Bara terus memeluk erat tubuh Kara dari belakang sambil sesekali mere mas dua benda kenyal kesukaan nya.Sensasi dingin nya air kolam malam itu dan sentuhan hangat Bara sungguh membuat Kara merasakan perasaan yang berbeda."Kau sungguh tahu bagaimana cara bercinta tuan Elbara," ujar Kara dengan suara yang terdengar seperti desahan itu."Apa kau suka, sayang?" tanya Bara sambil terus menciumi leher Kara dan bergerilya di puncak mount Everest.Bara membalikan tubuh Kara hingga menghadap padanya lalu Bara menye sap gunung mountain Everest itu bergantian.Bara berjalan maju hingga membuat Kara terus berjalan mundur dalam kungkugan Bara yang akhirnya membawa mereka sampai di tepi ranjang sepesial yang sudah disiapkan nya.Bara tersenyum dan berkata, "Naiklah, karena kelas bercinta di bawah sinaran rembulan akan segera di mulai." ucapnya sambil menaikan tubuh Kara di ranjang apung itu. "Hei, ini tidak—" Ucap Kara begitu terkejut kalau ternyata ranjang itu bukanlah ranjang yang mengapung di
"Kau melamarku? Lagi?" tanya Kara dengan nada tak percaya.Kara melihat ke dalam mata Bara, "Bersediakah kau Karamel, sehidup semati dengan ku Elbara?" ulang Bara sekali lagi."Yes, I do." ucap Kara sambil menitikkan air mata. Hati nya sungguh sudah terpaut dengan pria tampan di depannya ini. Kara mengecup bibir Bara lembut."Aku bahkan tidak memberikan sebuah cincin sewaktu aku melamarmu. Dan cincin pernikahan itu bukan aku yang beli, jadi apakah malam ini sudah terlambat bagi ku untuk memasang kan cincin baru ini di jari mu, sayang?" Tanya Bara lembut.Kara menggeleng dan menyodorkan jari manis nya pada Bara untuk dipasangkan cincin itu."Waow ... kenapa bisa pas begini?" seru Kara kagum."Bagaimana kau tahu ukuran jari manis ku tuan Elbara?" tanya Kara sambil mengambil cincin untuk ia pasangkan ke jari Bara."Jangankan ukuran jari mu, ukuran pakaian mu luar dan dalam saja aku tahu." Goda Bara, membuat Kara menggigit tangan Bara yang tadi nya ingin ia pasangkan cincin di jarinya.
Singkat cerita semua sudah ada di aula itu. Mulai dari para eksekutif perusahaan, para designer, dan para model. Juan pun sebagai konsultan perusahaan Bara juga telah tiba.Bara, Elka, Juan serta Johan duduk di depan menghadap pada para eksekutif, designer dan model yang ada."Baiklah, ada pun tujuan ku meminta kita semua untuk berkumpul pagi ini di aula ini karena aku ingin mengapresiasi dua mahakarya yang telah di buat oleh desainer utama kita, Johan Demean, yang akan menjadi pusat Fashion kita musim ini." Ucap Juan yang diikuti oleh tepuk tangan semua orang yang hadir di aula itu.Juan pun meminta staff hotel untuk memajang dua rancangan Johan ke depan semua orang. Juan juga meminta staff hotel untuk memajang dua rancangan Johan ke depan semua orang."Tapi seperti yang kalian semua ketahui bahwa setiap musim kita hanya akan memilih satu rancangan saja yang menjadi pusat design kita." Juan mulai berbicara lagi."Dan karena itulah aku membutuhkan kalian semua hadir disini, membantu k
"Vivian, kau pasti tahu, bagi seorang designer pemula, untuk sampai ke tahap seleksi seperti kemarin saja sangat tidak mungkin bahkan mustahil. Tapi rancangan mu bahkan sampai terpilih oleh tuan Juan, tidak kah kau bertanya-tanya mengapa hal itu sampai terjadi?" Johan memulai taktik kotornya."Memang apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kara dengan wajah pura-pura bodoh nya."Heem ... ya ... heeem ... kau tahu, aku terpaksa harus mengakui rancangan mu sebagai rancangan ku." Seru Johan sedikit kikuk."Maksud mu, kau mengakui rancangan yang sudah berkali-kali kau tolak itu sebagai rancangan mu?" ulang Kara, dalam hati Kara ingin rasa nya menampol wajah munafik pria di depannya ini. "Aku melihat ada potensi di rancangan mu itu." Tukas Johan."Benarkah? heem ... Potensi? Potensi di rancangan ku?!" Kara terus mengulangi perkataan Johan sambil tersenyum. Berpura-pura bodoh agar Johan tidak curiga, agar Johan mengira Kara dapat di manipulasi nya."Ya. Kau pasti tahu kan, Vivian. Kalau rancan
"No! Big no!! Aku gak bisa! Aku hanya akan mengacaukan segalanya." Tolak Gabby tegas."Kenapa tidak kau sendiri saja, kak?! Kau cantik! Kau cukup memakai sepatu high heels yang tinggi maka tidak akan jadi masalah." Tukas Dimitri."Tidak! Aku tidak mau ada yang melihat Istriku berlenggak lenggok di atas catwalk!" sentak Bara."See? Kau dengar sendiri alasannya kan, Gabby." ucap Kara sambil menghela nafas pelan."Jadi kalau bukan Gabby, siapa lagi?" tanya Bara kembali ke topik awal pembicaraan."Moon!" seru Kara yang tiba-tiba dia teringat pada Moon.Selain Moon itu cantik dan tinggi, Kara yakin Moon yang lebih dulu turun di dunia fashion ini dari nya, pasti sedikit banyak tahu cara jalan di catwalk."Moon?" ulang Bara. "Maksud mu Mona lisa?" tanya Bara."Mona lisa?" Ulang Kara yang malah tidak mengenali nama siapa yang di sebut kan oleh Bara. "Moon. Maimoonah!! Salah satu designer mu." tukas Kara.Bara dan Elka saling pandang lalu tersenyum. "Kara, nama asli Moon itu bukan Maimooonah t
"Maaf aku menganggu tuan dan nona, aku dari tim produksi nona Kara. Panggil saja nyonya Harry. Harry adalah nama suami ku, tapi karena ada orang lain yang memiliki nama yang sama dengan ku maka aku lebih suka di panggil nyonya Harry." terang nya sangat komplit.Bara dan Kara saling pandang."Aku kemari ingin mengabari mu kalau pakaian itu sudah siap. Kalau bisa tolong panggilkan model nya untuk mencoba pakaian itu supaya kau dan tim kita bisa melakukan finalisasi." Ujar nya sopan."Syukur lah kalau memang begitu." Ucap Kara senang dan langsung menelepon Moon untuk datang ke ruang produksi dadakan itu."Moon, datanglah kemari. Cepat, ya. Aku di ruang produksi." ujar Kara sangat bersemangat.Semua tim emergency mission ada di dalam ruangan itu. Kara, Bara, Elka, Gabby, dan tak lupa juga Dimitri, yang lebih memilih mendampingi Gabby dari pada duduk di acara seminar nya."Ini sungguh cantik, Kara." Gumam Moon ketika pantulan dirinya yang sedang mengenakan pakaian rancangan Kara."Gaun ini
"Apa kau yakin Jo?" tiba-tiba Juan menyela perkataan Johan."Tentu saja tuan Juan." Jawab Johan sambil mengepalkan tangannya yang mulai gemetar.Johan menelan saliva nya. Firasat nya mengatakan akan ada hal buruk yang terjadi."Kau yakin, alasan gaun itu dinamakan The secreet of night adalah seperti yang kau katakan tadi? bukan karena hal ini?"Tiba-tiba lampu di dalam ruangan itu semua nya gelap dan hanya ada lampu sorot samar-samar yang mengarah pada salah satu pojokan ballroom dan tentu saja juga ada yang tetap mengarah pada Johan dan Britany.Disana terlihat seorang wanita tengah menggunakan pakaian yang terlihat sama persis seperti pakaian yang digunakan oleh modelnya Johan.Wanita itu berjalan dengan elegan bak model profesional ke arah stage, tempat dimana Johan dan Britany berada.Saat wanita itu berjalan, di bawah sorotan lampu yang redup itu, di saat itu lah terlihat bahwa gaun wanita yang terlihat sama persis seperti gaun yang digunakan oleh modelnya Johan itu, ternyata jau
Walaupun masih dalam mode terkejut tapi orang- orang bertepuk tangan dengan sangat meriah saat Kara naik ke Stage.Beberapa dari mereka ada yang berbisik-bisik. Tapi itu wajar saja mengingat dua orang yang ada di hadapan mereka adalah pemeran utama video ciuman panas yang sempat beredar beberapa waktu lalu.Suara riuh semakin memenuhi ruangan itu, saat Bara tidak segan-segan mencium Kara di depan umum."I love you." ucap Bara begitu melepaskan bibir nya dari bibir Kara."I love you too." Jawab Kara sambil tersenyum sangat cantik.Bara tersenyum pada semua orang yang hadir dan berkata. "Aku tahu ada banyak tanda tanya dalam pikiran kalian saat ini, dan aku berjanji. Aku akan memberikan penjelasan ku untuk semua hal itu. Tapi saat ini izin kan aku untuk menyelesaikan urusan ku dengan designer ku terlebih dahulu.Bara menoleh pada Johan dan berkata, "Jo, sebenarnya aku tidak ingin semuanya berakhir seperti ini. Tapi sikap culas mu yang tidak juga kau ubah sampai hari ini, membuat ku terp