ALIRAN JALAN MENUJU NIRWANA. Sebuah aliran yang berada dinegeri tibet, dipimpin oleh seorang rahib ternama dengan gelar Dalai Lama. "Dalai" artinya "lautan" dalam bahasa Mongol, dan "Lama" (bla ma) adalah bahasa Tibet untuk "guru", dan dapat juga berarti "rahib". Aliran ini cukup berkembang dengan pesat didataran tibet, pengikutnya sudah mencapai jutaan orang yang tersebar kemana-mana. Dalam Aliran Jalan Menuju Nirwana, Dalai Lama dipercaya oleh para pengikutnya sebagai perwujudan insani dari bodhisattva. Tidak seorangpun yang tau sudah berapa usia Dalai Lama sekarang, tapi keberadaannya di Aliran Jalan Menuju Nirwana sudah lebih dari 100 tahun. Tapi wajahnya yang muda dan penampilannya yang kharismatik tidak mengambarkan usianya yang mungkin sudah lebih dari satu abad. Untuk membantu tugasnya dalam menjalankan alirannya, Dalai Lama memiliki 9 orang murid utama yang disebut sebagai rahib suci. Mereka adalah ;
<
Sore itu, langkah seorang lelaki muda tampan terlihat berhenti di depan sebuah pintu gerbang sebuah kota yang cukup ramai penduduknya. Melihat pakaian yang dikenakannya yang sangat berbeda dari orang yang berlalu lalang dikota tersebut, jelas sosok lelaki muda tampan ini adalah seorang pendekar dari negeri jauh. Matanya tajam menatap keadaan di depannya, diantara kedua alisnya terlihat sebuah mutiara merah tersampir. Rambutnya terlihat dikuncir rapi membentuk ekor kuda, sebilah pedang juga tampak tersampir dipunggungnya. Melihat bentuk dan bilah pegangan pedang tersebut, kita tentu dapat mengenalinya, kerena bentuk pedang itu sangat khas sekali, tidak ada pedang didunia yang memiliki bentuk seperti itu. Pedang itu tak lain adalah Pedang Bintang Angkasa. Pemiliknya tentu tak lain dan tak bukan adalah Bintang. Ksatria Pengembara.Bintang saat ini memang tengah menuju ke Wijayanagara untuk mengunjungi dan menjemput salah satu istrinya, Putri Ahisma Raya. Dan sebentar la
Sosok berjubah putih itu menyingkap jubah dikepalanya hingga terlihatlah seraut wajah cantik jelita yang tentu kita mengenalinya, dia adalah Ratu Neraka Es. Bintang tiba-tiba terbangun dan bangkit duduk dari pembaringannya.“Ratu Es! Apa yang kau lakukan disini?!” ucap Bintang.“Tuan sudah lihat apa yang aku lakukan bukan ?” ucap Ratu Neraka Es dengan tersenyum nakal.“Jadi kau yang terus mengikutiku selama ini Ratu Es.” ucap Bintang yang memang sudah menyadari kalau ada yang mengikutinya, bahkan sejak berada dipintu gerbang kota sore tadi, tapi Bintang belum tau kalau sosok yang mengikutinya itu adalah Ratu Neraka Es. Ratu Neraka Es sendiri dengan tersenyum menggoda tampak bangkit dan mengambil duduk disebelah Bintang.“Aku sudah menghianati Iblis Langit, kalau tidak mengikuti tuan. Kemana lagi aku harus meminta perlindungan” ucap Ratu Neraka Es lagi.“Bukankah kau bisa pergi kem
Keesokan harinya, Bintang kembali melanjutkan perjalanannya, tapi kali ini Bintang tidak sendiri, Ratu Neraka Es berjalan menemaninya, Ratu Neraka Es berjanji saat tiba di wilayah kerajaan Wijayanagara, Ratu Neraka Es akan pergi meninggalkan Bintang sendiri. Maka Bintangpun tidak bisa menolaknya lagi mendengar hal itu. Kini bersama Ratu Neraka Es, keduanya segera melanjutkan perjalanan mereka. Keduanya tampak mengenakan caping bambu dikepala mereka.Tak sampai setengah hari perjalanan, Bintang dan Ratu Neraka Es sudah tiba diperbatasan wilayah Wijayanagara, keduanya tampak melewati sebuah jalan setapak yang ada dipinggiran sebuah hutan. Dari arah yang berlawanan terlihat pula dua sosok bercaping yang tengah berjalan kearah mereka.Sosok ke-4nya terlihat semakin berjalan mendekat dan semakin terlihat kini kalau kedua orang bercaping yang berjalan berlawanan arah dengan Bintang dan Ratu Neraka Es adalah dua sosok rahib, dan Bintang sedikit tertarik melihat pakaian kedua
Malam itu, Ratu Neraka Es mengajak Bintang untuk menginap di alam terbuka, disebuah tempat yang cukup lapang hingga terlihat oleh kedua orang rahib yang mengikuti mereka. Api unggun menyala dengan terang, untunglah malam itu cuaca bersahabat, bulan dan Bintang-bintang tampak bertaburan menerangi tempat itu.Ratu Neraka Es tampak dengan manja menjatuhkan dirinya kedalam pelukan Bintang dengan menyandarkan dirinya dipangkuan Bintang.“Sepertinya mereka hanya ingin mengamati pergerakan kita tuan” ucap Ratu Neraka Es dengan suara pelan. Bintang mengangguk pertanda setuju dengan apa yang diucapkan oleh Ratu Neraka Es.“Apa tuan sudah siap menjalankan rencana !” ucap Ratu Neraka Es lagi.“Rencana apa Ratu Es?” tanya Bintang bingung.“Rencana untuk membuat mereka menyesal karena telah mengikuti kita” sambung Ratu Neraka Es lagi kepada Bintang dengan tersenyum.“Apa rencananya?” tanya Binta
Sinar keemasan memancar dari ufuk timur, padahal matahari belum menampakkan dirinya lagi, tapi kehangatannya sudah memancar terlebih dulu dipermukaan bumi.“Adik ke-9” sebuah suara terdengar membangunkan sosok jelita Rahib Gye yang masih tertidur. Rahib Gye terlihat mulai terbangun dengan mengucek-ngucek kedua matanya. Meski jelas-jelas kelihatan kalau baru saja bangun tidur, namun raut wajah Rahib Gye benar-benar membuat jantung setiap pria berdegup keras. Wajahnya demikian cantik dan lembut memancarkan pesona luar biasa. Kalau saja keberadaannya tidak ditemani Rahib Sakka, mungkin orang akan mengira dia seorang bidadari yang turun ke bumi.“Kakak ke-7” ucap Rahib Gye melempar senyum indahnya kepada sosok Rahib Sakka yang ada disebelahnya.“Mereka sudah pergi adik ke-9” ucap Rahib Sakka lagi hingga membuat wajah Rahib Gye berubah, dengan cepat sosok Rahib Gye berbalik untuk melihat kearah suatu pandangan. Benar saja, tidak te
“Apakah Anoman tewas ditangan tuan?” tanya Rahib Sakka tak sabar.“Jika yang rahib maksud adalah Anoman yang bergelar Iblis Kebajikan, benar! Iblis Kebajikan telah tewas ditangan saya dalam sebuah pertarungan yang adil” ucap Bintang akhirnya.“Kami juga tau, kalau Anoman telah bergabung dengan Iblis Langit, tapi walau bagaimanapun Anoman dulunya pernah menjadi anggota Aliran Jalan Menuju Nirwana dan menjadi saudara kami. Sekali saudara, selamanya akan menjadi saudara” ucap Rahib Gye lagi dengan lembut. Sungguh tenang dan lembut pembawaan Rahib Gye sehingga membuat Bintang mengagumi sikap dan pembawaannya.“Jika tuan tidak keberatan, sudikah tuan ikut bersama kami ke tibet, untuk menjelaskan secara langsung dihadapan ketua kami, Dalai Lama” sambung Rahib Gye lagi.“Tidak bisa, kami juga memiliki urusan penting di Wijayanagara yang tak bisa ditunda-tunda!” ucap Ratu Nerak
Tapi dengan sangat tenang sekali Bintang bergerak menghindari serangan kedua kepalan tinju Rahib Sakka, tanpa sedikitpun menggeser kedua kakinya, Bintang meliuk-liukkan tubuhnya untuk menghindari serangan dahsyat kepalan budha Rahib Sakka. Rahib Sakka tidak sedikitpun mengendorkan serangannya, justru jurus kepalan budha semakin digencarkannya.Deebbb! Deebbb! Deebbb! Deebbb!Lama-lama Bintang kewalahan juga, hingga akhirnya Bintang terpaksa harus menggunakan satu tangannya untuk menepis setiap serangan dahsyat Rahib Sakka yang datang, tapi tetap, Bintang sedikitpun belum menggeser tubuh dan kedua kakinya yang masih ada ditempatnya. Hal ini membuat Ratu Neraka Es dan Rahib Gye terkagum-kagum melihat kemampuan yang Bintang perlihatkan.Berbeda bagi Rahib Sakka sendiri, justru Rahib Sakka semakin penasaran karena tak satupun serangannya yang berhasil mengenai lawannya, bahkan untuk membuat lawannya bergeser dari tempatnya saja Rahib Sakka belum ma
Begitu lolos, Bintang langsung melancarkan jurus keduanya, “Telapak bayangan, Heaa!”Serangan yang berupa puluhan Telapak bayangan itu langsung menuju kearah Rahib Sakka, dan ini bukanlah serangan sembarangan, terbukti :Bbummm!!! Bbummm!!! Bbummm!!!Ledakan-ledakan dahsyat terjadi saat kepalan budha bertemu dengan puluhan Telapak bayangan milik Bintang hingga membuat tempat itu kini luluh lantah oleh serangan dahsyat keduanya. Tapi jurus Telapak bayangan Bintang lebih banyak dari serangan Rahib Sakka, sehingga pukulan Telapak bayangan masih terus menyerang kebawah. Kepulan asap tercipta dari ledakan-ledakan yang terjadi, sosok Bintang sendiri kini sudah melayang turun dengan ringannya kembali kebawah. Sesaat Bintang terlihat menatap kearah lawannya yang masih tertutup oleh kabut asap yang secara perlahan mulai sirna, kedua mata Bintang terlihat membesar melihat keadaan Rahib Sakka tidak sedikitpu