Share

22. Di Ambang Kecurigaan

Jam lemari kayu yang berdiri kokoh di sudut ruangan itu berdentang, namun suara itu tak mampu membuyarkan lamunan Derana, yang duduk di meja makan.

Wanita itu hanya menatap kosong—membiarkan roti di hadapannya dingin karena tak tersentuh. Bahkan, secangkir kopi tak lagi mengepulkan asap, hanya aroma pahit yang menguar di udara.

Wanita itu tenggelam dalam pikiran yang membawanya hanyut jauh dari kenyataan saat ini.

Tak lama setelah itu, dentingan pintu terdengar samar dari arah foyer. Namun, sama sekali tidak mengalihkan perhatian Derana.

Langkah kaki menyusul, sangat khas—

membuatnya tidak perlu berpaling untuk mengetahui siapa yang memasuki ruang tersebut.

Ruangan yang tadinya dingin tiba-tiba terasa hangat, seolah ada energi baru yang mengisi udara. Tanpa menoleh, Derana bisa mencium aroma parfum yang samar, ia merasakan kehadiran seseorang, namun, ia hanya menghela napas dan berdecih pelan, memilih untuk tidak menoleh.

“Derana? Ku pikir kamu ada di kantor,” seru san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status