Share

Bab 64. Takdir

Penulis: Lovely Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-26 22:24:36

Ha! Ha! Ha!

Alfred bahkan tergelak mendengar ucapan Adam, tapi ia tak bisa memungkiri sifat macho yang dipancarkan Giana.

“Kalau nggak mau coba ketemu Giana, apa kau mau kukenalkan dengan perempuan lain? Banyak rekan bisnisku yang juga sedang mencarikan suami untuk anak atau cucu mereka.” Alfred menawarkan solusi lain.

Namun, belum sempat Aldrich melontarkan protes, Alfred menambahkan, “Tentu saja, ini bukan pernikahan bisnis. Aku tidak pernah mau kalian menikah dengan konsep seperti itu. Kau bisa bertemu banyak wanita dan hatimu yang akan menentukan sendiri, siapa pilihanmu. Bagaimana?”

Mendengar penjelasan sang kakek, Aldrich mengatupkan bibirnya lagi. Berpikir dua kali dan menelan protesnya.

“Kurasa itu hal baik, Al. Kau bisa coba.” Adam mencoba memompa semangat sang adik.

Pada akhirnya, Aldrich memutuskan untuk menuruti keinginan sang kakek dan mencari pendamping baginya. Yang terbaik dari yang terbaik.

Sekitar malam, Adam dan Irene pamit untuk pulang karena sepertinya Noah rew
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 65. Penolakan

    Hari pernikahan Irene dan Adam pun tiba. Tentu saja ada banyak gosip beredar karena mereka melakukan pesta pernikahan lebih dari 1 tahun kemudian. Namun, Adam sudah membayar orang untuk menyebarkan cerita kalau awal pernikahan mereka hanyalah berdasarkan bisnis semata dan berujung pada cinta sejati.Dan demi tujuan Alfred, ia menjadikan Aldrich dan Julia sebagai best man dan juga bridesmaid.“Adam,” panggil Irene dengan sedikit berbisik. Adam kemudian merendahkan tubuhnya untuk mendekatkan telinga pada bibir Irene. Ia mendengar pertanyaan, “Apa kau lihat di ujung kanan sana? Tempat direksi duduk.”Kepala Adam mengangguk satu kali, sementara Irene melanjutkan, “Ada perempuan muda yang menatapmu penuh dendam. Kau kenal?”Merasa Irene sudah mengakhiri pertanyaannya, Adam pun kembali meluruskan tubuh untuk mengecek area yang disebutkan sang istri. Setelah tahu siapa yang dimaksud, Adam kembali membungkuk. Kali ini ia yang berbisik di telinga istrinya, “Dia putrinya Bu Lily yang katanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 66. Aku Juga Belum Mandi

    “Kenapa wajahmu memerah begitu? Kamu mabuk, Ir?” Adam bertanya sambil membukakan pintu kamar mereka. Adam baru saja menjemput Irene dari kamar Giana dan sepanjang perjalanan kembali ke kamar, Irene tak berbicara sepatah katapun. Dan sekarang, setelah menangkap wajah putih Irene yang terlihat kemerahan, ia pun penasaran. Sayang, gerakan silent treatment Irene masih belum selesai. Gadis itu hanya menggeleng, sebagai jawaban dari pertanyaan suaminya. Adam yang juga tak punya tebakan mengapa sang istri terlihat canggung dan diam saja itu pun hanya bisa membiarkan Irene dengan sikap antiknya yang tiba-tiba muncul.“Sebaiknya kupikirkan nanti saja. Aku ingin fokus untuk malam ini,” batin Adam sambil menghampiri Irene yang sejak masuk ke kamar langsung sibuk di depan koper.“Ir.” Adam melingkarkan tangannya di pinggul sang istri, dari belakang. “Aku tunggu kamu, jadi aku juga belum mandi.”Mendengar ucapan Adam yang sengaja dibuat dengan nada rendah dan dalam itu, Irene kembali teringat pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 67. Kenangan

    “Sudah! Nggak usah banyak tanya. Toh, kamu sudah menikah dengan lelaki kaya raya. Sudah nggak ada gunanya juga kamu punya rumah itu!” raung sang tante yang terlihat tidak sabaran. Sebenarnya, jelas sekali terlihat kalau keluarga jauh Irene itu punya niat jahat padanya. Ini bukan sekedar perebutan warisan semata.Dan Irene bukan perempuan yang mudah ditekan. Dengan mantap ia berkata, “Aku nggak akan berbuat apa-apa sebelum pengacaraku datang. Sebaiknya kalian pulang saja hari ini. Aku akan memberitahu kalau semua sudah bisa dibicarakan.”Tanpa memberi waktu mereka untuk bereaksi, Irene langsung masuk dan mengunci pintu rumah. Ia menelepon penjaga untuk memastikan keluarganya itu pergi dari kediaman Bright.Irene bermaksud menghubungi Adam untuk meminta pengacara, tetapi setelah berpikir ulang, gadis itu mengurungkan niatnya. Ia tidak mau membuat kericuhan saat sedang panik. “Sebaiknya aku menenangkan diri dulu,” batin Irene sambil membawa Noah kembali ke kamar lamanya. Ia berpikir u

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 68. Uang, Uang, Uang

    “... bukankah aku lebih berhak atas semua memori itu?” Ucapan Irene terus terulang dalam benak Adam. CEO Bright Co.Ltd. tersebut menatap sang penasehat hukum pribadinya yang jadi salah tingkah karena sejak ia duduk sampai hampir 2 menit berlalu, sang atasan belum juga mengeluarkan sepatah kata pun. Ditambah tatapan tajamnya yang entah apa tujuannya, Natasya–si pengacara itu tidak tahu menahu. Tak bisa menahan diri lebih lama lagi, Natasya memutuskan untuk memecah keheningan. “Ugh! Apa sudah bisa kita mulai diskusinya? Ada masalah apa soal warisanmu, Pak Adam?”“Bukan warisanku.” Adam membalas cepat. “Tapi istriku.”Kemudian Adam menjelaskan duduk perkara yang sedang dihadapi Irene, sehingga Natasya bisa mendapatkan gambaran dan langkah hukum apa yang bisa mereka tempuh.Setelah mencatat poin-poin penting dari penjelasan Adam, Natasya kembali membaca ulang. Sementara menunggu, Adam menambahkan komentar terakhir Irene mengenai ‘kenangan’.“Ada beberapa alternatif,” ujar Natasya menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 69. Kenyataan Lain

    “Apa maksud Anda?! Kenapa Anda jadi membicarakan uang?!” sentak sang tante yang Adam tak pedulikan untuk bertanya siapa namanya. Wanita paruh baya itu baru saja menggebrak meja rapat di depan Adam, membuat Natasya panik setengah mati. Khawatir kalau akan terjadi pertumpahan darah di sana. Namun, sepertinya Adam sedang waras. Ia mengabaikan perbuatan kasar dari wanita itu dan meneruskan ucapannya, “Ini penawaran saya yang kedua. Berapa banyak yang kalian mau, supaya kalian bisa melepas rumah dan tanah itu untuk istri saya?”Salah satu paman Irene seperti berusaha menenangkan wanita tadi, sementara pamannya yang lain merespon ucapan Adam, katanya, “Pak Adam, ini bukan soal uang. Bagi kami, itu adalah peninggalan orang tua kami—”“Saya punya bukti, bahwa kalian tidak pernah ada di rumah itu sedetikpun,” potong Adam, mulai tak sabar. “Berarti tidak ada kenangan mengenai kalian di sana. Peninggalan orang tua adalah sesuatu yang pernah digunakan bersama.”“Non-sense! Kami selalu berlibur

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   70. Rencana Bulan Madu Kedua

    6 bulan sudah berlalu sejak kelahiran Noah. Rencana Irene untuk membuka kafe diminta Adam untuk menunggu sampai Noah berusia 2 tahun. Dan hari ini putra kedua Irene dan Adam kini sudah menginjak usia 1 tahun. Tentu saja, Alfred kembali berkunjung dengan banyak hadiah untuk cucunya. “Lihat, Noah. Itu Grandy!” seru Irene saat melihat Alfred muncul dari ruang tamu. Ia sibuk membuat tangan putranya itu melambai-lambai ke arah Alfred. “Ah! Mimpi apa aku punya cucu menggemaskan seperti ini,” pekik Alfred sambil mengangkat tubuh mungil Noah. “Happy birthday, cicit pertamaku!”Noah yang memang tidak pernah menangis walau ada orang asing itu pun terkekeh geli karena lonjakan saat ia terangkat naik ke dalam gendongan sang kakek buyut. Mendengar ucapan sang kakek, Adam jadi teringat lagi bagaimana dulu ia bertemu Irene pertama kali. Tidak ada yang pernah menduga kalau pada akhirnya mereka jatuh cinta seperti sekarang.Pria itu menatap sang istri dan bersyukur dalam hati bahwa ia tak jadi me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 71. Bulan Madu Kedua

    “Apa kau mau coba makanan lain?” tanya Adam saat mendengar Irene mendesah bosan setelah membolak balik majalah yang terselip di hadapannya.Memutuskan untuk bulan madu dengan hati gelisah, Irene akhirnya memilih pergi dengan membawa Noah dan Nannia. Dan saat ini mereka tengah berada di dalam pesawat.“Aku mau camilan aja,” jawab Irene sambil menutup majalah maskapai dan meletakkannya kembali di temaptnya. “Apa ada kentang goreng ya?”Adam mengangguk. “Biar kumintakan.”Tak lama setelah Adam memanggil salah satu pramugari, pesanan mereka datang. Tidak hanya kentang goreng, ia juga memesan beberapa camilan ringan untuk menemani penerbangan mereka.“Banyak!” seru Irene sambil mulai mencicipi masing-masing makanan yang dipesan Adam.Adam pun mengikuti Irene mengambil salah satu camilan, kemudian berkata, “Makanlah. Perjalanan kita cukup panjang.”“Berapa lama? Jam berapa kita sampai?” tanya Irene. Gadis itu menikmati camilannya sambil bersandar manja pada sang suami. Adam melirik ke arah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 72. Siapa Wanita Itu?

    Irene terlelap lelah dalam perjalanan pulang dari acara fashion show tadi kembali ke hotel. Pertanyaan terakhirnya tak sempat terjawab, karena tiba-tiba banyak orang berdatangan ke meja mereka untuk berkenalan dengan istri sang pemilik bisnis tambang berlian Bright Co. Ltd.Bright & Co yang ada di paris khusus memproduksi perhiasan kelas atas yang sifatnya edisi terbatas. Dan Irene baru mengetahui kalau Adam sangat terkenal di Paris ketimbang di Indonesia.“Apakah Nyonya menyukai acaranya, Tuan?” tanya pengemudi mobil yang sepertinya dekat dengan Adam. Adam tersenyum puas. “Yes, Brown. Dia tersenyum sepanjang acara. Aku seperti bisa lihat ada sparkles di matanya, setiap kali ada gaun yang menarik perhatiannya.”Sang supir yang dipanggil Brown itu pun ikut tersenyum mendengarnya. “Syukurlah Tuan. Ah … dan selamat untuk pernikahan dan kelahiran putra Anda, Tuan. Saya tidak pernah membayangkan hari ini akan tiba.”Brown baru saja menyupiri Adam hari ini, karena kemarin ia digantikan ole

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06

Bab terbaru

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Epilog

    10 tahun sejak kelahiran Bella Jackson Allaster. Noah sudah berusia 12 tahun dan berhasil melompati kelas sehingga tahun ini ia sudah masuk SMP.“Apa kau yakin, kau bisa mengikuti pelajaran di SMP?” tanya Irene khawatir. “Kau bisa belajar dulu di rumah sampai usia 13 tahun, Noah.”Noah memutar bola matanya kemudian menoleh ke arah Adam yang sibuk mengisi piring Bella dengan berbagai menu sarapan. “Dad, please jelasin ke Momma. Dia terlalu khawatir.” “Momma hanya takut kau dibully, Noah,” ujar Adam menengahi. “Pertanyaannya hanya kamuflase. Tidak mungkin Momma meragukan kejeniusan Noah. Benar kan, Sayang?”Mendengar ucapan itu, Irene merasa tertegur. Ia baru sadar kalau ucapannya mengecilkan sang putra. Tak mau Noah sakit hati, Irene segera mengiyakan ucapan Adam.“Kau paling muda sendiri di SMP, Noah.”Dengan senyum penuh kebanggaan Noah menjawab, “Aku sudah dapat blue belt-ku, Mom. Jangan khawatir.”Adam menatap Irene kemudian tersenyum penuh arti. Meminta sang istri untuk berhenti

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 85. Baby Bella

    “Tidak, tidak! Ma–maksudku, iya. Ah! Bukan! Tunggu sebentar!” pekik Giana panik. Ia mengangkat kedua tangannya, berusaha menenangkan diri. Irene yang tak bisa percaya bahwa sang sahabat menyembunyikan berita baik itu, mengiriminya tatapan penuh protes, tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.“Oke, oke. Kujelaskan. Aku tunangan, yes. Tapi bukan berarti aku sedang hamil.”“Tunangan!” pekik Irene dengan nada kesal. “Kenapa aku nggak diundang?!” Giana terkekeh, walau ia tahu Irene sedang kesal betulan. Dengan sabar ia menjelaskan, “Kau tahu kondisimu 3 bulan lalu masih nggak memungkinkan untuk turun dari tempat tidur, Irene. Ini aja aku ke sini karena Adam sudah membuka gembok rumah kalian.”Bibir Irene maju 5 centi. Cemberut. Merajuk kesal, tapi tidak bisa membalas penjelasan Giana. Pasti Adam yang sudah memblokir semua kegiatan luar, supaya dirinya tidak berpikir untuk memaksakan diri hadir. “Siapa tunanganmu?” tanya Irene yang akhirnya menyerah. Dengan penuh semangat Giana mengel

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 84. Menjadi Ibu

    “Tuan Adam, ini kainnya,” ucap Nannia yang akhirnya bisa masuk ke ruang makan.Sebenarnya sejak tadi ia sudah tiba di sana, tetapi karena melihat majikannya sedang saling mengutarakan rasa cintanya dengan bahasa tubuh, ia memutuskan untuk menunggu sampai ada celah baginya untuk masuk.Adam segera mengambil kain itu dan melingkarkannya di tubuh Irene yang memeluk Noah. “Bilang kalau terlalu kencang ya.”“Mm. Sudah pas,” ujar Irene sambil menganggukkan kepala. “Thanks, Adam.”Sementara Irene menaruh perhatian penuh pada Noah, Adam memanggil Leon untuk membahas kebutuhan makan malam yang ia janjikan pada Irene. “Pesan kotatsu*. Juga meja makan pendek. Kursi yang lembut dan empuk untuk Irene bisa duduk di lantai. Siapkan untuk malam ini.” Adam memberi perintah pada Leon. Pria tua yang mendengarkan sang majikan, melirik jam yang melingkar di tangannya. Jelas waktunya tidak akan cukup jika harus memesan kotatsu asli dari Jepang.Namun, Leon tetap menjawab, “Baik, Tuan Adam. Akan segera sa

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 83. Papa yang Baik

    3 bulan setelah pemeriksaan.“Ini obatnya, Nyonya.” Nannia menyerahkan piring kecil berisi 5 butir pil yang harus diminum Irene. Semenjak hasil pengecekan rahim berjalan tak terlalu bagus, Darren sibuk mencarikan obat-obatan yang bisa memperkuat kondisi rahim dan juga janin di dalamnya.Rahim Irene sedikit melemah, sejak keguguran. Saat kehamilan Noah pun, Darren berusaha memberi semua yang terbaik, demi kehidupan sang putra mahkota itu. Saat itu, ia tidak memberitahu kondisi ini karena melahirkan Noah adalah sebuah keadaan yang harus terjadi bagaimanapun caranya. Setelah kehilangan bayi mereka karena kecelakaan yang ditimbulkan oleh Sarah, Darren tak punya hati untuk memberitahu mereka bahwa ada kondisi di mana 50% kehamilan Irene akan gagal. Karena itu, ia berjuang sendiri untuk menjaga kehamilan Irene. Namun, kali ini berbeda. Anak kedua bukan hal yang wajib terjadi. Adam sudah memenuhi syarat untuk menjadi pewaris Allaster. Itulah kenapa, akhirnya Darren memutuskan untuk memb

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 82. Kehamilan Kedua

    “Aku aman.”Ucapan yang terdengar mantap dari Giana tadi justru membuat Irene merasa was-was. Ia berharap bisa menempatkan orang yang ia percaya untuk menjaga Giana. Namun ia tahu, meminta Regan yang menjadi bodyguard Giana tidak akan disetujui Adam.Dan saat ini Irene sudah bersama Adam untuk kembali pulang. Tengah panik dengan semua bayangan negatif di kepalanya, Adam tiba-tiba berkata, “Ir, jangan khawatir. Masalah ini sudah kuceritakan pada Grandpa Allan. Kau tenang saja. Oke?”Irene menatap sang suami dengan tatapan terpana, seolah sang suami sudah melakukan hal terhebat baginya. Ia memeluk Adam erat sambil berkata, “Thanks, Adam. Aku nggak tahu lagi kalau sampai Giana terbawa-bawa dengan urusan Franz.”Adam mengusap punggung Irene dengan sayang. Walau Irene tidak meminta, tapi ia sudah menempatkan Regan di restoran Giana. Ia tidak suka melihat istrinya menghamburkan air mata kalau-kalau terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.“Sampai Grandpa Allan memberi tanda kalau kondisi sudah

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 81. Pria Berbahaya

    Beberapa hari setelah perkenalan Franz pada keluarga besar Allaster, Irene mendapat undangan dari Giana untuk datang berkunjung. Sahabatnya itu membuka area bar di lantai 2 restorannya. Tak pernah menebak bahwa Giana akan punya hubungan dengan Franz, Irene pun datang ke acara sang sahabat bersama dengan Noah. Tentu saja, seperti perintah Adam, ia juga membawa Regan bersamanya. “Kenapa ada orang itu di sini? Apa Giana sudah langsung membuka bar-nya untuk publik?” batin Irene bertanya-tanya, ketika ia mendapati sosok Franz tengah berbincang ramah dengan Giana di meja bar.“Oh! Irene! Noah! Sudah datang!” seru Giana sambil berjalan keluar dari belakang meja bar. Berusaha bersikap tenang, Irene pun membalas sapaan sang sahabat dengan ucapan selamat. “Congratz, Gi! Bar-nya keren banget!”Ha! Ha! Ha!Giana tergelak menerima pujian tulus Irene itu. Ia kemudian mendorong pundak Irene untuk duduk di salah satu sofa yang nyaman untuknya dan Noah.“Dan ibu menyusui nggak boleh minum di sini,

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 80. Di Balik Ketenangan

    Mendengar cerita Franz, bahkan Adam mulai panik kalau tebakan Allan benar. Namun, mereka langsung menghela nafas lega ketika mendengar jawaban franz. “Sandra Billie. Kau kenal, Dad? Katanya dia sedang liburan ke sini dan aku diminta mengejarnya. Ugh! Memalukan sekali pekerjaan ini.”Allan tergelak mendengarnya. “Pernikahan bukan pekerjaan, Franz. Kurasa ayahmu sedang mencarikan asuransi untukmu. Kau tahu kan, kau nggak akan bisa menggantikannya walau ia turun dari posisinya sekarang.”“Cih! Pria tua itu memang selalu kurang kerjaan,” keluh Franz sambil menggaruk bahunya yang tiba-tiba gatal. Ia menatap orang-orang yang baru beberapa menit dikenalnya dan sadar bahwa dunia mereka jelas berbeda.Ketidaknyamanan itu membuatnya ingin segera pergi dari sana. Namun, baru saja ia akan membuka mulut untuk pamit, Irene turun dari lantai 2 bersama Noah.“Oh! Ada tamu?” sapa Irene sambil menggosok matanya yang mengantuk. “Apa aku mengganggu? Noah bangun cari kamu, Adam.”Adam tersenyum sambil me

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 79. Complicated Relationship

    Kembali ke satu menit yang lalu. Irene dan Adam mendengar Allan berbicara dengan seseorang, sepertinya melalui sambungan telepon. Walau hanya sekilas, mereka bisa mendengar nama asing yang diucapkan Allan. Franz.“Apa kau pernah dengar?” tanya Irene lagi pada Adam. “Sepertinya Grand marah sekali sama orang yang bernama Franz itu.”Sang suami menggeleng. Mereka memutuskan untuk tak lagi membahasnya dan masuk menuju ruang keluarga. Tak mereka sadari, ternyata Allan juga mengikuti mereka masuk ke dalam rumah. Irene sendiri pergi ke kamar untuk menidurkan Noah, sementara Adam berniat untuk menikmati waktu sendirinya di sofa ruang keluarga itu.Allan kemudian duduk di sampingnya dan menikmati teh yang masih ia bawa dari pesta kebun tadi. Dan setelah menyesap tehnya, ia kemudian bertanya, “Apa aku bisa pakai salah satu ruangan yang tak terpakai di rumahmu? Aku kedatangan tamu yang juga ingin kukenalkan pada kalian.” Tanpa bertanya lebih jauh, Adam mengangguk. “Sure, Grand. Aku akan min

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 78. Sifat yang Sama

    “Giana?!” pekik Irene saat ia menghampiri ruang tamu dan mendapati sahabatnya datang dengan tas besar di bahunya. “Ada apa?”Giana terlihat kesal tetapi ia tetap menjawab pertanyaan Irene. Katanya, “Aku kabur.”Dan jawaban singkat itu membuat Irene tercengang. Seburuk-buruknya hidup, Giana bukan tipe perempuan yang kabur begitu saja. Irene segera membawa Giana ke kamar lamanya karena ia sudah tahu kalau sahabatnya itu jelas butuh tempat menginap.“Apa yang terjadi sampai kau kabur, Gi?” tanya Irene setelah menuangkan air untuk Giana minum. “Grandpa mulai mengadakan perjodohan untukku, padahal dia tahu aku nggak suka. Dia bilang aku harus segera menikah sebelum dia mati. Apa-apaan sih dia itu!” keluh Giana dengan nada penuh amarah. Irene pun juga tak habis pikir. Biasanya kakek Giana tak pernah sampai memaksa cucunya melakukan hal yang tak ia sukai. “Tapi kalau sampai Giana kabur, berarti maksanya sudah di luar batas kesabaran.” Irene membatin. Ia merasa ucapan kakek Giana mempunyai

DMCA.com Protection Status