Share

Bab 12. Dia, Istriku

Penulis: Lovely Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Yeah. Waktu kejadiannya terlalu tepat.” Derrick menjawab sambil menyunggingkan senyum geli, membayangkan masih ada yang bertindak kotor demi jabatan.

Sementara Ferdian larut dalam ucapan Derrick, pria itu sudah beranjak. Lagi katanya, “Ayo, Adam minta kita ke ruangannya.”

Ferdian mengangguk sambil beranjak dari kursi, mengikuti Derrick. Pria itu masih tak berkomentar karena tengah memikirkan ucapan Adam juga di ruang rapat tadi.

Batinnya, “Kalau penilaianku soal Irene, tanpa masalah dokumen hilang kemarin, memang seperti yang disebut Adam. Anak itu kerjanya bagus.”

Tengah larut dalam pertimbangannya sendiri, ia dikagetkan dengan ucapan Derrick, “Kurasa anak itu menyembunyikan sesuatu.” Derrick merujuk pada Adam.

“Menyembunyikan sesuatu? Apa maksudmu, Rick? Siapa?” tanya Ferdian dengan dahi berkerut-kerut dan bibir yang mengerucut, berusaha mencari tahu jawaban dari pertanyaannya sendiri.

Derrick mengedikkan bahunya. “Adam. Something like … mungkin Irene itu pacar rahasia?”

Mengangga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 13. Menuju Kandang Musuh

    Ha! Ha! Ha!“Gila! Jadi, tebakan Derrick hampir benar?!” pekik Ferdian yang sejenak lupa dengan kerugian 3 milyar tadi.Kedua temannya benar-benar tak berniat menahan diri saat tergelak, tertawa lepas begitu saja.Tidak pernah sedikitpun Adam melirik perempuan selain Claire dan sekarang malah mengaku kalau seorang gadis muda biasa dengan jabatan sekretaris adalah istrinya.Bukan sekedar pacar.Wajah Adam terlihat kesal saat menghentak napas, tetapi tak bisa dipungkiri hati kecilnya merasa ada luapan emosi positif saat menyebut Irene sebagai istrinya. Begitu pun, ia tidak berniat menunjukkan perasaannya secara gamblang.

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 14. Sang Sekretaris

    Adam terdiam sesaat. Ia cukup khawatir melihat Irene panik karena harus mendatangi kantor lamanya sendirian. “Kau mau ditemani Regan?” tanya Adam memberi usulan. Namun, bayangan ia masuk dengan seorang bodyguard nampak terlalu berlebihan. Ia pun memutuskan untuk memberanikan diri menolak tawaran Adam. “Nggak apa-apa, Pak. Saya sendiri saja. Bapak nggak lama, kan?”Adam mengangguk. Ia sudah memberitahu rekan bisnisnya kalau saat ini ia tidak punya waktu banyak untuk membahas bisnis, tetapi mereka cukup memaksa dan mengatakan bahwa pertemuannya tidak akan melebihi dari 30 menit. “Tidak akan lama,” jawab Adam, meyakinkan Irene lagi. Irene pun menyanggupi tugas yang diberikan Adam saat ini padanya. Ia segera turun dari mobil, tak ingin menunda urusan sang atasan lebih lama lagi.Dengan berat hati, ia membiarkan mobil itu membawa Adam menjauh darinya. Walau hanya sebentar, Irene merasa seolah ia tidak mengenakan pakaian apapun. Seolah sedikit sentuhan saja bisa menghancurkan hidupnya.

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 15. Menahan Diri

    “Apa?!” Aimee berbalik lagi menghadapi Irene. Dengkusan pelannya jelas terdengar, mencemooh pengakuan Irene yang ia anggap gurauan belaka. “Ir, saya tahu kamu sangat sakit hati dengan semua ini, tapi kalau kamu sampai bawa-bawa nama sekretaris Pak Adam, kamu bisa kena masalah lebih besar. Saya yakin kamu nggak akan sanggup terima konsekuensinya.” Aimee berusaha menasehati.Tak kunjung dipercaya, Irene menambahkan, “Pak Adam bilang beliau mau ketemu Pak Dave. Kalau Ibu nggak siapin ruangan, nanti Pak Adam marah.”Aimee sedikit tergoyahkan ketika Irene bicara demikian. Kalau sampai apa yang diucapkan Irene adalah kenyataan, jabatannya dipertaruhkan di sana. Namun, untuk percaya pada kenyataan sepertinya memang tidak mudah. Aimee berusaha menekan Irene lagi. “Ir, nggak mungkin kamu jadi sekretaris Pak Adam. Nggak mungkin dia mempekerjakan orang yang dianggap sudah merugikan perusahaan.” “Tapi, Bu—”Ucapan Irene terhenti ketika seseorang membuka pintu ruang rapat. Wajah Tiara yang mur

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 16. Karma Terlaksana

    “Astaga! Astaga! Lihat nggak siapa yang barusan lewat?!” pekik Dinda sambil menepuk-nepuk punggung temannya. Arin—Rekan resepsionisnya mengangguk penuh semangat. “Iya, iya! Pak Adam dateng. Kukira si Irene cuma nipu aja.”Dinda mengerutkan dahinya. “Lho, jadi kamu nggak percaya sama yang dibilang Mbak Irene tadi?”“Mana mungkin percaya sih. Kamu nggak tahu aja kondisinya dulu waktu si Irene di pecat. Aneh ya, bisa-bisanya dia jadi sekretaris Pak Adam. Dia tidur sama—”Namun, Dinda langsung membekap mulut temannya itu. “Jangan nuduh sembarangan. Mbak Irene bukan orang begitu!” “Iya, iya. Tapi Pak Adam ganteng banget ya!” Arin kembali bersemangat sendiri, tak menghiraukan ucapan rekannya tadi.Karena ucapan Arin mengenai pemecatan Irene saat itu, Dinda berpikir untuk segera menghubungi ruang sekretaris direksi untuk memberitahu kedatangan Adam. Ia takut kalau-kalau Irene mendapat masalah di sana.“Halo, Kak Shiren, Bu Aimee ada?” tanya Dinda saat mendengar suara si penerima telepon.

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 17. Karma's Bitch!

    “Ha?! Gila!”“Kita semua kena tipu.”Lagi-lagi semua staf dibuat terkesiap oleh Adam. Mereka selama ini ternyata sudah jahat, ikut menuduh dan menyalahkan Irene yang sebenarnya tidak bersalah. “Well, karena kalian tidak menyiapkan ruang rapat, saya tidak keberatan rapat di sini sambil berdiri. Saya hanya akan mengumumkan adanya perubahan susunan manajemen D’Bright Distributor Company.”Irene mengangguk. Ia segera mengeluarkan ponselnya dan mencatat notulen rapat sebagai bukti sah dari apa yang akan dibahas, termasuk merekam semua ucapan dan percakapan di dalamnya.Mendengar kalimat Adam, wajah Dave memucat. Ia bisa menebak apa yang akan dilakukan Adam terhadapnya. Namun, ia tak mungkin membiarkan dirinya dipermalukan di depan semua staf-nya. “Tu–tunggu dulu, Pak Adam. Ma–mari saya antar ke ruang rapat—”“Tidak perlu. Saya sudah membuang banyak waktu. Untuk masalah peng-input-an harga yang merugikan perusahaan beberapa bulan lalu, akan ada tindakan dari pihak personalia. Semua yang d

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 18. Bulan Madu?

    “Bulan madu.”Adam memandang langit-langit kamarnya sambil mengingat percakapan dengan Darren sore tadi. Ia tidak pernah mempertimbangkan adanya bulan madu setelah sebuah pernikahan. “Benar juga. Pernikahan normal seharusnya diikuti dengan bulan madu,” ujarnya membenarkan usulan Darren walau percakapan mereka sudah selesai sejak tadi.Ia kemudian tertegun dengan kejanggalan pernikahannya sendiri. “Apa karena nggak ada bulan madu, makanya Aldrich diminta mencari tahu soal pernikahanku?” gumamnya pada diri sendiri.Namun, membayangkan dirinya pergi menikmati bulan madu dengan istri kontraknya ….Adam menggeram pelan kemudian mengubur wajahnya di atas bantal. “Kenapa rasanya seperti akan jadi perjalanan yang menyenangkan?”“Benar juga. Memang harus ada bulan madu, supaya pernikahan terlihat nyata,” putus Adam yang semakin bersemangat untuk merencanakan bulan madunya.Tanpa bisa dicegah, tangannya sudah meraih ponsel yang tergeletak di atas meja nakas di samping kanan tempat tidurnya. I

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 19. Panggilan Sayang

    Bandara sepagi ini cukup ramai, padahal masih hari kerja. Jumat malam, Adam mau tak mau memasukkan bubuk tidur untuk Irene. Ia harus membawa Irene menuju bandara sekitar pukul 2 dini hari. Tanpa sepengetahuan Irene, mereka akan pergi ke Bali untuk bulan madu. “Kuharap dia nggak akan marah. Ini semua ide Darren,” harap Adam sambil melirik ke kursi pesawat di sampingnya, di mana Irene masih terlelap. Pria itu tengah merasa bersalah. Ia seperti sedang menjebak Irene saat ini. "Tapi kata Darren, Irene pasti menolak kalau dia tahu aku akan membawanya bulan madu."Lagi, ia menyalahkan Darren. “Padahal aku berniat membahas ini dengan Irene. Aku tidak ingin memaksanya.”Tak tahu harus bersikap bagaimana saat Irene bangun nanti, Adam semakin pusing dibuat. “Harusnya aku hentikan saja rencana Darren kemarin,” gerutu Adam. Detik berikutnya, Adam seolah tersadar kalau ia bertingkah aneh, dengan memperhatikan perasaan Irene. Batinya, “Ugh! Kenapa juga aku jadi mempertimbangkan perasaan Irene

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 20. Boyfriend Shirt

    Setelah berkendara cukup lama, mobil yang membawa Irene dan Adam berhenti di depan sebuah bangunan minimalis yang cukup menarik perhatian Irene. Desainnya sederhana tapi tetap terkesan mewah. “Wow. Ini vilanya?” gumam Irene sambil mengamati setiap detail. Vila itu memiliki taman kecil yang cantik. Persis seperti keinginan Irene sejak dulu—punya rumah kecil hanya satu lantai dengan taman mungil. Adam merasa puas melihat Irene senang dengan vilanya. Ia kemudian menepuk punggung gadis itu dan berkata, “Masuk dan istirahat dulu. Ada yang akan menyiapkan makanan nanti.”“Oh … aku berarti belum mandi ya?”Adam mendengus geli. “Menurutmu?”Irene hanya cekikikan saja mendengar Adam tetap merespon hal-hal kecil yang ia utarakan. Sementara masing-masing mereka beristirahat, para staf rumah tangga sibuk menyiapkan hidangan dan beragam makanan ringan untuk majikan mereka.Irene pun tidak tanggung-tanggung. Ia menikmati waktu sendirinya dengan berendam di bak kamar mandi. “Ah … aku bisa dengar

Bab terbaru

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Epilog

    10 tahun sejak kelahiran Bella Jackson Allaster. Noah sudah berusia 12 tahun dan berhasil melompati kelas sehingga tahun ini ia sudah masuk SMP.“Apa kau yakin, kau bisa mengikuti pelajaran di SMP?” tanya Irene khawatir. “Kau bisa belajar dulu di rumah sampai usia 13 tahun, Noah.”Noah memutar bola matanya kemudian menoleh ke arah Adam yang sibuk mengisi piring Bella dengan berbagai menu sarapan. “Dad, please jelasin ke Momma. Dia terlalu khawatir.” “Momma hanya takut kau dibully, Noah,” ujar Adam menengahi. “Pertanyaannya hanya kamuflase. Tidak mungkin Momma meragukan kejeniusan Noah. Benar kan, Sayang?”Mendengar ucapan itu, Irene merasa tertegur. Ia baru sadar kalau ucapannya mengecilkan sang putra. Tak mau Noah sakit hati, Irene segera mengiyakan ucapan Adam.“Kau paling muda sendiri di SMP, Noah.”Dengan senyum penuh kebanggaan Noah menjawab, “Aku sudah dapat blue belt-ku, Mom. Jangan khawatir.”Adam menatap Irene kemudian tersenyum penuh arti. Meminta sang istri untuk berhenti

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 85. Baby Bella

    “Tidak, tidak! Ma–maksudku, iya. Ah! Bukan! Tunggu sebentar!” pekik Giana panik. Ia mengangkat kedua tangannya, berusaha menenangkan diri. Irene yang tak bisa percaya bahwa sang sahabat menyembunyikan berita baik itu, mengiriminya tatapan penuh protes, tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.“Oke, oke. Kujelaskan. Aku tunangan, yes. Tapi bukan berarti aku sedang hamil.”“Tunangan!” pekik Irene dengan nada kesal. “Kenapa aku nggak diundang?!” Giana terkekeh, walau ia tahu Irene sedang kesal betulan. Dengan sabar ia menjelaskan, “Kau tahu kondisimu 3 bulan lalu masih nggak memungkinkan untuk turun dari tempat tidur, Irene. Ini aja aku ke sini karena Adam sudah membuka gembok rumah kalian.”Bibir Irene maju 5 centi. Cemberut. Merajuk kesal, tapi tidak bisa membalas penjelasan Giana. Pasti Adam yang sudah memblokir semua kegiatan luar, supaya dirinya tidak berpikir untuk memaksakan diri hadir. “Siapa tunanganmu?” tanya Irene yang akhirnya menyerah. Dengan penuh semangat Giana mengel

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 84. Menjadi Ibu

    “Tuan Adam, ini kainnya,” ucap Nannia yang akhirnya bisa masuk ke ruang makan.Sebenarnya sejak tadi ia sudah tiba di sana, tetapi karena melihat majikannya sedang saling mengutarakan rasa cintanya dengan bahasa tubuh, ia memutuskan untuk menunggu sampai ada celah baginya untuk masuk.Adam segera mengambil kain itu dan melingkarkannya di tubuh Irene yang memeluk Noah. “Bilang kalau terlalu kencang ya.”“Mm. Sudah pas,” ujar Irene sambil menganggukkan kepala. “Thanks, Adam.”Sementara Irene menaruh perhatian penuh pada Noah, Adam memanggil Leon untuk membahas kebutuhan makan malam yang ia janjikan pada Irene. “Pesan kotatsu*. Juga meja makan pendek. Kursi yang lembut dan empuk untuk Irene bisa duduk di lantai. Siapkan untuk malam ini.” Adam memberi perintah pada Leon. Pria tua yang mendengarkan sang majikan, melirik jam yang melingkar di tangannya. Jelas waktunya tidak akan cukup jika harus memesan kotatsu asli dari Jepang.Namun, Leon tetap menjawab, “Baik, Tuan Adam. Akan segera sa

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 83. Papa yang Baik

    3 bulan setelah pemeriksaan.“Ini obatnya, Nyonya.” Nannia menyerahkan piring kecil berisi 5 butir pil yang harus diminum Irene. Semenjak hasil pengecekan rahim berjalan tak terlalu bagus, Darren sibuk mencarikan obat-obatan yang bisa memperkuat kondisi rahim dan juga janin di dalamnya.Rahim Irene sedikit melemah, sejak keguguran. Saat kehamilan Noah pun, Darren berusaha memberi semua yang terbaik, demi kehidupan sang putra mahkota itu. Saat itu, ia tidak memberitahu kondisi ini karena melahirkan Noah adalah sebuah keadaan yang harus terjadi bagaimanapun caranya. Setelah kehilangan bayi mereka karena kecelakaan yang ditimbulkan oleh Sarah, Darren tak punya hati untuk memberitahu mereka bahwa ada kondisi di mana 50% kehamilan Irene akan gagal. Karena itu, ia berjuang sendiri untuk menjaga kehamilan Irene. Namun, kali ini berbeda. Anak kedua bukan hal yang wajib terjadi. Adam sudah memenuhi syarat untuk menjadi pewaris Allaster. Itulah kenapa, akhirnya Darren memutuskan untuk memb

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 82. Kehamilan Kedua

    “Aku aman.”Ucapan yang terdengar mantap dari Giana tadi justru membuat Irene merasa was-was. Ia berharap bisa menempatkan orang yang ia percaya untuk menjaga Giana. Namun ia tahu, meminta Regan yang menjadi bodyguard Giana tidak akan disetujui Adam.Dan saat ini Irene sudah bersama Adam untuk kembali pulang. Tengah panik dengan semua bayangan negatif di kepalanya, Adam tiba-tiba berkata, “Ir, jangan khawatir. Masalah ini sudah kuceritakan pada Grandpa Allan. Kau tenang saja. Oke?”Irene menatap sang suami dengan tatapan terpana, seolah sang suami sudah melakukan hal terhebat baginya. Ia memeluk Adam erat sambil berkata, “Thanks, Adam. Aku nggak tahu lagi kalau sampai Giana terbawa-bawa dengan urusan Franz.”Adam mengusap punggung Irene dengan sayang. Walau Irene tidak meminta, tapi ia sudah menempatkan Regan di restoran Giana. Ia tidak suka melihat istrinya menghamburkan air mata kalau-kalau terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.“Sampai Grandpa Allan memberi tanda kalau kondisi sudah

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 81. Pria Berbahaya

    Beberapa hari setelah perkenalan Franz pada keluarga besar Allaster, Irene mendapat undangan dari Giana untuk datang berkunjung. Sahabatnya itu membuka area bar di lantai 2 restorannya. Tak pernah menebak bahwa Giana akan punya hubungan dengan Franz, Irene pun datang ke acara sang sahabat bersama dengan Noah. Tentu saja, seperti perintah Adam, ia juga membawa Regan bersamanya. “Kenapa ada orang itu di sini? Apa Giana sudah langsung membuka bar-nya untuk publik?” batin Irene bertanya-tanya, ketika ia mendapati sosok Franz tengah berbincang ramah dengan Giana di meja bar.“Oh! Irene! Noah! Sudah datang!” seru Giana sambil berjalan keluar dari belakang meja bar. Berusaha bersikap tenang, Irene pun membalas sapaan sang sahabat dengan ucapan selamat. “Congratz, Gi! Bar-nya keren banget!”Ha! Ha! Ha!Giana tergelak menerima pujian tulus Irene itu. Ia kemudian mendorong pundak Irene untuk duduk di salah satu sofa yang nyaman untuknya dan Noah.“Dan ibu menyusui nggak boleh minum di sini,

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 80. Di Balik Ketenangan

    Mendengar cerita Franz, bahkan Adam mulai panik kalau tebakan Allan benar. Namun, mereka langsung menghela nafas lega ketika mendengar jawaban franz. “Sandra Billie. Kau kenal, Dad? Katanya dia sedang liburan ke sini dan aku diminta mengejarnya. Ugh! Memalukan sekali pekerjaan ini.”Allan tergelak mendengarnya. “Pernikahan bukan pekerjaan, Franz. Kurasa ayahmu sedang mencarikan asuransi untukmu. Kau tahu kan, kau nggak akan bisa menggantikannya walau ia turun dari posisinya sekarang.”“Cih! Pria tua itu memang selalu kurang kerjaan,” keluh Franz sambil menggaruk bahunya yang tiba-tiba gatal. Ia menatap orang-orang yang baru beberapa menit dikenalnya dan sadar bahwa dunia mereka jelas berbeda.Ketidaknyamanan itu membuatnya ingin segera pergi dari sana. Namun, baru saja ia akan membuka mulut untuk pamit, Irene turun dari lantai 2 bersama Noah.“Oh! Ada tamu?” sapa Irene sambil menggosok matanya yang mengantuk. “Apa aku mengganggu? Noah bangun cari kamu, Adam.”Adam tersenyum sambil me

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 79. Complicated Relationship

    Kembali ke satu menit yang lalu. Irene dan Adam mendengar Allan berbicara dengan seseorang, sepertinya melalui sambungan telepon. Walau hanya sekilas, mereka bisa mendengar nama asing yang diucapkan Allan. Franz.“Apa kau pernah dengar?” tanya Irene lagi pada Adam. “Sepertinya Grand marah sekali sama orang yang bernama Franz itu.”Sang suami menggeleng. Mereka memutuskan untuk tak lagi membahasnya dan masuk menuju ruang keluarga. Tak mereka sadari, ternyata Allan juga mengikuti mereka masuk ke dalam rumah. Irene sendiri pergi ke kamar untuk menidurkan Noah, sementara Adam berniat untuk menikmati waktu sendirinya di sofa ruang keluarga itu.Allan kemudian duduk di sampingnya dan menikmati teh yang masih ia bawa dari pesta kebun tadi. Dan setelah menyesap tehnya, ia kemudian bertanya, “Apa aku bisa pakai salah satu ruangan yang tak terpakai di rumahmu? Aku kedatangan tamu yang juga ingin kukenalkan pada kalian.” Tanpa bertanya lebih jauh, Adam mengangguk. “Sure, Grand. Aku akan min

  • Kontrak Rahasia: Melahirkan Putra Tuan Presdir   Bab 78. Sifat yang Sama

    “Giana?!” pekik Irene saat ia menghampiri ruang tamu dan mendapati sahabatnya datang dengan tas besar di bahunya. “Ada apa?”Giana terlihat kesal tetapi ia tetap menjawab pertanyaan Irene. Katanya, “Aku kabur.”Dan jawaban singkat itu membuat Irene tercengang. Seburuk-buruknya hidup, Giana bukan tipe perempuan yang kabur begitu saja. Irene segera membawa Giana ke kamar lamanya karena ia sudah tahu kalau sahabatnya itu jelas butuh tempat menginap.“Apa yang terjadi sampai kau kabur, Gi?” tanya Irene setelah menuangkan air untuk Giana minum. “Grandpa mulai mengadakan perjodohan untukku, padahal dia tahu aku nggak suka. Dia bilang aku harus segera menikah sebelum dia mati. Apa-apaan sih dia itu!” keluh Giana dengan nada penuh amarah. Irene pun juga tak habis pikir. Biasanya kakek Giana tak pernah sampai memaksa cucunya melakukan hal yang tak ia sukai. “Tapi kalau sampai Giana kabur, berarti maksanya sudah di luar batas kesabaran.” Irene membatin. Ia merasa ucapan kakek Giana mempunyai

DMCA.com Protection Status