Gyepun segera mengambil sikap meditasi, sementara Bintang duduk membelakangi punggung Gye, lalu ;
Tappp ! Tappp !
Bintang menempelkan kedua telapak tangannya dipunggung Gye. Bintang menutup matanya, sementara Gye juga tampak menutup kedua matanya dan mulai berkonsentrasi.
Tak seberapa lama, Bintang akhirnya membuka kedua matanya dan menarik kembali ke kedua tangannya. Gye ikut mengakhiri meditasinya.
“Bagaimana kak?” tanya Gye cepat.
“Sepertinya monster tua itu telah menyumbat saluran-saluran energi ditubuh Gye, sehingga Gye tidak bisa menggunakan ilmu ulat sutra” ucap Bintang, tapi sudah cukup Gye untuk menarik nafas lega mendengar hawa sakti ulat sutranya masih ada didalam tubuhnya.
“Apakah.. Gye masih bisa menggunkan hawa sakti ulat sutra kak?” tanya Gye lagi. Bintang tersenyum mendengar hal itu.
“Tentu saja bisa Gye.. Hal seperti ini mudah bagi kakak” ucap
Pagi datang, sinar matahari masuk dari celah-celah jendela kamar penginapan yang terbuka. Keramaian mulai terlihat dijalan-jalan.“Uggghhh !” sebuah erangan lembut terdengar dari atas sebuah peraduan. Sesosok wanita tampak tengah tidur tertelungkup diatas sebuah kasur, tubuhnya yang putih mulus terlihat jelas karena selimut yang menyelimuti dirinya hanya menutupi dari pinggang kebawah, hingga kulit punggungnya terlihat dengan jelas, begitu mulus tanpa cela.Wanita cantik jelita ini tampak berusaha membuka kedua matanya, tapi kembali dipejamkannya karena silau akan sinar mentari yang menerpa kedua matanya dari luar jendela. Untuk beberapa saat, wanita jelita ini tampak berusaha menyesuaikan pandangan matanya. Meski jelas-jelas kelihatan kalau baru saja bangun tidur, namun raut wajah wanita ini benar-benar membuat jantung setiap pria berdegup keras. Wajahnya demikian cantik dan memancarkan pesona luar biasa. Dia tak lain adalah Gye.“Ugghhh...!&r
Gye lalu mengangkat wajahnya dan menatap kearah Bintang. Wajah Bintang masih tersenyum balas menatap kearah Gye. Tangan Bintang terangkat dan membelai lembut wajah jelita Gye.“Gye ingin tanya sesuatu kak?” tanya Gye tiba-tiba.“Iya Gye, mau tanya apa?”“Siapa Abigail itu kak ? kenapa dia memanggil kakak dengan sebutan ketua?” tanya Gye kepada Bintang. Lagi-lagi Bintang tersenyum mendengar hal itu. Dengan menarik nafas panjang, Bintangpun akhirnya menceritakan tentang 9 Dewa Pelindung, tapi tentu saja Bintang tak menceritakan tentang asal usul dirinya kepada Gye.Mendengar profil 9 Dewa Pelindung, wajah Gye langsung berubah, Gye sungguh tak menyangka kalau Bintang memiliki para pengikut yang sangat hebat-hebat, belum lagi istri-istri Bintang yang lain yang rata-rata memiliki kemampuan hebat. Gye semakin tak habis pikir dengan sosok Bintang.“Abigaillah yang datang untuk menolong kakak sehi
Sore itu, seekor kuda dipacu dengan cepat menusuri jalan setapak disebuah hutan, diatasnya tampak duduk sepasang muda-mudi, duduk didepan adalah sosok lelaki muda tampan, sedangkan dibelakang sosok wanita berwajah cantik jelita yang tampak dengan eratnya memeluk tubuh lelaki muda tampan yang ada didepannya. Menilik wajah dan penampilan keduanya, mereka tak lain adalah Bintang dan Gye adanya.Saat ini Bintang dan Gye sedang menuju ke Aliran Rasi Bintang untuk membebaskan kakak ke-2 Gye, Rahib Attadattha, untuk tiba di Aliran Rasi Bintang yang berupa sebuah perkampungan tersebut, Bintang dan Gye harus melewati sebuah lembah terjal yang kini membentang dihadapan Gye dan Bintang. Bintang menghentikan langkah kudanya, lalu memperhatikan jalan terjal yang ada dihadapannya, meleset sedikit saja akan jatuh kedalam jurang.“Lanjut?” tanya Bintang kearah Gye yang ada dibelakangnya. Gye merenggangkan pelukannya mendengar pernyataan Bintang, lalu dito
Senja menghiasi cakrawala, ufuk kemerahan terlihat menghias mengiringi terbenamnya matahari, sekelompok burung tampak terbang kembali kesarangnya dan segerombol kelelawar tampak baru saja keluar dari sarangnya, diantara ratusan burung dan kelelawar itu terlihat sesosok kuda terbang yang melintasi langit diketinggian. Diatasnya terlihat sosok Bintang dan Gye yang tengah mengamati keadaan dibawahnya. Dengan sama-sama menggunakan ajian mata dewa, Bintang dan Gye dapat melihat dengan jelas keadaan dibawah mereka.“Disana kak!” tunjuk Gye kearah suatu tempat, Bintang segera ikut mengalihkan pandangannya kearah yang ditunjuk Gye. Kini Bintang dapat melihat sebuah perkampungan yang cukup ramai penghuninya, kini Bintang baru menyadari ucapan Gye tentang Aliran Rasi Bintang yang lebih mirip sebuah perkampungan daripada sebuah aliran yang biasanya menempati sebuah bangunan. Bintang terlihat mengamati semuanya, hingga tiba-tiba saja pandangan Bintang mengar
Malam datang. Suasana sunyi begitu terasa, nyala api unggun yang tidak terlalu besar terlihat diatas bukit yang menjadi tempat bermalamnya Rahib Anathadika, Gye dan Bintang. Ketiganya tampak duduk didekat api unggun tersebut.“Jadi begitulah ceritanya kak.. Kenapa Gye dan suami Gye bisa ada disini” ucap Gye menceritakan kepada Rahib Anathadika tentang peristiwa yang terjadi di kota Shannan, sepanjang Gye menceritakan kisahnya, wajah Rahib Anathadika terlihat masih tetap tenang mendengarkan. Sementara Bintang juga hanya diam mendengarkan.“Licik sekali monster tua itu! diam-diam sudah membawa adik ke-9 ke shannan” ucap Rahib Anathadika dengan geram. Karena memang sejak pergi meninggalkan kakak ke-2 untuk ditawan di Aliran Rasi Bintang, Rahib Anathadika tidak pernah benar-benar pergi meninggalkan tempat itu, Rahib Anathadika terus mengawasi tempat itu untuk mencari kesempatan menolong kakak ke-2nya.“Besok kita serang Ali
Rahib Anathadika terlihat kembali menatap kearah Gye. “Adik ke-9 kenapa bisa kemari?” tanya Rahib Anathadika lagi.“Tentu saja ingin menyelamatkan kakak ke-2, kakak ke-3” ucap Gye dengan semangat. Rahib Anathadika tersenyum dan mengangguk mendengar hal itu. Walau saat ini hubungan mereka sedang tidak baik, tapi rasa persaudaraan diantara mereka tetap terpatri didiri masing-masing.“Jadi kapan kita menyerang markas mereka adik ke-9?” tanya Rahib Anathadika kepada Gye, Gye bingung tak tau harus menjawab apa, lalu mengalihkan pandangannya kearah Bintang. Rahib Anathadika ikut mengalihkan pandangannya kearah Bintang.“Sebaiknya kita serang mereka disaat pagi-pagi sekali.. Biar memberikan efek kejut kepada mereka!” jawab Bintang lagi hingga membuat Gye dan Rahib Anathadika terlihat menganggukkan kepalanya.“Jika memang Monster Tua Rasi Bintang sudah dibereskan, berarti kita hanya perlu mengkhawatirkan dua a
“Oh ya kakak ke-3, bolehkah Gye meminta tolong?” tanya Gye seraya menatap kearah Rahib Anathadika. “Bisakah kakak ke-3 menerawang, siapa sebenarnya suami Gye itu?” sambung Gye lagi, kali ini Rahib Anathadika mengalihkan pandangannya kearah Gye, padahal buta..hehehe..“Memangnya kenapa adik ke-9?” tanya Rahib Anathadika bingung.“Gye merasa kak Bintang ini bukanlah seorang manusia” ucap Gye.“Maksudmu?”“Mungkin saja, kak Bintang adalah seorang dewa yang turun kedunia” ucap Gye hingga membuat paras Rahib Anathadika berubah mendengarnya.“Bagaimana kau bisa menyimpulkan seperti itu adik ke-9, apa yang berbeda dengannya?” tanya Rahib Anathadika.“Kalau soal kesaktian, memang kuakui suami itu tiada duanya.. nama besar Ksatria Pengembara sudah kita dengar tentang kehebatannya dalam menghancurkan Sekte Budha Hidup. Apalagi suamimu itu pernah membuatk
Angin semilir bertiup perlahan, menyapu tubuh Bintang dan Gye yang sudah kembali mengenakan pakaian mereka kembali. Gye tampak menjatuhkan dirinya dengan manja dipangkuan Bintang yang tengah menyandarkan dirinya dibatang pohon.“Sekarang kakak akan menceritakan tentang siapa sebenarnya diri kakak kepada Gye” ucap Bintang menarik nafas panjangnya. Gye menatap Bintang dengan penuh perhatian, siap mendengar cerita Bintang.Bintang menceritakan tentang siapa dirinya sebenarnya kepada Gye dan secara perlahan wajah Gye mulai berubah, semakin jauh cerita Bintang tentang dirinya semakin berubah wajah Gye mendengarnya, tapi Gye tetap diam mendengarkan walau banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan, tapi Gye masih menunggu Bintang selesai bercerita, sangking ingin konsetrasinya mendengarkan cerita Bintang, Gye sampai bangkit dari pangkuan Bintang, lalu duduk dihadapan Bintang menatap dan mendengarkan cerita Bintang dengan seksama. Sampai Bintang selesai berceri