“Bersiaplah menerima serangan Bab Besar dari ilmu pembasuh sumsumku Ksatria Pengembara!” ucap Rahib Attadattha seraya mengepalkan tinjunya.
Bintang yang melihat Rahib Attadattha mulai serius, segera merapatkan kedua tangannya membentuk mudra didepan dada.
Blesshhh..!!!
Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menjalar dari ujung kaki hingga ke ujung kerambutnya. Simbol bulan muncul ditangan kanan, simbol matahari muncul di tangan kiri dan terlihat bersinar cukup terang untuk sesaat. Kedua mata Bintang tampak tertutup dan begitu terbuka, kedua bola mata Bintang terlihat sudah berubah menjadi keemasan. Inilah wujud sempurna dari jurus Cermin Agung Matahari Rembulannya
Mata Rahib Attadattha terlihat membesar melihat sosok menakjubkan Bintang yang ada dihadapannya, bukan saja Rahib Attadattha yang terpana melihat hal itu, Gye dan Rahib Anathadika (padahal buta, hehe..) ikut terpan
Sementara itu sosok Bintang dan Rahib Attadattha kembali saling menatap satu sama lain. Dihati keduanya saling mengagumi kemampuan masing-masing.Tapppp!!!Rahib Attadattha tiba-tiba mengatupkan kedua tangannya didepan dada dengan kedua mata terpejam.“Makhluk Hidup dan Diriku Satu Haluan” ucap Rahib Attadattha pelan.Wuuussshhhh!!!Sebuah medan energi keluar dari tubuh Rahib Attadattha dan langsung meringkupi tempat itu hingga kini sosok Bintang dan Rahib Attadattha berada didalam ruang medan energi tersebut. Bintang sendiri langsung menatap keadaan disekitarnya yang sudah termasuk kedalam ruang lingkup medan energi tersebut. Ini seperti jurus Monochrome Dimension milik Bintang. Perlahan kedua mata Rahib Attadattha kembali terbuka.Blasshh! Blasshh!Kembali kedua tangan Rahib Attadattha mengeluarkan gelembung energi, sepertinya Rahib Attadattha kembali akan menggunakan ilmu pembasuh sumsumnya, bab be
Wuuuttt!!! Wuuuttt!!!Tiba-tiba saja sosok Bintang sudah berada disebelah kiri Rahib Attadattha dan langsung melancarkan serangan dahsyatnya.Bleeepppp!!!Kali ini sosok Rahib Attadattha yang menghilang dari hadapan Bintang, dan ;Wuuuttt!!!Sosok Rahib Attadattha muncul dari arah sebelah kanan Bintang dan melancarkan serangan gelembung energinya.Bleeepppp!!!Sosok Bintang kembali menghilang dari hadapan Rahib Attadattha, dan ;Wuuuttt!!!Bintang kembali melancarkan serangannya dan secara bergantian kedua sosok digdaya ini seling menghilang dari pandangan, lalu kemudian menyerang, dan hal ini terus terjadi diberbagai tempat, hingga pertarungan keduanya sangat sulit untuk dilihat oleh pandangan, karena terkadang keduanya menghilang dan muncul diberbagai tempat tanpa bisa ditebak dimana kemunculan berikutnya akan terjadi.Buuummm!!! Buuummm!!! Buuummm!!!Puncaknya, ledakan dahsyat terjadi di dalam medan ener
Angin berhembus dengan kencang, mengibarkan pakaian keduanya, baik Bintang maupun Rahib Attadattha terlihat masih saling pandang satu sama lain, seakan saling mengukur kemampuan masing-masing, tapi tidaklah demikian. Dari tubuh keduanya terpancar kekuatan tenaga dalam dahsyat masing-masing. Rahib Attadattha mengangkat kedua telapak tangannya membentuk mudra. Plashhh...!!! Kedua tangan Rahib Attadattha terlihat langsung memancarkan cahaya kuning keemasan yang begitu terang, seiring dengan terangkatnya sosok Rahib Attadattha keudara. Inilah jurus pertama dari Tapak Budha. “Sinar Sang Budha Menyeruak”. Bintangpun tak tinggal diam melihat hal itu. Bintang langsung mengangkat tangan kanannya kearah langit. Zzgggghhh...!!! Zzgggghhh...!!! Telapak tangan kanan Bintang sudah mengeluarkan kilatan-kilatan cahaya petir. Inilah jurus Cakra petir Tunggal milik Bintang, rupanya Bintang menggunakan jurus cakra petirnya sela
Bintangpun terlihat mengalami luka dalam yang tidak ringan, tapi melihat sosok Rahib Attadattha yang sepertinya akan melakukan serangan lagi, Bintangpun tak tinggal diam.Rahib Attadattha terus melantunkan sutra sucinya. Tiba-tiba saja satu demi satu sosok bayangan budha menjelma diatas kepala Rahib Attadattha.“Dharma Budha Tak Terhingga..heaaa..!”. tiba-tiba saja Rahib Attadattha mengeluarkan teriakan keras diiringi dengan melayangnya sosok Rahib Attadattha ke arah Bintang, belasan sosok Budha yang menjelma ikut mengiringi sosok Rahib Attadattha.Melihat jurus ampuh yang dikeluarkan Rahib Attadattha, Bintangpun kembali merapal jurus cakra petirnya yang dahsyat.“Naga Halilintar...hheaa..!”Wuuusshhh..!!!Dengan jurus Naga Halilintarnya, Bintang ikut melesat keatas, halilintar berbentuk seekor naga raksasa ikut melesat keatas mengiringi tubuh Bintang. Keduanya saling melesat satu s
“Kakak!” ucap Gye setengah berlari kearah Bintang.“Kakak tidak apa-apa?” tanya Gye khawatir.“Aku tidak apa-apa Gye.. Jangan khawatir” ucap Bintang tersenyum. Gye terlihat menarik nafas lega mendengar hal itu.Sementara itu Rahib Anathadika sendiri sudah mendekati Rahib Attadattha.“Kakak ke-2... Bagaimana keadaanmu?” tanya Rahib Anathadika dengan nada khawatir.“Tenagaku terkuras habis karena mengerahkan jurus Memutar Ruang dan Waktu tadi” ucap Rahib Anathadika lagi.Sementara itu Bintang dan Gye sudah tampak berjalan kearah Rahib Attadattha dan Rahib Anathadika.“Izinkan saya untuk membantu rahib memulihkan tenaga” ucap Bintang setelah berada dekat diantara keduanya.Rahib Attadattha terlihat terdiam, sementara Gye dan Rahib Anathadika menatap kearahnya, menantikan jawaban Rahib Attadattha.“Terima kasih Ksatria Pengembara, tapi aku
“Oh ya, satu hal lagi yang ingin kutanyakan?” ucap Rahib Attadattha lagi. “Apakah kau benar-benar mencintai adik ke-9 ku ini, Ksatria Pengembara?” sambung Rahib Attadattha lagi hingga membuat wajah Bintang berubah, bahkan wajah Gyepun ikut berubah mendengarnya. Gye mengalihkan pandangannya kearah Bintang seakan menantikan jawaban Bintang.“Ya... aku sangat mencintai dan menyayangi Gye melebihi rasa cinta dan sayangku pada diriku sendiri rahib” jawab Bintang tersenyum kearah Gye. Gye ikut tersenyum mendengar jawaban Bintang.Sementara Rahib Attadattha terlihat menarik nafas panjang mendengar hal itu. Lalu pandangannya beralih kearah Gye.“Adik ke-9, apakah kau benar-benar mencintainya?” tanya Rahib Attadattha lagi kepada Gye.“Benar kakak ke-2, Gye sangat mencintai dan menyayangi suami Gye, lebih dari Gye mencintai dan menyayangi diri Gye sendiri” jawab Gye dengan cepat dan mantap tanpa keraguan.
Tok...! Tok...! Tok...!Sebuah ketukan terdengar perlahan didepan pintu sebuah kamar yang ada disebuah penginapan. Di dalam kamar terlihat sesosok wanita cantik jelita terlihat tengah menghias dirinya didepan sebuah cermin besar yang ada dihadapannya. Melihat raut wajah jelita dan senyum manis madu yang selalu mengembang dibibirnya, dia tak lain adalah Gye atau sekarang yang lebih dikenal sebagai Bidadari Ulat Sutra. Gye menghentikan tindakannya menghias diri saat mendengar ketukan dipintu kamarnya.“Pasti kak Bintang”. ucap Gye dengan wajah tersenyum gembira, dengan cepat Gye bangkit dari meja riasnya dan segera melangkah ke pintu, dan ;Kreakkk....!Pintu kamar terbuka dan Gye langsung tersenyum saat melihat sosok Bintang yang kini telah berdiri dihadapannya. Sementara itu Bintang yang kini berada tepat didepan sosok Gye yang sudah tersenyum dihadapannya, Bintang terpesona melihat sosok Gye yang malam itu sangat cantik dari biasanya, Gye tam
Malam masih berjalan panjang, sementara itu dijalan kota masih terlihat beberapa orang berlalu lalang dengan tujuannya masing-masing. Kota kecil itu tidak terlalu ramai penduduknya sehingga pada malam hari juga tidak terlalu ramai orang yang beraktifitas diluar, hanya beberapa saja yang terlihat masih berada diluar rumah.Sementara itu didalam sebuah kamar, dimana menjadi tempat menginapnya Bintang dan Gye, terlihat sosok Gye yang masih terbaring lemas dengan memeluk dada bidang Bintang, keduanya masih terlihat terpejam dengan berusaha mengatur nafas masing-masing yang terlihat memburu. Bintang sendiri, walaupun dengan mata yang masih terpejam, terlihat meraih selimut yang ada didekat mereka, lalu dengan lembut Bintang menarik selimut itu menutupi tubuh keduanya yang bugil. Gye yang merasakan hal itu, membuka kedua matanya dan kemudian tersenyum madu melihat selimut yang menyelimuti dirinya dan Bintang, Gye kemudian mengangkat wajahnya dan menatap kearah Bintang yang masih te
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig