Kita kembali kearah bayangan Bintang yang satu lagi, disaat satu bayangan Bintang berada di kamar Farah, satu bayangan Bintang lagi juga sudah berada didalam sebuah kamar, dihadapan Bintang tampak seorang wanita yang hanya mengenakan pakaian kaos putih dan celana ketat, kaos putih yang digunakannya, tampak tidak mampu menutupi besarnya sepasang bukit kembar yang dimiliknya sehingga kedua bukit kembar itu seakan mau meloncat keluar dari kaos yang dikenakannya, belum lagi pusar bagian bawahnya yang terlihat jelas karena kaos yang digunakannya berada diatas pusar, tubuhnya tampak begitu tegap dan kekar untuk tubuh seorang wanita.
Rambutnya yang berwarna hitam kuning keemasan juga tampak dikuncirnya dengan rapi hingga semakin menampakkan sosok perkasa dirinya. Sungguh suatu penampilan yang sangat seksi dan menggoda bagi setiap laki-laki yang melihatnya, tapi jelas dari penampilannya saja kita dapat menilai kalau wanita ini adalah sosok wanita ksatria. Wanita yang berpakaian ala-a
2 EKOR kuda tampak dipacu dengan cepat menaiki lereng sebuah bukit terjal, bila dilihat dari kedua sosok penunggang kuda tersebut yang mampu memacu kudanya dengan sangat cepat menaiki bukit terjal itu, padahal disebelah kanan mereka jurang terjal terlihat tanpa dasar, dapat dipastikan kalau keduanya sangatlah ahli dalam berkuda. Sosok yang satu adalah sosok seorang lelaki muda tampan berjubah biru dengan sebuah pedang dipunggungnya, rambutnya terlihat dikuncir seperti ekor kuda, diantara kedua alis matanya terlihat sebuah mutiara merah tersampir. Melihat sosok dan raut wajahnya, lelaki muda tampan ini tak lain adalah pendekar kita, Bintang – Ksatria Pengembara. Bintang tampak menunggangi seekor kuda putih bersih, kuda putih itu terlihat begitu jantan dan sangat kuat, urat-urat ditubuhnyapun terlihat menyembul hingga menambah keindahan sosok kuda tersebut dipandangan mata, bahkan pelananyapun terlihat terbuat dari emas yang memancarkan kilau keemasan. Bintang sendiri terlihat b
Kotaraja Bijapur. Saat malam datang, terlihat kotaraja Bijapur sangat terang sekali oleh lampu-lampu yang menerangi kotaraja tersebut, rupanya kotaraja Bijapur cukup makmur penduduknya hingga kotaraja itu terlihat sangat megah disiang hari, begitu pula dimalam hari. Kotaraja tampak dikelilingi olah pagar tinggi yang merupakan benteng yang membatasi wilayah kerajaan Kesultanan Bijapur. Dan disepanjang benteng pagar itu tampak para prajurit yang berjaga dengan senjata lengkap. Bukan hanya diatas benteng, tapi dibawah juga terlihat para prajurit yang meronda secara bergantian berlalu lalang.Di suatu tempat dikejauhan, tepatnya diatas sebatang pohon besar dan tinggi, terlihat sesosok tubuh tengah bertengger diatasnya, kegelapan malam membuat sosok yang bertengger diatas pohon tersebut tidak kelihatan. Sosok itu tak lain adalah Bintang adanya yang tengah mengawasi keadaan kotaraja Bijapur dari kejauhan.“Ketat sekali penjagaan kotaraja Bijapur. Ternyata benar apa yan
“Ada apa letnan?”“Maaf Jenderal Gandhi, rahib muda ini memaksa ingin masuk” ucap letnan muda lagi seraya menunjuk kearah sosok rahib muda yang masih berdiri dengan tenang ditempatnya. Jenderal Gandhi dan beberapa bawahannya yang baru saja datang ke gerbang kotaraja mengalihkan pandangan mereka kearah sosok rahib muda yang ada dihadapan mereka. Jenderal Gandhi terlihat memacu kudanya perlahan kedepan, dan berhenti dihadapan rahib muda tersebut.“Siap kau rahib muda?” tanya Jenderal Gandhi dengan tegas dan penuh wibawa.“Hamba adalah seorang rahib pengembara yang datang dari negeri Tibet” ucap rahib muda itu lagi.“Negeri Tibet” ulang Jenderal Gandhi“Dari aliran mana ?” sambung Jenderal Gandhi lagi.“Aliran jalan menuju nirwana” ucap rahib muda itu lagi dengan penuh ketenangan. Wajah Jenderal Gandhi dan beberapa orang prajurit dibelakangnya tampak be
SOSOK rahib muda tampak sudah dikepung rapat didepan gerbang kotaraja Bijapur oleh 10 orang prajurit yang bersenjata golok dan perisai. Golok ditangan kanan, perisai ditangan kiri, sementara sosok yang dikepung masih berdiri dengan tenang ditempatnya.“Jenderal. Ada apa ini ribut-ribut dipagi seperti ini?” tanya lelaki bertubuh gemuk pendek dengan kumis besarnya yang melintang diwajahnya.“Maaf Perdana Menteri Rahul Shah, rahib ini mencoba masuk kedalam kotaraja” ucap Jenderal Gandhi keada sosok lelaki bertubuh gemuk pendek dengan kumis besarnya yang melintang diwajahnya yang ternyata adalah Perdana Menteri Rahul Shah.Perdana Menteri Rahul Shah terlihat menatap sosok rahib muda yang ada dihadapannya.“Rahib darimana dia?” tanya Perdana Menteri Rahul Shah lagi.“Katanya dari aliran jalan menuju nirwana Tibet, tuan perdana menteri” ucap Jenderal Gandhi lagi, sesat wajah Perdana Menter
“Mundurlah! Jenderal” ucap Nona Jenna tanpa menoleh.Jenderal Gandhi tampak mundur kebelakang. Kini sosok Nona Jenna sudah berhadapan langsung dengan rahim muda yang masih berdiri dengan sangat tenang ditempatnya, sementara itu Nona Jenna kini tampak menatap sosok rahib muda yang ada dihadapannya dengan tatapan penuh arti terkesan nakal.“Rahib tampan. Siapa namamu?” goda Nona Jenna dengan tersenyum nakal.“Namaku Bobou, nona” jawab rahib muda itu lagi dengan tenang.BOBOU... nama yang baru saja disebutkan oleh rahib muda ini tentu saja kita akhirnya tau siapa sebenarnya rahib muda itu. Dia tak lain adalah Bintang yang tengah menyamar. Bintang sampai rela harus mencukur pendek rambutnya demi penyamaran yang dilakukannya. Itulah kenapa kemarin Bintang mencabut keris kyai gunturnya yang digunakan untuk mencukur rambutnya. Bintang sengaja tidak menggunakan kesaktiannya agar penyamarannya tidak terbongkar, karena B
Ditempatnya, Bintang segera menyalurkan hawa sakti rembulan dinginnya untuk menghilangkan hawa panas yang ada didalam tubuhnya akibat serangan Ratu Neraka Api tadi, hingga secara perlahan hawa panas yang ada didalam tubuhnya secara perlahan mulai hilang. Bintang mengangkat wajahnya melihat kearah Ratu Neraka Api yang masih memainkan jurusnya dengan gemulai. Diam-diam Bintang segera mengerahkan ajian mata dewanya untuk memperhatikan jurus Ratu Neraka Api dengan seksama.Ratu Neraka Api menghentikan gerakan jurusnya saat melihat rahib muda yang menjadi lawannya mulai bangkit berdiri, kedua mata Ratu Neraka Api membesar melihat lawan rahib mudanya masih mampu berdiri.“Hebat juga” batin Ratu Neraka Api kagum melihat lawannya masih mampu berdiri setelah terkena serangannya. Kedua mata indah Ratu Neraka Api terlihat membesar saat melihat rahib muda itu memainkan sebuah jurus yang hampir-hampir mirip dengan jurusnya. Gerakan rahib muda seperti o
Bintang dibawa kedalam sebuah lorong panjang yang gelap, hanya nyala terang obor-obor yang dipasang berjarak satu tombak satu sama lain. Bau khas kotor dan sumpek begitu terasa disepanjang jalan lorong panjang tersebut, diujung lorong tampak sebuah ruangan besar dimana begitu banyak jeruji-jeruji penjara didalamnya, 10 orang prajurit dengan sigap bangkit berdiri melihat kedatangan seorang letnan yang membawa Bintang dalam keadaan terikat.“Jebloskan tahanan ini ke penjara!” perintah letnan itu kepada para prajurit penjaga penjara bawah tanah tersebut.“Baik letnan”Bintangpun segera dibawa oleh beberapa orang prajurit penjaga penjara bawah tanah itu menuju ke sebuah penjara dibagian dalam. Di sepanjang perjalanan Bintang yang dibawa menuju ke sel penjaranya, Bintang dapat melihat banyaknya para tahanan didalam penjara bawah tanah tersebut, Bintang lebih heran dan terkejut lagi saat keadaan para tahanan yang rata-rata hanya mengenakan paka
Mendengar hal itu, Bintangpun segera mengambil sikap tapa bratanya, kedua tangan mengatup didepan dada, kedua mata terpejam. Diam-diam Bintang memang ingin mengerahkan ajian kelana Sukmanya, sehingga tanpa ada seorangpun yang tahu, kini sukma Bintang sudah keluar dari raganya. (sukma bukan arwah/roh).Dengan sukmanya, mudah saja bagi Bintang untuk keluar dari sel penjara yang menahannya saat ini, tanpa menunggu waktu lagi, Bintang segera melangkah kearah sel penjara yang ada disudut ruangan, sesampai didepan pintu penjara itu Bintangpun sedikit terkejut saat melihat sesosok gadis yang tengah terbaring tak berdaya diatas pembaringan batu yang ada didalam sel penjara tersebut, keadaan gadis itupun tak jauh berbeda dari tahanan yang lain, mengenakan pakaian compang-camping yang sudah robek disana sini sehingga memperlihatkan beberapa bagian ditubuhnya. Kulitnya putih, wajahnya yang sedikit pucat tak mampu menyembunyikan kecantikan parasnya. Usianya masih muda,