Share

Ch. 50 Hewan Peliharaan

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Cil ... Seriusan mau pelihara tikus, Cil?" Kelvin bergidik geli, hewan berbulu dengan kaki kecil itu nampak tengah menggerogoti sayuran dengan kaki depannya.

Agatha mendecih, ia melirik ke arah Kelvin dengan tatapan gemas.

"Katrok ah, Om! Ini bukan tikus! Ini hamster, Om!" Tukas Agatha tanpa mengalihkan pandangan dari akuarium kaca yang terisi seekor hamster berbulu cokelat, ia sudah jatuh hati pada hamster jenis syrian itu sejak pertama kali masuk ke dalam petshop.

"Dia masuk famili yang sama, mereka satu famili. Cek sana di G*ogle." Tukas Kelvin ngotot.

"Familinya doang yang sama, tapi mulai dari karakteristik, tingkah laku dan habitatnya beda, Om." Sanggah Agatha tidak terima.

"Sama aja, itu tikus!" Kelvin masih tidak mau kalah.

"Ini bukan tikus, Om. Ini hamster. H-A-M-S-T-E-R!" Agatha sampai mengeja huruf, bisa dia lihat Kelvin hanya menghela napas pasrah.

"Iya deh iya terserah! Terserah kamu ajalah!" Ujarnya mengalah. "Saya tungguin di depan, pilih deh itu ti-- eh, hamste
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Janni Qq
muaqqlah crtnya gini...up yg 2 sebelah kak lbh menarik ini nyampah doank crt
goodnovel comment avatar
Indya
thanks updatenya thor . seneng skali bc cerita agatha kelvin kyk gini . meski ttp ada yg mengganjal ttg kelanjutan mrk . meski sedari awal tim agatha kelvin , tp kelvin udh melangkah kelewat jauh . blm tentu agatha bs nerima . smg ga lama lg terungkap rahasia kelvin , biar ndk tmbh dosa kelvinnya he
goodnovel comment avatar
Nesvi Putry Vhye
seru..... smoga Agatha dan Kelvin bisa saling jatuh cinta,suka banget sama part Kelvin dan Agatha, semangat slalu kak...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 51 Kunjungan Dadakan

    "Cil, paketan kamu dah nyampe di front office noh!" Kelvin bersandar di pintu kamar Agatha, menginfokan chat yang dikirim pihak manajemen perihal paketan yang Agatha pesan via e-commers. Agatha yang tengah mengelus-elus Saga, nama yang diberikannya pada hamster itu, kontan menoleh dan menatap Kelvin sesaat. Tatapan mata itu berubah ditambah seulas senyum yang terlihat menyebalkan di mata Kelvin, membuat Kelvin menghela napas panjang sambil garuk-garuk kepala. "Ayolah, Om ... Ambilin, ya?" Rayu Agatha sambil menaikkan kedua alis dan jangan lupa senyum lebar yang dimanis-maniskan. "Astaga Bocil!" Kelvin mendesah, ia mengusap wajah dengah kedua tangan lalu kembali menatap gadis itu dengan tatapan gemas. "Oke! Saya ambilin tapi kamu yang masak makan siang. Deal no cancel!""Eh ... Eh ... Nggak bis--.""No cancel, Cil! Sono cuci tangan siap-siap masak. Masih ada bahan di kulkas, pakai aja seadanya. Besok kita belanja stock lagi ke bawah." Potong Kelvin yang langsung melangkah menuju pin

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 52 Sekamar

    "Wah gede juga, ya?" Dewi bergumam begitu mereka masuk ke dalam unit apartment milik Agatha. "Iya, aku udah prepare kalo-kalo nanti mereka punya anak, Wi." Jawab Handira dengan senyum lebar. Agatha dan Kelvin kompak membelalak, kelvin menoleh tepat disaat Agatha yang juga menoleh ke arahnya. Mereka saling tatap sesaat sampai kemudian mereka tersadar. "Kalian pakai kamar yang mana, Vin?" Tanya Handira pada menantunya. "Agatha minta yang belakang, Ma. Jadi nanti mama pakai kamar yang di depan, ya?" Kelvin membawakan tas-tas itu masuk ke dalam kamar yang biasa Kelvin pakai. "Mana aja oke lah, Vin. Orang lusa paling udah pulang." Handira menjatuhkan tubuh di sofa, nampak ia menatap ke sekeliling, mengamati sudut demi sudut unit apartemen itu. Kelvin menghela napas lega, ia hendak melangkah keluar ketika ponselnya berdering. Kelvin merogoh sakunya. Apakah dari rumah sakit? Jantung Kelvin berdegup kencang ketika mengetahui pesan itu bukan dari rumah sakit, melainkan dari Namira! [ Ya

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 53 Perasaan Aneh

    "Cil ... Bocil?"Berkali-kali Kelvin memanggil Agatha dengan lirih, namun bocil itu sama sekali tidak merespon. Kembali Kelvin menggeser tubuhnya, kini bahkan mereka sudah tidak lagi memiliki jarak lagi.Jantung Kelvin berdegup kencang. Bukan hanya karena mendadak hasrat itu muncul, tetapi Kelvin lebih ke 'takut'. Tangan Kelvin menyentuh lengan Agatha, di saat yang sama, keluar suara dari mulut Agatha yang mampu membuat Kelvin melonjak dengan jantung bedebar. "Papa ... Jangan pergi, Pa!" Racau suara itu lirih. "Nggak! Nggak boleh! Papa nggak boleh pergi, nggak boleh!"Seketika suara Agatha meninggi, dengan sigap Kelvin menarik tubuh itu dan merengkuhnya ke dalam dekapan. "Nggak mau, Pa! Jangan pergi, tolong jangan pergi!" Tubuh yang semula tenang, mulai berontak, suara Agatha kembali lirih, berbaur dengan isak tangis yang mulai keluar dari mulut. "Cil ... Udah Cil, udah!" Kelvin berbisik, ia mendekap erat Agatha dan mengelus kepala Agatha dengan begitu lembut. Entah mimpi apa Agath

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 54 Suara-suara Hati Kelvin

    Agatha menggerakkan jemari, matanya masih terasa begitu berat. Walaupun begitu ia reflek memaksa matanya terbuka ketika merasakan ada yang aneh dengan benda yang teraba tangannya. Agatha membelalak, ia terkejut luar biasa mendapati ia tertidur dalam pelukan Kelvin! "Astaga!" Agatha reflek melepaskan diri dari tubuh Kelvin. Ia lantas duduk dengan muka syok luar biasa. Agatha langsung meraba seluruh tubuh. Bagian-bagian sensitif tubuhnya dan mengecek pakaiannya. Semua aman! Itu artinya ... Agatha menoleh, nampak Kelvin masih terlelap pulas di sana. "Om ... Bangun Om!" Panggil Agatha sambil mengguncang tubuh itu, ia melirik ke arah jam dinding dan melotot melihat di angka berapa jarum jam tertuju. "Ih! Om cepetan bangun! Kita kesiangan!" Makin cepat Agatha mengguncang tubuh itu dan berhasil! Kelvin mulai bergerak, mengucek mata dengan tangan lalu beringsut duduk. Ia menguap sejenak. Nampak menggeleng-gelengkan kepala cepat lalu menatap Agatha yang duduk tak jauh darinya. "Apaan sih

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 55 Firasat

    "Kalian baik-baik, ya. Mama udah lega banget ke sini, lihat kalian sehat, baik-baik aja berdua." Handira tersenyum, mengelus pipi Agatha dengan lembut. Mereka sudah ada di bandara sekarang. Mengantarkan Dewi dan Handira yang hendak kembali pulang ke Jakarta. Agatha dan Kelvin kompak nyengir lebar. Seperti dikomando, kepala mereka pun kompak mengangguk. "Kalo ada kendala soal unit, bisa lapor ke manajemen langsung, Vin. Kemarin udah mama kasih nomor yang berkepentingan, kan?" Handira kini menatap Kelvin, yang langsung dibalas anggukan kepala. "Sudah, Ma. Kebetulan juga udah kenal sama staff manajemen yang di bawah, apalagi pas bolak-balik ambilin paket punya Agatha." Secara tidak langsung, Kelvin ingin mengadu bahwa istrinya ini sekali belanja online sudah macam reseller produk yang mau dijual lagi. "Baguslah kalau begitu. Intinya mama titip Agatha ya, Vin. Sabar-sabar kalau dia ini sering ngeselin.""Ah mama!" Agatha mencebik, ia langsung mengerucutkan bibir tanda tak suka. "Iya-

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 56 Kompor

    "Cil! Ayolah buruan, Cil!" Kelvin berteriak dari sofa depan TV, ia terus melirik jam tangan sambil menunggu Agatha bersiap-siap ke kampus. Sesuai perjanjian, selama mobil Agatha belum ready, Kelvin lah yang bertugas mengantar, jemput atau sekalian antar jemput Agatha kuliah. Semua disesuaikan dengan jadwal jaga Kelvin tentunya, dan yang lebih menyebalkan bagi Kelvin adalah menunggu bocil itu selesai bersiap-siap ketika hendak pergi kuliah di pagi hari seperti ini. "Cil!" Kembali Kelvin memanggil Agatha, entah apa-apa lagi yang dia lakukan di dalam sana. "Aduh bawel amat sih, Om? Sabar kenapa sih?" Agatha akhirnya keluar. Dia sudah siap dengan celana bahan dan kemeja rapi, pakaian khas para anak-anak fakultas kedokteran. Kelvin bangkit, ia menghela napas panjang sambil berkacak pinggang. "Ini jam berapa, Cil? Saya masih kudu anter kamu ke kampus, kalo telat sampai rumah sakit lama-lama bisa kena SP saya." Kelvin gemas setengah mati, kenapa juga harus dia yang mengantar Agatha tiap

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 57 Takut?

    "Eh aku nebeng siapa ini?" Agatha tertegun, mobil Yanuar sudah penuh, Pinka tentu saja sudah boncengan dengan Agil. "Tunggu, masih ada satu personil lagi. Nanti kamu sama dia, ya?" Ujar Pinka dengan senyum lebar. Firasat Agatha jadi tidak enak. Lelaki bernama Andaru yang ciri-cirinya disebutkan Pinka tadi belum nampak. Itu artinya ... Agatha mendesah panjang. Mendadak mood-nya untuk ikut nongkrong jadi lenyap. Bukan apa-apa, bagaimanapun status Agatha adalah istri orang. Bagaimana kalau nanti ... "Nah itu dia! Kamu sama Andaru ya, Tha!"Sudah Agatha duga! Mendadak Agatha ragu, haruskah dia ikut? Atau mendadak ada alasan supaya bisa order ojek dan kembali pulang? Tapi nggak ada salahnya juga kalau dipikir. Daripada dia hanya berdiam diri di apartment, lebih baik ikut teman-temannya, bukan? "Nih helm, kebetulan tadi bawa karena pulang ntar mau jemput adek sekalian."Agatha tersenyum kikuk, ia memakai helm yang Andaru sodorkan dan segera naik ke atas boncengan. Ketika motor sudah me

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 58 Adu Mulut

    "Serius nggak mau aku antar nih, Tha?"Agatha menghela napas panjang, ia menoleh dan mendapati Andaru mengejarnya sampai keluar. Ia hanya tersenyum lantas menggelengkan kepala perlahan. "Ngga-nggak perlu, Ru. Seriusan. Ini aku ada urusan soalnya. Makasih banyak tawarannya, ya!" Tolak Agatha yang tidak mau mencari-cari masalah baru. Dari nada Kelvin tadi, bisa dipastikan lelaki itu tidak macam-macam dengan ancamannya. Jadi lebih baik Agatha tidak mencari masalah dan segera sampai di rumah."Beneran? Yaudah kalo gitu. Tapi lain kali aku harap kamu nggak nolak aku anterin pulang, ya?" Gumamnya yang berhasil membuat Agatha sejenak tertegun. Agatha hendak menjawab, namun beruntung sekali ojol yang dia pesan sudah datang. Berhenti tepat di hadapan Agatha dan Andaru. "Dengan Kak Agatha, ya?" Tanya lelaki paruh baya itu sambil memperhatikan layar ponsel. "Ah iya, Kak. Saya sendiri!" Agatha tersenyum lalu menoleh ke arah Andaru yang masih berdiri di tempatnya. "Aku duluan ya, Ru. Ma--.""

Bab terbaru

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 125 Closing

    Lima tahun kemudian .... "Ziel, ayolah Sayang, kita harus berangkat sekarang!" Namira berteriak, ia memulas lisptick dengan terburu lalu meraih tas dan kunci mobil yang tergeletak di atas meja. Dengan tergesa-gesa ia melangkah keluar kamar, hendak berbelok ke kamar Ziel ketika bocah itu sudah lebih dulu muncul dengan seragam biru-putih dan dasi kupu-kupu. "Siap hari pertama sekolah?" Tanya Namira dengan bersemangat. "Siap dong, Ma! Berangkat sekarang, kan?" Senyum Ziel merekah, senyum yang merupakan warisan dari Dimas ada di wajah itu. Namira mengangguk pelan, ia meraih tangan Ziel dan melangkah bersama keluar dari rumah. Nampak wajah mereka berbinar cerah. Hari ini hari pertama Nazriel Dewangga Putra bersekolah. Tentu bocah lima tahun itu sangat excited sekali, terlebih sang mama sampai menukar shift jaga hanya demi mengantar dan menunggui Ziel di hari pertamanya sekolah. "Nanti pulangnya makan steak ya, Ma?" Ocehnya sambil naik ke atas mobil. "Boleh, yang deket tempat kerja p

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 124 Extra Part Namira

    Namira melangkah keluar kamar, ia hendak ke kamar mandi ketika lamat-lamat bayangan tubuh itu mencuri atensinya. Langkah Namira terhenti, ia menoleh dan mendapati di teras rumah, Dimas, lelaki yang kini berstatus suaminya itu, tengah menjemur cucian di sana. Alis Namira berkerut, bukankah Dimas baru pulang jaga? Namira pikir dia tengah membersihkan diri dan makan di meja makan, rupanya ... Namira melangkah mendekat, ia baru saja hendak memanggil Dimas ketika suaminya itu lantas menoleh lebih dulu. "Loh, kamu bangun? Ziel bobok?" Tanya Dimas sambil tetap melanjutkan pekerjaannya. "Mau pipis tadi. Aku pikir kamu mandi apa makan gitu. Kenapa malah jadi nyuci?" Tanya Namira lalu membungkuk dan hendak membantu sang suami menjemuri pakaian-pakaian bayi itu. "Et!" Dimas mencekal tangan Namira. "Tadi mau pipis, kan? Sana pipis dulu! Nggak bagus nahan pipis."Namira tersenyum, ia urung membantu suaminya dan segera melangkah masuk kedalam rumah setelah mencubit gemas perut Dimas. Ia berge

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 123 Hidden Scene (Permintaan Terkahir)

    "Kenapa ini?"Handira meletakkan pulpen di meja, ia segera menjawab panggilan yang Dimas layangkan padanya. "Kenapa, Dim? Ada masalah?"Handira hendak kembali serius dengan jurnal yang tengah dia baca ketika kemudian Dimas bersuara dengan nada yang cukup serius. "Saya berubah pikiran, Dok."DEG!Jantung Handira seperti hendak meloncat dari tempatnya. Ketakutan itu mendadak menyergap hati Handira dengan begitu kuat. Ada apa ini? Kenapa Dimas tiba-tiba berubah pikiran? "Berubah pikiran yang bagaimana?" Tanya Handira dengan nada panik. Jangan bilang kalau .... "Saya berubah pikiran, Dok. Saya mau izin sama Dokter bahwa saya mengundurkan diri dari misi ini. Kalaupun nanti menantu Dokter dan Namira berpisah, itu bukan karena saya membantu Dokter, tetapi karena saya benar ingin serius dengannya dan menarik dia dari belengu yang dibuat oleh menantu Dokter sendiri."Hening! Handira mengerjapkan matanya, ia tidak salah dengar, kan? Apa yang tadi Dimas katakan? Dia bilang bahwa .... "Ka-k

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 122 Hidden Scene (Bonus)

    Handira tertegun, ia meletakkan ponsel di atas meja. Matanya memerah. Ingin dia meledakkan tantis saat ini juga. Namun tidak di tempat ini. Info yang masuk ke dalam ponsel dan emailnya adalah valid! Semua data dan infromasi yang dia terima juga bukan dari orang sembarangan. Handira harus segera bergerak, sebelum semuanya hancur berantakan! "Ya ampun, Gusti!" Handira mendesis perlahan. Segala macam rasa sedih, marah dan kecewa menyeruak dalam hatinya. Belum lagi perasaan bersalah itu ... Semua bergumul menjadi satu dan menghajar Handira dengan begitu luar biasa. Tidak! Ini bukan tentang penyakit mematikan yang dia derita! Tetapi ini tentang Agatha. Putri semata wayang yang begitu dia cintai. Bayangan senyum manis dan gelak tawa wajah itu terbayang di dalam pikiran Handira, hanya beberapa detik karena kemudian bayangan itu digantikan oleh bayangan wajah berurai air mata dengan tangis yang menyayat hati Handira. Handira menarik selembar tisu, ia menyeka air mata yang tak kuasa ia b

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 121 Happy Ending

    "Welcome home, Adel!"Kelvin membuka pintu kamar mereka lebar-lebar, mempersilahkan Agatha yang tengah menggedong Adel masuk terlebih dahulu ke dalam. Koper yang dibawa Handira sudah berpindah ke dalam ruang laundry, kini ia menyusul Agatha dan cucunya masuk ke dalam kamar. "Bobo sini, ya?" Dengan perlahan Agatha menurunkan Adel dari gendongan, membaringkan bayi menggemaskan itu ke dalam boknya. Sebuah bok yang Kelvin beli dan rakit sendiri beberapa minggu yang lalu. Saksi bahwa Kelvin sangat antusias sekali menyiapkan segala macam keperluan untuk menyambut gadis kecilnya yang cantik dan menggemaskan. "Lepas aja itu bedongnya, gerah siang-siang begini dibedong." Handira menatap Adel dari sisi kiri, nampak rona bahagia itu abadi di wajahnya. "Iya-iya, Ma. Ini Thata lepas." Agatha segera menuruti perintah mamanya, dengan lembut dan perlahan bedong itu dia lepas. Handira tersenyum, ia menarik kain bedong itu dan membawanya dipundak. Matanya belum mau lepas menatap wajah cantik dan

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 120 Wejangan dari Ahmad

    "Aduh-aduh si Gemoy!"Ruang inap Agatha jadi riuh. Sore hari, Dewi dan Ahmad benar-benar datang. Bahkan papa mertuanya itu masih sangat rapi karena pulang mengisi simposium langsung terbang demi melihat cucunya. "Adel, Ma. Namanya Adel!" Desis Kelvin merevisi, Kelvin sendiri sudah dengan setelan scrub, ia izin sebentar pada chief residennya untuk menemui Ahmad dan Dewi yang baru datang. "Biarin ih! Panggilan kesayangan kok." Balas Dewi tak mengindahkan. Kelvin mencebik, ia malah jadi macam kambing congek. Tidak ada yang peduli padanya. Semua perhatian tertuju pada Adel! Dia bintangnya sekarang. "Gimana, Tha? Ada keluhan?" Ahmad duduk di kursi yang ada di sebelah bed Agatha, Agatha sendiri duduk di tepi ranjang, tengah memperhatikan bagaimana para nenek itu sedang heboh menggendong cucunya. "Biasalah, Pa. Bekas jahitannya ini." Jawab Agatha sambil tersenyum getir, meskipun tidak sesakit kontraksi atau pas melahirkan, namun tetap saja rasa perih itu sangat menganggu dan membuatnya

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 119 Bahagia

    "Kenapa?"Agatha menatap heran Kelvin yang duduk sambil terus tersenyum ke arahnya. Ia tengah menyusui Adel saat ini, membuat Agatha malah berpikiran yang tidak-tidak pada suaminya itu. "Mas, kenapa sih?" Kembali Agatha bertanya, setelah pertanyaannya tadi diabaikan oleh Kelvin. Ia masih duduk dengan senyum lebar di sisi Agatha. Kelvin tidak langsung menjawab, ia malah meraih tangan Agatha, meremas tangan itu dengan lembut lalu menciuminya berkali-kali. Setelah puas Kelvin kembali mengangkat wajahnya, kini ia menatap Agatha dengan mata memerah. "Kamu kenapa?" Sekali lagi Agatha bertanya, ia benar-benar heran, kenapa dengan suaminya ini? "Aku bahagia banget hari ini, Yang. Sumpah ini hari paling membahagiakan dalam seumur hidup aku!" Ucapnya kemudian dengan air mata menitik. Agatha tertegun sejenak, ia menatap Kelvin dengan saksama. Bulir-bulir air mata itu terlihat menetes dari pelupuk mata Kelvin, Agatha belum sempat bersuara, Kelvin kemudian lebih dulu menyambung kalimatnya. "

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 118 Member Baru

    "I-ini ....." Agatha tercekat ketika bayi berselimut biru itu diletakkan Handira di dadanya. Air matanya menitik. Tangis Agatha pecah. Semua lelah dan rasa sakitnya mendadak sirna tak berbekas. Dengan tangan bergetar, Agatha perlahan-lahan menyentuh tangan kecil yang sudah memakai gelang identitas itu. Sangat lembut dan rapuh! Agatha meraung, ini benar anaknya? Yang selama ini hidup dan tumbuh dalam rahimnya? Agatha terisak, matanya terpejam sambil memeluk makhluk kecil dan lemah yang berada di atas dadanya. Ia terkejut ketika ada isak tangis lain dan kecupan yang bertubi-tubi mendarat di dahi dan pipinya. "Makasih banyak, Sayang!" Bisik Kelvin di sela-sela tangisnya. Agatha tidak merespon, ia tengah sibuk mengekspresikan perasaannya lewat isak tangisnya sendiri. Jadi begini rasanya menjadi seorang ibu? Sebahagia ini? Agatha mengelus lembut kepala kecil itu sampai kemudian Handira mendekat dan ikut mengelus tubuh kecil itu perlahan-lahan. "Yuk buka dulu bajunya, Tha. Si cantik

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 117 Dorong!

    "Udah lima, Dok!"Kelvin menghela napas panjang. Mereka sudah sampai VK saat ini, Agatha sudah berbaring di atas bed dengan wajah pucat pasi. "Yaudah ditunggu dulu. Aman kok, nggak ada penyulit, hasil tes lab terakhir bagus semua. Yuk bisa yuk pervaginam." Dokter Nico yang seharusnya masih tidur di kamar bersama istrinya pun sudah stand by meskipun dengan wajah setengah mengantuk. "Mohon bantuannya ya, Dok!" Mohon Handira yang sama pucatnya dengan Agatha. "Oo, jangan khawatir, Dok. Sudah jadi tugas saya itu." Dokter Nico tersenyum, mengangguk pelan lalu menoleh ke arah Kelvin. "Vin saya ke ruang jaga dulu. Nanti langsung telpon aja ya ke saya, atau lewat perawat jaga juga boleh deh."Kelvin hanya mengangguk patuh. Ia sama sekali tidak menyingkir barang sedikitpun dari sisi Agatha. Begitu dokter Nico melangkah keluar, Kelvin menjatuhkan kecupan di puncak kepala istrinya cukup lama. Tangan Kelvin masih menggenggam dan meremas-remas lembut tangan Agatha sejak tadi. "Semangat, ya? A

DMCA.com Protection Status