“Oh ya kakak ke-3, bolehkah Gye meminta tolong?” tanya Gye seraya menatap kearah Rahib Anathadika. “Bisakah kakak ke-3 menerawang, siapa sebenarnya suami Gye itu?” sambung Gye lagi, kali ini Rahib Anathadika mengalihkan pandangannya kearah Gye, padahal buta..hehehe..
“Memangnya kenapa adik ke-9?” tanya Rahib Anathadika bingung.
“Gye merasa kak Bintang ini bukanlah seorang manusia” ucap Gye.
“Maksudmu?”
“Mungkin saja, kak Bintang adalah seorang dewa yang turun kedunia” ucap Gye hingga membuat paras Rahib Anathadika berubah mendengarnya.
“Bagaimana kau bisa menyimpulkan seperti itu adik ke-9, apa yang berbeda dengannya?” tanya Rahib Anathadika.
“Kalau soal kesaktian, memang kuakui suami itu tiada duanya.. nama besar Ksatria Pengembara sudah kita dengar tentang kehebatannya dalam menghancurkan Sekte Budha Hidup. Apalagi suamimu itu pernah membuatk
Angin semilir bertiup perlahan, menyapu tubuh Bintang dan Gye yang sudah kembali mengenakan pakaian mereka kembali. Gye tampak menjatuhkan dirinya dengan manja dipangkuan Bintang yang tengah menyandarkan dirinya dibatang pohon.“Sekarang kakak akan menceritakan tentang siapa sebenarnya diri kakak kepada Gye” ucap Bintang menarik nafas panjangnya. Gye menatap Bintang dengan penuh perhatian, siap mendengar cerita Bintang.Bintang menceritakan tentang siapa dirinya sebenarnya kepada Gye dan secara perlahan wajah Gye mulai berubah, semakin jauh cerita Bintang tentang dirinya semakin berubah wajah Gye mendengarnya, tapi Gye tetap diam mendengarkan walau banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan, tapi Gye masih menunggu Bintang selesai bercerita, sangking ingin konsetrasinya mendengarkan cerita Bintang, Gye sampai bangkit dari pangkuan Bintang, lalu duduk dihadapan Bintang menatap dan mendengarkan cerita Bintang dengan seksama. Sampai Bintang selesai berceri
Pagi baru saja datang, bahkan sinar mentaripun baru biasnya saja yang terlihat diufuk timur, suasana di perkampungan Aliran Rasi Bintang masih tampak sepi, karena sebagian besar penghuninya masih tertidur, hingga ;Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Beberapa kali ledakan terdengar di perkampungan Aliran Rasi Bintang. Aliran Rasi Bintang langsung dibuat gempar dengan kejadian ini. Seketika saja suara pentungan bertalu-talu terdengar sebagai tanda bahaya.Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Akhh! Akhh! Akhh! Akhh! Akhh! Akhh!Kembali ledakan-ledakan terjadi dibeberapa tempat, kali ini terdengar beberapa teriakan mengiringi ledakan tersebut, disusul dengan terkaparnya belasan sosok anggota Aliran Rasi Bintang.Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!Tiga sosok tubuh kini tampak berdiri didepan bangunan besar yang merupakan bangunan utama Aliran Rasi
“Jika kau memang Ksatria Pengembara, coba kau hadapi auman singaku ini!” ucap Raja Singa Tembaga lagi seraya menghirup dalam-dalam udara yang ada disekitarnya dengan mulutnya, perutnya mengempis, dadanya mengembang besar, pertanda Raja Singa Tembaga benar-benar tak main-main kali ini untuk mengerahkan auman singanya.Di tempatnya, Bintang yang penasaran dengan kekuatan auman singa seperti yang dikatakan oleh Gye dan Rahib Anathadika segera mengerahkan tenaga dalamnya pada kedua kakinya untuk bertahan dari serangan auman singa Raja Singa Tembaga.“Gye... Rahib Anathadika! Menyingkirlah!” ucap Bintang kepada keduanya yang berada dibelakangnya, Gye dan Rahib Anathadika segera menyingkir, dan ;WHOAAAARRRR!!!!!!!!!!!!!Raja Singa Tembaga mengeluarkan auman singa yang luar biasa keras dan dahsyatnya kearah Bintang yang sudah berdiri beberapa tombak dihadapannya. Akibatnya, gelombang angin dah
WHHOOOAAAAARRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!Raja Singa Tembaga kembali mengeluarkan auman singa yang luar biasa keras dan dahsyatnya kearah sosok Bintang yang masih berdiri dengan energi pelindung jubah sakti 9 dewanya, gelombang angin dahsyat penghancur itupun melesat cepat kearah Bintang, sungguh dahsyat auman singa yang dikeluarkan Raja Singa Tembaga kali ini, lebih dahsyat dari sebelumnya, badai menerjang mengiringi serangan auman singa Raja Singa Tembaga.Bintang mendorong telapak tangannya kedepan, dan ;Wweerrrrrr!!!!Weeesshhhhh!!!Gelombang suara dahsyat dari auman singa yang menyentuh energi pelindung emas ditelapak tangan Bintang kembali lenyap seperti terserap masuk kedalam energi pelindung emas tersebut. Hal ini tentu saja kembali mengejutkan Raja Singa Tembaga bahkan mengejutkan semua yang ada ditempat itu. Ternyata kekuatan jubah sakti 9 dewa memang tak tertandingi.Raja Singa Te
Bintang sendiri masih terlihat sangat tenang menghadapi kedua lawannya, berbeda dengan Gye dan Rahib Anathadika yang terlihat begitu semangat mengalahkan lawan-lawannya, saat Bintang menoleh kearah atas, matahari terlihat mulai tinggi menyengat, Bintang menyadari kalau hal ini harus segera diakhiri.Huuppp!!!Bintang melompat mundur menghindari serangan keduanya, Elang Perak dan Raja Singa Tembaga yang melihat hal itu segera memburu sosok Bintang kedepan. Tapi dugaan mereka salah besar bila menyangka kalau lawan mereka terdesak oleh serangan mereka, Bintang melompat mundur untuk ;Cringgg!!!Pedang Bintang Angkasa terlepas dari warangkanya, bertepatan dengan datangnya serangan Elang Perak dan Raja Singa Tembaga.Trang!!! Trang!!! Trang!!! Trang!!! Trang!!!Dengan Pedang Bintang Angkasanya Bintang menangkis serangan keduanya hingga menimbulkan pijaran bunga api dari benturan senjata ditangan Bintang dan senjata-senjata ditan
Ggggrrrrrrr!!! Ggggrrrrrrr!!! Ggggrrrrrrr!!!Di saat semuanya terdiam, tiba-tiba saja tempat itu dilanda getaran yang cukup hebat, tapi getaran itu begitu terlihat dan terasa terjadi pada bangunan besar yang menjadi markas utama Aliran Rasi Bintang, sementara disekitar bangunan itu hanya bergetar tidak terlalu kuat.Kini semua perhatian tampak tertuju kearah bangunan besar yang menjadi markas utama Aliran Rasi Bintang tersebut yang kini terlihat semakin bergetar dengan keras. Semua dapat menduga kalau getaran tersebut bukanlah gempa yang terjadi, karena getaran keras hanya terjadi di wilayah bangunan besar tersebut, sedangkan ditempat lain sekitarnya hanya getaran yang tidak terlalu kuat saja yang terjadi.Semua mata membesar saat melihat tiba-tiba saja disalah satu dinding ruangan tampak susunan batu-batu batanya mengeluarkan semburat sinar keemasan dan mulai terbuka dan terpisah satu sama lain, melayang keluar dari susunan pondasi bangunannya
Dua Sosok digdaya sudah berdiri saling berhadapan, baik Bintang maupun Rahib Attadattha terlihat saling menatap satu sama lain, seakan ingin mengukur ilmu masing-masing. Sosok Rahib Attadattha tiba-tiba saja berubah menjadi keemasan metalik, dari ujung kepalanya yang plontos menjalar kesekujur tubuhnya. Rupanya Rahib Attadattha sudah mengerahkan Perisai genta emas Tahap ke-12 kesekujur tubuhnya. Rahib Attadattha sepertinya menyadari siapa lawan yang dihadapinya kali ini, makanya Rahib Attadattha langsung mengerahkan perisai genta emas tahap ke-12nya.Bintang yang melihat hal itu, segera mengerahkan cakra petir yang ada ditubuhnya.Zzgggghhh...! Zzgggghhh...!Tubuh Bintang langsung diliputi energi cakra petir disekujur tubuh Bintang. Rahib Attadattha yang melihat hal itu tampak tersenyum.“Coba kau serang aku!” ucap Rahib AttadatthaBintang terkejut mendengar hal itu, tapi ini kesempatan bagi Bintang u
“Bersiaplah menerima serangan Bab Besar dari ilmu pembasuh sumsumku Ksatria Pengembara!” ucap Rahib Attadattha seraya mengepalkan tinjunya.Bintang yang melihat Rahib Attadattha mulai serius, segera merapatkan kedua tangannya membentuk mudra didepan dada.Blesshhh..!!!Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menjalar dari ujung kaki hingga ke ujung kerambutnya. Simbol bulan muncul ditangan kanan, simbol matahari muncul di tangan kiri dan terlihat bersinar cukup terang untuk sesaat. Kedua mata Bintang tampak tertutup dan begitu terbuka, kedua bola mata Bintang terlihat sudah berubah menjadi keemasan. Inilah wujud sempurna dari jurus Cermin Agung Matahari RembulannyaMata Rahib Attadattha terlihat membesar melihat sosok menakjubkan Bintang yang ada dihadapannya, bukan saja Rahib Attadattha yang terpana melihat hal itu, Gye dan Rahib Anathadika (padahal buta, hehe..) ikut terpan
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig