“Rawan cinta sama kanda” ucap Putri Rawan lagi seraya bangkit dan duduk dihadapan Bintang, tepat dihadapan Bintang, Putri Rawan terlihat ingin melepaskan pakaian yang melekat ditubuhnya, kedua mata Bintang membesar saat melihat hal itu. Sebelum semuanya terbuka, Bintang menggenggam tangannya.
“Kenapa kanda?” tanya Putri Rawan heran melihat Bintang melarangnya melakukan hal itu. “Biarkan Rawan melaksanakan kewajiban Rawan sebagai seorang istri” sambung Rawan lagi.
“Dinda kan sedang hamil, kanda takut berbahaya..” ucap Bintang mengemukakan alasannya, Putri Rawan justru tersenyum mendengar ucapan Bintang.
Putri Rawan kembali menjatuhkan dirinya diatas tubuh Bintang dan kembali keduanya saling menatap, begitu dekatnya hingga desah nafas keduanya terasa menghampar diwajah masing-masing, Bintang dapat mencium bagaimana harumnya desah nafas yang Putri Rawan pada wajahnya.
“Bercumbu itu justru sangat baik untu
Di hari-hari berikutnya, Bintang dan Putri Rawan benar-benar menikmati bulan madu mereka sebagai pengantin baru, Putri Rawan benar-benar merasakan kebahagiaannya yang telah hilang kini telah kembali lagi, mendapatkan suami yang sangat menyayangi dan memanjakannya, sungguh Putri Rawan sangat mensyukuri apa yang didapatnya saat ini.Kini Putri Rawan benar-benar tak malu ataupun canggung lagi untuk bersikap mesra dan manja kepada Bintang, karena Bintang kini sudah menjadi suaminya. Kadang seharian Putri Rawan ingin Bintang tetap berada disisinya, tidur saling berpelukan tanpa sehelai benangpun yang melekat ditubuh keduanya, Bintang kerap kali membelai-belai perutnya bahkan tanpa rasa canggung dan malu lagi, Bintang sering meletakkan wajahnya diperut buncit Putri Rawan untuk merasakan pergerakan bayi yang ada didalam Putri Rawan. Ini memang pengalaman pertama bagi Bintang sebagai seorang calon ayah, walaupun anak yang dikandung Putri Rawan, bukanlah anak kandungnya, tapi Bintang
Saat keduanya sudah saling melepas pagutan, kedua-duaya masih saling menatap mesra dengan senyuman penuh kebahagiaan.“Dinda” ucap Bintang memecah kesunyian diantara mereka.“Iya kanda”“Ada satu hal yang sangat rahasia yang ingin kanda sampaikan sama dinda” ucap Bintang dengan wajah serius, sehingga kini Putri Rawan menatap Bintang dengan wajah serius.“Kanda sebenarnya tengah menjalankan suatu misi yang diamanahkan oleh maharaja Wijayanagara untuk mencari tau tentang keberadaan putra mahkota Wijayanagara yang telah hilang” ucap Bintang.Bintang terus menceritakan tentang misi yang saat ini tengah dijalankannya kepada Putri Rawan. Putri Rawan terus mendengarkannya dengan seksama. Hingga akhirnya Bintang selesai menceritakan misi rahasianya kepada Putri Rawan.“Ya.. Rawan sudah mendengar tentang hal itu kanda. Bahkan, mantan suami Rawan juga tewas dalam peristiwa itu&rdq
SORE ITU, sebuah rumah megah dan besar terlihat berdiri disudut sebuah desa. Rumah megah itu tampak memiliki halaman yang cukup luas dan dikelilingi oleh pagar tinggi yang membentuk seperti sebuah benteng. Di pintu depan rumah tersebut terlihat pintu gerbang yang dijaga oleh beberapa orang lelaki berpakaian prajurit. Diantara mereka tampak 2 orang yang sepertinya merupakan pemimpin dari para prajurit.Semua pandangan prajurit termasuk 2 orang komandan tersebut tampak menatap kearah depan, diujung pandangan mereka, terlihat seekor kuda dimana diatasnya tampak dua orang yang menaikinya tengah menuju kearah mereka. Semakin dekat semakin berubah paras-paras para prajurit tersebut.“Tuan Bintang!” ucap 2 orang lelaki yang menjadi pemimpin diantara prajurit tersebut. Kedua dengan cepat menyongsong sosok penunggang kuda tersebut yang memang tak lain adalah Bintang. Keduanya mengenali sosok Bintang dari pakaian yang Bintang kenakan, Bintang pun mengenali sosok kedu
Malam itu Bintang masih menginap ditempat kediaman Farah, karena memang ada informasi yang ingin Bintang ketahui tentang Kesultanan Bijapur. Karena Farah berasal dari Kesultanan Bijapur, Bintang berharap bisa memperoleh sedikit informasi yang ingin diketahuinya.Sebelum berangkat menunaikan tugas yang diberikan oleh Maharaja Harihara Raya dari Wijayanagara, Tuan Bukka raya menemui Bintang secara pribadi dikamarnya. Tuan Bukka raya memberikan misi khusus untuk Bintang.Tuan Bukka raya memiliki seorang putri angkat yang bernama Adriana yang juga menjadi seorang mata-mata di Wijayanagara dan saat Pangeran Harihara Akbar menghilang, Adrianapun mendapatkan tugas untuk menyelidiki dimana keberadaan Pangeran Harihara Akbar, dan putri angkat Tuan Bukka raya mendapatkan tugas penyelidikan di Kesultanan Bijapur. Setelah beberapa waktu tidak ada kabar dari putri angkatnya, Tuan Bukka raya pasrah atas apa yang terjadi, apakah putri angkatnya itu masih hidup atauk
“Jadikan malam ini menjadi malam terpanjang dan terindah untuk kita, kanda” ucap Putri Rawan tersenyum lembut, Bintang ikut membalasnya dengan anggukan pelan dan senyuman mengembang.Tak menunggu lama, dengan lembut pula Putri Rawan mendekatkan wajahnya ke wajah Bintang, mendekatkan bibirnya ke bibir Bintang. Sesaat kemudian bibirnya dengan lembut telah melumat bibir Bintang. Kedua tangannya dilingkarkan ke leher Bintang dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napas Bintang.Putri Rawan terus melumat bibir Bintang, kedua tangan Bintang mulai melepaskan sari india yang melekat ditubuh Putri Rawan. Kemudian Putri Rawan melepaskan bibirnya dari bibir Bintang. Dan membantu Bintang melepaskan sari india yang dikenakannya. Tak lupa dilepaskannya juga pakaian yang melekat ditubuh Bintang.Saat itu Bintang semakin terpesona melihat keindahan yang ada di depan mata, gunung surganya yang besar menantang, indah dan terlihat kencang dibungkus bra me
KITA kembali pada moment saat Bintang membagi dirinya menjadi tiga orang, dan kita ikuti sosok Bintang yang menuju kearah kiri. Langkah Bintang berhenti disebuah pintu kamar yang letaknya tidak cukup jauh dari kamar Bintang dan Putri Rawan berada.Tok...! Tok...! Tok...!Terdengar Bintang mengetuk pintu itu dengan sangat perlahan, seolah-olah Bintang tak ingin keberadaannya diketahui oleh orang lain. Bintang menunggu sejenak hingga terdengar langkah halus dari dalam kamar mendekati pintu kamar.Kreeetttsss !Pintu kamar terbuka, sesosok wanita berparas cantik dan jelita kini telah berdiri dihadapan Bintang. Wanita berparas cantik jelita itu tampak terkejut melihat sosok Bintang yang ada dihadapannya.“Ttt..tuan” ucap wanita berparas cantik jelita itu dengan suara bergetar.“Farah”Rupanya sosok yang ada dihadapan Bintang itu adalah Farah.“Boleh aku masuk” ucap Bintang pelan. Farah terl
Secara rinci dan detail Farah mulai menceritakan kepada Bintang setiap tempat dan ruangan-ruangan yang ada di istana Bijapur, terutama ;“Disini letak penjara bawah tanah tempat para tawanan ditahan tuan” ucap Farah menunjuk ke satu titik diatas cetak biru tersebut. Bintang tampak memperhatikan seluruh sketsa istana Bijapur yang ada dihadapannya.“Mengenai jadwal jaga prajurit, juga waktu-waktu yang aman diberbagai ruangan, Nona Anacheri yang tau tuan” sambung Farah lagi.Bintang kini mengangkat wajahnya menatap kearah Farah.“Terima kasih Farah.. ini sudah sangat membantu” ucap Bintang tiba-tiba saja menggenggam kedua tangan Farah. Bintang memang sungguh tidak menyangka kalau Farah bisa memiliki sketsa cetak biru istana Bijapur yang tentu saja akan sangat membantu Bintang untuk menyusup masuk kedalam istana Bijapur.Farah hanya tersenyum melihat kedua tangannya digenggam erat Bintang. Sejenak keduanya terdiam da
Kita kembali kearah bayangan Bintang yang satu lagi, disaat satu bayangan Bintang berada di kamar Farah, satu bayangan Bintang lagi juga sudah berada didalam sebuah kamar, dihadapan Bintang tampak seorang wanita yang hanya mengenakan pakaian kaos putih dan celana ketat, kaos putih yang digunakannya, tampak tidak mampu menutupi besarnya sepasang bukit kembar yang dimiliknya sehingga kedua bukit kembar itu seakan mau meloncat keluar dari kaos yang dikenakannya, belum lagi pusar bagian bawahnya yang terlihat jelas karena kaos yang digunakannya berada diatas pusar, tubuhnya tampak begitu tegap dan kekar untuk tubuh seorang wanita.Rambutnya yang berwarna hitam kuning keemasan juga tampak dikuncirnya dengan rapi hingga semakin menampakkan sosok perkasa dirinya. Sungguh suatu penampilan yang sangat seksi dan menggoda bagi setiap laki-laki yang melihatnya, tapi jelas dari penampilannya saja kita dapat menilai kalau wanita ini adalah sosok wanita ksatria. Wanita yang berpakaian ala-a
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig