Beberapa minggu sebelum wisuda. Lamaran yang Dania kirim via pesan W* lewat temannya telah diterima Arya. Menurut temannya itu Dania merupakan gadis yang menarik. Arya membuka file lamaran milik Dania yang dikirim temannya. Dalam CV terpampang photo pemilik data lamaran. Alis Arya terangkat saat melihat photo milik Dania.
Gadis berambut kelam, bermanik bak permata, memiliki wajah yang cantik alami bahkan tanpa make up sekali pun, membuat Arya Putra Damardjaya pemilik perusahaan garmen PT. Indo Darmadjaya itu, terkesima.
[Hei, tumben lo punya teman cantik kek gini. Jauh amat ama elo] pesan W* Arya pada temannya sekaligus teman Dania.
[Kampr*t! Gini-gini gue laku ama bule, tau! Dibandingkan elo yang gak punya pendirian sama satu cewek. Elo bosan, tuh cewek langsung lu buang kek sampah. Belajar setia dong, Bro!] balas teman Arya mengumpat tak terima dengan pesan W* Arya.
Arya menggunakan emotikon tertawa sebagai balasan.
[Pesona gue terlalu menyilaukan bagi para cewek. Palingan kalau gue terima teman elu juga nasibnya bakal kek cewek-cewek yang gue campakkan. Ngejar² gue ampe rela ditidurin gratis gitu aja supaya bisa terus jadi cewek gue]
[Elu emang psiko, sih. Tapi gue jamin lo bakalan sulit naklukin temen gue ini]
[Hah, mana ada]
[Ada, lah. Ntu anak udah tunangan selama lima tahun. Bentar lagi juga ntu anak bakalan nikah.] jelas teman Arya.
[Haha, gak mungkin. Banyak kok yang putus ama tunangannya gara-gara gue. Bahkan cerai ama suaminya juga ada hanya karena kepincut ama gue. Urusan temen lo mah mudah!] jawab Arya sombong.
[Oke gini deh. Kita taruhan! Kalau dalam jangka tiga bulan elo sanggup naklukin dia hingga putus ama tunangannya. Kalau bisa sampai nikahin dia gue bakalan ngasih saham gue 10% perusahaan bokap gue. Tapi jika elo kalah, gue minta sebaliknya dari perusahaan elo. Gimana?]
Arya mengetuk-ngetukan jari di atas meja kerjanya. Adrenalinnya terpacu oleh tantangan temannya tersebut. Dia tersenyum sinis kala membaca pesan berisi tantangan tersebut. Sebagai seorang Casanova yang tersohor di kalangan pengusaha muda, tidak mungkin dia menolak taruhan tersebut.
[Oke, deal. Tapi gimana gue buktiinnya kalau elonya aja ada di Jerman nanti?]
[Elo kek orang zaman purba aja. Ngapain lo punya smartphone mahal keluaran terbaru? Video call saat elo lagi resepsi ama dia kan bisa?]
Arya tergelak puas. Tantangan yang menarik. Dia merasa akan mudah sekali membuat sang gadis yang hanya baru dia baca profilnya lewat file lamaran.
"Ah, Nona Dania. Kehadiranmu membuatku bersemangat setelah bosan bertualang dengan para perempuan di luaran sana." Arya membaca kembali profil milik Dania.
Setelah mendapatkan nomor kontak gadis berwajah cantik itu, segera Arya menekan tanda panggilan. Tak berselang lama, panggilan pun dijawab.
"Hallo, selamat siang. Apakah saya bisa bicara dengan Nona Dania Ratna Ayu?" sapa Arya.
"Iya, dengan saya sendiri. Bapak siapa ya? Ada perlu apa dengan saya?" jawab Dania santun.
"Anda mengirimkan lamaran untuk bagian akunting pada PT Indo Damardjaya apakah itu benar?"
"Benar, Pak," jawab Dania tegas.
"Boleh saya tahu, anda mendapatkan informasi dari mana tentang lowongan pekerjaan di perusahaan saya?" kembali Arya bertanya.
Dania terkesiap saat mengetahui yang meneleponnya adalah pemilik langsung perusahaan garmen yang dilamarnya. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Dania mendadak gugup.
"Itu, ehm. Saya dapat informasi dari teman kuliah saya. Beliau yang meminta langsung file lamaran saya lewat W* untuk disampaikan pada Bapak, katanya saya akan direkomendasikan supaya bisa diterima kerja di perusahaan milik Bapak."
Arya menyeringai senang. Rupanya gadis itu jujur mengakui jika memang temannyalah yang memberikan informasi serta merekomendasikannya pada Arya.
"Saya hargai kejujuran anda. Perkenalkan saya Arya Putra Damardjaya, pemilik sekaligus direktur perusahaan PT. Indo Damardjaya. Saya terkesan sekali dengan anda. Besok langsung datang ke HRD untuk menandatangani kontrak kerja. Selamat anda diterima di perusahaan saya," ucap Arya.
"A-pa, Pak? Saya langsung diterima begitu saja tanpa proses wawancara ke HRD perusahaan Bapak?" tanya Dania tak percaya.
"Ya, anda langsung diterima. Tenang saja besok akan saya bilang ke HRD jika lowongan sudah terpenuhi. Lagipula, saya bebas memutuskan siapa yang akan saya terima bekerja di perusahaan saya. Baik, saya tunggu kehadiran anda di kantor saya besok. Terima kasih atas perhatiannya." Arya menutup panggilan bahkan sebelum Dania berucap sesuatu.
Dania berbinar, dia tak menyangka omongan temannya itu ditepati. Hatinya berbunga-bunga karena dia bisa langsung diterima kerja. Malah oleh Arya sendiri sebagai pemilik perusahaan. Dania berulang kali mengirim voice note pada temannya untuk berterima kasih.
Sementara temannya tak mengira Arya berbuat konyol dengan menerima langsung Dania tanpa prosedur yang sudah ditetapkan di perusahaannya.
"Hallo, ngapain lo nelpon? Jangan bilang kalau Dania menghubungimu," ujar Arya saat menerima telepon dari teman Dania yang sekaligus temannya.
"Njir, lo gila ya. Nekad banget nerima gitu aja tanpa ada proses dulu ke perusahaan elo."
Arya tergelak, dia puas membuat temannya itu terkaget-kaget.
"Salah sendiri elo nantangin taruhan. Gue wajib dong bertindak cepat. Nah, elo siapin berkas saham 10% itu atas nama gue. Karena gakan lama temen lo bakal jadi milik gue!"
"Kepedean, lo! Gak bisa gitu, kan perjanjianny elo wajib bikin dia putus ama tunangannya dan dia harus lo kawinin. Ingat ya, KAWININ!" seru teman Arya melakukan penekanan di kata terakhirnya.
"Iya, iya. Lo liat aja nanti, gue bakalan bikin bokap lo nangis gara-gara saham lo pindah nama, atas nama gue," ancam Arya sembari tertawa lepas.
"Bodo, we! Lakukan aja dulu, jangan banyak bac*t deh!" tutup teman Arya mengakhiri panggilannya.
Arya tergelak memegangi perutnya. Baru kali ini dia merasakan kesenangan mempermainkan perempuan. Entah sudah berapa lama dia tak tertawa lepas semenjak banyak perempuan yang mengejarnya lalu dia permainkan dan berakhir dicampakkan begitu saja. Akhir-akhir ini hidup Arya terasa monoton, tak ada tantangan sama sekali. Dia sangat butuh sebuah tantangan dalam hidupnya saat ini. Beruntung temannya memberikan pencerahan dengan sebuah taruhan yang lumayan mendebarkan.
Kekayaan melimpah, dianugerahi wajah rupawan, dan tubuh yang atletis membuat perempuan mana pun akan dengan mudah bertekuk lutut di hadapan pria sepertinya. Perkara gadis seperti Dania gampang baginya. Pesonanya sudah pasti akan membuat seorang Dania yang sudah bertunangan akan jatuh kepelukannya dengan mudah.
Arya kembali tersenyum sinis saat menatap dirinya di cermin besar yang terpajang di dinding kamarnya. Dia begitu mengaggumi wajah tampan yang merupakan aset utama pria macam dirinya.
"Tuhan memang begitu adil. Dia memberikanku semua kemudahan duniawi," gumam Arya sombong.
Gadis bertubuh mungil yang mengenakan kemeja biru muda dipadu rok mini hitam dengan dandanan seadanya, mendatangi kantor PT. Indo Damardjaya. Sesuai perintah pemilik perusahaan yang memintanya datang lalu menemui HRD kantor tersebut. Dania sangat gugup kala itu karena pertama kalinya dia akan bekerja di perusahaan bukan sebagai karyawan magang."Dania Ratna Ayu?" tanya seorang pria berkacamata menyebut nama Dania saat dia menginjakkan kakinya di ruang HRD."I-iya, Pak. Saya Dania," ucap Dania gugup."Terima kasih atas kehadirannya. Silakan duduk!"Dania duduk di depan meja kerja pria berkacamata tersebut. Pria itu terlihat menatap layar laptop, lalu beberapa detik kemudian terdengar suara printer yang tengah mencetak file. Dania d
Hati Chandra kembali galau. Pasalnya setelah tiga bulan berlalu masih tak ada kepastian dari Dania. Puluhan pesan sudah dikirimnya, bahkan panggilan pun berulang kali dilakukan walau hasilnya selalu tak pernah dijawab bahkan sering ditolak oleh Dania.Awalnya Chandra berpikir mungkin saat itu tunangannya tengah sibuk dengan pekerjaannya. Terutama ketika di akhir bulan di mana pembukuan perusahaan sedang masa puncaknya. Namun, semakin kemari justru perhatian Dania semakin dingin. Dulu pesan akan dijawab dengan kalimat panjang penuh cerita keseharian selama gadis itu bekerja, tetapi berjalannya waktu hingga hampir habis masa percobaan, Dania malah semakin jarang memberi kabar pada Chandra.Pernah Chandra mendatangi rumah Dania. Dania menolak menemuinya dengan alasan kelelahan karena selalu kerja lembur. Chandra berusaha men
Sesuai ucapannya, Chandra datang bersama Inayah. Dengan niat dan tekad kuat untuk menikahi Dania sesuai perjanjian saat bertunangan dulu, Chandra menguatkan hatinya supaya bisa menjadikan Dania sebagai pendamping hidupnya.Chandra berangkat berdua bersama ibunya menggunakan motor matik kesayangannya. Jantungnya berdegup kencang dia amat berharap kali ini niatnya tak ada halangan apa pun.Namun, saat tiba di halaman rumah Dania, Chandra tertegun menyaksikan dua mobil mewah terpakir di depan rumah Dania. Rumah Dania terlihat ramai. Chandra mengira Dania mungkin membuat acara untuk menyambutnya. Akan tetapo perkiraan tersebut ditepis Chandra karena dia tak memberikan hari pasti kapan akan datang. Hanya mengatakan "minggu depan akan datang bersama ibu" pada Somantri dan Una tanpa memberikan tanggal.Jantung Chandra berdegup kencang, tetapi kali ini bukan karena harapannya untuk menikah akan terjadi. Namun,
Inayah menahan tangan Chandra yang terangkat. Dia tak ingin anaknya berubah menjadi baj*ngan hanya karena menampar seorang perempuan yang dianggap Inayah tak layak untuk Chandra."Ayo kita pulang, Nak! Sudah lepaskan saja Dania jika itu hanya akan membuatmu sakit hati," bujuk Inayah suaranya bergetar menahan tangis.Mendengar suara Inayah yang menahan tangis,Chandra luluh. Dia menurunkan tangannya."Kupastikan akan mengirimkan rincian biaya selama kau kuliah dan takkan kulewatkan sepeser pun. Bayarlah jika kau mempunyai harga diri." Chandra tertegun sejenak."Oh maaf, perempuan murahan sepertimu sudah tak punya harga diri."Wajah Dania memerah karena malu, setelah mendengar sindiran dari Chandra."Akan aku bayar semuanya, kalau bisa dengan bunganya sekalian biar kau puas!" bentak Dania malu karena dianggap perempuan murahan oleh Chandra."Pegang ucapanmu
Sebulan berlalu setelah kejadian memalukan dan memilukan hati Chandra. Dania menepati janjinya mengembalikan semua biaya kuliah yang selama ini dibayarkan oleh Chandra. Walau begitu, uang yang dikembalikan tak mampu mengembalikan hancurnya hati Chandra.Sungguh tak mudah melupakan seseorang yang pernah mengisi hatinya selama lima tahun. Menjaga perasaannya supaya merasa nyaman dan saling membutuhkan. Hanya karena tak setara perasaan seseorang sanggup berubah demi keuntungan dirinya, meski harus membuat seseorang yang berjuang memperjuangkannya mengalami kehancuran.Bayangan kenangan selama lima tahun, sulit dilupakan begitu saja. Hal itu membuat Chandra diliputi rasa muak tetapi rindu membelenggu pikirannya. Benci tetapi sayang meranggas dalam jiwanya. Satu penyesalan yang dia rasakan adalah kenapa harus dipertemukan jika akhirnya dia tak dapat memiliki Dania.Kenangan yang terus berkelindan dalam pikiran Chandra membuat
Chandra segera bergegas pulang. Dia sudah tak tahan dengan bau yang melekat di tubuhnya setelah semalam meminum minuman beralkohol. Dalam perjalanan pulang Chandra berusaha mengingat kejadian semalam, dia tidak ingat mengapa dia berakhir di taman kota. Ingatan samar terakhir sebelum tertidur pulas adalah rasa pusing yang hebat hingga membuat perutnya bergejolak hendak mengeluarkan isinya. Setelah itu dia tidak ingat apa pun selain tadi dibangunkan oleh penjaga taman.Ada rasa sesal dalam hati Chandra, ini pertama kalinya dia menyentuh minuman keras. Entah mengapa dirinya melupakan sesuatu, semalam rasanya dia tak sendiri. Ada bayangan seseorang mengajaknya ke klub malam dan memberinya minuman.Inayah sejak semalam mencemaskan putranya yang tak kunjung pulang. Perempuan berhijab tersebut tak mampu melelapkan matanya barang sedetik pun karena rasa khawatir pada Chandra yang berada di luaran semalaman."Di mana kamu,
Chandra kembali mabuk setelah meminum beberapa gelas minuman berwarna keemasan. Walau dia menyewa ruangan sendiri, tetapi nampaknya pengaruh alkohol yang kuat untuk pemula seperti dirinya membuat Chandra kembali hilang kendali.Pria berkulit kecoklatan itu keluar dari ruangan privat. Dua orang pasangan yang lewat terlihat seperti sosok Dania dan kekasih barunya di mata Chandra. Dengan beringas, Chandra menyerang kedua orang tersebut hingga menimbulkan keributan.Tanpa Chandra tahu bahwa orang yang diserang merupakan preman penguasa daerah itu. Melihat boss mereka diserang seorang pemuda tak dikenal, spontan anak buah orang yang diserang Chandra menghajar Chandra saat itu juga.Lima orang pria kekar menghajar Candra habis-habisan. Membuat pria berbadan tegap itu jatuh tersungkur ke lantai klub. Darah mengalir dari sudut bibir dan hidungnya. Sebelah matanya bengkak, beberapa bagian tubuhnya mendapat mem
Matahari begitu terik siang itu. Peluh meluncur deras dari pelipis Chandra yang kala itu tengah memasang mesin pada motor. Sesekali dia mengelap keringat yang menetes pada alisnya, menghindarkan perih yang akan timbul jika keringat itu masuk ke matanya. Wajah pria berusia 27 tahun itu coreng moreng oleh oli. Kulitnya semakin menggelap karena tiap hari terpapar sinar matahari."Istirahat saja dulu, Chan!" ajak pemilik bengkel yang merupakan tetangga di samping rumahnya."Nanti saja, Pak. Kerjaan saya masih banyak," tolak Chandra. Dia enggan menunda pekerjaannya."Ini dah siang loh. Sana gih, istirahat! Makan siang dulu, jangan biarkan asam lambungmu kumat." Pemilik bengkel memaksa Chandra dengan mengambil alat yang tengah dipegang pria tersebut.
Chandra kembali mabuk setelah meminum beberapa gelas minuman berwarna keemasan. Walau dia menyewa ruangan sendiri, tetapi nampaknya pengaruh alkohol yang kuat untuk pemula seperti dirinya membuat Chandra kembali hilang kendali.Pria berkulit kecoklatan itu keluar dari ruangan privat. Dua orang pasangan yang lewat terlihat seperti sosok Dania dan kekasih barunya di mata Chandra. Dengan beringas, Chandra menyerang kedua orang tersebut hingga menimbulkan keributan.Tanpa Chandra tahu bahwa orang yang diserang merupakan preman penguasa daerah itu. Melihat boss mereka diserang seorang pemuda tak dikenal, spontan anak buah orang yang diserang Chandra menghajar Chandra saat itu juga.Lima orang pria kekar menghajar Candra habis-habisan. Membuat pria berbadan tegap itu jatuh tersungkur ke lantai klub. Darah mengalir dari sudut bibir dan hidungnya. Sebelah matanya bengkak, beberapa bagian tubuhnya mendapat mem
Chandra segera bergegas pulang. Dia sudah tak tahan dengan bau yang melekat di tubuhnya setelah semalam meminum minuman beralkohol. Dalam perjalanan pulang Chandra berusaha mengingat kejadian semalam, dia tidak ingat mengapa dia berakhir di taman kota. Ingatan samar terakhir sebelum tertidur pulas adalah rasa pusing yang hebat hingga membuat perutnya bergejolak hendak mengeluarkan isinya. Setelah itu dia tidak ingat apa pun selain tadi dibangunkan oleh penjaga taman.Ada rasa sesal dalam hati Chandra, ini pertama kalinya dia menyentuh minuman keras. Entah mengapa dirinya melupakan sesuatu, semalam rasanya dia tak sendiri. Ada bayangan seseorang mengajaknya ke klub malam dan memberinya minuman.Inayah sejak semalam mencemaskan putranya yang tak kunjung pulang. Perempuan berhijab tersebut tak mampu melelapkan matanya barang sedetik pun karena rasa khawatir pada Chandra yang berada di luaran semalaman."Di mana kamu,
Sebulan berlalu setelah kejadian memalukan dan memilukan hati Chandra. Dania menepati janjinya mengembalikan semua biaya kuliah yang selama ini dibayarkan oleh Chandra. Walau begitu, uang yang dikembalikan tak mampu mengembalikan hancurnya hati Chandra.Sungguh tak mudah melupakan seseorang yang pernah mengisi hatinya selama lima tahun. Menjaga perasaannya supaya merasa nyaman dan saling membutuhkan. Hanya karena tak setara perasaan seseorang sanggup berubah demi keuntungan dirinya, meski harus membuat seseorang yang berjuang memperjuangkannya mengalami kehancuran.Bayangan kenangan selama lima tahun, sulit dilupakan begitu saja. Hal itu membuat Chandra diliputi rasa muak tetapi rindu membelenggu pikirannya. Benci tetapi sayang meranggas dalam jiwanya. Satu penyesalan yang dia rasakan adalah kenapa harus dipertemukan jika akhirnya dia tak dapat memiliki Dania.Kenangan yang terus berkelindan dalam pikiran Chandra membuat
Inayah menahan tangan Chandra yang terangkat. Dia tak ingin anaknya berubah menjadi baj*ngan hanya karena menampar seorang perempuan yang dianggap Inayah tak layak untuk Chandra."Ayo kita pulang, Nak! Sudah lepaskan saja Dania jika itu hanya akan membuatmu sakit hati," bujuk Inayah suaranya bergetar menahan tangis.Mendengar suara Inayah yang menahan tangis,Chandra luluh. Dia menurunkan tangannya."Kupastikan akan mengirimkan rincian biaya selama kau kuliah dan takkan kulewatkan sepeser pun. Bayarlah jika kau mempunyai harga diri." Chandra tertegun sejenak."Oh maaf, perempuan murahan sepertimu sudah tak punya harga diri."Wajah Dania memerah karena malu, setelah mendengar sindiran dari Chandra."Akan aku bayar semuanya, kalau bisa dengan bunganya sekalian biar kau puas!" bentak Dania malu karena dianggap perempuan murahan oleh Chandra."Pegang ucapanmu
Sesuai ucapannya, Chandra datang bersama Inayah. Dengan niat dan tekad kuat untuk menikahi Dania sesuai perjanjian saat bertunangan dulu, Chandra menguatkan hatinya supaya bisa menjadikan Dania sebagai pendamping hidupnya.Chandra berangkat berdua bersama ibunya menggunakan motor matik kesayangannya. Jantungnya berdegup kencang dia amat berharap kali ini niatnya tak ada halangan apa pun.Namun, saat tiba di halaman rumah Dania, Chandra tertegun menyaksikan dua mobil mewah terpakir di depan rumah Dania. Rumah Dania terlihat ramai. Chandra mengira Dania mungkin membuat acara untuk menyambutnya. Akan tetapo perkiraan tersebut ditepis Chandra karena dia tak memberikan hari pasti kapan akan datang. Hanya mengatakan "minggu depan akan datang bersama ibu" pada Somantri dan Una tanpa memberikan tanggal.Jantung Chandra berdegup kencang, tetapi kali ini bukan karena harapannya untuk menikah akan terjadi. Namun,
Hati Chandra kembali galau. Pasalnya setelah tiga bulan berlalu masih tak ada kepastian dari Dania. Puluhan pesan sudah dikirimnya, bahkan panggilan pun berulang kali dilakukan walau hasilnya selalu tak pernah dijawab bahkan sering ditolak oleh Dania.Awalnya Chandra berpikir mungkin saat itu tunangannya tengah sibuk dengan pekerjaannya. Terutama ketika di akhir bulan di mana pembukuan perusahaan sedang masa puncaknya. Namun, semakin kemari justru perhatian Dania semakin dingin. Dulu pesan akan dijawab dengan kalimat panjang penuh cerita keseharian selama gadis itu bekerja, tetapi berjalannya waktu hingga hampir habis masa percobaan, Dania malah semakin jarang memberi kabar pada Chandra.Pernah Chandra mendatangi rumah Dania. Dania menolak menemuinya dengan alasan kelelahan karena selalu kerja lembur. Chandra berusaha men
Gadis bertubuh mungil yang mengenakan kemeja biru muda dipadu rok mini hitam dengan dandanan seadanya, mendatangi kantor PT. Indo Damardjaya. Sesuai perintah pemilik perusahaan yang memintanya datang lalu menemui HRD kantor tersebut. Dania sangat gugup kala itu karena pertama kalinya dia akan bekerja di perusahaan bukan sebagai karyawan magang."Dania Ratna Ayu?" tanya seorang pria berkacamata menyebut nama Dania saat dia menginjakkan kakinya di ruang HRD."I-iya, Pak. Saya Dania," ucap Dania gugup."Terima kasih atas kehadirannya. Silakan duduk!"Dania duduk di depan meja kerja pria berkacamata tersebut. Pria itu terlihat menatap layar laptop, lalu beberapa detik kemudian terdengar suara printer yang tengah mencetak file. Dania d
Beberapa minggu sebelum wisuda. Lamaran yang Dania kirim via pesan WA lewat temannya telah diterima Arya. Menurut temannya itu Dania merupakan gadis yang menarik. Arya membuka file lamaran milik Dania yang dikirim temannya. Dalam CV terpampang photo pemilik data lamaran. Alis Arya terangkat saat melihat photo milik Dania.Gadis berambut kelam, bermanik bak permata, memiliki wajah yang cantik alami bahkan tanpa make up sekali pun, membuat Arya Putra Damardjaya pemilik perusahaan garmen PT. Indo Darmadjaya itu, terkesima.[Hei, tumben lo punya teman cantik kek gini. Jauh amat ama elo] pesan WA Arya pada temannya sekaligus teman Dania.[Kampr*t! Gini-gini gue laku ama bule, tau! Dibandingkan elo yang gak punya pendirian sama satu cewek. Elo bosan, tuh cewek langsung lu buang kek sampah. Belajar setia don
Chandra mengajak Dania makan malam di sebuah kafe di daerah Dago Atas. Chandra sudah melakukan reservasi meja dengan dekorasi yang romantis untuk pasangan di kafe tersebut. Meja yang dihiasi bunga mawar merah berbentuk hati di tengah meja dilengkapi lilin hias, menambah suasana semakin hangat untuk pasangan yang tengah dimabuk asmara.Malam itu pun Chandra hendak menagih janji Dania untuk bersedia menikah setelah wisuda. Chandra tak ingin lagi menunda-nunda. Meresmikan hubungan ke jenjang pernikahan adalah yang paling tepat. Chandra tak mau berlama-lama dengan hubungan semu. Baginya berat jika harus terus berdekatan dengan Dania tanpa ikatan. Sebagai pria normal yang terkadang hasratnya sedikit liar takut membuat Chandra khilaf.Dania dan Chandra duduk berhadapan hanya terhalang meja makan. Sebelum mengajak Dania bicara,