"Sudah ketemu?" tanya Elka pada Bara."Sudah, bus yang di depan itu." Bara membiarkan Elka yang berjalan lebih dulu.Bara dan Elka serta Gabby pun masuk ke dalam bus nomor 2 yang tiba-tiba saja bertepuk tangan ketika mereka bertiga masuk ke dalam bus.Gemuruh suara tepuk tangan memenuhi seisi bus, membuat dua wanita yang sedari tadi acuh pada kehebohan pun akhirnya keheranan.."Ada apa?" tanya Moon pada Kara yang baru menyadari kehebohan dalam bus.Moon pun segera berdiri."Tidak tahu!" Kara ikut-ikutan berdiri melihat ada kehebohan apa. Tapi sayang nya semua orang di bus itu berdiri sehingga Kara yang tingginya tak seberapa itu tidak dapat melihat apa yang menjadi sumber kehebohan di bus mereka."Ada apa?" tanya Moon pada penumpang yang ada pas di belakang kursi mereka."Tuan Elka dan Presdir baru bakalan gabung di bus kita," ujar nya yang langsung membuat Kara terkejut."Bara?" seru nya dalam hati lalu langsung duduk serendah-rendahnya agar tidak kelihatan oleh Bara."Terima kasih a
"Tenang saja, aku bisa menjaga rahasia." Sang ibu memberikan kode oke pada Kara dan Bara lalu tersenyum pada sepasang suami Istri itu, sebelum akhirnya ia pun memberi tanda bahwa dia akan menutup mulut rapat-rapat.Bara dan Kara pun hanya bisa saling pandang. Lalu Kara bergegas mengikuti ibu itu turun agar tidak ada yang curiga, sementara Bara hanya bisa tersenyum."Kau dari mana saja, Kara!" sungut Moon yang sudah tiga puluh menit lebih awal sampai di kamar mereka.Kara gelagapan, "Ha? A-aku tersesat," jawab Kara sembarangan."Maka nya jangan jauh-jauh!" tukas Moon."Heemm, iya. Apa nanti malam kita ada acara? Kalau tidak aku mau melanjutkan design saja," ujar Kara yang masih kepikiran dengan design nya yang belum kelar."Seperti nya ada opening acara dan makan malam bersama," jawab Moon.Kara pun hanha mengangguk paham, mendengar jawaban Moon."Kalau begitu lekas mandi, setelah itu kita akan ke bawah bersama." jawab Moon yang sudah mandi terlebih dahulu.Sampai debuah pesan masuk ke
Perlahan Kara memasukan rudal Bara ke dalam liang nya, dan mendesah saat milik Bara pelan-pelan memasuki dirinya.Kara menghela nafas saat semua nya sudah masuk di dalam sana. Sedsngkan Bara meletakkan tangannya di pinggul Kara dan mengangkat pinggul itu perlahan ke atas. "Ya, seperti itu sayang!" ucap Bara dengan nafas berat, merasakan kenikmatan yang dirasakannya sungguh berbeda. Ada yang menjepit nya kuat di dalam sana.Dan suara demi suara mulai sering keluar dari mulut Bara saat Kara sudah mulai dapat menjadi siswa yang baik dalam kelas private nya ini."Ya. Terus sayang!!" racau Bara, akibat permainan Kara."Stop please ...." Bara menahan pinggul Kara dan menarik tubuh istri nya itu ke pelukannya. "Hentikan," ujar nya dengan nafas yang memburu."Why?" tanya Kara yang lebih tenang karena dia lah yang pegang kendali kali ini."Stop! Aku tidak tahan kjika kamu terus bergoyang seperti itu!" seru Bara sambil mencium bibir Kara."Benarkah?" tanya Raya yang justru kembali menggerakka
Kara bergumam dalam hati, "Astaga ... Jadi selama ini dia mengira aku menggunakan jalan belakang? Jadi itu alasan kenapa dia sangat membenciku? Padahal aku hanya meminta kesempatan, hanya kesempatan." Kara tidak terlalu ambil hati perkataan Johan. Dia menyempatkan diri untuk kembali ke kamar mengambil desain yang sudah di selesaikan usai bercinta dengan Bara tadi."Semoga kau dapat memikat mata konsultan kita," ucap nya sambil memberikan stempel kiss nya pada map yang berisi rancangan nya.Kara pergi ke aula utama untuk membantu staff- staff merapikan tata letak rancangan desain yang sebagian besar di dominasi oleh rancangan nya Johan dan ada tiga rancangan dari Angela serta satu rancangan dari Moon."Heem...semua meja sudah penuh! Dimana harus aku letakkan rancangan ku?" Pikir Kara sambil melihat sekeliling mencari tempat yang bisa dia jadi tempat untuk memanjang karya nya."Meja kecil itu!" gumam Kara yang matanya tertuju pada meja kecil di pojokan.Kara menarik meja kecil itu dan
Amarah Kara seketika padam seolah tersiram air dingin saat melihat apa yang baru saja terjadi. Kara tidak pernah melihat sisi ini pada diri Bara.Kara menelan saliva lalu menarik nafas pelan dan melepaskan nya perlahan. Kara mencoba menenangkan diri nya."Bara, kau kenapa?" tanya Kara pelan tapi Bara tidak menjawab. Hanya nafasnya yang naik turun yang dapat Kara rasakan. "Sayang ...." tanya Kara lagi, dengan hati-hati. "Heem ... Aku minta maaf," ujar Kara lembut sambil mengambil tangan Bara yang masih menempel di dinding.Kara yakin pasti saat ini tangan Bara sangat sakit setelah memukul dinding dengan begitu keras seperti itu.Kara mengambil tangan Bara dan mengecup pelan pas di luka itu."Bukan tanganku yang sakit! Tapi di sini!" seru nya sambil memukul dadanya.Kara menahan tangan Bara.Bara menatap Kara dalam dan berkata, "Kara, aku selalu mencoba bersabar saat melihat ada pria yang berbicara dengan mu. Atau ada yang menyentuh tangan mu. Tapi aku tidak bisa dan tidak akan pernah b
Wajah Juan semakin menebal rasanya saat dikatakan Juan kalau karya nya tidak up to date.Juan melihat-lihat kembali semua pajangan rancangan itu tapi tidak ada satu pun yang mencuri perhatiannya."Apa semua rancangan disini adalah milik mu Jo? Apa Angela tidak berpartisipasi dalam rancangan kali ini " Tanya Juan sambil melihat-lihat kembali rancangan yang sudah dia lihat tadi. Juan berharap dari sekian banyak rancangan disini ada satu rancangan yang bisa di nobatkan sebagai fashion up to date untuk peragaan musim ini."Tiga di pojokan sana adalah karya Angela." Tunjuk Johan pada tiga buah rancangan di dalam pigura kaca beralaskan kain mirip kulit macan di atas meja kecil."Yang itu. Aku sudah melewati nya tadi." Ujar Juan dengan raut wajah kecewa.Juan bahkan sudah dua kali mengelilingi area itu, tapi meski sudah melihat berkali-kali tetap saja tidak ada yang masuk dalam standar nya.Juan akhirnya duduk di salah satu kursi yang menghadap ke luar aula. Tanpa sengaja matanya melihat sebu
Pikir Johan, lebih baik dia membuat sesuatu yang baru dengan corak dan warna yang sama tapi model yang lebih spektakuler."Baiklah kalau memang begitu. Tapi boleh kah aku menyimpan rancangan itu? Kau pasti tidak keberatan jika rancangan ini bersama ku malam ini kan Jo? sebagai desainer rancangan ini kau pasti ingat segala detail dari rancangan mu sendiri kan?" Juan sengaja melakukan ini karena Juan yakin Johan bukan lah desainer sebenarnya dari rancangan itu. "Heem.. " Johan terlihat ragu sesaat. Tapi saat melihat Juan semakin menatap nya dalam, dengan berani dia terpaksa mengatakan,"Tentu saja... kau boleh menyimpannya dengan mu malam ini tuan Juan. Aku sangat ingat detail nya. Tapi tidak menutup kemungkinan aku akan membuat sesuatu yang lebih waah dari itu." Itulah jawaban yang Johan berikan pada Juan, berjaga-jaga kalau dia tidak ingat detail corak dan warna yang Kara buat. Sedangkan Juan dia sengaja menyimpan rancangan ini karena dia takut rancangan ini bisa di sabotase oleh Jo
"Kau sungguh gila!" seru Kara pelan tidak menyangka Bara sungguh tidak tahu tempat saat ingin melakukan hal itu dengan nya. "Kau baru sadar memiliki suami gila seperti ku?" tanya nya dengan nada bangga."Kau sungguh menggemaskan bila seperti ini, sayang." Kara mengecup bibir Bara."Benarkah? Bagaimana kalau seperti ini?" tanya nya sambil melumat bibir Kara lalu turun ke leher sambil menanggalkan kancing kemeja Kara."Aah ..." desah Kara saat Bara mulai menciumi gunung kembarnya yang masih tertutup rapi oleh bra yang Kara gunakan.Bara menurunkan kan posisi kursi Kara hingga sedatar yang ia bisa. Dengan cekatan Bara naik ke tubuh Kara yang sedikit lagi setengah telan jang itu.Bara memandangi wajah Kara yang dalam gelapnya suasana dalam mobil itu. "Kau tahu sayang, berdekatan dengan mu membuat tubuh ku selalu merasakan sengatan-sengatan listrik yang kalau tidak aku salurkan maka akan menyiksa diri ku. Apa kau yakin kau menyukai bidang fashion design, bukan bidang elektronik?" gombalny