Share

Bab 97

Bima, Leo dan beberapa anggota tim SAR mempercepat langkah kaki menyusuri hutan yang lebat, dengan sobekan kain biru sebagai petunjuk terakhir. Ranting-ranting patah dan jejak kaki yang samar menjadi tanda bahwa mereka berada di jalur yang benar.

Bima, dengan raut muka tegang dan tangan yang terkepal, terus memanggil nama Dara, suaranya bergema di antara pepohonan tinggi. Leo, yang mengikuti di belakang, tidak kalah cemasnya; matanya terus bergerak mencari-cari sosok yang mungkin tersembunyi di balik semak atau batu besar.

Keringat mengucur deras di dahi keduanya, pakaian mereka lembap terkena embun pagi yang masih tersisa di dedaunan. Setiap bunyi yang tidak biasa membuat Bima berhenti sejenak, menajamkan pendengaran, berharap itu adalah panggilan balasan dari Dara.

Semakin dalam mereka menyusuri hutan, semakin berat pula beban di hati mereka. Bima sesekali menoleh ke belakang, memastikan bahwa Leo masih di sana, sebagai pendukung di saat hatinya mulai diliputi keputusasaan.

Di k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status