Share

Tawaran Pekerjaan

Author: LeeNaGie
last update Last Updated: 2021-09-01 19:18:02

Hari Minggu pun tiba, saatnya gips Samiya dilepas. Pagi hari, Kim Tae Ho sudah datang menjemput di depan rumah.

Neo kwenchana (kamu baik-baik saja)?” tanya Tae Ho saat melihat Samiya hampir terjatuh, karena bergegas turun ke bawah.

Ne, kwenchana (ya, saya baik-baik saja).”

Samiya mencoba menegakkan tubuh yang hampir oleng dan mengembalikan keseimbangan tubuhnya.

Perempuan cantik itu tidak menyangka Kim Tae Ho akan menepati janji untuk menemaninya melepas gips ke Rumah Sakit.

Belakangan Samiya mulai tahu tentang aktivitas Tae Ho melalui cerita-ceritanya di chat Line. Pria itu terkadang bekerja hingga dini hari dan ada juga yang bekerja hingga keesokan paginya. Tapi sampai saat ini, Samiya belum tahu apa persisnya pekerjaan Tae Ho.

Karena hampir setiap hari berkomunikasi, baik hanya sekedar menanyakan kabar atau menanyakan apakah Samiya sudah mendapatkan pekerjaan. Mereka menjadi akrab layaknya teman, sehingga bahasa yang mereka gunakan sudah tidak formal lagi.

“Sudah dapat pekerjaan?” tanya Tae Ho memecah keheningan di mobil.

“Belum.” Samiya menggeleng dengan kepala tertunduk.

Kim Tae Ho menolehkan kepala sekilas ke arah Samiya dan kembali fokus menyetir.

“Aku ingin menawarkan pekerjaan untukmu.” Tae Ho terdiam sejenak dengan pandangan masih lurus ke depan. “Pekerjaannya tidak sulit dan kamu juga bisa bebas melakukan ibadah.”

Samiya menoleh dengan mata membulat ke arah Tae Ho yang sedang fokus menyetir. Wanita itu tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Dia mendapatkan pekerjaan dari orang yang baru saja dikenal. Selain itu ia juga belum tahu apa sebenarnya pekerjaan orang itu.

Tae Ho sadar Samiya sedang menatapnya heran, terlihat dari sudut matanya.

“Baiklah, aku akan jelaskan. Kamu cukup mempersiapkan semua keperluanku untuk bekerja dan mencatat semua jadwal pekerjaanku. Tepatnya menjadi asisten pribadiku,” jelas Tae Ho kembali menoleh sekilas ke arah Samiya.

Perempuan itu sekarang melihat Tae Ho dengan mata yang lebih bulat lagi. Dia semakin bingung Apa sebenarnya pekerjaan Tae Ho? Belum sempat bertanya, Tae Ho langsung menjelaskan kepada Samiya apa pekerjaannya.

“Samiya, kamu pasti bingung apa pekerjaanku sebenarnya. Kamu hanya tahu bahwa aku bekerja dari pagi sampai malam, bahkan sampai paginya lagi.” Tae Ho menarik napas pendek.

“Apakah kamu tidak pernah melihatku sebelumnya di televisi?” selidik Kim Tae Ho.

Samiya menggeleng. Selama di Korea dia tidak pernah menonton televisi.

Oh, come on Samiya. Kamu tidak pernah nonton televisi ya?!” Tawa Tae Ho meledak.

Samiya hanya bisa mengangguk pelan sambil tersenyum kecut.

“Tak ada waktu untukku menonton televisi, Tae Ho.”

Tae Ho meminggirkan mobil dan berhenti di pinggir jalan. Dia mengambil sesuatu dari kursi belakang mobilnya dan menyerahkan sebuah CD beserta beberapa brosur pada Samiya.

Wanita itu mengamati dengan saksama, apa yang tertera dalam brosur itu dan juga melihat cover CD dengan gambar Tae Ho.

“Kamu seorang penyanyi, Tae Ho?” ujar Samiya setengah berteriak, “dan seorang aktor juga?”

Matanya terlihat membesar melihat benda yang ada di tangannya.

Tae Ho mengangguk. “Dan jika kamu menerima tawaranku, kamu akan menjadi asisten artis.”

Pria itu tertawa geli ketika melihat ekspresi di wajah Samita.

Samiya terlihat seperti membatu sekarang. Menyadari kurangnya pengetahuan tentang dunia entertainment Korea. Sehingga ia tidak tahu, orang yang berada di sebelahnya ini adalah aktor terkenal Korea, yang telah membintangi sejumlah serial, film dan juga meluncurkan banyak album lagu.

Pantas saja saat melihat Kim Tae Ho pertama kali, ia seperti pernah melihatnya, tapi tidak tahu di mana. Barangkali Samiya melihat foto Tae Ho di majalah atau di postingan F******k teman-temannya, atau mungkin di beberapa iklan yang tertempel di halte bus.

“Bagaimana, Miya? Kamu mau menjadi asisten pribadiku?” tanya Tae Ho lagi karena belum mendapatkan jawaban dari Samiya.

Samiya masih terdiam dalam ketidakpercayaan, dengan apa yang baru saja diketahuinya. Mungkinkah ini jawaban dari doa-doa yang ia panjatkan di sepertiga malam terakhir?

“Aku tidak keberatan dengan cara berpakaianmu. Aku juga tidak keberatan jika kamu ingin waktu lebih untuk beribadah. Aku menghormati agamamu dan bagaimana kamu mengabdikan diri untuk Tuhanmu,” jelas Tae Ho.

Sejak awal Tae Ho sebenarnya ingin menawarkan pekerjaan itu pada Samiya, tapi ia khawatir jika wanita itu menolak, karena terlalu dini untuk membicarakannya. Sudah satu bulan pria itu mencari seorang asisten pribadi, tapi tidak ada satu pun yang sesuai dengan kriterianya. Tapi begitu melihat perempuan ini, dia yakin Samiya adalah orang yang tepat.

“Bagaimana, Samiya? Mau menerima tawaranku?” Kim Tae Ho masih menunggu jawaban.

Samiya terlihat berpikir, bola matanya naik ke atas sambil menggigit bibir bawah. Tak lama kemudian, ia menganggukkan kepala.

“Tapi masih ada syarat lainnya,” pinta Samiya.

“Syarat lain? Apa?”

No touch, no Soju, and no Noona. Setuju?!” ucap Samiya tegas.

Mendengar persyaratan yang diajukan Samiya, Tae Ho kembali tertawa lepas.

“Ada lagi syarat lainnya?”

“Hm, untuk sementara itu saja.” Samiya pura-pura berpikir lalu tersenyum.

“Oke, Nona Samiya. Persyaratanmu tidak sulit. Aku tidak akan menyentuhmu. Aku tidak akan mengajakmu minum Soju, karena aku tidak begitu suka dengan alkohol. Dan... yang terakhir tentang Noona? Aku tidak seburuk pikiranmu. Bagiku, kehormatanku hanya untuk wanita yang kucintai nanti.” Tae Ho berjanji.

Meskipun Tae Ho seorang artis, tapi tidak terlalu suka dengan kehidupan yang glamor. Dia lebih memilih untuk segera pulang ke rumah setelah selesai syuting, daripada pergi ke tempat-tempat hiburan yang kerap dikunjungi rekannya yang lain.

Selain itu Kim Tae Ho juga ingin menjaga citra baik diri sendiri, agar tidak menciptakan skandal yang bisa merusak nama baiknya. Ketika seorang artis terkena skandal buruk, maka karirnya bisa hancur seketika. Akan susah bagi mereka untuk tetap bertahan di industri perfilman Korea.

“Jadi kapan kamu akan pindah ke rumahku?” Dia melihat ke arah Samiya.

Samiya terkejut, matanya kembali memancarkan pesona indah lewat tatapannya.

“Apakah aku harus tinggal di rumahmu?” tanya Samiya dengan mata membulat.

“Tentu, Nona. Kamu adalah asisten pribadiku, tentu kamu harus selalu siap di saat aku membutuhkanmu.” Tae Ho mulai usil. “Kamu tidak berpikiran aneh-aneh kan?”

Samiya menyengir memperlihatkan gigi atasnya yang berjejer rapi.

“Jadi kamu belum percaya denganku ya? Aku sudah mempersiapkan paviliun untuk kamu tempati. Paviliun itu berada di sebelah rumahku,” jelasnya.

Samiya bernapas lega.

“Jadi aku dan kamu tidak berada dalam satu rumah kan?” tanya gadis itu kembali meyakinkan.

“Tentu. Nanti setelah melepas gips-mu, aku akan membawamu melihat-lihat tempat tinggalku yang nanti juga akan menjadi tempat tinggalmu.” Tae Ho kembali fokus menyetir.

Mobil terlihat memasuki area rumah sakit. Setelah memarkirkan mobil, Kim Tae Ho dan Samiya segera masuk ke Rumah Sakit. Tak lama, dokter membuka gips Samiya dan memintanya untuk menggerakkan tangan yang patah secara perlahan.

“Coba gerakkan tangan Anda dengan pelan,” pinta dokter.

Perempuan itu mencoba untuk menggerakkan tangannya, menaikkan ke atas dan memutarnya pelan. Dia merasakan sedikit ngilu.

“Apakah anda merasakan sesuatu?” tanya dokter.

“Ya, agak sedikit ngilu,” jawabnya singkat.

“Anda tidak perlu cemas, rasa itu akan menghilang seiring berjalannya waktu. Untuk sementara ini, Anda belum boleh melakukan pekerjaan berat sampai tangan Anda benar-benar pulih. Jangan lupa datang ke sini dengan rutin untuk check-up,” jelas dokter.

“Baik, Dokter,” jawab Samiya.

Setelah selesai diperiksa, Samiya dan Tae Ho segera meninggalkan rumah sakit. Mereka berangkat ke tempat di mana Tae Ho melepaskan lelah setelah selesai syuting.

Di perjalanan, pria itu bercerita tentang aktivitasnya saat ini. Mulai dari judul serial yang tengah dibintanginya, rencana perjalanan konser di beberapa negara yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, juga proyek iklan dan bintang tamu di beberapa acara reality show yang telah ditandatanganinya.

“Jadi, persiapkan tenagamu untuk selalu menemani ke manapun aku pergi. Aku harap kamu bisa menikmati pekerjaan barumu. Besok aku akan menyerahkan surat perjanjian kerja untuk kamu tandatangani. Di situ juga tertulis apa saja syarat-syarat yang kamu katakan tadi, juga berapa lama kamu dikontrak,” jelas Tae Ho, “kamu bisa mulai bekerja setelah tanganmu benar-benar sembuh.”

Bismillah. InsyaAllah, aku siap,” jawab Samiya mantap.

“Kamu tadi bilang apa? Ada dua kata yang tidak aku mengerti,” tanya Tae ho yang tidak paham dengan apa yang dikatakan Samiya.

“Aku tadi bilang bismillah, artinya dengan nama Allah. Lalu kata kedua, insyaAllah, artinya jika Allah mengizinkan.” Samiya menerangkan.

Kim Tae Ho hanya menganggukkan kepala, seolah paham dengan apa yang dikatakan oleh Samiya. Beberapa menit kemudian, ia menghentikan mobil di kawasan perumahan elit. Pria itu membuka gerbang rumahnya sendiri tanpa bantuan penjaga dengan menekan tombol yang berada di sisi kanan pagar.

Kim Tae Ho memang sangat rendah hati. Di hari libur, ia tidak ingin merepotkan penjaga membukakan pintu gerbang untuknya. Pria itu juga meliburkan para pelayan dan menyiapkan sendiri makanannya jika lapar.

Ketika gerbang terbuka, Tae Ho melaju mobilnya memasuki halaman rumah dengan pekarangan yang sangat luas. Tumbuh-tumbuhan seperti pohon cemara, bunga mawar, anggrek, sakura, dan berbagai jenis bunga lainnya terlihat menghiasi taman di depan rumah. Rumput-rumput hijau juga berjejer indah menutupi sebagian halaman.

Rumah Tae Ho memang terkesan minimalis jika terlihat dari luar, karena hanya terlihat beberapa ruangan dari luar. Di samping rumah terdapat paviliun kecil, tapi terlihat mewah. Samiya tidak menyangka Tae Ho begitu sukses, sehingga bisa memiliki rumah mewah seperti ini.

“Baiklah Miya, kita sudah sampai. Silakan turun.” Tae Ho keluar dari mobil dan berjalan ke arah kiri untuk membukakan pintu mobil untuk Samiya.

Ketika berada di depan pintu masuk, pria itu terlihat memasukkan nomor pin yang digunakan untuk membuka pintu rumah.

Kim Tae Ho mengajak Samiya masuk ke rumahnya. Ternyata rumah itu tidak seminimalis terlihat dari luar. Perabotan dan tata ruangnya benar-benar berkelas. Di dalam rumah terdapat enam ruangan. Satu ruangan biasa dipakai untuk beristirahat, satu lagi dipakai untuk meletakkan pakaian yang digunakan Tae Ho saat syuting dan konser, ruangan lainnya digunakan untuk ruang makan. Tiga ruangan lainnya adalah kamar tidur yang dipakai oleh Tae Ho dan kamar yang bisa digunakan, jika orang tua dan adiknya menginap di sana. Untuk dapur dan kamar untuk pelayan, tempatnya terpisah dan tidak menyatu dengan rumah.

Tae Ho tinggal seorang diri, karena orang tuanya tinggal di Daegu. Sedangkan adik perempuannya kuliah di Busan. Sesekali manajernya juga menemani jika mereka pulang larut malam.

“Anggap saja rumah sendiri, tidak usah malu.” Tae Ho mempersilakan Samiya untuk masuk.

Samiya tersenyum dan melangkahkan kaki menapaki rumah mewah itu. Dia melihat dinding rumah yang terisi beberapa lukisan, foto Kim Tae Ho dalam ukuran besar dan juga sebuah foto keluarga.

“Kamu tinggal sendirian?” tanya Samiya sedikit gugup.

Wanita itu khawatir karena mereka hanya berdua di rumah itu.

Tae Ho menggeleng. “Ada tiga orang pelayan, satu sopir dan dua sekuriti.”

“Karena sekarang hari libur, mereka dibebastugaskan.”

Tae Ho berjalan ke arah sofa yang berada di ruang tamu, diiringi Samiya yang berjalan di sampingnya.

“Keluargamu?” tanya Samiya lagi setelah duduk di sofa berwarna abu-abu itu.

Appa dan Eomma sekarang di Daegu. Dongsaeng (adik) ku sedang kuliah di Busan.” Tae Ho menjelaskan.

Samiya kembali melihat ke sekeliling dalam rumah. Meski rumah ini besar, tapi terasa begitu sepi. Hampir sama dengan suasana di rumah atap yang dihuninya seorang diri.

Beberapa menit kemudian Tae Ho mengajaknya melihat paviliun yang akan ditempati Samiya nanti.

“Ayo, aku perlihatkan tempat tinggal barumu.” Tae Ho berdiri dan melangkah ke arah pintu.

Mereka lalu berjalan ke luar rumah, karena letak paviliun berada di tempat terpisah. Paviliun itu tepat bersebelahan dengan kamar pribadi Tae Ho, sehingga bisa memudahkannya untuk meminta bantuan asisten pribadi ketika dibutuhkan.

Samiya melihat isi ruangan paviliun yang akan ditempatinya. Ruangan paviliun itu mungil, di dalamnya terdapat satu ruang tamu berukuran kecil, kamar dengan single bed beserta lemari kecil, dapur dan sebuah kamar mandi. Perabotannya tidak kalah mewah dengan yang berada di rumah Tae Ho. Bagi Tae Ho walaupun paviliun tersebut khusus untuk asisten, tapi suasananya dibuat senyaman rumahnya.

“Bagaimana, kamu suka?” Tae Ho menoleh ke arah Samiya.

MasyaAllah, paviliun ini bagus sekali.” Samiya melihat ke sekeliling ruangan.

“Jadi kapan kamu bisa pindah ke sini?” tanya Tae Ho, “bisa hari ini?”

Belum sempat Samiya menjawab, Tae Ho langsung mengajak Samiya pergi mengambil barang-barang di kontrakannya.

“Jangan khawatir, aku akan meminta bantuan jasa pindahan,” katanya.

Sebelum meninggalkan paviliun, Samiya melihat ke arah jam yang berada di dinding ruang tamu. Jarum jam sudah menunjukkan 12.20, waktu salat Zuhur sudah tiba. Wanita itu terdiam dan berdiri di dekat pintu paviliun.

“Maaf, bisa minta waktu sebentar?” tanya Samiya.

“Ada apa?”

“Sekarang sudah waktunya untuk menunaikan salat Zuhur. Jadi aku harus salat dulu.” Samiya menjelaskan.

“Oh, tentu saja. Silakan. Jadi apa yang bisa kubantu?” tanya Tae Ho yang terlihat kebingungan.

“Aku hanya butuh tempat untuk melaksanakan ibadah, karena perlengkapannya sudah kubawa.” Samiya menunjukkan tas yang dibawanya.

“Baiklah. Kamu bisa beribadah di ruangan tempatku biasa beristirahat.”

Mereka masuk kembali ke rumah. Pemuda itu menunjukkan tempat untuk Samiya melaksanakan salat Zuhur. Dia juga menunjukkan tempat berwudu kepada perempuan itu.

Tae Ho yang tengah dilanda rasa penasaran dengan ibadah yang Samiya lakukan, memutuskan untuk mengintipnya dari luar. Dia melihat Samiya keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah terkena air wudu. Setelah berada di ruang santai, wanita itu segera menggelar sajadah tipis berukuran kecil yang dibawanya dari Indonesia.

Samiya kemudian memasang mukena yang membalut seluruh tubuh, sehingga hanya terlihat wajahnya saja. Tae Ho yang sedari tadi melihat, menjadi bertambah bingung. Diamatinya wanita itu dari awal takbir, sampai mengucapkan salam.

Pemuda itu segera kembali ke ruang tamu dan pura-pura duduk di sofa, setelah melihat Samiya melipat mukena.

“Sudah selesai?” ucapnya setelah melihat Samiya keluar dari ruang refreshing.

“Ya, kita bisa pergi sekarang.”

Mereka segera kembali ke tempat Samiya tinggal untuk mengambil barang-barangnya.

“Apa sebaiknya tidak usah menggunakan jasa pindahan?” tanya Samiya dalam perjalanan.

“Kenapa?”

“Barang-barangku tidak banyak, hanya pakaian saja,” jawabnya.

“Tanganmu masih sakit, tidak mungkin kan kamu yang mempersiapkan semuanya sendiri?”

Samiya terlihat menyengir. Pria itu benar, tangannya masih sakit dan tidak mungkin ia bisa dengan sigap mengemasi pakaiannya sendirian.

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan review dengan memberi bintang 5 yaa, Kakak-kakak semua :*

Related chapters

  • Kita Bertemu di Korea   Busy Days

    Seminggu telah berlalu. Samiya mencoba menggerakkan kembali tangannya, sudah tidak lagi terasa ngilu. Artinya ia sudah bisa mulai bekerja sekarang. Selama satu minggu ini, Kim Tae Ho menyuruh Samiya beristirahat, agar fokus pada kesembuhan tangannya.Samiya datang menemui Kim Tae Ho yang sedang beristirahat di ruang tamu.“Tae Ho, tanganku sudah pulih. Jadi aku sudah bisa bekerja.”Kim Tae Ho memerhatikan tangan Samiya dengan saksama.“Oke Samiya. Ini jadwal kegiatanku hingga tiga bulan ke depan. Bisakah kamu mempersiapkan semua kebutuhanku untuk tour concert nanti?” Tae Ho menyerahkan beberapa lembar kertas.Samiya mengambil kertas yang diberikan Tae Ho dan membacanya satu per satu.“Kamu jangan khawatir. Aku akan mengurus semua legalitasmu selama berada di sini. Jadi kamu bisa bekerja dengan tenang,” ujar Tae Ho.Samiya menganggukkan kepala mendengarkan penjelasan Tae Ho, kemudian kembali

    Last Updated : 2021-09-01
  • Kita Bertemu di Korea   Rahasia Apa yang Kau Simpan?

    Sore itu para kru sedang melakukan briefing untuk persiapan launching serial terbaru yang dibintangi Kim Tae Ho. Karena hari itu adalah hari terakhir syuting, maka mereka berniat mengadakan pesta syukuran di tempat yang telah mereka persiapkan. Kali ini manajer Park Seo Yoon membujuk Samiya agar ikut di pesta itu.“Ayolah Nona Samiya, kali ini Anda harus ikut bergabung dengan kami. Bagaimanapun Anda sudah menjadi bagian dari produksi serial ini.”Pria bertubuh gempal yang telah memasuki usia 45 tahun itu, berusaha untuk membujuk Samiya agar ikut menghadiri pesta.“Betul Samiya, ikutlah bersama kami. Sekali ini saja,” bujuk Yoon Ah, salah satu kru production house. Gadis seusia dengan Samiya, berkacamata dengan rambut ikal sebahu.“Di sini banyak wanita, kamu tidak sendirian,” tambahnya lagi.Karena cukup lama mengenal Samiya, para kru sudah tahu dengan batasan-batasan Samiya. S

    Last Updated : 2021-09-15
  • Kita Bertemu di Korea   Keluarga dan Kerinduan

    Kim Tae Ho menepati janjinya. Setelah sarapan, dia segera mengetuk paviliun Samiya.Tok-tok-tokCeklek!Terlihat seorang wanita cantik berada di dekat pintu.“Ayo kita pergi! Jangan lupa bawa pakaian untuk dua hari,” kata Kim Tae Ho setelah Samiya membukakan pintu.Meski tidak tahu akan ke mana, Samiya segera bergegas mengemasi pakaiannya untuk dibawa berliburan. Pagi itu ia mengenakan baju kaus dilapisi dungarees berbahan jeans, dipadu dengan mantel panjang yang menutupi lekuk tubuhnya. Kerudung cerah berwana putih dengan motif bunga pink menambah pancaran kecantikan wajahnya.Sepanjang perjalanan, mereka bercerita berbagai hal untuk menghilangkan rasa bosan. Cerita tentang masa kanak-kanak mereka, bagaimana Kim Tae Ho mengawali karir, hingga pekerjaan Samiya saat di Indonesia.Tae Ho tidak menyangka jika dulunya Samiya seorang gadis tomboi.“Sewaktu di sekolah dasar, aku selalu berpenampila

    Last Updated : 2021-09-16
  • Kita Bertemu di Korea   Luka yang Kembali Terasa

    Satu bulan akhirnya berlalu, tibalah saatnya untuk Tae Ho mengadakan tour concert. Dalam waktu seminggu ini, pria itu dan tim manajemen melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain. Dan saat ini, tibalah jadwal konser di Malaysia.Perjalanan selama 6 jam 30 menit telah dilalui tim manajemen Kim Tae Ho dan juga Samiya. Akhirnya mereka tiba di Kuala Lumpur International Airport, Malaysia, dengan menggunakan pesawat Korean Air.Setelah mengambil barang di tempat pengambilan bagasi, mereka segera melangkah ke luar. Rupanya para fans Kim Tae Ho telah menunggu di pintu kedatangan. Terlihat begitu banyak spanduk dan banner dengan berbagai tulisan yang dibuat oleh penggemarnya.Mereka bersorak memanggil nama Kim Tae Ho sambil melambaikan tangan. Setelah melihat sang artis keluar, mereka berteriak dengan histeris. Ada yang menangis dan ada juga yang mencoba menerobos keamanan.Kim Tae Ho kemudian terlihat melambaikan tangan kepad

    Last Updated : 2021-09-17
  • Kita Bertemu di Korea   Maaf

    Keesokan pagi setelah sarapan, para rombongan bersiap menuju Stadium Bukit Jalil untuk geladi resik konser nanti malam. Sepanjang perjalanan Samiya hanya terdiam memandangi indahnya tatanan kota Kuala Lumpur, sedangkan Kim Tae Ho terlihat sedang menghafal lagu-lagu yang akan dinyanyikannya nanti malam.Pria itu sesekali melihat ke arah Samiya yang duduk di kursi seberang. Dia mencoba menerka-nerka, kenapa asistennya menjadi seperti itu? Semakin lama rasa penasaran di hati semakin dalam, meski begitu ia harus kembali fokus karena nanti malam adalah rangkaian konser terakhirnya tahun ini.Sampai di stadium, rombongan langsung mempersiapkan segala kebutuhan untuk konser nanti. Samiya terlihat sedang menyusun baju-baju yang akan digunakan sang bintang malam ini. Dia tetap profesional walau sekarang seperti ada jarak antara dirinya dan Kim Tae Ho. Jarak yang telah dibuatnya sendiri, sejak pria itu mengatakan tentang pernikahan tadi malam. Entah hanya sebuah gurauan atau ser

    Last Updated : 2021-09-17
  • Kita Bertemu di Korea   Alam Minangkabau

    Tiga puluh menit kemudian, pesawat bersiap mendarat di Bandara Internasional Minangkabau. Terlihat gedung dengan atap bergonjong semakin mendekat.“Selamat datang di Ranah Minang,” sambut Samiya dalam bahasa Indonesia kepada Tae Ho.Kim Tae Ho mengernyitkan dahi karena tidak mengerti dengan apa yang baru dikatakan Samiya.“Minangkabau-e eoseo Oseyo.” Samiya mengulangi kalimat yang sama dengan menggunakan bahasa Korea.Terlihat sebuah senyuman mengambang di bibirnya. Kim Tae Ho merasa lega ketika melihat wanita itu tersenyum kembali padanya. Senyuman itu terlihat begitu manis di matanya. Dia bahkan kini menyadari, Samiya telah bersemayam di sebuah tempat terindah di hati.Seorang wanita sederhana yang berhasil memberikannya ketenangan, mengajarkan kepada fitrah sebagai seorang manusia. Sosok yang mampu menghadirkan kehidupan yang berarti dan penuh makna. Samiya kini telah mengambil alih dunianya.Setelah turun

    Last Updated : 2021-09-18
  • Kita Bertemu di Korea   Hidayah

    Setelah ayah Samiya ke masjid, Samiya dan Ibunya juga menunaikan salat Isya di rumah. Kim Tae Ho tinggal seorang diri di ruang tamu. Pria itu sedang dilanda rasa penasaran. Dia memutuskan pergi keluar rumah untuk melihat orang-orang melakukan salat berjemaah di masjid. Rasa penasaran membawanya untuk menyaksikan puluhan umat muslim yang sedang menunaikan ibadah salat Isya.Langkah Kim Tae Ho terhenti ketika berada di dekat gerbang masjid. Tiba-tiba jantungnya terasa berdebar. Ada perasaan damai menyeruak di hatinya, ketika mendengarkan lantunan ayat yang dibacakan oleh imam. Dia belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya, kecuali ketika mendengarkan Samiya mengaji di kamarnya.Kim Tae Ho yang selama ini hanya menganggap agama hanya formalitas semata, kini merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. Tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipi satu per satu, tubuhnya bergetar hebat. Apakah kini saatnya hidayah datang menyapa?Pria itu diam terpaku di posisinya h

    Last Updated : 2021-09-18
  • Kita Bertemu di Korea   Sekilas Masa Lalu

    Di sebuah ruangan, terlihat seorang gadis yang begitu cantik dengan balutan gaun pengantin sederhana khas budaya Minangkabau. Gadis yang baru saja menginjak usia 21 tahun itu, telah memantapkan hati untuk menerima lamaran dari seorang pemuda yang merupakan seniornya di kampus.“Maaf, Dek Samiya,” ucap seorang pemuda tiba-tiba mendekatinya, “apa boleh saya datang ke rumahmu pada akhir pekan?”Bayangan percakapan pertama dengan pemuda itu, kembali menghiasi pikirannya.Gadis itu melihat ke arah pemuda berwajah teduh, berkulit hitam manis dengan kacamata menghiasi wajahnya.“Untuk apa?” tanya gadis itu mengerutkan kening.Pemuda itu menatap lekat wajah cantik yang berdiri di depannya. Dia mencoba mengendalikan diri setelah merasakan debaran di dada.“Saya ingin melamarmu,” ujar pemuda bernama Khairul memberanikan diri.Samiya membulatkan mata, tidak percaya dengan apa yang baru saja didenga

    Last Updated : 2021-09-18

Latest chapter

  • Kita Bertemu di Korea   Kita Bertemu di Korea

    Satu tahun sudah Kim Tae Ho dan Samiya melalui indahnya masa-masa menjadi orang tua. Mereka tidak melewatkan sedikit pun perkembangan buah hati yang kini sudah berusia satu tahun. Suka duka dilewati bersama. Apalagi merawat bayi kembar, tidak mudah dijalani. Perlu tenaga ekstra untuk mengawasi perkembangan mereka.Meski kembar, Kim Ha Neul dan Kim Ha Na terlihat sedikit berbeda karena Ha Neul lebih mirip Samiya dengan mata bulat, hidung lancip yang diwarisi dari ayahnya dan senyum manis yang diwarisi dari ibunya.Sedangkan Ha Na lebih mirip Tae Ho dengan mata sipit, hidung lancip, dan senyum manis seperti ayahnya.Orang tua Samiya telah kembali ke kampung halaman. Sesekali mereka melakukan video call untuk melihat perkembangan cucu-cucu mereka yang setiap hari semakin menggemaskan.“Apakah kamu benar-benar menerima tawaran tahun lalu?” tanya Samiya sembari bermain dengan Ha Na.“Ya, aku tidak ingin mengecewakan penulisnya. Selain

  • Kita Bertemu di Korea   Welcome Twins Baby

    Samiya mengikuti instruksi yang diberikan dokter. Tae Ho menahan tubuh istrinya dengan tangan kanan dan menggenggam tangan Samiya dengan tangan kiri untuk memberikan tenaga ekstra kepadanya.Sampai di embusan napas ketiga, lahirlah seorang bayi berjenis kelamin laki-laki.“Selamat, anak pertama Anda seorang laki-laki.” Dokter tersenyum dan memberikan bayi itu ke perawat untuk dibersihkan.Beberapa menit kemudian, lahirlah bayi kedua berjenis kelamin perempuan.“Bayi kedua perempuan,” ucap dokter memandang Samiya dan Tae Ho.Tae Ho kemudian mengembuskan napas lega dan mengecup kening Samiya, sebagai tanda terima kasih, karena telah memberikan sepasang anak sekaligus. Dia tidak peduli dengan keringat yang membasahi kening istrinya.Setelah bayi mereka dibersihkan, Tae Ho bersiap untuk mengazankan dan mengikamahkan kedua buah hatinya. Pria itu berwudu terlebih dahulu. Setelah diazankan dan diikamahkan, kedua bayi dibawa

  • Kita Bertemu di Korea   Perjuangan Antara Hidup dan Mati

    Setelah memutuskan untuk beristirahat panjang dan fokus pada keluarga kecilnya, Tae Ho dan Samiya tetap berada di Seoul. Sesekali Mr. Park datang ke rumah itu untuk melihat keadaan mereka berdua. Kedua orang tua Kim Tae Ho juga datang berkunjung setiap bulan untuk melihat kondisi menantu mereka yang sedang hamil.Samiya tidak lagi tinggal di paviliun seperti sebelumnya. Dia sudah tinggal bersama dengan Kim Tae Ho di rumah utama, setelah pernikahan mereka diketahui banyak orang.Pada awalnya Tae Ho sering mendapat komentar kasar dari fans yang kecewa padanya di media sosial, tapi ia menghadapinya dengan sabar. Sifat sabar pria itulah yang membuat mereka berubah haluan dari semula menyerang menjadi mendukungnya. Mereka tidak sabar menunggu Tae Ho untuk kembali ke layar kaca lagi.Tidak sedikit juga dari para fans mengagumi Samiya. Mereka terpikat dengan kesederhanaan wanita itu. Setiap kali Tae Ho memposting foto kebersamaannya dengan istrinya me

  • Kita Bertemu di Korea   Bahagia Bersamamu

    Setelah memutuskan untuk beristirahat panjang dan fokus pada keluarga kecilnya, Tae Ho dan Samiya tetap berada di Seoul. Sesekali Mr. Park datang ke rumah itu untuk melihat keadaan mereka berdua. Kedua orang tua Kim Tae Ho juga datang berkunjung setiap bulan untuk melihat kondisi menantu mereka yang sedang hamil.Samiya tidak lagi tinggal di paviliun seperti sebelumnya. Dia sudah tinggal bersama dengan Kim Tae Ho di rumah utama, setelah pernikahan mereka diketahui banyak orang.Pada awalnya Tae Ho sering mendapat komentar kasar dari fans yang kecewa padanya di media sosial, tapi ia menghadapinya dengan sabar. Sifat sabar pria itulah yang membuat mereka berubah haluan dari semula menyerang menjadi mendukungnya. Mereka tidak sabar menunggu Tae Ho untuk kembali ke layar kaca lagi.Tidak sedikit juga dari para fans mengagumi Samiya. Mereka terpikat dengan kesederhanaan wanita itu. Setiap kali Tae Ho memposting foto kebersamaannya dengan istrinya me

  • Kita Bertemu di Korea   Kisah Cinta Samiya dan Kim Tae Ho

    “Anda berasal dari mana, Samiya-ssi?” tanya salah seorang wartawan.“Saya berasal dari Indonesia,” jawab Samiya singkat.“Apakah Anda sebelumnya seorang artis juga?” Pertanyaan konyol terlontar dari seorang wartawan yang terbius dengan kecantikan Samiya.Wanita itu tersenyum dan menggelengkan kepala.“Tidak, saya bukan artis.”“Bisa ceritakan bagaimana bisa Anda berada di Korea?” tanya yang lain.Samiya melihat ke arah Kim Tae Ho.Pria itu mengangguk dan menggenggam tangannya erat. Mengizinkan Samiya menceritakan semua perjalanan hidupnya.“Saya ke Korea dengan niat ingin bekerja. Saat itu kondisi keuangan keluarga saya tidak stabil. Jadi saya memutuskan untuk bekerja ke Korea.” Samiya menarik napas. “Tiga bulan bekerja, saya tidak mendapatkan ketenangan. Kemudian saya putuskan untuk berhenti bekerja.”“Apakah Anda sudah tahu bahwa

  • Kita Bertemu di Korea   The Truth

    Keesokan hari, kejadian saat di konferensi pers menjadi berita di mana-mana. Semua orang menjadi penasaran, seperti apa sosok Samiya. Seorang wanita hebat yang bisa membuat Kim Tae Ho jatuh cinta kepadanya dan siap mundur dari dunia hiburan. Terlebih selama berkarir di dunia entertainment, pria itu tidak pernah dekat dengan wanita manapun.Meski ada beberapa foto saat Tae Ho menggendong Samiya, tapi wajah Samiya tidak terlihat jelas.Reaksi fans pada saat itu beragam, ada yang kecewa, menangis histeris dan ada juga yang menunggu penjelasan dari sang aktor. Meski pria itu telah mengumumkannya tadi malam, tetap saja mereka ingin sang idola melakukan konferensi pers agar semuanya jelas. Selain itu mereka ingin melihat istri Tae Ho. Wanita seperti apa dia? Sehebat apa ia sehingga bisa menaklukkan hati seorang Kim Tae Ho?Setelah kembali dari Daegu, Kim Tae Ho dan Samiya beristirahat terlebih dahulu. Pria itu tidak melepaskan wanita itu sedetik pun dari geng

  • Kita Bertemu di Korea   Skandal

    Mr. Park segera mengambil alih mikrofon yang berada di depan Kim Tae Ho.“Maaf, sepertinya Tae Ho sedikit lelah. Jadi konsentrasinya berkurang.” Pria bertubuh tambun itu berusaha mengontrol emosinya.“Samiya? Siapa Samiya?” tanya seorang wartawan.Wartawan lainnya terlihat saling pandang satu sama lain. Mencoba menerka siapa Samiya. Tidak banyak yang tahu bahwa Samiya adalah asisten Kim Tae Ho, termasuk wartawan. Karena wanita itu sering berada di belakang layar dan tidak mau berada di depan kamera.“Apakah dia adalah asisten pribadi Anda?” tanya wartawan yang tahu dengan Samiya.Tae Ho kembali meraih mikrofon dan diarahkan tepat ke bibirnya.“Dia adalah istriku. Dulu dia adalah asistenku dan sekarang dia telah menjadi asisten seumur hidupku.” Tae Ho berhenti sejenak, kemudian menghela napas panjang.“Kami berdua saling mencintai. Dia begitu mencintaiku dengan tulus. Tanpa lelah Sa

  • Kita Bertemu di Korea   Pers Conference

    Hari konferensi pers pun tiba. Pagi hari sebelum konferensi pers diadakan, Kim Tae Ho pergi ke kantor manajemen. Rencananya sebelum konferensi pers dimulai, mereka akan diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh tim kreatif dari label musik. Tujuannya agar jawaban yang mereka berikan sama.Pihak label musik tidak berani mengambil resiko jika media mengetahui hubungan mereka hanyalah setting-an belaka. Tim manajemen juga telah mengatur pakaian yang akan mereka gunakan saat konferensi pers nanti. Pakaian dirancang sedemikian rupa, agar mereka terlihat seperti pasangan sungguhan.“Ingat, kalian berdua harus mengatakan sesuai dengan yang diarahkan tadi. Jangan sampai melakukan kesalahan, karena bisa berakibat fatal,” ujar salah satu Tim Kreatif.Choi In Hyeong segera menganggukkan kepala.“Tae Ho-ssi, apakah Anda sudah paham dengan apa yang kujelaskan tadi?” tanya seorang dari tim kreatif.Kim Tae Ho hanya memberikan seb

  • Kita Bertemu di Korea   Gimmick

    Sejak menghadiri malam penyerahan awards waktu itu, berita tentang hubungan Tae Ho dengan In Hyeong mulai beredar. Hampir di semua headline berita media cetak, online, dan televisi mempertanyakan kebenaran berita itu.Keesokan harinya, Kim Tae Ho dan Mr. Park mengadakan pertemuan dengan Choi In Hyeong juga managernya di sebuah restoran saat makan malam. Mereka berempat berada di sebuah ruangan khusus tamu VIP yang hanya terdapat sebuah meja berukuran besar dengan empat buah kursi tersusun di masing-masing sisi. Sebuah kaca transparan membatasi ruangan itu, sehingga masih terlihat jelas dari arah luar ruangan.Kim Tae Ho duduk berdampingan dengan Manajer Park, sedangkan Choi In Hyeong dan manajernya duduk di depan mereka. Mereka membahas tentang konsep lagu duet yang akan dibawakan kedua artis yang sedang naik daun itu.Selain memiliki paras yang cantik, Choi In Hyeong juga memiliki kemampuan olah vokal yang luar biasa. Suara lembut dan tinggi miliknya t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status