Share

27. Pertarungan Pikiran

Dalam keheningan ruang, suara detak jam terdengar lebih keras dari biasanya. Namun, hal itu tak mengusik Haka yang duduk di meja kerjanya, tenggelam dalam pikirannya.

Lelaki itu memijat pelipisnya, mencoba meredakan sakit kepala yang tak kunjung hilang. Pikirannya berkecamuk, terombang-ambing antara kekesalan dan emosi yang tak terkendali.

Di luar jendela, langit mulai gelap, menambah suasana muram di dalam ruangan. Haka menatap meja kerjanya yang penuh dengan dokumen-dokumen yang belum tersentuh. Wajahnya terlihat tegang, alisnya berkerut, dan matanya menunjukkan kelelahan.

“Bagaimana bisa aku begitu bodoh?” gumamnya.

“Kenapa dari awal aku tidak mencurigai Arash. Bagaimana bisa orang seperti dia, dengan jadwal yang begitu padat, tiba-tiba mau bekerja sama denganku? Bahkan dia juga datang ke pesta itu… Seharusnya aku tahu ada sesuatu yang tidak beres. Tapi aku terlalu terpesona oleh reputasinya, terlalu buta untuk melihat tanda-tanda peringatannya.”

Haka menghela napas berat, menatap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status