Share

Bab 16. Karma Terlaksana

Author: Lovely Bintang
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Astaga! Astaga! Lihat nggak siapa yang barusan lewat?!” pekik Dinda sambil menepuk-nepuk punggung temannya.

Arin—Rekan resepsionisnya mengangguk penuh semangat. “Iya, iya! Pak Adam dateng. Kukira si Irene cuma nipu aja.”

Dinda mengerutkan dahinya. “Lho, jadi kamu nggak percaya sama yang dibilang Mbak Irene tadi?”

“Mana mungkin percaya sih. Kamu nggak tahu aja kondisinya dulu waktu si Irene di pecat. Aneh ya, bisa-bisanya dia jadi sekretaris Pak Adam. Dia tidur sama—”

Namun, Dinda langsung membekap mulut temannya itu. “Jangan nuduh sembarangan. Mbak Irene bukan orang begitu!”

“Iya, iya. Tapi Pak Adam ganteng banget ya!” Arin kembali bersemangat sendiri, tak menghiraukan ucapan rekannya tadi.

Karena ucapan Arin mengenai pemecatan Irene saat itu, Dinda berpikir untuk segera menghubungi ruang sekretaris direksi untuk memberitahu kedatangan Adam. Ia takut kalau-kalau Irene mendapat masalah di sana.

“Halo, Kak Shiren, Bu Aimee ada?” tanya Dinda saat mendengar suara si penerima telepon.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 17. Karma's Bitch!

    “Ha?! Gila!”“Kita semua kena tipu.”Lagi-lagi semua staf dibuat terkesiap oleh Adam. Mereka selama ini ternyata sudah jahat, ikut menuduh dan menyalahkan Irene yang sebenarnya tidak bersalah. “Well, karena kalian tidak menyiapkan ruang rapat, saya tidak keberatan rapat di sini sambil berdiri. Saya hanya akan mengumumkan adanya perubahan susunan manajemen D’Bright Distributor Company.”Irene mengangguk. Ia segera mengeluarkan ponselnya dan mencatat notulen rapat sebagai bukti sah dari apa yang akan dibahas, termasuk merekam semua ucapan dan percakapan di dalamnya.Mendengar kalimat Adam, wajah Dave memucat. Ia bisa menebak apa yang akan dilakukan Adam terhadapnya. Namun, ia tak mungkin membiarkan dirinya dipermalukan di depan semua staf-nya. “Tu–tunggu dulu, Pak Adam. Ma–mari saya antar ke ruang rapat—”“Tidak perlu. Saya sudah membuang banyak waktu. Untuk masalah peng-input-an harga yang merugikan perusahaan beberapa bulan lalu, akan ada tindakan dari pihak personalia. Semua yang d

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 18. Bulan Madu?

    “Bulan madu.”Adam memandang langit-langit kamarnya sambil mengingat percakapan dengan Darren sore tadi. Ia tidak pernah mempertimbangkan adanya bulan madu setelah sebuah pernikahan. “Benar juga. Pernikahan normal seharusnya diikuti dengan bulan madu,” ujarnya membenarkan usulan Darren walau percakapan mereka sudah selesai sejak tadi.Ia kemudian tertegun dengan kejanggalan pernikahannya sendiri. “Apa karena nggak ada bulan madu, makanya Aldrich diminta mencari tahu soal pernikahanku?” gumamnya pada diri sendiri.Namun, membayangkan dirinya pergi menikmati bulan madu dengan istri kontraknya ….Adam menggeram pelan kemudian mengubur wajahnya di atas bantal. “Kenapa rasanya seperti akan jadi perjalanan yang menyenangkan?”“Benar juga. Memang harus ada bulan madu, supaya pernikahan terlihat nyata,” putus Adam yang semakin bersemangat untuk merencanakan bulan madunya.Tanpa bisa dicegah, tangannya sudah meraih ponsel yang tergeletak di atas meja nakas di samping kanan tempat tidurnya. I

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 19. Panggilan Sayang

    Bandara sepagi ini cukup ramai, padahal masih hari kerja. Jumat malam, Adam mau tak mau memasukkan bubuk tidur untuk Irene. Ia harus membawa Irene menuju bandara sekitar pukul 2 dini hari. Tanpa sepengetahuan Irene, mereka akan pergi ke Bali untuk bulan madu. “Kuharap dia nggak akan marah. Ini semua ide Darren,” harap Adam sambil melirik ke kursi pesawat di sampingnya, di mana Irene masih terlelap. Pria itu tengah merasa bersalah. Ia seperti sedang menjebak Irene saat ini. "Tapi kata Darren, Irene pasti menolak kalau dia tahu aku akan membawanya bulan madu."Lagi, ia menyalahkan Darren. “Padahal aku berniat membahas ini dengan Irene. Aku tidak ingin memaksanya.”Tak tahu harus bersikap bagaimana saat Irene bangun nanti, Adam semakin pusing dibuat. “Harusnya aku hentikan saja rencana Darren kemarin,” gerutu Adam. Detik berikutnya, Adam seolah tersadar kalau ia bertingkah aneh, dengan memperhatikan perasaan Irene. Batinya, “Ugh! Kenapa juga aku jadi mempertimbangkan perasaan Irene

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 20. Boyfriend Shirt

    Setelah berkendara cukup lama, mobil yang membawa Irene dan Adam berhenti di depan sebuah bangunan minimalis yang cukup menarik perhatian Irene. Desainnya sederhana tapi tetap terkesan mewah. “Wow. Ini vilanya?” gumam Irene sambil mengamati setiap detail. Vila itu memiliki taman kecil yang cantik. Persis seperti keinginan Irene sejak dulu—punya rumah kecil hanya satu lantai dengan taman mungil. Adam merasa puas melihat Irene senang dengan vilanya. Ia kemudian menepuk punggung gadis itu dan berkata, “Masuk dan istirahat dulu. Ada yang akan menyiapkan makanan nanti.”“Oh … aku berarti belum mandi ya?”Adam mendengus geli. “Menurutmu?”Irene hanya cekikikan saja mendengar Adam tetap merespon hal-hal kecil yang ia utarakan. Sementara masing-masing mereka beristirahat, para staf rumah tangga sibuk menyiapkan hidangan dan beragam makanan ringan untuk majikan mereka.Irene pun tidak tanggung-tanggung. Ia menikmati waktu sendirinya dengan berendam di bak kamar mandi. “Ah … aku bisa dengar

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 21. Kecupan Pertama

    “Ayo!” seru Irene dengan wajah sumringah. Mereka pun segera menuju ke belakang vila dan menikmati pemandangan pantai. Irene tidak menyangka akan menemukan restoran di pinggir pantai yang cukup ramai dengan pengunjung. “Apa kita boleh makan di sana?” tanya Irene penasaran. Adam mengangguk. “Boleh. Mungkin sarapan besok pagi kita bisa coba makan di sana.”“Oke!”Setelah puas menikmati pasir pantai, mereka kembali ke dalam vila. Bersamaan dengan datangnya pakaian untuk Irene. Tidak ada yang menyadari bahwa seseorang sepertinya mengenali Irene dari kejauhan. Walau sepertinya, orang tersebut tidak yakin dengan apa yang dilihatnya.Dan karena hari ini hari pertama Irene dan Adam dalam satu rumah berdua saja, Adam memutuskan untuk tidak menyentuh Irene. Ia memberi waktu bagi Irene untuk mempersiapkan dirinya. Malam itu, Irene ternyata tidak bisa terlelap. Deburan ombak yang siang tadi terasa nyaman didengar, kini seperti suara yang menakutkan. Ia memutuskan untuk mendengarkan musik deng

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 22. Orang Yang Paling Tak Ingin Kutemui

    Keesokan paginya, Irene terbangun dengan mata membelalak dan tubuh kaku.Bukan karena kerasukan, tetapi karena ia langsung menyadari kalau Adam masih ada di sampingnya. Memeluk Irene seolah itu adalah hal biasa.“Mati aku! Posisi apa ini?! Apa semalam terjadi sesuatu? Tapi aku nggak ingat,” pekik Irene panik dalam pikirannya. Ia mencoba mengingat-ingat tapi sepertinya tidak ada hal lain yang mereka lakukan selain …“Kissed! Aku dan Adam ci-” Netra Irene semakin terbuka lebar setelah mengingat apa yang terjadi semalam. Ia bahkan tidak berani menyebut kata itu walau hanya dalam benaknya. “Sudah bangun setelah meninggalkanku semalam, hm?” sindir Adam yang sebenarnya sejak tadi sudah bangun dan memilih menikmati pagi di sisi Irene. Padahal ia tidak berniat bersikap lembut seperti ini, tetapi melihat wajah lelap Irene yang tanpa beban itu membuatnya ingin berada di sana, menyaksikan gadis itu bangun dari tidurnya. Siapa sangka, setelah Irene terbangun, gadis itu malah sibuk membuat ban

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 23. Menghibur Perempuan Yang Patah Hati

    Tanpa ragu gadis itu mengambil sendok tebal yang ia gunakan untuk makan dan melempar ke arah wajah mantan tunangannya itu. “Argh! Perempuan barbar!” raung Jeremy yang langsung mengangkat tangannya untuk melepas tamparan pada Irene. Untungnya, Regan datang tepat waktu. Sang bodyguard itu langsung mencengkram pergelangan tangan Jeremy, sehingga tidak sampai mengenai majikan perempuannya itu. “Berani sekali menyentuh Nona Irene!” bentak Regan sambil memelototi Jeremy. Ia mendorong dengan keras tubuh Jeremy hingga terjerembab ke belakang. Semua orang yang ada di restoran itu pun langsung terkesiap. Pemilik restoran pun tak berani melerai, karena ia mengenal Regan yang adalah anak buah Adam. Namun, sepertinya para pengunjung itu malah mengatisipasi adanya perkelahian antara dua pria yang memperebutkan seorang wanita.Pria pengecut yang sudah menjual seluruh harta warisan Irene itu terlihat ketakutan. Namun, ia masih sempat mengejek Irene, katanya, “Ha! Kau bahkan menjual diri pada ber

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 24. Pada Akhirnya

    “Ah … maaf, Pak Adam. Saya sepertinya tidak enak badan,” ujar Irene beralasan. Ia tetap membuka lebar pintu kamarnya, memberi kode bahwa Adam bebas masuk ke kamar itu sesukanya. Dan lagi, Adam pasti tidak mau menyia-nyiakan kesempatan bulan madu itu. Hanya saja, Irene benar-benar tidak bisa mengakomodasi apapun kebutuhan Adam .Adam kemudian mengekor di belakang Irene dan duduk di samping gadis itu, di pinggir tempat tidur. Dengan kepala tertunduk, Irene berkata, “Saya akan coba bayar sebagian dari uang bulan madu ini—”“Irene. Nggak usah dipikirin soal bulan madu.” Adam menepuk pundak Irene meyakinkan bahwa saat ini ia tidak ingin membebani gadis itu dengan urusan bulan madu. Netra Irene berkaca-kaca mendengar ucapan Adam. Ia tidak pernah berpikir bahwa pria itu akan berkata demikian. Sebenarnya, berat juga baginya untuk membayar biaya bulan madu yang pasti tidak murah ini.Irene semakin tersentuh ketika Adam bersikap manis dengan mengatakan, “Kalau–uhm … kalau kau butuh sesuatu

Latest chapter

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Epilog

    10 tahun sejak kelahiran Bella Jackson Allaster. Noah sudah berusia 12 tahun dan berhasil melompati kelas sehingga tahun ini ia sudah masuk SMP.“Apa kau yakin, kau bisa mengikuti pelajaran di SMP?” tanya Irene khawatir. “Kau bisa belajar dulu di rumah sampai usia 13 tahun, Noah.”Noah memutar bola matanya kemudian menoleh ke arah Adam yang sibuk mengisi piring Bella dengan berbagai menu sarapan. “Dad, please jelasin ke Momma. Dia terlalu khawatir.” “Momma hanya takut kau dibully, Noah,” ujar Adam menengahi. “Pertanyaannya hanya kamuflase. Tidak mungkin Momma meragukan kejeniusan Noah. Benar kan, Sayang?”Mendengar ucapan itu, Irene merasa tertegur. Ia baru sadar kalau ucapannya mengecilkan sang putra. Tak mau Noah sakit hati, Irene segera mengiyakan ucapan Adam.“Kau paling muda sendiri di SMP, Noah.”Dengan senyum penuh kebanggaan Noah menjawab, “Aku sudah dapat blue belt-ku, Mom. Jangan khawatir.”Adam menatap Irene kemudian tersenyum penuh arti. Meminta sang istri untuk berhenti

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 85. Baby Bella

    “Tidak, tidak! Ma–maksudku, iya. Ah! Bukan! Tunggu sebentar!” pekik Giana panik. Ia mengangkat kedua tangannya, berusaha menenangkan diri. Irene yang tak bisa percaya bahwa sang sahabat menyembunyikan berita baik itu, mengiriminya tatapan penuh protes, tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.“Oke, oke. Kujelaskan. Aku tunangan, yes. Tapi bukan berarti aku sedang hamil.”“Tunangan!” pekik Irene dengan nada kesal. “Kenapa aku nggak diundang?!” Giana terkekeh, walau ia tahu Irene sedang kesal betulan. Dengan sabar ia menjelaskan, “Kau tahu kondisimu 3 bulan lalu masih nggak memungkinkan untuk turun dari tempat tidur, Irene. Ini aja aku ke sini karena Adam sudah membuka gembok rumah kalian.”Bibir Irene maju 5 centi. Cemberut. Merajuk kesal, tapi tidak bisa membalas penjelasan Giana. Pasti Adam yang sudah memblokir semua kegiatan luar, supaya dirinya tidak berpikir untuk memaksakan diri hadir. “Siapa tunanganmu?” tanya Irene yang akhirnya menyerah. Dengan penuh semangat Giana mengel

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 84. Menjadi Ibu

    “Tuan Adam, ini kainnya,” ucap Nannia yang akhirnya bisa masuk ke ruang makan.Sebenarnya sejak tadi ia sudah tiba di sana, tetapi karena melihat majikannya sedang saling mengutarakan rasa cintanya dengan bahasa tubuh, ia memutuskan untuk menunggu sampai ada celah baginya untuk masuk.Adam segera mengambil kain itu dan melingkarkannya di tubuh Irene yang memeluk Noah. “Bilang kalau terlalu kencang ya.”“Mm. Sudah pas,” ujar Irene sambil menganggukkan kepala. “Thanks, Adam.”Sementara Irene menaruh perhatian penuh pada Noah, Adam memanggil Leon untuk membahas kebutuhan makan malam yang ia janjikan pada Irene. “Pesan kotatsu*. Juga meja makan pendek. Kursi yang lembut dan empuk untuk Irene bisa duduk di lantai. Siapkan untuk malam ini.” Adam memberi perintah pada Leon. Pria tua yang mendengarkan sang majikan, melirik jam yang melingkar di tangannya. Jelas waktunya tidak akan cukup jika harus memesan kotatsu asli dari Jepang.Namun, Leon tetap menjawab, “Baik, Tuan Adam. Akan segera sa

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 83. Papa yang Baik

    3 bulan setelah pemeriksaan.“Ini obatnya, Nyonya.” Nannia menyerahkan piring kecil berisi 5 butir pil yang harus diminum Irene. Semenjak hasil pengecekan rahim berjalan tak terlalu bagus, Darren sibuk mencarikan obat-obatan yang bisa memperkuat kondisi rahim dan juga janin di dalamnya.Rahim Irene sedikit melemah, sejak keguguran. Saat kehamilan Noah pun, Darren berusaha memberi semua yang terbaik, demi kehidupan sang putra mahkota itu. Saat itu, ia tidak memberitahu kondisi ini karena melahirkan Noah adalah sebuah keadaan yang harus terjadi bagaimanapun caranya. Setelah kehilangan bayi mereka karena kecelakaan yang ditimbulkan oleh Sarah, Darren tak punya hati untuk memberitahu mereka bahwa ada kondisi di mana 50% kehamilan Irene akan gagal. Karena itu, ia berjuang sendiri untuk menjaga kehamilan Irene. Namun, kali ini berbeda. Anak kedua bukan hal yang wajib terjadi. Adam sudah memenuhi syarat untuk menjadi pewaris Allaster. Itulah kenapa, akhirnya Darren memutuskan untuk memb

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 82. Kehamilan Kedua

    “Aku aman.”Ucapan yang terdengar mantap dari Giana tadi justru membuat Irene merasa was-was. Ia berharap bisa menempatkan orang yang ia percaya untuk menjaga Giana. Namun ia tahu, meminta Regan yang menjadi bodyguard Giana tidak akan disetujui Adam.Dan saat ini Irene sudah bersama Adam untuk kembali pulang. Tengah panik dengan semua bayangan negatif di kepalanya, Adam tiba-tiba berkata, “Ir, jangan khawatir. Masalah ini sudah kuceritakan pada Grandpa Allan. Kau tenang saja. Oke?”Irene menatap sang suami dengan tatapan terpana, seolah sang suami sudah melakukan hal terhebat baginya. Ia memeluk Adam erat sambil berkata, “Thanks, Adam. Aku nggak tahu lagi kalau sampai Giana terbawa-bawa dengan urusan Franz.”Adam mengusap punggung Irene dengan sayang. Walau Irene tidak meminta, tapi ia sudah menempatkan Regan di restoran Giana. Ia tidak suka melihat istrinya menghamburkan air mata kalau-kalau terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.“Sampai Grandpa Allan memberi tanda kalau kondisi sudah

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 81. Pria Berbahaya

    Beberapa hari setelah perkenalan Franz pada keluarga besar Allaster, Irene mendapat undangan dari Giana untuk datang berkunjung. Sahabatnya itu membuka area bar di lantai 2 restorannya. Tak pernah menebak bahwa Giana akan punya hubungan dengan Franz, Irene pun datang ke acara sang sahabat bersama dengan Noah. Tentu saja, seperti perintah Adam, ia juga membawa Regan bersamanya. “Kenapa ada orang itu di sini? Apa Giana sudah langsung membuka bar-nya untuk publik?” batin Irene bertanya-tanya, ketika ia mendapati sosok Franz tengah berbincang ramah dengan Giana di meja bar.“Oh! Irene! Noah! Sudah datang!” seru Giana sambil berjalan keluar dari belakang meja bar. Berusaha bersikap tenang, Irene pun membalas sapaan sang sahabat dengan ucapan selamat. “Congratz, Gi! Bar-nya keren banget!”Ha! Ha! Ha!Giana tergelak menerima pujian tulus Irene itu. Ia kemudian mendorong pundak Irene untuk duduk di salah satu sofa yang nyaman untuknya dan Noah.“Dan ibu menyusui nggak boleh minum di sini,

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 80. Di Balik Ketenangan

    Mendengar cerita Franz, bahkan Adam mulai panik kalau tebakan Allan benar. Namun, mereka langsung menghela nafas lega ketika mendengar jawaban franz. “Sandra Billie. Kau kenal, Dad? Katanya dia sedang liburan ke sini dan aku diminta mengejarnya. Ugh! Memalukan sekali pekerjaan ini.”Allan tergelak mendengarnya. “Pernikahan bukan pekerjaan, Franz. Kurasa ayahmu sedang mencarikan asuransi untukmu. Kau tahu kan, kau nggak akan bisa menggantikannya walau ia turun dari posisinya sekarang.”“Cih! Pria tua itu memang selalu kurang kerjaan,” keluh Franz sambil menggaruk bahunya yang tiba-tiba gatal. Ia menatap orang-orang yang baru beberapa menit dikenalnya dan sadar bahwa dunia mereka jelas berbeda.Ketidaknyamanan itu membuatnya ingin segera pergi dari sana. Namun, baru saja ia akan membuka mulut untuk pamit, Irene turun dari lantai 2 bersama Noah.“Oh! Ada tamu?” sapa Irene sambil menggosok matanya yang mengantuk. “Apa aku mengganggu? Noah bangun cari kamu, Adam.”Adam tersenyum sambil me

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 79. Complicated Relationship

    Kembali ke satu menit yang lalu. Irene dan Adam mendengar Allan berbicara dengan seseorang, sepertinya melalui sambungan telepon. Walau hanya sekilas, mereka bisa mendengar nama asing yang diucapkan Allan. Franz.“Apa kau pernah dengar?” tanya Irene lagi pada Adam. “Sepertinya Grand marah sekali sama orang yang bernama Franz itu.”Sang suami menggeleng. Mereka memutuskan untuk tak lagi membahasnya dan masuk menuju ruang keluarga. Tak mereka sadari, ternyata Allan juga mengikuti mereka masuk ke dalam rumah. Irene sendiri pergi ke kamar untuk menidurkan Noah, sementara Adam berniat untuk menikmati waktu sendirinya di sofa ruang keluarga itu.Allan kemudian duduk di sampingnya dan menikmati teh yang masih ia bawa dari pesta kebun tadi. Dan setelah menyesap tehnya, ia kemudian bertanya, “Apa aku bisa pakai salah satu ruangan yang tak terpakai di rumahmu? Aku kedatangan tamu yang juga ingin kukenalkan pada kalian.” Tanpa bertanya lebih jauh, Adam mengangguk. “Sure, Grand. Aku akan min

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 78. Sifat yang Sama

    “Giana?!” pekik Irene saat ia menghampiri ruang tamu dan mendapati sahabatnya datang dengan tas besar di bahunya. “Ada apa?”Giana terlihat kesal tetapi ia tetap menjawab pertanyaan Irene. Katanya, “Aku kabur.”Dan jawaban singkat itu membuat Irene tercengang. Seburuk-buruknya hidup, Giana bukan tipe perempuan yang kabur begitu saja. Irene segera membawa Giana ke kamar lamanya karena ia sudah tahu kalau sahabatnya itu jelas butuh tempat menginap.“Apa yang terjadi sampai kau kabur, Gi?” tanya Irene setelah menuangkan air untuk Giana minum. “Grandpa mulai mengadakan perjodohan untukku, padahal dia tahu aku nggak suka. Dia bilang aku harus segera menikah sebelum dia mati. Apa-apaan sih dia itu!” keluh Giana dengan nada penuh amarah. Irene pun juga tak habis pikir. Biasanya kakek Giana tak pernah sampai memaksa cucunya melakukan hal yang tak ia sukai. “Tapi kalau sampai Giana kabur, berarti maksanya sudah di luar batas kesabaran.” Irene membatin. Ia merasa ucapan kakek Giana mempunyai

DMCA.com Protection Status