Share

Bab 61. Undangan Nikah

Entah berapa lama Irene menangis dalam pelukan Adam. Yang pasti, saat Giana tiba, ia cukup kaget melihat wajah basah dengan mata merah Irene dalam pandangannya.

“Jadi, rencanamu pergi batal, kan?” tanya Giana mengejek Irene.

Irene mendengus kesal sambil mengelap wajahnya dengan lap basah yang ditawarkan Giana padanya tadi. “Adam bilang kalau dia mencintaiku. Jadi, ya sudah. Aku nggak jadi pergi.”

“Ha! You and your pride!” tegur Giana, menyentil kening Irene. “Sekarang, lupakan masa lalu, Ir. Masa depanmu cerah. Karma baik datang.”

Wajah Irene terlihat memerah sementara ia mengangguk. Apa yang dikatakan Giana membuatnya bersyukur kalau ia tidak menyerah saat semua hal buruk terjadi padanya dulu.

“Lalu, apa kau sudah menemukan nama untuk bayimu?” tanya Giana berusaha mengganti topik pembicaraan ke arah yang lebih menenangkan.

Irene menggeleng. “Aku sibuk menangis tadi. Aku bahkan nggak ingat anakku. Apa aku bisa melihatnya setelah ini?”

Mendengar itu Giana tergelak. “Dasar kau ibu ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status