“Mundurlah! Jenderal” ucap Nona Jenna tanpa menoleh.
Jenderal Gandhi tampak mundur kebelakang. Kini sosok Nona Jenna sudah berhadapan langsung dengan rahim muda yang masih berdiri dengan sangat tenang ditempatnya, sementara itu Nona Jenna kini tampak menatap sosok rahib muda yang ada dihadapannya dengan tatapan penuh arti terkesan nakal.
“Rahib tampan. Siapa namamu?” goda Nona Jenna dengan tersenyum nakal.
“Namaku Bobou, nona” jawab rahib muda itu lagi dengan tenang.
BOBOU... nama yang baru saja disebutkan oleh rahib muda ini tentu saja kita akhirnya tau siapa sebenarnya rahib muda itu. Dia tak lain adalah Bintang yang tengah menyamar. Bintang sampai rela harus mencukur pendek rambutnya demi penyamaran yang dilakukannya. Itulah kenapa kemarin Bintang mencabut keris kyai gunturnya yang digunakan untuk mencukur rambutnya. Bintang sengaja tidak menggunakan kesaktiannya agar penyamarannya tidak terbongkar, karena B
Ditempatnya, Bintang segera menyalurkan hawa sakti rembulan dinginnya untuk menghilangkan hawa panas yang ada didalam tubuhnya akibat serangan Ratu Neraka Api tadi, hingga secara perlahan hawa panas yang ada didalam tubuhnya secara perlahan mulai hilang. Bintang mengangkat wajahnya melihat kearah Ratu Neraka Api yang masih memainkan jurusnya dengan gemulai. Diam-diam Bintang segera mengerahkan ajian mata dewanya untuk memperhatikan jurus Ratu Neraka Api dengan seksama.Ratu Neraka Api menghentikan gerakan jurusnya saat melihat rahib muda yang menjadi lawannya mulai bangkit berdiri, kedua mata Ratu Neraka Api membesar melihat lawan rahib mudanya masih mampu berdiri.“Hebat juga” batin Ratu Neraka Api kagum melihat lawannya masih mampu berdiri setelah terkena serangannya. Kedua mata indah Ratu Neraka Api terlihat membesar saat melihat rahib muda itu memainkan sebuah jurus yang hampir-hampir mirip dengan jurusnya. Gerakan rahib muda seperti o
Bintang dibawa kedalam sebuah lorong panjang yang gelap, hanya nyala terang obor-obor yang dipasang berjarak satu tombak satu sama lain. Bau khas kotor dan sumpek begitu terasa disepanjang jalan lorong panjang tersebut, diujung lorong tampak sebuah ruangan besar dimana begitu banyak jeruji-jeruji penjara didalamnya, 10 orang prajurit dengan sigap bangkit berdiri melihat kedatangan seorang letnan yang membawa Bintang dalam keadaan terikat.“Jebloskan tahanan ini ke penjara!” perintah letnan itu kepada para prajurit penjaga penjara bawah tanah tersebut.“Baik letnan”Bintangpun segera dibawa oleh beberapa orang prajurit penjaga penjara bawah tanah itu menuju ke sebuah penjara dibagian dalam. Di sepanjang perjalanan Bintang yang dibawa menuju ke sel penjaranya, Bintang dapat melihat banyaknya para tahanan didalam penjara bawah tanah tersebut, Bintang lebih heran dan terkejut lagi saat keadaan para tahanan yang rata-rata hanya mengenakan paka
Mendengar hal itu, Bintangpun segera mengambil sikap tapa bratanya, kedua tangan mengatup didepan dada, kedua mata terpejam. Diam-diam Bintang memang ingin mengerahkan ajian kelana Sukmanya, sehingga tanpa ada seorangpun yang tahu, kini sukma Bintang sudah keluar dari raganya. (sukma bukan arwah/roh).Dengan sukmanya, mudah saja bagi Bintang untuk keluar dari sel penjara yang menahannya saat ini, tanpa menunggu waktu lagi, Bintang segera melangkah kearah sel penjara yang ada disudut ruangan, sesampai didepan pintu penjara itu Bintangpun sedikit terkejut saat melihat sesosok gadis yang tengah terbaring tak berdaya diatas pembaringan batu yang ada didalam sel penjara tersebut, keadaan gadis itupun tak jauh berbeda dari tahanan yang lain, mengenakan pakaian compang-camping yang sudah robek disana sini sehingga memperlihatkan beberapa bagian ditubuhnya. Kulitnya putih, wajahnya yang sedikit pucat tak mampu menyembunyikan kecantikan parasnya. Usianya masih muda,
Sukma Bintang sendiri akhirnya meninggalkan sosok Adriana yang masih bingung atas apa yang terjadi. Bintang kembali kedalam selnya, tapi sebelum kembali masuk kedalam raganya, Bintang mencoba berjalan kearah dinding penjara tempat dimana dirinya ditahan, Bintang menembus dinding penjara tersebut. Di luar penjara bawah tanah tersebut, Bintang terkejut saat melihat sebuah pemandangan lautan yang luas dihadapannya, rupanya penjara bawah tanah tersebut berada dipinggir jurang terjal yang dibawahnya ada lautan yang luas menanti. Sejenak Bintang mengamati keadaan disepanjang tebing terjal tersebut, diatas tebing penjara terlihat para prajurit yang tengah berjaga-jaga, setelah puas mengamati, Bintangpun kembali kedalam penjara, lalu menyatu kembali dengan raganya.Setelah kembali ke raganya, Bintang segera bangkit berdiri dan berjalan kearah tembok penjara yang tadi ditembusnya. Bintang terlihat memegang dinding tembok tersebut.“Percuma rahib” salah seorang tahan
“Bisa. Kami memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi ditempat ini” ucap salah satu tahanan.“Baik. Kalau begitu sampaikan pesanku ini kepada seluruh tahanan yang ada dipenjara bawah tanah ini” ucap Bintang lagi hingga membuat para tahanan yang ada dihadapannya terlihat saling pandang. Semua tetap diam menantikan apa yang akan dikatakan Bintang.“Juga untuk tahanan wanita yang ada disel penjara diujung sana” ucap Bintang lagi hingga membuat para tahanan kembali saling pandang dengan bingung.“Malam ini, kita akan kabur bersama dari penjara terkutuk ini!” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah-wajah yang ada dihadapan Bintang berubah. Sebelum ada yang berkomentar, Bintang melanjutkan ucapannya.“Hamba akan segera menghilangkan pengaruh racun pisau semut api itu, suruh mereka mengambil sikap meditasi, kosongkan pikiran. Bergantian, setengah bermeditasi, setengahnya lagi mengawasi” ucap
BENAR SAJA. Malam itu, 2 orang prajurit datang menjemput Bintang dari dalam penjara, seisi penjara tampak memperhatikan saat Bintang dijemput, tak lupa kedua prajurit terlihat mengikat kedua tangan Bintang seperti layaknya seorang tahanan. Sebelum meninggalkan sel penjaranya, Bintang tampak menatap sosok-sosok yang ada didalam tahanannya dan kepala mereka tampak mengangguk mantap sebagai suatu tanda bagi Bintang bahwa mereka siap melarikan diri dari penjara malam ini.Bintang dibawa menuju kesebuah paviliun besar dan megah yang tampak dijaga beberapa orang prajurit dipintu gerbangnya. Setelah memberitahukan maksudnya, dua orang prajurit yang membawa sosok Bintang segera menyerahkan sosok Bintang kepada prajurit-prajurit penjaga pintu gerbang paviliun.Dua orang prajurit penjaga pintu gerbang segera membawa sosok Bintang masih terikat kedua tangannya kearah pintu paviliun, dipintu paviliun kedua prajurit itu kembali menyerahkan sosok Bintang kepada dua orang prajurit ya
Glek....Bintang kembali meneguk ludahnya yang mulai terasa kering melihat sosok indah Ratu Neraka Api yang tengah berjalan kearahnya. Terlihat jelas pemandangan BH kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Dan kini tepat berdiri dihadapan Bintang.“Jangan bohong rahib, Aku tahu sejak siang tadi di pintu gerbang, rahib tak pernah lepas dari buah dadaku” Ucap Ratu Neraka Api seraya semakin merapatkan tubuhnya ke Bintang. Tangan kiri Ratu Neraka Api turun kearah selangkangan Bintang, dengan lembut Ratu Neraka Api meremas Area bawah Bintang yang masih berada dibalik celana. Terasa digenggamannya Area bawah itu mulai membesar.“Masih mau bohong?” katanya tersenyum nakal.Bintang tidak bisa menyangkal bahwa dia memang terangsang merasakan dan melihat apa yang dilakukan Ratu Neraka Api padanya.“Gak usah nyangkal,” desis Ratu Neraka Api seraya mulai membelai-belai
“Aaahhh.”. Bintang terjaga saat merasakan satu sentuhan lembut diwajahnya dan wajah Bintang seketika berubah saat melihat sosok Ratu Neraka Api tampak ada dihadapannya. Bintang baru menyadari kalau tadi dirinya sempat tertidur.“Nona Je...”. belum lagi Bintang menyelesaikan ucapannya, Ratu Neraka Api yang ada dihadapannya itu telah menahan gerakan bibir Bintang dengan jari jemarinya yang halus. Dan belum lagi Bintang menyadari keadaan dirinya, Ratu Neraka Api sudah menundukkan wajahnya, dan ;Ufffhhh......Bibir Bintang dilumatnya dengan hangat dan lembut, lumatan bibir Ratu Neraka Api tidak bertepuk sebelah tangan, terbukti Bintang membalas lumatannya dengan lembut, saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, keduanya mulai saling menghisap lidah dan ciumanpun semakin bertambah panas dan bergairah.Dalam kejap berikutnya, kini tubuh keduanya sudah berganti posisi,