Share

Kepanikan Kanaya

"Iya!" jawab azka tersenyum menatap ayahnya yang mulai masuk ke dalam rumah.

"Tapi, sampai saat ini aku belum tau istri nya alen. Apa memang cantik banget, ya?" tanya Azka penasaran.

"Ah, sudahlah! Ngapain juga mikirin istrinya alen. Yang terpenting sekarang, bagaimana caranya aku bisa bertemu kembali dengan Kanaya," gegas Azka melajukan motor balapnya.

Di depan rumah, Alen mencium kening istrinya. Sebuah tanda perpisahan setiap dirinya akan pergi bekerja.

"Ati-ati, ya, Mas!" kata Naya mencium punggung tangan suaminya.

"Iya. Kamu istirahat dengan baik. Jangan pergi ke mana- ke mana!" pinta Alen mengingatkan.

"Heem," jawab Naya menganggukkan kepala.

"Ya sudah, kalo begitu aku berangkat, ya!" kata Alen melepas jemari tangan istrinya yang begitu mulus.

Naya tak berhenti melambaikan tangannya. Ia mulai menghela nafas panjang, senyumnya juga mulai memudar melihat suaminya yang tak terlihat lagi. Sejenak, ia menunduk memegang perut miliknya tersebut.

"Sayang, papa lagi kerja! Kamu baik-bai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status