Share

Bab 21. Kecupan Pertama

Penulis: Lovely Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ayo!” seru Irene dengan wajah sumringah.

Mereka pun segera menuju ke belakang vila dan menikmati pemandangan pantai. Irene tidak menyangka akan menemukan restoran di pinggir pantai yang cukup ramai dengan pengunjung.

“Apa kita boleh makan di sana?” tanya Irene penasaran.

Adam mengangguk. “Boleh. Mungkin sarapan besok pagi kita bisa coba makan di sana.”

“Oke!”

Setelah puas menikmati pasir pantai, mereka kembali ke dalam vila. Bersamaan dengan datangnya pakaian untuk Irene.

Tidak ada yang menyadari bahwa seseorang sepertinya mengenali Irene dari kejauhan. Walau sepertinya, orang tersebut tidak yakin dengan apa yang dilihatnya.

Dan karena hari ini hari pertama Irene dan Adam dalam satu rumah berdua saja, Adam memutuskan untuk tidak menyentuh Irene. Ia memberi waktu bagi Irene untuk mempersiapkan dirinya.

Malam itu, Irene ternyata tidak bisa terlelap. Deburan ombak yang siang tadi terasa nyaman didengar, kini seperti suara yang menakutkan. Ia memutuskan untuk mendengarkan musik deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 22. Orang Yang Paling Tak Ingin Kutemui

    Keesokan paginya, Irene terbangun dengan mata membelalak dan tubuh kaku.Bukan karena kerasukan, tetapi karena ia langsung menyadari kalau Adam masih ada di sampingnya. Memeluk Irene seolah itu adalah hal biasa.“Mati aku! Posisi apa ini?! Apa semalam terjadi sesuatu? Tapi aku nggak ingat,” pekik Irene panik dalam pikirannya. Ia mencoba mengingat-ingat tapi sepertinya tidak ada hal lain yang mereka lakukan selain …“Kissed! Aku dan Adam ci-” Netra Irene semakin terbuka lebar setelah mengingat apa yang terjadi semalam. Ia bahkan tidak berani menyebut kata itu walau hanya dalam benaknya. “Sudah bangun setelah meninggalkanku semalam, hm?” sindir Adam yang sebenarnya sejak tadi sudah bangun dan memilih menikmati pagi di sisi Irene. Padahal ia tidak berniat bersikap lembut seperti ini, tetapi melihat wajah lelap Irene yang tanpa beban itu membuatnya ingin berada di sana, menyaksikan gadis itu bangun dari tidurnya. Siapa sangka, setelah Irene terbangun, gadis itu malah sibuk membuat ban

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 23. Menghibur Perempuan Yang Patah Hati

    Tanpa ragu gadis itu mengambil sendok tebal yang ia gunakan untuk makan dan melempar ke arah wajah mantan tunangannya itu. “Argh! Perempuan barbar!” raung Jeremy yang langsung mengangkat tangannya untuk melepas tamparan pada Irene. Untungnya, Regan datang tepat waktu. Sang bodyguard itu langsung mencengkram pergelangan tangan Jeremy, sehingga tidak sampai mengenai majikan perempuannya itu. “Berani sekali menyentuh Nona Irene!” bentak Regan sambil memelototi Jeremy. Ia mendorong dengan keras tubuh Jeremy hingga terjerembab ke belakang. Semua orang yang ada di restoran itu pun langsung terkesiap. Pemilik restoran pun tak berani melerai, karena ia mengenal Regan yang adalah anak buah Adam. Namun, sepertinya para pengunjung itu malah mengatisipasi adanya perkelahian antara dua pria yang memperebutkan seorang wanita.Pria pengecut yang sudah menjual seluruh harta warisan Irene itu terlihat ketakutan. Namun, ia masih sempat mengejek Irene, katanya, “Ha! Kau bahkan menjual diri pada ber

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 24. Pada Akhirnya

    “Ah … maaf, Pak Adam. Saya sepertinya tidak enak badan,” ujar Irene beralasan. Ia tetap membuka lebar pintu kamarnya, memberi kode bahwa Adam bebas masuk ke kamar itu sesukanya. Dan lagi, Adam pasti tidak mau menyia-nyiakan kesempatan bulan madu itu. Hanya saja, Irene benar-benar tidak bisa mengakomodasi apapun kebutuhan Adam .Adam kemudian mengekor di belakang Irene dan duduk di samping gadis itu, di pinggir tempat tidur. Dengan kepala tertunduk, Irene berkata, “Saya akan coba bayar sebagian dari uang bulan madu ini—”“Irene. Nggak usah dipikirin soal bulan madu.” Adam menepuk pundak Irene meyakinkan bahwa saat ini ia tidak ingin membebani gadis itu dengan urusan bulan madu. Netra Irene berkaca-kaca mendengar ucapan Adam. Ia tidak pernah berpikir bahwa pria itu akan berkata demikian. Sebenarnya, berat juga baginya untuk membayar biaya bulan madu yang pasti tidak murah ini.Irene semakin tersentuh ketika Adam bersikap manis dengan mengatakan, “Kalau–uhm … kalau kau butuh sesuatu

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 25. Ketahuan?!

    Satu minggu setelah bulan madu mereka. Jeremy tidak berhasil ditangkap, karena ternyata ia langsung pergi dari sana untuk menghindari Irene menanyakan perihal rumah dan tanah yang ia jual. Saat ia muncul di hadapan Irene, ia berpikir bahwa Irene adalah perempuan lemah. Jadi, ketika Irene malah melawan dan bahkan melakukan kekerasan, Jeremy sadar bahwa gadis itu tidak bisa disepelekan.Lagipula, tidak ada tanda-tanda akan menggugat Irene perkara kekerasan dengan melempar sendok besi itu. Jelas, Jeremy tahu kalau dia juga akan ikut terseret kalau sampai membawa-bawa pihak berwajib. Dan hari ini, berita mengenai tanggal kedatangan Adolf Allaster dan keluarganya pun muncul. Mereka akan datang besok—hari minggu, ke kediaman Adam. Irene bahkan sudah lupa kepanikan kalau dirinya sudah menyerahkan kegadisannya malam itu pada Adam. Kedatangan keluarga Allaster lebih mengerikan baginya.“Bagaimana kalau Claire ingat aku ada di kantormu?” tanya Irene yang baru sadar kalau di antara tamunya y

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 26. Ucapan Pedas Sang Mertua

    “Ah … jadi dia memilih menganggap kedatangannya ke kantorku tidak pernah terjadi. Kurasa dia juga memikirkan pandangan Aldrich kalau ketahuan mengunjungiku,” batin Adam mencoba menganalisa perilaku Claire. Leon juga mengutarakan adanya kemungkinan Claire menahan diri untuk tidak mengatakan kalau ia mengenal Irene, karena hanya akan merugikannya jika Aldrich mulai cemburu.Namun, Sarah berulah. Dengan angkuh ia mengatakan, “Buat apa kamu kenal dengan orang rendahan seperti mereka, Claire. Kalau bukan karena Papa kalian ini, mana aku sudi datang ke rumah anak haram ini.”Irene tertegun mendengar ucapan ibu mertuanya itu. Bahkan sang pemimpin keluarga Allaster tidak menegur istrinya yang sudah merusak suasana makan siang. Pelan-pelan, Irene mencoba melirik Adam, mencari tahu bagaimana raut wajah pria yang sedang berusaha menjadi suami pada umumnya itu. Tak Irene sangka, akting Adam jauh di atasnya. Pria itu terkekeh pelan kemudian berkata, “Jangan bicara begitu, Tante. Istriku ini tid

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 27. Penampakan Si Biji Kacang Hijau

    “Ha! Selingkuhan? Justru dia … yang mengkhianatiku, Irene,” ujar Adam pedih, membuat Irene sedikit merasa bersalah karena sudah salah menduga.Ketika mendengar percakapan Adam dengan Claire di kantor, Irene berpikir kalau Adam pernah menjadi selingkuhan Claire. Ternyata, hari ini ia mendapati kebenaran yang berbanding terbalik dengan tebakannya. “Jadi, dia tadinya pacarmu?” tanya gadis itu, dengan nada sedikit tak percaya. Pasalnya, semua orang meragukan bahwa Adam bisa jatuh cinta. “Berarti Claire berpikir kalau Adam masih mencintainya, begitu ya?” tanya Irene dalam hati. "Terus, nggak terima kalau aku jadi istri Adam?"Kesal dengan kesimpulannya sendiri, Irene bertekad, “Cih! Aku bersumpah bakal rebut hati Adam! Well, andai aku bisa rebut, bakal aku pamerin kissing Adam di depan dia. Mwahahaha!”Menjawab pertanyaan Irene tadi, Adam mengangguk, “Yeah. Dia dulu pacarku sejak SMA.”Lagi, ia melanjutkan kisahnya, “Waktu tahu aku bukan anak dari istri sah Papa, Claire langsung berpali

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 28. Di Balik Sikap Dingin Adam

    Irene mengangkat bahu, lemas. Ia juga terkejut melihat tingkah Adam barusan. Padahal beberapa saat sebelum ini, dia terlihat bersemangat soal kehamilan Irene.“Apa dia bakal membenci anak ini, karena walau darah dagingnya, tapi bukan dari perempuan yang dia cintai?” batin Irene bertanya-tanya. Ia jadi merasa kasihan dengan janin yang dikandungnya, jika Adam hanya akan menggunakannya sebagai alat meraih kekuasaan dan semua yang diinginkannya.Melihat Irene murung, Darren pun langsung berkomentar asal saja, untuk menaikkan suasana. “Kurasa dia cuma kebelet ke kamar mandi, Ir. Kamu istirahat aja dulu. Kayaknya morning sick kamu agak berat nih.”Dan sedikit berhasil membuat Irene terkekeh, walau tawa kecilnya itu tak nampak dari pancaran netranya. “Yeah. Kayaknya aku juga ngantuk, Dok.”Darren mengangguk. Ia kemudian membereskan peralatan USG dan berniat untuk meninggalkan Irene agar beristirahat. Namun, Irene menghentikan langkahnya. Gadis itu sepertinya tak bisa menutupi kesedihan ter

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 29. Si Pencari Bahan Ghibah

    “Aku tidak ingin membahasnya lagi.” Adam memutuskan untuk menyimpan semua pemikiran dan perasaannya tersembunyi dari semua orang. “Ha?! Dam, kau nggak bisa begini. Irene akan salah paham—”“Aku ada rapat lagi, Ren,” ujar Adam memotong protes sang dokter. Ia juga menambahkan, “Cukup untuk diketahui, bahwa aku tetap akan memenuhi semua yang diminta Irene dalam kontrak perjanjian kami. Dan aku nggak berniat membuang anak itu.”Tak bisa memaksa Adam untuk bicara lebih dalam lagi, Darren pun menyerah. “Oke, oke. Tapi aku minta satu hal padamu, jangan abaikan Irene. Dia butuh semua perhatian yang bisa kau berikan, untuk melewati masa kehamilan ini sampai bayi itu lahir.”Adam mengangguk. “Tentu saja.”“Dan kalau bayinya ternyata bukan laki-laki—walaupun menurut hasil tes terdahulu mengatakan bahwa 98% bayi pertama yang akan dilahirkan Irene adalah laki-laki, jangan marah padanya. Dan jangan membuang bayi itu.”Kali ini Adam terdiam sesaat sebelum mengangguk. “Tentu saja.” Adam sendiri ma

Bab terbaru

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Epilog

    10 tahun sejak kelahiran Bella Jackson Allaster. Noah sudah berusia 12 tahun dan berhasil melompati kelas sehingga tahun ini ia sudah masuk SMP.“Apa kau yakin, kau bisa mengikuti pelajaran di SMP?” tanya Irene khawatir. “Kau bisa belajar dulu di rumah sampai usia 13 tahun, Noah.”Noah memutar bola matanya kemudian menoleh ke arah Adam yang sibuk mengisi piring Bella dengan berbagai menu sarapan. “Dad, please jelasin ke Momma. Dia terlalu khawatir.” “Momma hanya takut kau dibully, Noah,” ujar Adam menengahi. “Pertanyaannya hanya kamuflase. Tidak mungkin Momma meragukan kejeniusan Noah. Benar kan, Sayang?”Mendengar ucapan itu, Irene merasa tertegur. Ia baru sadar kalau ucapannya mengecilkan sang putra. Tak mau Noah sakit hati, Irene segera mengiyakan ucapan Adam.“Kau paling muda sendiri di SMP, Noah.”Dengan senyum penuh kebanggaan Noah menjawab, “Aku sudah dapat blue belt-ku, Mom. Jangan khawatir.”Adam menatap Irene kemudian tersenyum penuh arti. Meminta sang istri untuk berhenti

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 85. Baby Bella

    “Tidak, tidak! Ma–maksudku, iya. Ah! Bukan! Tunggu sebentar!” pekik Giana panik. Ia mengangkat kedua tangannya, berusaha menenangkan diri. Irene yang tak bisa percaya bahwa sang sahabat menyembunyikan berita baik itu, mengiriminya tatapan penuh protes, tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.“Oke, oke. Kujelaskan. Aku tunangan, yes. Tapi bukan berarti aku sedang hamil.”“Tunangan!” pekik Irene dengan nada kesal. “Kenapa aku nggak diundang?!” Giana terkekeh, walau ia tahu Irene sedang kesal betulan. Dengan sabar ia menjelaskan, “Kau tahu kondisimu 3 bulan lalu masih nggak memungkinkan untuk turun dari tempat tidur, Irene. Ini aja aku ke sini karena Adam sudah membuka gembok rumah kalian.”Bibir Irene maju 5 centi. Cemberut. Merajuk kesal, tapi tidak bisa membalas penjelasan Giana. Pasti Adam yang sudah memblokir semua kegiatan luar, supaya dirinya tidak berpikir untuk memaksakan diri hadir. “Siapa tunanganmu?” tanya Irene yang akhirnya menyerah. Dengan penuh semangat Giana mengel

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 84. Menjadi Ibu

    “Tuan Adam, ini kainnya,” ucap Nannia yang akhirnya bisa masuk ke ruang makan.Sebenarnya sejak tadi ia sudah tiba di sana, tetapi karena melihat majikannya sedang saling mengutarakan rasa cintanya dengan bahasa tubuh, ia memutuskan untuk menunggu sampai ada celah baginya untuk masuk.Adam segera mengambil kain itu dan melingkarkannya di tubuh Irene yang memeluk Noah. “Bilang kalau terlalu kencang ya.”“Mm. Sudah pas,” ujar Irene sambil menganggukkan kepala. “Thanks, Adam.”Sementara Irene menaruh perhatian penuh pada Noah, Adam memanggil Leon untuk membahas kebutuhan makan malam yang ia janjikan pada Irene. “Pesan kotatsu*. Juga meja makan pendek. Kursi yang lembut dan empuk untuk Irene bisa duduk di lantai. Siapkan untuk malam ini.” Adam memberi perintah pada Leon. Pria tua yang mendengarkan sang majikan, melirik jam yang melingkar di tangannya. Jelas waktunya tidak akan cukup jika harus memesan kotatsu asli dari Jepang.Namun, Leon tetap menjawab, “Baik, Tuan Adam. Akan segera sa

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 83. Papa yang Baik

    3 bulan setelah pemeriksaan.“Ini obatnya, Nyonya.” Nannia menyerahkan piring kecil berisi 5 butir pil yang harus diminum Irene. Semenjak hasil pengecekan rahim berjalan tak terlalu bagus, Darren sibuk mencarikan obat-obatan yang bisa memperkuat kondisi rahim dan juga janin di dalamnya.Rahim Irene sedikit melemah, sejak keguguran. Saat kehamilan Noah pun, Darren berusaha memberi semua yang terbaik, demi kehidupan sang putra mahkota itu. Saat itu, ia tidak memberitahu kondisi ini karena melahirkan Noah adalah sebuah keadaan yang harus terjadi bagaimanapun caranya. Setelah kehilangan bayi mereka karena kecelakaan yang ditimbulkan oleh Sarah, Darren tak punya hati untuk memberitahu mereka bahwa ada kondisi di mana 50% kehamilan Irene akan gagal. Karena itu, ia berjuang sendiri untuk menjaga kehamilan Irene. Namun, kali ini berbeda. Anak kedua bukan hal yang wajib terjadi. Adam sudah memenuhi syarat untuk menjadi pewaris Allaster. Itulah kenapa, akhirnya Darren memutuskan untuk memb

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 82. Kehamilan Kedua

    “Aku aman.”Ucapan yang terdengar mantap dari Giana tadi justru membuat Irene merasa was-was. Ia berharap bisa menempatkan orang yang ia percaya untuk menjaga Giana. Namun ia tahu, meminta Regan yang menjadi bodyguard Giana tidak akan disetujui Adam.Dan saat ini Irene sudah bersama Adam untuk kembali pulang. Tengah panik dengan semua bayangan negatif di kepalanya, Adam tiba-tiba berkata, “Ir, jangan khawatir. Masalah ini sudah kuceritakan pada Grandpa Allan. Kau tenang saja. Oke?”Irene menatap sang suami dengan tatapan terpana, seolah sang suami sudah melakukan hal terhebat baginya. Ia memeluk Adam erat sambil berkata, “Thanks, Adam. Aku nggak tahu lagi kalau sampai Giana terbawa-bawa dengan urusan Franz.”Adam mengusap punggung Irene dengan sayang. Walau Irene tidak meminta, tapi ia sudah menempatkan Regan di restoran Giana. Ia tidak suka melihat istrinya menghamburkan air mata kalau-kalau terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.“Sampai Grandpa Allan memberi tanda kalau kondisi sudah

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 81. Pria Berbahaya

    Beberapa hari setelah perkenalan Franz pada keluarga besar Allaster, Irene mendapat undangan dari Giana untuk datang berkunjung. Sahabatnya itu membuka area bar di lantai 2 restorannya. Tak pernah menebak bahwa Giana akan punya hubungan dengan Franz, Irene pun datang ke acara sang sahabat bersama dengan Noah. Tentu saja, seperti perintah Adam, ia juga membawa Regan bersamanya. “Kenapa ada orang itu di sini? Apa Giana sudah langsung membuka bar-nya untuk publik?” batin Irene bertanya-tanya, ketika ia mendapati sosok Franz tengah berbincang ramah dengan Giana di meja bar.“Oh! Irene! Noah! Sudah datang!” seru Giana sambil berjalan keluar dari belakang meja bar. Berusaha bersikap tenang, Irene pun membalas sapaan sang sahabat dengan ucapan selamat. “Congratz, Gi! Bar-nya keren banget!”Ha! Ha! Ha!Giana tergelak menerima pujian tulus Irene itu. Ia kemudian mendorong pundak Irene untuk duduk di salah satu sofa yang nyaman untuknya dan Noah.“Dan ibu menyusui nggak boleh minum di sini,

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 80. Di Balik Ketenangan

    Mendengar cerita Franz, bahkan Adam mulai panik kalau tebakan Allan benar. Namun, mereka langsung menghela nafas lega ketika mendengar jawaban franz. “Sandra Billie. Kau kenal, Dad? Katanya dia sedang liburan ke sini dan aku diminta mengejarnya. Ugh! Memalukan sekali pekerjaan ini.”Allan tergelak mendengarnya. “Pernikahan bukan pekerjaan, Franz. Kurasa ayahmu sedang mencarikan asuransi untukmu. Kau tahu kan, kau nggak akan bisa menggantikannya walau ia turun dari posisinya sekarang.”“Cih! Pria tua itu memang selalu kurang kerjaan,” keluh Franz sambil menggaruk bahunya yang tiba-tiba gatal. Ia menatap orang-orang yang baru beberapa menit dikenalnya dan sadar bahwa dunia mereka jelas berbeda.Ketidaknyamanan itu membuatnya ingin segera pergi dari sana. Namun, baru saja ia akan membuka mulut untuk pamit, Irene turun dari lantai 2 bersama Noah.“Oh! Ada tamu?” sapa Irene sambil menggosok matanya yang mengantuk. “Apa aku mengganggu? Noah bangun cari kamu, Adam.”Adam tersenyum sambil me

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 79. Complicated Relationship

    Kembali ke satu menit yang lalu. Irene dan Adam mendengar Allan berbicara dengan seseorang, sepertinya melalui sambungan telepon. Walau hanya sekilas, mereka bisa mendengar nama asing yang diucapkan Allan. Franz.“Apa kau pernah dengar?” tanya Irene lagi pada Adam. “Sepertinya Grand marah sekali sama orang yang bernama Franz itu.”Sang suami menggeleng. Mereka memutuskan untuk tak lagi membahasnya dan masuk menuju ruang keluarga. Tak mereka sadari, ternyata Allan juga mengikuti mereka masuk ke dalam rumah. Irene sendiri pergi ke kamar untuk menidurkan Noah, sementara Adam berniat untuk menikmati waktu sendirinya di sofa ruang keluarga itu.Allan kemudian duduk di sampingnya dan menikmati teh yang masih ia bawa dari pesta kebun tadi. Dan setelah menyesap tehnya, ia kemudian bertanya, “Apa aku bisa pakai salah satu ruangan yang tak terpakai di rumahmu? Aku kedatangan tamu yang juga ingin kukenalkan pada kalian.” Tanpa bertanya lebih jauh, Adam mengangguk. “Sure, Grand. Aku akan min

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 78. Sifat yang Sama

    “Giana?!” pekik Irene saat ia menghampiri ruang tamu dan mendapati sahabatnya datang dengan tas besar di bahunya. “Ada apa?”Giana terlihat kesal tetapi ia tetap menjawab pertanyaan Irene. Katanya, “Aku kabur.”Dan jawaban singkat itu membuat Irene tercengang. Seburuk-buruknya hidup, Giana bukan tipe perempuan yang kabur begitu saja. Irene segera membawa Giana ke kamar lamanya karena ia sudah tahu kalau sahabatnya itu jelas butuh tempat menginap.“Apa yang terjadi sampai kau kabur, Gi?” tanya Irene setelah menuangkan air untuk Giana minum. “Grandpa mulai mengadakan perjodohan untukku, padahal dia tahu aku nggak suka. Dia bilang aku harus segera menikah sebelum dia mati. Apa-apaan sih dia itu!” keluh Giana dengan nada penuh amarah. Irene pun juga tak habis pikir. Biasanya kakek Giana tak pernah sampai memaksa cucunya melakukan hal yang tak ia sukai. “Tapi kalau sampai Giana kabur, berarti maksanya sudah di luar batas kesabaran.” Irene membatin. Ia merasa ucapan kakek Giana mempunyai

DMCA.com Protection Status