Share

Jendela

"Ya, Opa?" tanya Alen mengangkat teleponnya.

("Ada hal yang ingin opa bicarakan. Sekarang!")

"Tapi, o ...," kata Alen terhenti saat opa menutup teleponnya secara tiba-tiba.

Ada apa sebenarnya? Kenapa ucapan opa terdengar seperti sedang marah? tanya batin Alen seraya berpikir. Sesaat, ia menoleh menatap tangan mulus yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Ada apa, Mas? Kenapa dengan opa?" tanya Naya penasaran.

Alen tersenyum. Dengan lembut, ia mencium punggung tangan istrinya yang mulus tanpa noda.

"Opa ingin bertemu. Jadi, aku harus datang menemuinya!" jawab Alen membelai rambut indah istrinya.

"Apa boleh aku ikut, Mas?" tanya Naya berharap kata iya terlontar dari mulut suaminya.

"Naya, alangkah baiknya jika kamu ...."

"Nggak boleh? Padahal, aku ingin sekali naik motor balap dengan mas alen. Apa mas tak merindukanku sama sekali setelah sehari ini tak bersamaku?" tutur Naya memanyunkan bibirnya.

Alen menegak salivanya dengan paksa. Wajah melas istrinya membuat dirinya tak mampu meno
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status