Share

76

Erian duduk dengan resah di dalam mobil mahalnya yang terparkir rapi di halaman kantor polisi Kota Ryha. Lewat kaca jendela yang terbuka lebar di samping kanannya, ia menoleh dan menghadapkan wajahnya ke kejauhan, ke arah jalanan yang cukup ramai di depan bangunan besar bercat navy itu sambil memijit-mijit pelipis dengan lengan yang bertelekan di bingkai jendela.

Dua jam yang lalu, Erian sangat terperanjat saat mendapati Nadi dan dua rekannya berdiri di depan pintu ruang kerjanya, berniat menjemputnya untuk ditanyai sebagai saksi kasus pembunuhan istrinya. Untung saja ia sudah menyimpan kembali wadah obat tidur yang tadi dipegangnya. Kalau tidak, Erian harus mencari alasan dan para polisi yang menyambangi rumahnya bisa-bisa curiga.

Di dalam mobil mahalnya yang dikemudikan oleh Pak Soni, beriringan dengan mobil polisi yang mengangkut Nadi dan rekan-rekannya, Erian berpikir keras. Seharusnya, dengan ditemukannya sidik jari Oron di guci kecil yang digunakan sebagai senjata pembunuh, para
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status