“Jadikan malam ini menjadi malam terpanjang dan terindah untuk kita, kanda” ucap Putri Rawan tersenyum lembut, Bintang ikut membalasnya dengan anggukan pelan dan senyuman mengembang.
Tak menunggu lama, dengan lembut pula Putri Rawan mendekatkan wajahnya ke wajah Bintang, mendekatkan bibirnya ke bibir Bintang. Sesaat kemudian bibirnya dengan lembut telah melumat bibir Bintang. Kedua tangannya dilingkarkan ke leher Bintang dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napas Bintang.
Putri Rawan terus melumat bibir Bintang, kedua tangan Bintang mulai melepaskan sari india yang melekat ditubuh Putri Rawan. Kemudian Putri Rawan melepaskan bibirnya dari bibir Bintang. Dan membantu Bintang melepaskan sari india yang dikenakannya. Tak lupa dilepaskannya juga pakaian yang melekat ditubuh Bintang.
Saat itu Bintang semakin terpesona melihat keindahan yang ada di depan mata, gunung surganya yang besar menantang, indah dan terlihat kencang dibungkus bra me
KITA kembali pada moment saat Bintang membagi dirinya menjadi tiga orang, dan kita ikuti sosok Bintang yang menuju kearah kiri. Langkah Bintang berhenti disebuah pintu kamar yang letaknya tidak cukup jauh dari kamar Bintang dan Putri Rawan berada.Tok...! Tok...! Tok...!Terdengar Bintang mengetuk pintu itu dengan sangat perlahan, seolah-olah Bintang tak ingin keberadaannya diketahui oleh orang lain. Bintang menunggu sejenak hingga terdengar langkah halus dari dalam kamar mendekati pintu kamar.Kreeetttsss !Pintu kamar terbuka, sesosok wanita berparas cantik dan jelita kini telah berdiri dihadapan Bintang. Wanita berparas cantik jelita itu tampak terkejut melihat sosok Bintang yang ada dihadapannya.“Ttt..tuan” ucap wanita berparas cantik jelita itu dengan suara bergetar.“Farah”Rupanya sosok yang ada dihadapan Bintang itu adalah Farah.“Boleh aku masuk” ucap Bintang pelan. Farah terl
Secara rinci dan detail Farah mulai menceritakan kepada Bintang setiap tempat dan ruangan-ruangan yang ada di istana Bijapur, terutama ;“Disini letak penjara bawah tanah tempat para tawanan ditahan tuan” ucap Farah menunjuk ke satu titik diatas cetak biru tersebut. Bintang tampak memperhatikan seluruh sketsa istana Bijapur yang ada dihadapannya.“Mengenai jadwal jaga prajurit, juga waktu-waktu yang aman diberbagai ruangan, Nona Anacheri yang tau tuan” sambung Farah lagi.Bintang kini mengangkat wajahnya menatap kearah Farah.“Terima kasih Farah.. ini sudah sangat membantu” ucap Bintang tiba-tiba saja menggenggam kedua tangan Farah. Bintang memang sungguh tidak menyangka kalau Farah bisa memiliki sketsa cetak biru istana Bijapur yang tentu saja akan sangat membantu Bintang untuk menyusup masuk kedalam istana Bijapur.Farah hanya tersenyum melihat kedua tangannya digenggam erat Bintang. Sejenak keduanya terdiam da
Kita kembali kearah bayangan Bintang yang satu lagi, disaat satu bayangan Bintang berada di kamar Farah, satu bayangan Bintang lagi juga sudah berada didalam sebuah kamar, dihadapan Bintang tampak seorang wanita yang hanya mengenakan pakaian kaos putih dan celana ketat, kaos putih yang digunakannya, tampak tidak mampu menutupi besarnya sepasang bukit kembar yang dimiliknya sehingga kedua bukit kembar itu seakan mau meloncat keluar dari kaos yang dikenakannya, belum lagi pusar bagian bawahnya yang terlihat jelas karena kaos yang digunakannya berada diatas pusar, tubuhnya tampak begitu tegap dan kekar untuk tubuh seorang wanita.Rambutnya yang berwarna hitam kuning keemasan juga tampak dikuncirnya dengan rapi hingga semakin menampakkan sosok perkasa dirinya. Sungguh suatu penampilan yang sangat seksi dan menggoda bagi setiap laki-laki yang melihatnya, tapi jelas dari penampilannya saja kita dapat menilai kalau wanita ini adalah sosok wanita ksatria. Wanita yang berpakaian ala-a
2 EKOR kuda tampak dipacu dengan cepat menaiki lereng sebuah bukit terjal, bila dilihat dari kedua sosok penunggang kuda tersebut yang mampu memacu kudanya dengan sangat cepat menaiki bukit terjal itu, padahal disebelah kanan mereka jurang terjal terlihat tanpa dasar, dapat dipastikan kalau keduanya sangatlah ahli dalam berkuda. Sosok yang satu adalah sosok seorang lelaki muda tampan berjubah biru dengan sebuah pedang dipunggungnya, rambutnya terlihat dikuncir seperti ekor kuda, diantara kedua alis matanya terlihat sebuah mutiara merah tersampir. Melihat sosok dan raut wajahnya, lelaki muda tampan ini tak lain adalah pendekar kita, Bintang – Ksatria Pengembara. Bintang tampak menunggangi seekor kuda putih bersih, kuda putih itu terlihat begitu jantan dan sangat kuat, urat-urat ditubuhnyapun terlihat menyembul hingga menambah keindahan sosok kuda tersebut dipandangan mata, bahkan pelananyapun terlihat terbuat dari emas yang memancarkan kilau keemasan. Bintang sendiri terlihat b
Kotaraja Bijapur. Saat malam datang, terlihat kotaraja Bijapur sangat terang sekali oleh lampu-lampu yang menerangi kotaraja tersebut, rupanya kotaraja Bijapur cukup makmur penduduknya hingga kotaraja itu terlihat sangat megah disiang hari, begitu pula dimalam hari. Kotaraja tampak dikelilingi olah pagar tinggi yang merupakan benteng yang membatasi wilayah kerajaan Kesultanan Bijapur. Dan disepanjang benteng pagar itu tampak para prajurit yang berjaga dengan senjata lengkap. Bukan hanya diatas benteng, tapi dibawah juga terlihat para prajurit yang meronda secara bergantian berlalu lalang.Di suatu tempat dikejauhan, tepatnya diatas sebatang pohon besar dan tinggi, terlihat sesosok tubuh tengah bertengger diatasnya, kegelapan malam membuat sosok yang bertengger diatas pohon tersebut tidak kelihatan. Sosok itu tak lain adalah Bintang adanya yang tengah mengawasi keadaan kotaraja Bijapur dari kejauhan.“Ketat sekali penjagaan kotaraja Bijapur. Ternyata benar apa yan
“Ada apa letnan?”“Maaf Jenderal Gandhi, rahib muda ini memaksa ingin masuk” ucap letnan muda lagi seraya menunjuk kearah sosok rahib muda yang masih berdiri dengan tenang ditempatnya. Jenderal Gandhi dan beberapa bawahannya yang baru saja datang ke gerbang kotaraja mengalihkan pandangan mereka kearah sosok rahib muda yang ada dihadapan mereka. Jenderal Gandhi terlihat memacu kudanya perlahan kedepan, dan berhenti dihadapan rahib muda tersebut.“Siap kau rahib muda?” tanya Jenderal Gandhi dengan tegas dan penuh wibawa.“Hamba adalah seorang rahib pengembara yang datang dari negeri Tibet” ucap rahib muda itu lagi.“Negeri Tibet” ulang Jenderal Gandhi“Dari aliran mana ?” sambung Jenderal Gandhi lagi.“Aliran jalan menuju nirwana” ucap rahib muda itu lagi dengan penuh ketenangan. Wajah Jenderal Gandhi dan beberapa orang prajurit dibelakangnya tampak be
SOSOK rahib muda tampak sudah dikepung rapat didepan gerbang kotaraja Bijapur oleh 10 orang prajurit yang bersenjata golok dan perisai. Golok ditangan kanan, perisai ditangan kiri, sementara sosok yang dikepung masih berdiri dengan tenang ditempatnya.“Jenderal. Ada apa ini ribut-ribut dipagi seperti ini?” tanya lelaki bertubuh gemuk pendek dengan kumis besarnya yang melintang diwajahnya.“Maaf Perdana Menteri Rahul Shah, rahib ini mencoba masuk kedalam kotaraja” ucap Jenderal Gandhi keada sosok lelaki bertubuh gemuk pendek dengan kumis besarnya yang melintang diwajahnya yang ternyata adalah Perdana Menteri Rahul Shah.Perdana Menteri Rahul Shah terlihat menatap sosok rahib muda yang ada dihadapannya.“Rahib darimana dia?” tanya Perdana Menteri Rahul Shah lagi.“Katanya dari aliran jalan menuju nirwana Tibet, tuan perdana menteri” ucap Jenderal Gandhi lagi, sesat wajah Perdana Menter
“Mundurlah! Jenderal” ucap Nona Jenna tanpa menoleh.Jenderal Gandhi tampak mundur kebelakang. Kini sosok Nona Jenna sudah berhadapan langsung dengan rahim muda yang masih berdiri dengan sangat tenang ditempatnya, sementara itu Nona Jenna kini tampak menatap sosok rahib muda yang ada dihadapannya dengan tatapan penuh arti terkesan nakal.“Rahib tampan. Siapa namamu?” goda Nona Jenna dengan tersenyum nakal.“Namaku Bobou, nona” jawab rahib muda itu lagi dengan tenang.BOBOU... nama yang baru saja disebutkan oleh rahib muda ini tentu saja kita akhirnya tau siapa sebenarnya rahib muda itu. Dia tak lain adalah Bintang yang tengah menyamar. Bintang sampai rela harus mencukur pendek rambutnya demi penyamaran yang dilakukannya. Itulah kenapa kemarin Bintang mencabut keris kyai gunturnya yang digunakan untuk mencukur rambutnya. Bintang sengaja tidak menggunakan kesaktiannya agar penyamarannya tidak terbongkar, karena B