Dua Sosok digdaya sudah berdiri saling berhadapan, baik Bintang maupun Rahib Attadattha terlihat saling menatap satu sama lain, seakan ingin mengukur ilmu masing-masing. Sosok Rahib Attadattha tiba-tiba saja berubah menjadi keemasan metalik, dari ujung kepalanya yang plontos menjalar kesekujur tubuhnya. Rupanya Rahib Attadattha sudah mengerahkan Perisai genta emas Tahap ke-12 kesekujur tubuhnya. Rahib Attadattha sepertinya menyadari siapa lawan yang dihadapinya kali ini, makanya Rahib Attadattha langsung mengerahkan perisai genta emas tahap ke-12nya.
Bintang yang melihat hal itu, segera mengerahkan cakra petir yang ada ditubuhnya.
Zzgggghhh...! Zzgggghhh...!
Tubuh Bintang langsung diliputi energi cakra petir disekujur tubuh Bintang. Rahib Attadattha yang melihat hal itu tampak tersenyum.
“Coba kau serang aku!” ucap Rahib Attadattha
Bintang terkejut mendengar hal itu, tapi ini kesempatan bagi Bintang u
“Bersiaplah menerima serangan Bab Besar dari ilmu pembasuh sumsumku Ksatria Pengembara!” ucap Rahib Attadattha seraya mengepalkan tinjunya.Bintang yang melihat Rahib Attadattha mulai serius, segera merapatkan kedua tangannya membentuk mudra didepan dada.Blesshhh..!!!Tubuh Bintang tiba-tiba saja mengeluarkan aura keemasan, bahkan aura keemasan itu menjalar dari ujung kaki hingga ke ujung kerambutnya. Simbol bulan muncul ditangan kanan, simbol matahari muncul di tangan kiri dan terlihat bersinar cukup terang untuk sesaat. Kedua mata Bintang tampak tertutup dan begitu terbuka, kedua bola mata Bintang terlihat sudah berubah menjadi keemasan. Inilah wujud sempurna dari jurus Cermin Agung Matahari RembulannyaMata Rahib Attadattha terlihat membesar melihat sosok menakjubkan Bintang yang ada dihadapannya, bukan saja Rahib Attadattha yang terpana melihat hal itu, Gye dan Rahib Anathadika (padahal buta, hehe..) ikut terpan
Sementara itu sosok Bintang dan Rahib Attadattha kembali saling menatap satu sama lain. Dihati keduanya saling mengagumi kemampuan masing-masing.Tapppp!!!Rahib Attadattha tiba-tiba mengatupkan kedua tangannya didepan dada dengan kedua mata terpejam.“Makhluk Hidup dan Diriku Satu Haluan” ucap Rahib Attadattha pelan.Wuuussshhhh!!!Sebuah medan energi keluar dari tubuh Rahib Attadattha dan langsung meringkupi tempat itu hingga kini sosok Bintang dan Rahib Attadattha berada didalam ruang medan energi tersebut. Bintang sendiri langsung menatap keadaan disekitarnya yang sudah termasuk kedalam ruang lingkup medan energi tersebut. Ini seperti jurus Monochrome Dimension milik Bintang. Perlahan kedua mata Rahib Attadattha kembali terbuka.Blasshh! Blasshh!Kembali kedua tangan Rahib Attadattha mengeluarkan gelembung energi, sepertinya Rahib Attadattha kembali akan menggunakan ilmu pembasuh sumsumnya, bab be
Wuuuttt!!! Wuuuttt!!!Tiba-tiba saja sosok Bintang sudah berada disebelah kiri Rahib Attadattha dan langsung melancarkan serangan dahsyatnya.Bleeepppp!!!Kali ini sosok Rahib Attadattha yang menghilang dari hadapan Bintang, dan ;Wuuuttt!!!Sosok Rahib Attadattha muncul dari arah sebelah kanan Bintang dan melancarkan serangan gelembung energinya.Bleeepppp!!!Sosok Bintang kembali menghilang dari hadapan Rahib Attadattha, dan ;Wuuuttt!!!Bintang kembali melancarkan serangannya dan secara bergantian kedua sosok digdaya ini seling menghilang dari pandangan, lalu kemudian menyerang, dan hal ini terus terjadi diberbagai tempat, hingga pertarungan keduanya sangat sulit untuk dilihat oleh pandangan, karena terkadang keduanya menghilang dan muncul diberbagai tempat tanpa bisa ditebak dimana kemunculan berikutnya akan terjadi.Buuummm!!! Buuummm!!! Buuummm!!!Puncaknya, ledakan dahsyat terjadi di dalam medan ener
Angin berhembus dengan kencang, mengibarkan pakaian keduanya, baik Bintang maupun Rahib Attadattha terlihat masih saling pandang satu sama lain, seakan saling mengukur kemampuan masing-masing, tapi tidaklah demikian. Dari tubuh keduanya terpancar kekuatan tenaga dalam dahsyat masing-masing. Rahib Attadattha mengangkat kedua telapak tangannya membentuk mudra. Plashhh...!!! Kedua tangan Rahib Attadattha terlihat langsung memancarkan cahaya kuning keemasan yang begitu terang, seiring dengan terangkatnya sosok Rahib Attadattha keudara. Inilah jurus pertama dari Tapak Budha. “Sinar Sang Budha Menyeruak”. Bintangpun tak tinggal diam melihat hal itu. Bintang langsung mengangkat tangan kanannya kearah langit. Zzgggghhh...!!! Zzgggghhh...!!! Telapak tangan kanan Bintang sudah mengeluarkan kilatan-kilatan cahaya petir. Inilah jurus Cakra petir Tunggal milik Bintang, rupanya Bintang menggunakan jurus cakra petirnya sela
Bintangpun terlihat mengalami luka dalam yang tidak ringan, tapi melihat sosok Rahib Attadattha yang sepertinya akan melakukan serangan lagi, Bintangpun tak tinggal diam.Rahib Attadattha terus melantunkan sutra sucinya. Tiba-tiba saja satu demi satu sosok bayangan budha menjelma diatas kepala Rahib Attadattha.“Dharma Budha Tak Terhingga..heaaa..!”. tiba-tiba saja Rahib Attadattha mengeluarkan teriakan keras diiringi dengan melayangnya sosok Rahib Attadattha ke arah Bintang, belasan sosok Budha yang menjelma ikut mengiringi sosok Rahib Attadattha.Melihat jurus ampuh yang dikeluarkan Rahib Attadattha, Bintangpun kembali merapal jurus cakra petirnya yang dahsyat.“Naga Halilintar...hheaa..!”Wuuusshhh..!!!Dengan jurus Naga Halilintarnya, Bintang ikut melesat keatas, halilintar berbentuk seekor naga raksasa ikut melesat keatas mengiringi tubuh Bintang. Keduanya saling melesat satu s
“Kakak!” ucap Gye setengah berlari kearah Bintang.“Kakak tidak apa-apa?” tanya Gye khawatir.“Aku tidak apa-apa Gye.. Jangan khawatir” ucap Bintang tersenyum. Gye terlihat menarik nafas lega mendengar hal itu.Sementara itu Rahib Anathadika sendiri sudah mendekati Rahib Attadattha.“Kakak ke-2... Bagaimana keadaanmu?” tanya Rahib Anathadika dengan nada khawatir.“Tenagaku terkuras habis karena mengerahkan jurus Memutar Ruang dan Waktu tadi” ucap Rahib Anathadika lagi.Sementara itu Bintang dan Gye sudah tampak berjalan kearah Rahib Attadattha dan Rahib Anathadika.“Izinkan saya untuk membantu rahib memulihkan tenaga” ucap Bintang setelah berada dekat diantara keduanya.Rahib Attadattha terlihat terdiam, sementara Gye dan Rahib Anathadika menatap kearahnya, menantikan jawaban Rahib Attadattha.“Terima kasih Ksatria Pengembara, tapi aku
“Oh ya, satu hal lagi yang ingin kutanyakan?” ucap Rahib Attadattha lagi. “Apakah kau benar-benar mencintai adik ke-9 ku ini, Ksatria Pengembara?” sambung Rahib Attadattha lagi hingga membuat wajah Bintang berubah, bahkan wajah Gyepun ikut berubah mendengarnya. Gye mengalihkan pandangannya kearah Bintang seakan menantikan jawaban Bintang.“Ya... aku sangat mencintai dan menyayangi Gye melebihi rasa cinta dan sayangku pada diriku sendiri rahib” jawab Bintang tersenyum kearah Gye. Gye ikut tersenyum mendengar jawaban Bintang.Sementara Rahib Attadattha terlihat menarik nafas panjang mendengar hal itu. Lalu pandangannya beralih kearah Gye.“Adik ke-9, apakah kau benar-benar mencintainya?” tanya Rahib Attadattha lagi kepada Gye.“Benar kakak ke-2, Gye sangat mencintai dan menyayangi suami Gye, lebih dari Gye mencintai dan menyayangi diri Gye sendiri” jawab Gye dengan cepat dan mantap tanpa keraguan.
Tok...! Tok...! Tok...!Sebuah ketukan terdengar perlahan didepan pintu sebuah kamar yang ada disebuah penginapan. Di dalam kamar terlihat sesosok wanita cantik jelita terlihat tengah menghias dirinya didepan sebuah cermin besar yang ada dihadapannya. Melihat raut wajah jelita dan senyum manis madu yang selalu mengembang dibibirnya, dia tak lain adalah Gye atau sekarang yang lebih dikenal sebagai Bidadari Ulat Sutra. Gye menghentikan tindakannya menghias diri saat mendengar ketukan dipintu kamarnya.“Pasti kak Bintang”. ucap Gye dengan wajah tersenyum gembira, dengan cepat Gye bangkit dari meja riasnya dan segera melangkah ke pintu, dan ;Kreakkk....!Pintu kamar terbuka dan Gye langsung tersenyum saat melihat sosok Bintang yang kini telah berdiri dihadapannya. Sementara itu Bintang yang kini berada tepat didepan sosok Gye yang sudah tersenyum dihadapannya, Bintang terpesona melihat sosok Gye yang malam itu sangat cantik dari biasanya, Gye tam