Sore itu para kru sedang melakukan briefing untuk persiapan launching serial terbaru yang dibintangi Kim Tae Ho. Karena hari itu adalah hari terakhir syuting, maka mereka berniat mengadakan pesta syukuran di tempat yang telah mereka persiapkan. Kali ini manajer Park Seo Yoon membujuk Samiya agar ikut di pesta itu.
“Ayolah Nona Samiya, kali ini Anda harus ikut bergabung dengan kami. Bagaimanapun Anda sudah menjadi bagian dari produksi serial ini.”
Pria bertubuh gempal yang telah memasuki usia 45 tahun itu, berusaha untuk membujuk Samiya agar ikut menghadiri pesta.
“Betul Samiya, ikutlah bersama kami. Sekali ini saja,” bujuk Yoon Ah, salah satu kru production house. Gadis seusia dengan Samiya, berkacamata dengan rambut ikal sebahu.
“Di sini banyak wanita, kamu tidak sendirian,” tambahnya lagi.
Karena cukup lama mengenal Samiya, para kru sudah tahu dengan batasan-batasan Samiya. Semakin mereka mengenalnya, mereka semakin merasa nyaman dengan perempuan itu. Dia sosok yang mudah berteman dengan siapa saja, tanpa memandang perbedaan. Prinsipnya, toleransi itu harus ada dalam kehidupan, selama tidak bersinggungan dengan akidah.
Suatu waktu perempuan itu pernah menghilang di lokasi syuting, karena ada adegan-adegan romantis yang dilakukan oleh Kim Tae Ho di serial terbarunya. Samiya tidak terlalu suka melihat pria itu melakukan adegan romantis.
Saat mengetahui asistennya menghilang, Tae Ho langsung panik. Dia segera meneleponnya.
“Samiya, kamu di mana?” tanya Tae Ho cemas begitu Samiya menjawab teleponnya.
“Aku sedang di taman dekat lokasi Syuting,” sahut Samiya di seberang telepon.
Samiya selalu seperti itu saat ada suatu hal yang tidak ingin dilihatnya. Dia akan pergi menjauhi lokasi syuting. Setelah mengamati kebiasaan asistennya tersebut, Tae Ho paham kenapa ia selalu menghilang ketika dirinya melakukan adegan romantis dengan lawan mainnya.
Setelah dibujuk oleh para kru, Samiya akhirnya mau datang ke pesta syukuran yang diadakan di sebuah pusat karaoke elite di kota Seoul. Sebelum menyetujuinya, Samiya sempat mengajukan syarat.
“Baiklah, aku akan ikut. Tapi dengan syarat tidak ada Soju,” katanya.
“Oke, kami semua setuju,” jawab beberapa kru yang ada di sana.
Mereka bersiap-siap menuju tempat yang dimaksud. Sebelum berangkat, Samiya pamit sebentar untuk mengerjakan salat Maghrib terlebih dahulu. Saat berada di gedung rumah produksi, ia sering salat di tangga pintu darurat.
***
Tiba di lokasi perayaan, mereka langsung masuk ke sebuah ruangan besar. Di dalamnya terdapat layar besar untuk menayangkan video klip lagu karaoke yang akan dinyanyikan oleh tamu yang datang. Minuman soda dan berbagai jenis kue kering tersusun rapi di atas meja.
Kru dan artis laki-laki duduk di sebelah kanan, sedangkan kru dan artis wanita duduk di sebelah kiri. Satu per satu dari mereka maju ke depan untuk bernyanyi, ada yang suaranya bagus dan ada juga suaranya tidak enak didengar. Meski begitu, mereka semua menikmatinya.
Kali ini giliran Kim Tae Ho yang bernyanyi. Pria itu menyanyikan lagu yang berjudul Scent of a Flower dari sound track serial yang pernah dibintanginya, Emergency Man and Woman, yang ia nyanyikan sendiri.
Alunan musik terdengar di laud speaker ruangan, Kim Tae Ho pun mulai menyanyi.
Aku mencium bau sebuah bunga, dari manakah ini berasal?
Tidak ada bunga di sini, yang ada hanya ada dirimu.
Aku merasa nyaman, hatiku begitu damai
Tetaplah melihatku seperti itu
Sama sepertiku, aku ingin melihatmu tersenyum
Meskipun aku belum bisa tersenyum
Tolong ajari aku, aku ingin belajar
Kamu tidak bisa belajar bagaimana cara mencintai dari buku
Bantulah aku
Karena orang itu adalah kamu
Aku membutuhkanmu untuk mengenal cinta
Aku memegang sebuah pensil dan menggambarmu
Tidak ada yang bisa kulakukan, hanya ini
Adalagi?
Apa yang bisa kulakukan untukmu?
Aku ingin tahu, tolong katakan.
Kim Tae Ho begitu menjiwai setiap lirik lagu, sehingga isi lagu itu seolah mewakili perasaannya saat ini. Tidak heran Yoon Ah bilang bahwa Tae Ho sedang jatuh cinta, begitu juga dengan kru lain. Walau biasanya ia menjiwai lagu-lagu yang dinyanyikan, tapi kali ini lagu itu seolah lahir dari hatinya.
“Hei, kau lihat itu? Dia sepertinya sangat menjiwai lagu itu. Wajahnya mengatakan bahwa itulah isi hatinya saat ini,” bisik Yoon Ah pada Jin Hee, salah satu kru film.
“Siapa wanita itu? Dia tidak pernah terlihat jalan dengan wanita, selain asistennya,” balas Jin Hee sambil melirik Samiya.
“Apa jangan-jangan dia terlibat cinta lokasi dengan Soo Ra?” balas Yoon-Ah melirik ke arah lawan main Tae Ho dalam serial terbarunya.
Cha Soo Ra adalah salah satu artis papan atas Korea yang profesional, cantik, tubuh langsing seperti aktris Korea pada umumnya, dengan kulit putih mulus.
Samiya yang tahu apa yang dibicarakan Yoon Ah dan Jin Hee, hanya bisa tersenyum melihat kedua wanita itu mulai menebak-nebak. Dia sendiri juga tidak tahu siapa wanita yang saat ini dicintai Tae Ho.
Tepuk tangan meriah terdengar begitu Tae Ho selesai bernyanyi. Sebelum turun ke panggung, Tae Ho menyampaikan sesuatu kepada para kru.
“Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh kru yang hadir di sini, sutradara, manajer saya, rekan artis, dan semua yang telah membantu saya untuk menyelesaikan serial ini sampai akhir. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak. Dan tentu saja terima kasih untuk asisten pribadi saya yang sangat rajin dan cermat dalam menangani semua kebutuhan saya sehari-hari, Nona Samiya. Terima kasih banyak, tetaplah seperti ini ke depannya.”
“Baiklah, pada kesempatan yang sangat langka ini. Bagaimana kalau kita meminta Nona Samiya menyanyikan sebuah lagu untuk kita? Dia sangat pandai dalam bernyanyi,” lanjut Tae Ho yang disambut tepuk tangan meriah dari semua kru yang hadir.
Sebagian mereka meneriakkan nama Samiya, agar mau menyanyi ke depan.
Sontak wajah Samiya memerah, karena sudah lama sekali tidak menyanyi di depan umum. Terakhir kali ia bernyanyi saat lomba nyanyi antar fakultas di kampusnya. Wanita itu sempat memberikan tatapan protes pada Kim Tae Ho, namun pria itu membalasnya dengan raut wajah memohon.
“Ayo Nona Samiya, it’s your turn.” Tae Ho mempersilakan.
Perlahan-lahan perempuan itu berdiri dan melangkah ke depan, diambilnya microphone yang diserahkan Tae Ho. Dia lalu mencari list lagu yang bisa dinyanyikannya, pilihan jatuh kepada lagu Park Shin Hye yang menjadi ost You’re Beautiful ‘Maldo Eopsi / Without Words’. Samiya suka dengan lagu ini, karena memiliki makna tersendiri baginya.
Musik mulai mengalun dan ia mulai bernyanyi. Opening lagu begitu bagus, suara Samiya membuat semua yang hadir terpana dengan talenta tersembunyi darinya. Sampai di reff lagu semua begitu sempurna, emosinya jadi meluap dan benar-benar bisa dirasakan oleh para kru yang berada di sana.
Tanpa kata, kamu membuatku mengenal cinta
Tanpa kata, kamu memberiku cintamu
Membuatku mengisi diriku dengan setiap napasmu
Lalu kamu pergi
Tanpa kata, kamu meninggalkanku
Tanpa kata, cinta meninggalkanku
Tidak tahu harus berkata apa
Bibirku terkejut
Karena datang tanpa sepatah kata pun
Kenapa ini begitu sakit? Kenapa sakitnya terus menerus?
Menghadapi kenyataan
Kau tidak lagi ada di sini
Tepuk tangan sangat meriah ketika Samiya selesai bernyanyi. Mereka tidak menyangka ia mempunyai suara yang begitu indah, nadanya pas, dan emosinya keluar saat menyanyi. Sebagian dari mereka meminta Samiya untuk menyanyikan lagu lainnya, tapi perempuan itu menolak.
“Samiyaaa, kau keren sekali. Aku tidak menyangka suaramu bagus,” teriak Yoon Ah sambil memeluk Samiya, “jika aku punya label rekaman, aku akan mengontrakmu dan membuatkan lagu duet untukmu dan Tae Ho.”
Yoon Ah terlihat begitu antusias.
Kim Tae Ho yang dari tadi mengamati Samiya, hanya bisa termenung saat kru lainnya memuji-muji Samiya. Dia sedang merenungi perasaan wanita itu saat menyanyi tadi. Menurutnya, wanita itu bukan hanya menyanyi tapi sedang menyampaikan perasaannya yang sedang terluka.
Setelah acara selesai, para kru mulai meninggalkan ruangan karaoke. Samiya dan beberapa kru wanita lainnya sedang asyik bercengkerama dalam perjalanan menuju pintu keluar area karaoke. Sedangkan Tae Ho memilih untuk keluar belakangan. Dia merasa penasaran dengan apa yang dilihatnya tadi.
Begitu berada di luar gedung, para kru dan staf lainnya mulai berpencar dan pulang dengan kendaraan masing-masing. Samiya pulang bersama Tae Ho dan Manajer Park menggunakan Explorer Starcraft van berwarna silver yang biasa digunakan ketika Tae Ho syuting.
Seperti biasa, Samiya dan Tae Ho duduk di kursi belakang, sedangkan Manajer Park duduk di depan. Samiya memang selalu di dekat Tae Ho karena hal itu bisa mem-permudah mereka untuk berdiskusi hal-hal yang perlu dipersiapkan, beruntungnya kursi-kursi dalam van tersebut terpisah satu sama lain.
Sepanjang perjalanan Samiya tertidur, karena memang butuh waktu dua jam untuk sampai di kediamannya. Perempuan itu tertidur dengan posisi kepala bersandar ke jendela. Biasanya Tae Ho memanfaatkan waktu di perjalanan untuk tidur, tapi tidak pada malam ini.
Sejak Samiya tertidur, dia selalu memandanginya. Kim Tae Ho sedang memikirkan, apa yang sebenarnya tengah disimpan oleh wanita ini? Dan kenapa ia bernyanyi seperti orang yang sedang terluka?
Samiya, hal apa yang belum aku ketahui tentangmu hingga saat ini? Seperti ada luka yang kamu pendam sendiri di hatimu dan tidak mau kamu bagi dengan orang lain, batin Tae Ho.
Meski sudah satu setengah tahun kenal dengan Samiya, baru kali ini pria itu menyadari bahwa ia belum sepenuhnya mengenal wanita yang menjadi asistennya itu.
Tepat pukul 11:00 pm waktu Seoul, mereka sampai di kediaman Kim Tae Ho. Melihat Samiya tertidur pulas, Tae Ho tidak tega membangunkannya. Dia membiarkan wanita itu tertidur di sana.
Setelah sopir dan Manajer Park turun dari mobil, Kim Tae ho pindah ke kursi depan. Dia memutar kursi ke arah Samiya, sehingga bisa melihatnya dengan saksama. Di wajah cantik itu, terlihat gurat-gurat kesedihan yang telah lama dipendam. Entah kesedihan apa yang disembunyikan oleh wanita yang selalu ceria itu. Kesedihan itu bukan hanya karena merindukan orang tuanya, tapi ada sesuatu hal lainnya yang ia simpan.
Kim Tae Ho berjanji mulai saat ini akan lebih memerhatikan Samiya dan akan berusaha memberikan kebahagiaan kepadanya. Bagaimanapun juga ia telah memberikan andil yang besar untuk karirnya.
Satu jam kemudian, mata lebar yang indah milik Samiya mulai terbuka. Perempuan itu terlihat sesekali menguap, karena rasa kantuk yang masih terasa. Dia melihat ke luar jendela mobil, sambil meregangkan tubuh dan mengusap lehernya yang terasa pegal.
Samiya terkesiap ketika menyadari telah berada di depan rumah Kim Tae Ho. Pandangannya dialihkan ke depan dan mendapati Kim Tae Ho sedang tertidur pulas. Perempuan itu melihat jam tangan yang telah menunjukkan waktu tepat tengah malam.
Samiya tersentak setelah mengingat dirinya belum salat Isya. Dia segera mengemasi barang-barang yang dibawanya ke lokasi syuting lalu membangunkan Tae Ho. Tidak mungkin meninggalkan pria itu seorang diri di dalam mobil.
“Tae Ho, bangun, kita sudah sampai.” Samiya mencoba membangunkan Kim Tae Ho dengan menepuk-mepuk sandaran kursi.
Kim Tae Ho tidak beraksi. Dia tetap diam di posisi miring menghadap ke arah pintu mobil, bersandar ke jok kursi.
“Tae Ho, ayo bangun. Apa kamu mau aku tinggal sendiri di sini?” Samiya memandang pemuda yang tengah tertidur lelap.
Kim Tae Ho segera bangun mendengar kalimat terakhir Samiya.
“Kamu tega meninggalkan artismu sendirian di mobil? Kalau aku diculik bagaimana?” canda Tae Ho.
Pria itu sengaja mengerjai Samiya dan pura-pura tidur, setelah menyadari perempuan itu bangun dan sedang mengemasi barang-barangnya.
Samiya menekukkan wajahnya dengan bibir maju ke depan, menyadari dirinya baru saja dikerjai Kim Tae Ho. Dia mengembuskan napas kesal. Seharusnya ia mengendap-ngendap keluar dari mobil dan meninggalkannya sendirian di sana.
Menyadari kekesalan Samiya, Kim Tae Ho segera meminta maaf. Mereka kemudian bergegas masuk ke rumah. Angin malam terasa begitu dingin, ditambah lagi saat ini sudah memasuki musim dingin.
“Nona Samiya, bagaimana kalau besok kita jalan-jalan?” ujar Tae Ho sebelum mereka berpisah ke tempat masing-masing.
“Eodi (ke mana?)” tanya Samiya.
“Kamu akan mengetahuinya nanti,” ujar Tae Ho sambil berlalu.
Samiya menaikkan alisnya dan mengangkat bahu. Dia segera masuk ke paviliun, lalu melaksanakan salat Isya. Sudah jam 01:00 am, lampu kamar Samiya masih menyala. Kim Tae Ho yang dari tadi melihat kamar asistennya, jadi bertanya-tanya kenapa ia masih belum tidur?
Tidak lama kemudian terdengar alunan suara bacaan ayat-ayat suci Alquran dari kamar Samiya. Dia selalu menikmati ayat demi ayat yang dibacakan perempuan itu, walaupun tidak tahu artinya. Entah kenapa setiap mendengar itu, hati Tae Ho merasa jauh lebih tenang dan rasa lelah setelah bekerja seharian menjadi hilang.
“Entah kenapa, aku begitu senang mendengar kamu mengaji. Hatiku terasa jauh lebih tenang dan rasa lelahku menjadi hilang. Itu bagaikan terapi bagiku,” ungkap Tae Ho pada suatu hari pada Samiya.
“Itulah alasannya kenapa umat Islam tidak pernah merasakan lelah untuk beribadah. Kamu sendiri merasakannya ‘kan?”
“Jika kamu berwudu, airnya akan merefleksi aliran darah dalam tubuhmu. Jika kamu salat, kamu akan merasa lebih damai dan tenang. Jika kamu membaca Alquran semua keluh kesahmu akan hilang dan hatimu akan menjadi lebih tenang,” jelas Samiya bangga.
Sesekali di saat Kim Tae Ho merasakan letih yang teramat sangat di lokasi syuting, ia mencoba mempraktikkan wudu yang pernah diajarkan Samiya. Benar saja, setelah berwudu, pria itu merasa segar kembali dan siap untuk melanjutkan syuting.
Sedikit demi sedikit, Tae Ho mulai mengetahui tentang Islam dari Samiya. Karena ia selalu menanyakan hal-hal yang tidak ketahuinya. Wanita itu dengan sabar menjawab dan menjelaskan.
Setelah melihat lampu kamar Samiya mati, Kim Tae Ho juga segera tidur karena besok pagi akan pergi ke tempat yang telah dijanjikan kepada Samiya.
Bersambung....
Kim Tae Ho menepati janjinya. Setelah sarapan, dia segera mengetuk paviliun Samiya.Tok-tok-tokCeklek!Terlihat seorang wanita cantik berada di dekat pintu.“Ayo kita pergi! Jangan lupa bawa pakaian untuk dua hari,” kata Kim Tae Ho setelah Samiya membukakan pintu.Meski tidak tahu akan ke mana, Samiya segera bergegas mengemasi pakaiannya untuk dibawa berliburan. Pagi itu ia mengenakan baju kaus dilapisi dungarees berbahan jeans, dipadu dengan mantel panjang yang menutupi lekuk tubuhnya. Kerudung cerah berwana putih dengan motif bunga pink menambah pancaran kecantikan wajahnya.Sepanjang perjalanan, mereka bercerita berbagai hal untuk menghilangkan rasa bosan. Cerita tentang masa kanak-kanak mereka, bagaimana Kim Tae Ho mengawali karir, hingga pekerjaan Samiya saat di Indonesia.Tae Ho tidak menyangka jika dulunya Samiya seorang gadis tomboi.“Sewaktu di sekolah dasar, aku selalu berpenampila
Satu bulan akhirnya berlalu, tibalah saatnya untuk Tae Ho mengadakan tour concert. Dalam waktu seminggu ini, pria itu dan tim manajemen melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain. Dan saat ini, tibalah jadwal konser di Malaysia.Perjalanan selama 6 jam 30 menit telah dilalui tim manajemen Kim Tae Ho dan juga Samiya. Akhirnya mereka tiba di Kuala Lumpur International Airport, Malaysia, dengan menggunakan pesawat Korean Air.Setelah mengambil barang di tempat pengambilan bagasi, mereka segera melangkah ke luar. Rupanya para fans Kim Tae Ho telah menunggu di pintu kedatangan. Terlihat begitu banyak spanduk dan banner dengan berbagai tulisan yang dibuat oleh penggemarnya.Mereka bersorak memanggil nama Kim Tae Ho sambil melambaikan tangan. Setelah melihat sang artis keluar, mereka berteriak dengan histeris. Ada yang menangis dan ada juga yang mencoba menerobos keamanan.Kim Tae Ho kemudian terlihat melambaikan tangan kepad
Keesokan pagi setelah sarapan, para rombongan bersiap menuju Stadium Bukit Jalil untuk geladi resik konser nanti malam. Sepanjang perjalanan Samiya hanya terdiam memandangi indahnya tatanan kota Kuala Lumpur, sedangkan Kim Tae Ho terlihat sedang menghafal lagu-lagu yang akan dinyanyikannya nanti malam.Pria itu sesekali melihat ke arah Samiya yang duduk di kursi seberang. Dia mencoba menerka-nerka, kenapa asistennya menjadi seperti itu? Semakin lama rasa penasaran di hati semakin dalam, meski begitu ia harus kembali fokus karena nanti malam adalah rangkaian konser terakhirnya tahun ini.Sampai di stadium, rombongan langsung mempersiapkan segala kebutuhan untuk konser nanti. Samiya terlihat sedang menyusun baju-baju yang akan digunakan sang bintang malam ini. Dia tetap profesional walau sekarang seperti ada jarak antara dirinya dan Kim Tae Ho. Jarak yang telah dibuatnya sendiri, sejak pria itu mengatakan tentang pernikahan tadi malam. Entah hanya sebuah gurauan atau ser
Tiga puluh menit kemudian, pesawat bersiap mendarat di Bandara Internasional Minangkabau. Terlihat gedung dengan atap bergonjong semakin mendekat.“Selamat datang di Ranah Minang,” sambut Samiya dalam bahasa Indonesia kepada Tae Ho.Kim Tae Ho mengernyitkan dahi karena tidak mengerti dengan apa yang baru dikatakan Samiya.“Minangkabau-e eoseo Oseyo.” Samiya mengulangi kalimat yang sama dengan menggunakan bahasa Korea.Terlihat sebuah senyuman mengambang di bibirnya. Kim Tae Ho merasa lega ketika melihat wanita itu tersenyum kembali padanya. Senyuman itu terlihat begitu manis di matanya. Dia bahkan kini menyadari, Samiya telah bersemayam di sebuah tempat terindah di hati.Seorang wanita sederhana yang berhasil memberikannya ketenangan, mengajarkan kepada fitrah sebagai seorang manusia. Sosok yang mampu menghadirkan kehidupan yang berarti dan penuh makna. Samiya kini telah mengambil alih dunianya.Setelah turun
Setelah ayah Samiya ke masjid, Samiya dan Ibunya juga menunaikan salat Isya di rumah. Kim Tae Ho tinggal seorang diri di ruang tamu. Pria itu sedang dilanda rasa penasaran. Dia memutuskan pergi keluar rumah untuk melihat orang-orang melakukan salat berjemaah di masjid. Rasa penasaran membawanya untuk menyaksikan puluhan umat muslim yang sedang menunaikan ibadah salat Isya.Langkah Kim Tae Ho terhenti ketika berada di dekat gerbang masjid. Tiba-tiba jantungnya terasa berdebar. Ada perasaan damai menyeruak di hatinya, ketika mendengarkan lantunan ayat yang dibacakan oleh imam. Dia belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya, kecuali ketika mendengarkan Samiya mengaji di kamarnya.Kim Tae Ho yang selama ini hanya menganggap agama hanya formalitas semata, kini merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. Tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipi satu per satu, tubuhnya bergetar hebat. Apakah kini saatnya hidayah datang menyapa?Pria itu diam terpaku di posisinya h
Di sebuah ruangan, terlihat seorang gadis yang begitu cantik dengan balutan gaun pengantin sederhana khas budaya Minangkabau. Gadis yang baru saja menginjak usia 21 tahun itu, telah memantapkan hati untuk menerima lamaran dari seorang pemuda yang merupakan seniornya di kampus.“Maaf, Dek Samiya,” ucap seorang pemuda tiba-tiba mendekatinya, “apa boleh saya datang ke rumahmu pada akhir pekan?”Bayangan percakapan pertama dengan pemuda itu, kembali menghiasi pikirannya.Gadis itu melihat ke arah pemuda berwajah teduh, berkulit hitam manis dengan kacamata menghiasi wajahnya.“Untuk apa?” tanya gadis itu mengerutkan kening.Pemuda itu menatap lekat wajah cantik yang berdiri di depannya. Dia mencoba mengendalikan diri setelah merasakan debaran di dada.“Saya ingin melamarmu,” ujar pemuda bernama Khairul memberanikan diri.Samiya membulatkan mata, tidak percaya dengan apa yang baru saja didenga
Sebelum pulang, ayah Samiya meminta Tae Ho untuk mengganti pakaian dengan busana muslim yang diberikan pengurus masjid. Pak Mul ingin memberikan kejutan kepada Samiya atas hijrahnya seorang pria yang menjadi atasannya selama hampir dua tahun ini.Kim Tae Ho terlihat begitu gagah dengan baju muslim, setelan berwarna putih. Sebuah peci berwarna putih terlihat menutupi sebagian rambut berwarna cokelat terang miliknya. Walau baju itu terlihat kekecilan baginya, tapi tidak menyurutkan niat di hati pria itu, untuk mengenakannya dengan bangga.Di rumah, Samiya terlihat cemas saat mendapati Tae Ho tidak berada di ruang tamu. Perempuan itu berusaha mencari di luar rumah, tapi tidak ketemu. Dia merasa khawatir jika pria itu tersasar atau diculik paparazzi yang tahu Tae Ho itu artis.Berbagai pikiran negatif berkelebat dalam pikirannya. Dia juga tidak bisa menelepon Kim Tae Ho karena lupa membeli kartu sementara untuk digunakan selama berada di Indonesia.Samiya ter
Keesokan hari, ayah Samiya menjemput Kim Tae Ho ke hotel, tempatnya menginap. Pria paruh baya itu mengajak calon menantunya ke rumah mamak (paman / saudara kandung Ibu) Samiya, meminta izin untuk menikahi keponakannya.Selain izin dari kedua orang tua, sebelum menikah wanita Minangkabau juga harus mendapatkan izin dari niniak mamak dan sanak saudara. Pak Mul memperkenalkan Kim Tae Ho kepada mamak Samiya.“Uda (abang), perkenalkan ini Kim Tae Ho. Dia atasan Samiya saat bekerja di Korea.”Kim Tae Ho mengulurkan tangan, bersalaman dengan paman Samiya. Pria paruh baya itu memerhatikan pria itu dengan saksama.“Syamsuddin,” ucap Syamsuddin seraya menyambut uluran tangan Kim Tae Ho dan mempersilakannya untuk duduk.Pak Syamsuddin menoleh ke arah ayah Samiya dan bertanya, “Siapo ko, Mul (siapa ini, Mul)?”“Begini, uda. Maksud kedatangan saya ke sini ingin meminta
Satu tahun sudah Kim Tae Ho dan Samiya melalui indahnya masa-masa menjadi orang tua. Mereka tidak melewatkan sedikit pun perkembangan buah hati yang kini sudah berusia satu tahun. Suka duka dilewati bersama. Apalagi merawat bayi kembar, tidak mudah dijalani. Perlu tenaga ekstra untuk mengawasi perkembangan mereka.Meski kembar, Kim Ha Neul dan Kim Ha Na terlihat sedikit berbeda karena Ha Neul lebih mirip Samiya dengan mata bulat, hidung lancip yang diwarisi dari ayahnya dan senyum manis yang diwarisi dari ibunya.Sedangkan Ha Na lebih mirip Tae Ho dengan mata sipit, hidung lancip, dan senyum manis seperti ayahnya.Orang tua Samiya telah kembali ke kampung halaman. Sesekali mereka melakukan video call untuk melihat perkembangan cucu-cucu mereka yang setiap hari semakin menggemaskan.“Apakah kamu benar-benar menerima tawaran tahun lalu?” tanya Samiya sembari bermain dengan Ha Na.“Ya, aku tidak ingin mengecewakan penulisnya. Selain
Samiya mengikuti instruksi yang diberikan dokter. Tae Ho menahan tubuh istrinya dengan tangan kanan dan menggenggam tangan Samiya dengan tangan kiri untuk memberikan tenaga ekstra kepadanya.Sampai di embusan napas ketiga, lahirlah seorang bayi berjenis kelamin laki-laki.“Selamat, anak pertama Anda seorang laki-laki.” Dokter tersenyum dan memberikan bayi itu ke perawat untuk dibersihkan.Beberapa menit kemudian, lahirlah bayi kedua berjenis kelamin perempuan.“Bayi kedua perempuan,” ucap dokter memandang Samiya dan Tae Ho.Tae Ho kemudian mengembuskan napas lega dan mengecup kening Samiya, sebagai tanda terima kasih, karena telah memberikan sepasang anak sekaligus. Dia tidak peduli dengan keringat yang membasahi kening istrinya.Setelah bayi mereka dibersihkan, Tae Ho bersiap untuk mengazankan dan mengikamahkan kedua buah hatinya. Pria itu berwudu terlebih dahulu. Setelah diazankan dan diikamahkan, kedua bayi dibawa
Setelah memutuskan untuk beristirahat panjang dan fokus pada keluarga kecilnya, Tae Ho dan Samiya tetap berada di Seoul. Sesekali Mr. Park datang ke rumah itu untuk melihat keadaan mereka berdua. Kedua orang tua Kim Tae Ho juga datang berkunjung setiap bulan untuk melihat kondisi menantu mereka yang sedang hamil.Samiya tidak lagi tinggal di paviliun seperti sebelumnya. Dia sudah tinggal bersama dengan Kim Tae Ho di rumah utama, setelah pernikahan mereka diketahui banyak orang.Pada awalnya Tae Ho sering mendapat komentar kasar dari fans yang kecewa padanya di media sosial, tapi ia menghadapinya dengan sabar. Sifat sabar pria itulah yang membuat mereka berubah haluan dari semula menyerang menjadi mendukungnya. Mereka tidak sabar menunggu Tae Ho untuk kembali ke layar kaca lagi.Tidak sedikit juga dari para fans mengagumi Samiya. Mereka terpikat dengan kesederhanaan wanita itu. Setiap kali Tae Ho memposting foto kebersamaannya dengan istrinya me
Setelah memutuskan untuk beristirahat panjang dan fokus pada keluarga kecilnya, Tae Ho dan Samiya tetap berada di Seoul. Sesekali Mr. Park datang ke rumah itu untuk melihat keadaan mereka berdua. Kedua orang tua Kim Tae Ho juga datang berkunjung setiap bulan untuk melihat kondisi menantu mereka yang sedang hamil.Samiya tidak lagi tinggal di paviliun seperti sebelumnya. Dia sudah tinggal bersama dengan Kim Tae Ho di rumah utama, setelah pernikahan mereka diketahui banyak orang.Pada awalnya Tae Ho sering mendapat komentar kasar dari fans yang kecewa padanya di media sosial, tapi ia menghadapinya dengan sabar. Sifat sabar pria itulah yang membuat mereka berubah haluan dari semula menyerang menjadi mendukungnya. Mereka tidak sabar menunggu Tae Ho untuk kembali ke layar kaca lagi.Tidak sedikit juga dari para fans mengagumi Samiya. Mereka terpikat dengan kesederhanaan wanita itu. Setiap kali Tae Ho memposting foto kebersamaannya dengan istrinya me
“Anda berasal dari mana, Samiya-ssi?” tanya salah seorang wartawan.“Saya berasal dari Indonesia,” jawab Samiya singkat.“Apakah Anda sebelumnya seorang artis juga?” Pertanyaan konyol terlontar dari seorang wartawan yang terbius dengan kecantikan Samiya.Wanita itu tersenyum dan menggelengkan kepala.“Tidak, saya bukan artis.”“Bisa ceritakan bagaimana bisa Anda berada di Korea?” tanya yang lain.Samiya melihat ke arah Kim Tae Ho.Pria itu mengangguk dan menggenggam tangannya erat. Mengizinkan Samiya menceritakan semua perjalanan hidupnya.“Saya ke Korea dengan niat ingin bekerja. Saat itu kondisi keuangan keluarga saya tidak stabil. Jadi saya memutuskan untuk bekerja ke Korea.” Samiya menarik napas. “Tiga bulan bekerja, saya tidak mendapatkan ketenangan. Kemudian saya putuskan untuk berhenti bekerja.”“Apakah Anda sudah tahu bahwa
Keesokan hari, kejadian saat di konferensi pers menjadi berita di mana-mana. Semua orang menjadi penasaran, seperti apa sosok Samiya. Seorang wanita hebat yang bisa membuat Kim Tae Ho jatuh cinta kepadanya dan siap mundur dari dunia hiburan. Terlebih selama berkarir di dunia entertainment, pria itu tidak pernah dekat dengan wanita manapun.Meski ada beberapa foto saat Tae Ho menggendong Samiya, tapi wajah Samiya tidak terlihat jelas.Reaksi fans pada saat itu beragam, ada yang kecewa, menangis histeris dan ada juga yang menunggu penjelasan dari sang aktor. Meski pria itu telah mengumumkannya tadi malam, tetap saja mereka ingin sang idola melakukan konferensi pers agar semuanya jelas. Selain itu mereka ingin melihat istri Tae Ho. Wanita seperti apa dia? Sehebat apa ia sehingga bisa menaklukkan hati seorang Kim Tae Ho?Setelah kembali dari Daegu, Kim Tae Ho dan Samiya beristirahat terlebih dahulu. Pria itu tidak melepaskan wanita itu sedetik pun dari geng
Mr. Park segera mengambil alih mikrofon yang berada di depan Kim Tae Ho.“Maaf, sepertinya Tae Ho sedikit lelah. Jadi konsentrasinya berkurang.” Pria bertubuh tambun itu berusaha mengontrol emosinya.“Samiya? Siapa Samiya?” tanya seorang wartawan.Wartawan lainnya terlihat saling pandang satu sama lain. Mencoba menerka siapa Samiya. Tidak banyak yang tahu bahwa Samiya adalah asisten Kim Tae Ho, termasuk wartawan. Karena wanita itu sering berada di belakang layar dan tidak mau berada di depan kamera.“Apakah dia adalah asisten pribadi Anda?” tanya wartawan yang tahu dengan Samiya.Tae Ho kembali meraih mikrofon dan diarahkan tepat ke bibirnya.“Dia adalah istriku. Dulu dia adalah asistenku dan sekarang dia telah menjadi asisten seumur hidupku.” Tae Ho berhenti sejenak, kemudian menghela napas panjang.“Kami berdua saling mencintai. Dia begitu mencintaiku dengan tulus. Tanpa lelah Sa
Hari konferensi pers pun tiba. Pagi hari sebelum konferensi pers diadakan, Kim Tae Ho pergi ke kantor manajemen. Rencananya sebelum konferensi pers dimulai, mereka akan diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh tim kreatif dari label musik. Tujuannya agar jawaban yang mereka berikan sama.Pihak label musik tidak berani mengambil resiko jika media mengetahui hubungan mereka hanyalah setting-an belaka. Tim manajemen juga telah mengatur pakaian yang akan mereka gunakan saat konferensi pers nanti. Pakaian dirancang sedemikian rupa, agar mereka terlihat seperti pasangan sungguhan.“Ingat, kalian berdua harus mengatakan sesuai dengan yang diarahkan tadi. Jangan sampai melakukan kesalahan, karena bisa berakibat fatal,” ujar salah satu Tim Kreatif.Choi In Hyeong segera menganggukkan kepala.“Tae Ho-ssi, apakah Anda sudah paham dengan apa yang kujelaskan tadi?” tanya seorang dari tim kreatif.Kim Tae Ho hanya memberikan seb
Sejak menghadiri malam penyerahan awards waktu itu, berita tentang hubungan Tae Ho dengan In Hyeong mulai beredar. Hampir di semua headline berita media cetak, online, dan televisi mempertanyakan kebenaran berita itu.Keesokan harinya, Kim Tae Ho dan Mr. Park mengadakan pertemuan dengan Choi In Hyeong juga managernya di sebuah restoran saat makan malam. Mereka berempat berada di sebuah ruangan khusus tamu VIP yang hanya terdapat sebuah meja berukuran besar dengan empat buah kursi tersusun di masing-masing sisi. Sebuah kaca transparan membatasi ruangan itu, sehingga masih terlihat jelas dari arah luar ruangan.Kim Tae Ho duduk berdampingan dengan Manajer Park, sedangkan Choi In Hyeong dan manajernya duduk di depan mereka. Mereka membahas tentang konsep lagu duet yang akan dibawakan kedua artis yang sedang naik daun itu.Selain memiliki paras yang cantik, Choi In Hyeong juga memiliki kemampuan olah vokal yang luar biasa. Suara lembut dan tinggi miliknya t