut yang digunakan oleh prajurit bijapur untuk mengurung mereka, ternyata jaring laut itu sangat lebar dan sangat dalam hingga tak terlihat dasarnya.Byur..Bintang kembali kepermukaan. Adriana kembali memalingkan pandangannya kearah Bintang, Adriana seakan baru saja tersadar kalau rahib yang ada disebelahnya baru saja menyelam kembali kedalam laut dan sekarang sudah muncul kembali.“Jaring laut itu sangat dalam sekali” ucap Bintang kepada Adriana sehingga kembali membuat wajah Adriana berubah pucat mendengar hal itu.“Aa-apa.. apa yang harus kita lakukan tt..tuan?” tanya Adriana dengan suara bergetar, entah karena keding
Blubb!Betapa terkejutnya Adriana saat tiba-tiba saja Bintang menarik lepas telapak tangannya yang menutupi mulutnya hingga otomatis air langsung masuk kedalam mulutnya, tapi hal itu tak berlangsung lama, karena tiba-tiba saja Bintang menarik leher belakang Adriana untuk mendekati wajahnya, dan Bintang menempelkan mulutnya kemulut Adriana. Awalnya Adriana sangat terkejut dengan apa yang Bintang lakukan padanya, tapi kemudian Adriana dapat merasakan bagaimana Bintang telah memberikan oksigen kepadanya, kini Adriana baru mengerti kenapa Bintang melakukan hal itu.Mendapatkan oksigen yang memang sangat Adriana butuhkan saat ini membuat Adriana dengan cepat membalas ciuman Bintang dan menyedot oksigen yang diberikan Bintang padanya, kedua tangannya langsung melingkar dileher Bintang dan menekannya dengan erat. Sesaat keduanya saling melumat satu sama lain dan mata kedua-duanya saling beradu pandang, Adriana yang baru menyadari hal itu, seketika wajahnya langsun
Adriana kembali memekik tertahan saat satu lengannya tersambar hingga robek besar hampir putus ! Kembali Adriana menjerit kesakitan, namun yang keluar justru suara seperti orang tercekik disertai gelembung-gelembung udara keluar dari mulut.Pertahanannya jebol sudah!Adriana jatuh pingsan di dalam air!Bintang yang sedang sibuk dan mendengar ‘jerit kesakitan’ dari Adriana segera bergerak menghindar cepat."Kalian memang tidak bisa diberi hati!" bentaknya sambil mengerahkan ‘Cakra Petir’ kekedua tangannya, sehingga tangan kiri dan kanan Bintang langsung memancarkan ‘Cakra Petir’ yang bersinar cemerlang.Lalu dengan sigap tangan kanan-kiri mengibas ke belakang dan kedepan !Wutt! Wutt ... !Dua bentuk pukulan berkekuatan petir dahsyat menerjang ke arah kawanan Ikan Gajah Pembunuh yang ada di belakang dan didepan yang menyerang Adriana.Blamm! Blamm ... !!Tapak Guntur
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig