Malam datang. Suasana sunyi begitu terasa, nyala api unggun yang tidak terlalu besar terlihat diatas bukit yang menjadi tempat bermalamnya Rahib Anathadika, Gye dan Bintang. Ketiganya tampak duduk didekat api unggun tersebut.
“Jadi begitulah ceritanya kak.. Kenapa Gye dan suami Gye bisa ada disini” ucap Gye menceritakan kepada Rahib Anathadika tentang peristiwa yang terjadi di kota Shannan, sepanjang Gye menceritakan kisahnya, wajah Rahib Anathadika terlihat masih tetap tenang mendengarkan. Sementara Bintang juga hanya diam mendengarkan.
“Licik sekali monster tua itu! diam-diam sudah membawa adik ke-9 ke shannan” ucap Rahib Anathadika dengan geram. Karena memang sejak pergi meninggalkan kakak ke-2 untuk ditawan di Aliran Rasi Bintang, Rahib Anathadika tidak pernah benar-benar pergi meninggalkan tempat itu, Rahib Anathadika terus mengawasi tempat itu untuk mencari kesempatan menolong kakak ke-2nya.
“Besok kita serang Ali
Rahib Anathadika terlihat kembali menatap kearah Gye. “Adik ke-9 kenapa bisa kemari?” tanya Rahib Anathadika lagi.“Tentu saja ingin menyelamatkan kakak ke-2, kakak ke-3” ucap Gye dengan semangat. Rahib Anathadika tersenyum dan mengangguk mendengar hal itu. Walau saat ini hubungan mereka sedang tidak baik, tapi rasa persaudaraan diantara mereka tetap terpatri didiri masing-masing.“Jadi kapan kita menyerang markas mereka adik ke-9?” tanya Rahib Anathadika kepada Gye, Gye bingung tak tau harus menjawab apa, lalu mengalihkan pandangannya kearah Bintang. Rahib Anathadika ikut mengalihkan pandangannya kearah Bintang.“Sebaiknya kita serang mereka disaat pagi-pagi sekali.. Biar memberikan efek kejut kepada mereka!” jawab Bintang lagi hingga membuat Gye dan Rahib Anathadika terlihat menganggukkan kepalanya.“Jika memang Monster Tua Rasi Bintang sudah dibereskan, berarti kita hanya perlu mengkhawatirkan dua a
“Oh ya kakak ke-3, bolehkah Gye meminta tolong?” tanya Gye seraya menatap kearah Rahib Anathadika. “Bisakah kakak ke-3 menerawang, siapa sebenarnya suami Gye itu?” sambung Gye lagi, kali ini Rahib Anathadika mengalihkan pandangannya kearah Gye, padahal buta..hehehe..“Memangnya kenapa adik ke-9?” tanya Rahib Anathadika bingung.“Gye merasa kak Bintang ini bukanlah seorang manusia” ucap Gye.“Maksudmu?”“Mungkin saja, kak Bintang adalah seorang dewa yang turun kedunia” ucap Gye hingga membuat paras Rahib Anathadika berubah mendengarnya.“Bagaimana kau bisa menyimpulkan seperti itu adik ke-9, apa yang berbeda dengannya?” tanya Rahib Anathadika.“Kalau soal kesaktian, memang kuakui suami itu tiada duanya.. nama besar Ksatria Pengembara sudah kita dengar tentang kehebatannya dalam menghancurkan Sekte Budha Hidup. Apalagi suamimu itu pernah membuatk
Angin semilir bertiup perlahan, menyapu tubuh Bintang dan Gye yang sudah kembali mengenakan pakaian mereka kembali. Gye tampak menjatuhkan dirinya dengan manja dipangkuan Bintang yang tengah menyandarkan dirinya dibatang pohon.“Sekarang kakak akan menceritakan tentang siapa sebenarnya diri kakak kepada Gye” ucap Bintang menarik nafas panjangnya. Gye menatap Bintang dengan penuh perhatian, siap mendengar cerita Bintang.Bintang menceritakan tentang siapa dirinya sebenarnya kepada Gye dan secara perlahan wajah Gye mulai berubah, semakin jauh cerita Bintang tentang dirinya semakin berubah wajah Gye mendengarnya, tapi Gye tetap diam mendengarkan walau banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan, tapi Gye masih menunggu Bintang selesai bercerita, sangking ingin konsetrasinya mendengarkan cerita Bintang, Gye sampai bangkit dari pangkuan Bintang, lalu duduk dihadapan Bintang menatap dan mendengarkan cerita Bintang dengan seksama. Sampai Bintang selesai berceri
Pagi baru saja datang, bahkan sinar mentaripun baru biasnya saja yang terlihat diufuk timur, suasana di perkampungan Aliran Rasi Bintang masih tampak sepi, karena sebagian besar penghuninya masih tertidur, hingga ;Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Beberapa kali ledakan terdengar di perkampungan Aliran Rasi Bintang. Aliran Rasi Bintang langsung dibuat gempar dengan kejadian ini. Seketika saja suara pentungan bertalu-talu terdengar sebagai tanda bahaya.Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Akhh! Akhh! Akhh! Akhh! Akhh! Akhh!Kembali ledakan-ledakan terjadi dibeberapa tempat, kali ini terdengar beberapa teriakan mengiringi ledakan tersebut, disusul dengan terkaparnya belasan sosok anggota Aliran Rasi Bintang.Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Tiga sosok tubuh kini tampak berdiri didepan bangunan besar yang merupakan bangunan utama Aliran Rasi
“Jika kau memang Ksatria Pengembara, coba kau hadapi auman singaku ini!” ucap Raja Singa Tembaga lagi seraya menghirup dalam-dalam udara yang ada disekitarnya dengan mulutnya, perutnya mengempis, dadanya mengembang besar, pertanda Raja Singa Tembaga benar-benar tak main-main kali ini untuk mengerahkan auman singanya.Di tempatnya, Bintang yang penasaran dengan kekuatan auman singa seperti yang dikatakan oleh Gye dan Rahib Anathadika segera mengerahkan tenaga dalamnya pada kedua kakinya untuk bertahan dari serangan auman singa Raja Singa Tembaga.“Gye... Rahib Anathadika! Menyingkirlah!” ucap Bintang kepada keduanya yang berada dibelakangnya, Gye dan Rahib Anathadika segera menyingkir, dan ;WHOAAAARRRR!!!!!!!!!!!!!Raja Singa Tembaga mengeluarkan auman singa yang luar biasa keras dan dahsyatnya kearah Bintang yang sudah berdiri beberapa tombak dihadapannya. Akibatnya, gelombang angin dah
WHHOOOAAAAARRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!Raja Singa Tembaga kembali mengeluarkan auman singa yang luar biasa keras dan dahsyatnya kearah sosok Bintang yang masih berdiri dengan energi pelindung jubah sakti 9 dewanya, gelombang angin dahsyat penghancur itupun melesat cepat kearah Bintang, sungguh dahsyat auman singa yang dikeluarkan Raja Singa Tembaga kali ini, lebih dahsyat dari sebelumnya, badai menerjang mengiringi serangan auman singa Raja Singa Tembaga.Bintang mendorong telapak tangannya kedepan, dan ;Wweerrrrrr!!!!Weeesshhhhh!!!Gelombang suara dahsyat dari auman singa yang menyentuh energi pelindung emas ditelapak tangan Bintang kembali lenyap seperti terserap masuk kedalam energi pelindung emas tersebut. Hal ini tentu saja kembali mengejutkan Raja Singa Tembaga bahkan mengejutkan semua yang ada ditempat itu. Ternyata kekuatan jubah sakti 9 dewa memang tak tertandingi.Raja Singa Te
Bintang sendiri masih terlihat sangat tenang menghadapi kedua lawannya, berbeda dengan Gye dan Rahib Anathadika yang terlihat begitu semangat mengalahkan lawan-lawannya, saat Bintang menoleh kearah atas, matahari terlihat mulai tinggi menyengat, Bintang menyadari kalau hal ini harus segera diakhiri.Huuppp!!!Bintang melompat mundur menghindari serangan keduanya, Elang Perak dan Raja Singa Tembaga yang melihat hal itu segera memburu sosok Bintang kedepan. Tapi dugaan mereka salah besar bila menyangka kalau lawan mereka terdesak oleh serangan mereka, Bintang melompat mundur untuk ;Cringgg!!!Pedang Bintang Angkasa terlepas dari warangkanya, bertepatan dengan datangnya serangan Elang Perak dan Raja Singa Tembaga.Trang!!! Trang!!! Trang!!! Trang!!! Trang!!!Dengan Pedang Bintang Angkasanya Bintang menangkis serangan keduanya hingga menimbulkan pijaran bunga api dari benturan senjata ditangan Bintang dan senjata-senjata ditan
Ggggrrrrrrr!!! Ggggrrrrrrr!!! Ggggrrrrrrr!!!Di saat semuanya terdiam, tiba-tiba saja tempat itu dilanda getaran yang cukup hebat, tapi getaran itu begitu terlihat dan terasa terjadi pada bangunan besar yang menjadi markas utama Aliran Rasi Bintang, sementara disekitar bangunan itu hanya bergetar tidak terlalu kuat.Kini semua perhatian tampak tertuju kearah bangunan besar yang menjadi markas utama Aliran Rasi Bintang tersebut yang kini terlihat semakin bergetar dengan keras. Semua dapat menduga kalau getaran tersebut bukanlah gempa yang terjadi, karena getaran keras hanya terjadi di wilayah bangunan besar tersebut, sedangkan ditempat lain sekitarnya hanya getaran yang tidak terlalu kuat saja yang terjadi.Semua mata membesar saat melihat tiba-tiba saja disalah satu dinding ruangan tampak susunan batu-batu batanya mengeluarkan semburat sinar keemasan dan mulai terbuka dan terpisah satu sama lain, melayang keluar dari susunan pondasi bangunannya