Kara bergumam dalam hati, "Astaga ... Jadi selama ini dia mengira aku menggunakan jalan belakang? Jadi itu alasan kenapa dia sangat membenciku? Padahal aku hanya meminta kesempatan, hanya kesempatan." Kara tidak terlalu ambil hati perkataan Johan. Dia menyempatkan diri untuk kembali ke kamar mengambil desain yang sudah di selesaikan usai bercinta dengan Bara tadi."Semoga kau dapat memikat mata konsultan kita," ucap nya sambil memberikan stempel kiss nya pada map yang berisi rancangan nya.Kara pergi ke aula utama untuk membantu staff- staff merapikan tata letak rancangan desain yang sebagian besar di dominasi oleh rancangan nya Johan dan ada tiga rancangan dari Angela serta satu rancangan dari Moon."Heem...semua meja sudah penuh! Dimana harus aku letakkan rancangan ku?" Pikir Kara sambil melihat sekeliling mencari tempat yang bisa dia jadi tempat untuk memanjang karya nya."Meja kecil itu!" gumam Kara yang matanya tertuju pada meja kecil di pojokan.Kara menarik meja kecil itu dan
Amarah Kara seketika padam seolah tersiram air dingin saat melihat apa yang baru saja terjadi. Kara tidak pernah melihat sisi ini pada diri Bara.Kara menelan saliva lalu menarik nafas pelan dan melepaskan nya perlahan. Kara mencoba menenangkan diri nya."Bara, kau kenapa?" tanya Kara pelan tapi Bara tidak menjawab. Hanya nafasnya yang naik turun yang dapat Kara rasakan. "Sayang ...." tanya Kara lagi, dengan hati-hati. "Heem ... Aku minta maaf," ujar Kara lembut sambil mengambil tangan Bara yang masih menempel di dinding.Kara yakin pasti saat ini tangan Bara sangat sakit setelah memukul dinding dengan begitu keras seperti itu.Kara mengambil tangan Bara dan mengecup pelan pas di luka itu."Bukan tanganku yang sakit! Tapi di sini!" seru nya sambil memukul dadanya.Kara menahan tangan Bara.Bara menatap Kara dalam dan berkata, "Kara, aku selalu mencoba bersabar saat melihat ada pria yang berbicara dengan mu. Atau ada yang menyentuh tangan mu. Tapi aku tidak bisa dan tidak akan pernah b
Wajah Juan semakin menebal rasanya saat dikatakan Juan kalau karya nya tidak up to date.Juan melihat-lihat kembali semua pajangan rancangan itu tapi tidak ada satu pun yang mencuri perhatiannya."Apa semua rancangan disini adalah milik mu Jo? Apa Angela tidak berpartisipasi dalam rancangan kali ini " Tanya Juan sambil melihat-lihat kembali rancangan yang sudah dia lihat tadi. Juan berharap dari sekian banyak rancangan disini ada satu rancangan yang bisa di nobatkan sebagai fashion up to date untuk peragaan musim ini."Tiga di pojokan sana adalah karya Angela." Tunjuk Johan pada tiga buah rancangan di dalam pigura kaca beralaskan kain mirip kulit macan di atas meja kecil."Yang itu. Aku sudah melewati nya tadi." Ujar Juan dengan raut wajah kecewa.Juan bahkan sudah dua kali mengelilingi area itu, tapi meski sudah melihat berkali-kali tetap saja tidak ada yang masuk dalam standar nya.Juan akhirnya duduk di salah satu kursi yang menghadap ke luar aula. Tanpa sengaja matanya melihat sebu
Pikir Johan, lebih baik dia membuat sesuatu yang baru dengan corak dan warna yang sama tapi model yang lebih spektakuler."Baiklah kalau memang begitu. Tapi boleh kah aku menyimpan rancangan itu? Kau pasti tidak keberatan jika rancangan ini bersama ku malam ini kan Jo? sebagai desainer rancangan ini kau pasti ingat segala detail dari rancangan mu sendiri kan?" Juan sengaja melakukan ini karena Juan yakin Johan bukan lah desainer sebenarnya dari rancangan itu. "Heem.. " Johan terlihat ragu sesaat. Tapi saat melihat Juan semakin menatap nya dalam, dengan berani dia terpaksa mengatakan,"Tentu saja... kau boleh menyimpannya dengan mu malam ini tuan Juan. Aku sangat ingat detail nya. Tapi tidak menutup kemungkinan aku akan membuat sesuatu yang lebih waah dari itu." Itulah jawaban yang Johan berikan pada Juan, berjaga-jaga kalau dia tidak ingat detail corak dan warna yang Kara buat. Sedangkan Juan dia sengaja menyimpan rancangan ini karena dia takut rancangan ini bisa di sabotase oleh Jo
"Kau sungguh gila!" seru Kara pelan tidak menyangka Bara sungguh tidak tahu tempat saat ingin melakukan hal itu dengan nya. "Kau baru sadar memiliki suami gila seperti ku?" tanya nya dengan nada bangga."Kau sungguh menggemaskan bila seperti ini, sayang." Kara mengecup bibir Bara."Benarkah? Bagaimana kalau seperti ini?" tanya nya sambil melumat bibir Kara lalu turun ke leher sambil menanggalkan kancing kemeja Kara."Aah ..." desah Kara saat Bara mulai menciumi gunung kembarnya yang masih tertutup rapi oleh bra yang Kara gunakan.Bara menurunkan kan posisi kursi Kara hingga sedatar yang ia bisa. Dengan cekatan Bara naik ke tubuh Kara yang sedikit lagi setengah telan jang itu.Bara memandangi wajah Kara yang dalam gelapnya suasana dalam mobil itu. "Kau tahu sayang, berdekatan dengan mu membuat tubuh ku selalu merasakan sengatan-sengatan listrik yang kalau tidak aku salurkan maka akan menyiksa diri ku. Apa kau yakin kau menyukai bidang fashion design, bukan bidang elektronik?" gombalny
Bara terus memeluk erat tubuh Kara dari belakang sambil sesekali mere mas dua benda kenyal kesukaan nya.Sensasi dingin nya air kolam malam itu dan sentuhan hangat Bara sungguh membuat Kara merasakan perasaan yang berbeda."Kau sungguh tahu bagaimana cara bercinta tuan Elbara," ujar Kara dengan suara yang terdengar seperti desahan itu."Apa kau suka, sayang?" tanya Bara sambil terus menciumi leher Kara dan bergerilya di puncak mount Everest.Bara membalikan tubuh Kara hingga menghadap padanya lalu Bara menye sap gunung mountain Everest itu bergantian.Bara berjalan maju hingga membuat Kara terus berjalan mundur dalam kungkugan Bara yang akhirnya membawa mereka sampai di tepi ranjang sepesial yang sudah disiapkan nya.Bara tersenyum dan berkata, "Naiklah, karena kelas bercinta di bawah sinaran rembulan akan segera di mulai." ucapnya sambil menaikan tubuh Kara di ranjang apung itu. "Hei, ini tidak—" Ucap Kara begitu terkejut kalau ternyata ranjang itu bukanlah ranjang yang mengapung di
"Kau melamarku? Lagi?" tanya Kara dengan nada tak percaya.Kara melihat ke dalam mata Bara, "Bersediakah kau Karamel, sehidup semati dengan ku Elbara?" ulang Bara sekali lagi."Yes, I do." ucap Kara sambil menitikkan air mata. Hati nya sungguh sudah terpaut dengan pria tampan di depannya ini. Kara mengecup bibir Bara lembut."Aku bahkan tidak memberikan sebuah cincin sewaktu aku melamarmu. Dan cincin pernikahan itu bukan aku yang beli, jadi apakah malam ini sudah terlambat bagi ku untuk memasang kan cincin baru ini di jari mu, sayang?" Tanya Bara lembut.Kara menggeleng dan menyodorkan jari manis nya pada Bara untuk dipasangkan cincin itu."Waow ... kenapa bisa pas begini?" seru Kara kagum."Bagaimana kau tahu ukuran jari manis ku tuan Elbara?" tanya Kara sambil mengambil cincin untuk ia pasangkan ke jari Bara."Jangankan ukuran jari mu, ukuran pakaian mu luar dan dalam saja aku tahu." Goda Bara, membuat Kara menggigit tangan Bara yang tadi nya ingin ia pasangkan cincin di jarinya.
Singkat cerita semua sudah ada di aula itu. Mulai dari para eksekutif perusahaan, para designer, dan para model. Juan pun sebagai konsultan perusahaan Bara juga telah tiba.Bara, Elka, Juan serta Johan duduk di depan menghadap pada para eksekutif, designer dan model yang ada."Baiklah, ada pun tujuan ku meminta kita semua untuk berkumpul pagi ini di aula ini karena aku ingin mengapresiasi dua mahakarya yang telah di buat oleh desainer utama kita, Johan Demean, yang akan menjadi pusat Fashion kita musim ini." Ucap Juan yang diikuti oleh tepuk tangan semua orang yang hadir di aula itu.Juan pun meminta staff hotel untuk memajang dua rancangan Johan ke depan semua orang. Juan juga meminta staff hotel untuk memajang dua rancangan Johan ke depan semua orang."Tapi seperti yang kalian semua ketahui bahwa setiap musim kita hanya akan memilih satu rancangan saja yang menjadi pusat design kita." Juan mulai berbicara lagi."Dan karena itulah aku membutuhkan kalian semua hadir disini, membantu k